Kun Fayakun

Friday, September 14, 2012



Katakanlah alam semesta ini terbentuk oleh sebab akibat. Dan kita manusia dan segala isinya terhubung secara tidak kasat mata oleh benang yang bernama takdir. Sesuatu tidak akan terjadi kalau yang lain belum terjadi. Si A tidak akan menjadi A kalau B belum menjadi B.

Jadi apa yang dilakukan Jono akan berpengaruh terhadap Joni dimana bila Joni tidak melakukan itu maka Juminten akan gagal melakukan yang lainnya sehingga kalau Juminten gagal akibatnya Jumadi tidak akan berhasil melaksanakan misinya, maka dunia akan kacau balau .

Ibarat sebuah lukisan yang terbentuk dari campuran berbagai warna, dari ratusan garis yang dihubungkan oleh beribu titik. Semua saling terhubung menciptakan harmoni sehingga sim salabim jadilah lukisan bunga matahari.

Sebenarnya saya mau ngomong apa sih??

Jadi gini ceritanya, tadi siang saya lagi di toilet kantor. Disitu ada cewek yang sebelahan sama divisi saya . Selama ini kalau ketemu di kamar mandi, di mushola, di lift, saya dan dia tidak pernah saling sapa. Tapi hari ini saya tergerak untuk menyapanya.

Adegan di Toilet

Sambil cuci tangan di wastafel, lirik-lirik ke kaca, sapa ngga ya, sapa ngga ya. Sapa ngga sapa ngga sapa. Oke .

Setelah basa-basi nanyain udah sholat belum, bicarain ac yang terlalu dingin, trus percakapan berlanjut.

Saya :“ Mba udah lama ya nikahnya?”
Si Mba : “ Iya, udah 6 bulan”
Oooo ( dalam hati, masih lamaan aku dong udah 4 tahun )
Si Mba : “ Udah punya baby mba ?”

Detik itu saya  langsung menyesal menyapa, tau gitu dari tadi diem aja, daripada ditanyain pertanyaan itu lagi. Namun demi kesopanan saya pun menjawab

Saya : “ Belum mba, hehehehe ( dalam hati meringis)
Si Mba ; “ Wah sama dong mba, saya juga belum ( pelukan berasa senasib)

Dan seterusnya akhirnya saya dan dia malah mengobrol panjang lebar . Banyak banget yang kami omongin yang menghantarkan kami ke satu kesimpulan. Semua hal ada sebab akibatnya.

Setelah keluar dari toilet saya jadi mikir. Hmm bener juga yah kata si mba tadi bahwa semua itu udah ada yang ngatur, jadi ga perlu sedih kalo belum dapet apa yang kita inginkan.

Nah disinilah saya mulai berpikir tentang alam semesta seperti yang di paragraph pertama tadi. Jadi saya mau menganalisa, bagaimana proses terlahirnya seseorang ke dunia yang fana ini. Hasil analisa sementara saya begini.

Memiliki anak itu, bukan hanya antara si suami dan istri. Bukan pula tentang ayah, ibu, dan anak itu kelak. Tapi ada suatu system yag lebih besar dari itu. Bahwa kehadiran seorang manusia di bumi ini ada pengaruhnya dengan kehadiran orang lain.

Dalam kasus ini, saya mengambil contoh, saya dan suami yang terpaut usia sebanyak lima tahun.

Di dalam AlQuran dikatakan, bahwa sejak seorang anak di dalam kandungan, maka telah ditulis tentang rezeki, jodoh dan umur, dan jalan hidupnya. Saat suami saya lahir, maka malaikat menulis di dalam kitab lauhul mahfuz nya.

Nama : Teguh S
Rezeki : Bekerja di perusahaan X di sumatera utara
Jodoh : Windi Widiastuty, bertemu di usia 29 tahun.Beda usia 5 tahun
Umur : YYY, penyebab : ZZZ

Saat suami saya dilahirkan pada Juni tahun 1978. Pada bulan itu terjadi ledakan pertama wahana antariksa di GEO (Geostationary Earth Orbit) .Yang mana saat itu Ayah dan ibu saya masih pacaran di Medan. Dua tahun kemudian, saat suami saya baru selesai disapih ibunya, ayah dan ibu saya memutuskan menikah.

Karena saya sudah ditakdirkan untuk berjodoh dengan suami dimana saya dan suami tertulis terpaut 5 tahun, maka saya harus lahir di tahun 1983,makanya saya tidak bisa menjadi anak pertama ibu saya. Ahirnya tahun 1981 setahun setelah pernikahan mereka abang saya lahir.

Dimana saat abang saya masih di dalam kandungan, ditulislah jalan hidupnua, ia akan berjodoh dengan seorang wanita bernama Roslina yang terpaut umurnya sebanyak 4 tahun, maka saat itu orang tua kakak ipar saya kelak pun harus sabar menunggu mendapatkan bayi perempuannya demi kesesuaian cerita tadi.

Nah di satu sisi, kelak saya akan dikenalkan ke suami melalui salah seorang teman kuliah saya yang nantinya adalah teman kerja suami. Nantinya di saat abang saya masuk sekolah, saya merengek-rengek kepada ibu saya untuk ikut sekolah, akhirnya saya kecepetan 1 tahun masuk SD. Sehingga usia saya dan teman kuliah saya tadi harus berbeda 1 tahun, Dia harus lebih tua dari saya. Maka harus diatur pula kapan tepatnya lahir teman saya tersebut. Karena saya lahir tahun 1983, maka di tahun 1982 dia harus brojol, sebutlah namanya Wati.

Sementara itu, pada tahun 1960, seorang bayi laki-laki lahir, kita namakan di Albert. Jalan hidupnya tertulis nantinya di umur 40 dia akan menjadi atasan saya di perusahaan Y. Nah karena di jalan hidup saya, saya akan kerja di BRI pada usia 22 tahun. Berarti usia kami akan terpaut sebanyak 18 tahun.

Maka saya harus lahir saat Mr Albert umur 18 tahun, dan suami saya umur 5 tahun dimana teman saya Wati harus berusia 1 tahun.

Terserah mau percaya atau tidak, mau setuju atau tidak. Analisa saya tersebut, akhirnya membawa kesadaran penuh kepada saya. Bahwa kelahiran seseorang itu sangat banyak hal yang mempengaruhi. Bukan tingkat kesuburan suami dan istri, bukan pula factor kuantitas bertemu. Tapi memang system yang sudah diatur sampai rigit terkecil oleh yang Maha Kuasa.

Kun maka Kun. Ga pake tawar menawar.

Mau ada gunung meletus, gempa bumi, tsunami kalau memang seorang bayi harus lahir, ya lahir dengan selamat. Tidak peduli seberapa dahsyat bencana yang ada.

Kemarin-kemarin saya sempat sediih banget, kalau ada yang nyinggung-nyinggung soal isi perut saya. Kejadian saat lebaran. Baru rumah pertama bertandang saya langsung diberondong dengan pertanyaan, " Udah isi Belum?, ditunda ya?, kapan lagi ?. Duuuh, kalau saja yang nanya itu tahu bagaimana perasaan saya. Tapi sekarang, saya ingin selalu berpositif thinking padaNya. Karena sudah begitu banyak doa-doa saya yang dijabahNya, kalau ada satu dua yang belum terkabul, hanya belum waktunya saja.

Teman-teman pasangan suami istri senasib, saya ingin mengatakan hal ini. Mungkin terlalu sering kita mendengar orang berkata “ Sabar, semua ada waktunya”. Atau “ Coba berobat kesini, manjur lho”. Terlalu sering pertanyaan-pertanyaan yang mengusik telinga kita. Bisa jadi pertanyaan itu memang bentuk kepedulian, atau hanya ingin tahu saja, atau apalah yang hanya si penanya yang tahu. Tapi pastinya dibalik semua itu, memang ada suatu rahasia yang membuat kita harus menunggu lebih lama dari orang lain.

Siapa tahu, calon baby kita kelak harus lahir beberapa tahun setelah seorang pria soleh dihadirkan dulu melalui rahim seorang wanita di suatu tempat yang entah, jika bayi itu perempuan. Siapa tahu, nantinya ia akan menjadi penemu bahan bakar yang terbuat dari debu pada tahun 2028  sehingga lahirnya harus tepat hitung mundur saat ia berumur 25 tahun.

Atau bisa jadi calon bayi kita harus menunggu untuk meramaikan hiruk pikuk dunia ini, karena si pemilik alam rahim itu sendiri, Sang Rahim ( Maha Pengasih) masih ingin mengajarinya banyak hal di sana

Anggap saja, Yang Kuasa masih ingin mendengar doa di sujud-sujud panjang kita. Mungkin pula, dia ingin menguatkan mahligai rumah tangga kita dengan membuat kita selalu mendukung satu sama lain. Ia terlalu sayang kepada kita sehingga ingin memberi suatu rasa nikmat dengan dosis tinggi yang mungkin  orang lain tidak rasakan pada saat kita menerima titipannya kelak

Apapun itu, seperti yang sudah-sudah, sebagai pemeran di panggung sandiwara ini kita harus mengikuti skenario yang sudah di tulis Nya.







Hip Hip Hurray Tujuh Belasan


Gara-gara usia saya dan abang saya hanya terpaut dua tahun, maka sejak kecil saya nempel terus kemana abang saya pergi. Dia main ketapel saya ikutan, dia manjat pohon rambe saya ga mau ketinggalan, dia berenang di sungai ya saya ngekor juga, bahkan nengkepin ikan gobi di parit pun saya selalu dengan setia ngintil di belakangnya.

Saat akhirnya abang saya harus mendaftar sekolah dasar, saya terpaksa ga bisa ikutan lagi, hiks sediih sekali waktu itu. Karena ga mau pisah dan selalu ngerecokin akhirnya setahun kemudian saya didaftarkan sekolah juga. Saat itu umur saya baru 5 tahun. Dengan badan mungil dan umur yang masih kecil praktis saya selalu menjadi anak bawang di kelas. Anak bawang itu, kalau diibaratkan kartu dia itu joker, bisa kemana aja, kebal terhadap segala hukuman, dan dianggap ga pernah bersalah. Masih inget , penggilan saya dulu tuh si unyil, ada juga yang manggil ikan teri, karena saya imut-imut banget. Waktu TK malah ada temen yang suka sekali kalau duduk sambil mangku saya, xixixi.

Awalnya sih asik-asik aja, kalau ada kerja bakti di sekolah pasti dikasi kerjaan yang ringan-ringan. Mulai bermasalah, saat hari kemerdekaan tiba, tujuh belas Agustus. Udah lazim kan kalau menjelang tujuh belasan pasti banyak banget diadakan berbagai macam lomba. Lomba makan kerupuk lah, junjung botol, guli dalam sendok, balap karung, lomba lari, wah banyak deh. Saya pun sibuk ikut mendaftar, ingin  berpartisipasi dan sangat berharap bakal menang. Padahal hadiahnya ya waktu itu palingan buku tulis sama pensil.

Lomba pun dibagi dalam beberapa kategori. Salah satunya sesuai umur, ada juga sesuai kelas, misalnya kategori umur 5-7 tahun atau kelas 1-3 SD. Nah , mau ikut kategori manapaun, saya selalu menjadi peserta yang terkecil. Bisa dipastikan, tak satupun lomba tujuh belasan yang saya menangkan. Pas lomba makan kerupuk, ukuran kerupuk dengan mulut ,gedean kerupuknya, saya ngunyahnya 32 kali baru ditelen, peserta yang lain udah habis. Ikut lomba balap karung, kesrimpet terus sama si karung. Lomba lari, kaki saya kalah lebar dibanding anak lain. Hadeeeh, frustasi banget rasanya. 




Sebenarnya saya jago lompat tali, tapi entah kenapa ga pernah dilombain pas agustusan. Akhirnya lama-lama saya menyadari dengan sendirinya, pokoknya segala perlombaan yang melibatkan fisik saya harus melipir jauh-jauh, cukup jadi penonton saja. Saya sering menghayal, gimana yah biar badan saya bisa tinggi trus kaki saya bisa panjang biar bisa menang macem-macem lomba, minimal makan kerupuk.

Bertahun-tahun kemudian, setelah puluhan agustusan saya lewati, akhirnya saya menemukan si belahan jiwa. Kami tinggal di perkebunan di daerah Kisaran, Sumatera Utara. Tradisi di perkebunan setiap tujuh belasan mengadakan lomba untuk semua kalangan. Mulai dari anak-anak sampai untuk orang dewasa. Paling seru, lomba untuk suami istri. Ada lomba jogged jeruk. Jadi jeruk diletakkan diantar kening suami dan istri, terus diputar lagu dangdut dan mereka harus jogged. Siapa yang bertahan sampai akhir tanpa menjatuhkan jeruk dia yang menang. Sekali lagi saya hanya jadi penonton, soalnya malu mau ikutan.




Tapi entah mengapa, saya ingiin sekali memenangkan salah satu hadiah yang disediakan panitia. Hadiahnya sih ga seberapa, ada uang, peralatan dapur, kaos, handuk, macem-macem gitu. Dan ada piala. Wow melihat piala, mata saya berbinar-binar. Dengan tekad membara, saya kuatkan hati untuk ikut lomba apa aja deh yang penting bisa menang.

“ Yak, kepada para suami yang ingin ikut lomba gendong istri silahkan mendaftar ke meja panitia”

Aih, pucuk dicinta ulam pun tiba, dengan setengah memaksa saya seret suami ke meja panitia. Dengan wajah memelas saya bujuk dia “ Ikut yah mas, pliiisss”. Entah ikhlas entah tidak, suami saya pun mendaftakan nama kami, yess.

Tak disangka ternyata pesertanya membludak, jadilah perlombaan dibagi dalam 6 sesi. Setelah diterangkan aturannya, dan ditunjuk garis finish, saya pun segera bertengger di punggung suami. Sebelum panitia meniup peluitnya, saya bisikkan ke telinga suami, “ Mas, adek belum pernah sekalipun menang tujuh belasan, plis mas usahain ya kita menang” ;).

Priiit…….

Begitu ditiup peluit, suami pun berlari secepatnya. Ternyata ada untungnya juga saya ga terlalu ndut, jadi masih masuk dalam kategori ringan untuk digendong. Sanking serunya, penonton berteriak-teriak menyemangati. Ada pasangan yang istrinya lebih gemuk dari suami, terang saja baru beberapa langkah udah jatuh. Ada lagi yang karena gak sabaran, belum mencapai garis di salah satu ujung langsung balik menuju garis start sekaligus garis finish, akibatnya didiskualifikasi. Pokoknya lucu-lucu deh. Saya pun teriak-teriak diatas punggung suami, menyemangati dia sekaligus berpegangan erat supaya ga sampai jatuh. Udah ga peduli lagi deh, urat malu rasanya udah putus, dan ga merhatiin peserta lain.

Begitu sampai di garis finish penonton pun bersorak, horeeee… Ahahaha siapa sangka, kami jadi peserta tercepat, cihuuuy. Akhirnyaaa, saya bisa juga menang lomba tujuh belasan. Tepatnya sih suami yang menang, lah saya Cuma nangkring doang. Ga peduli lah, yang penting saya menang, horee horee.



Kalau nginget-nginget kejadian itu lagi, pasti suami saya ngomel-ngomel. Katanya, “ Sebenernya ade tuh berat tauk, mas kasihan aja ade ga pernah menang lomba makan kerupuk “. Duuh, gemes banget deh kalau dia lagi misuh-misuh gitu.

Sekarang, kalau pas tujuh belasan lagi, rasa penasaran saya tuntas sudah. Yang penting udah pernah jadi juara tujuh belasan, Puaaas deh. Tujuh belasan kali itu menjadi tujuh belasan paling membahagiakan dalam hidup saya. Tapi kalau disuruh ikutan lagi, hmmm saya ga mau  soalnya sekarang udah berat, mana kuat lagi suami gendong saya sambil lari-lari J

Itu ceritaku, kalau kamu, apa nih kenanganmu di hari kemerdekaan. Atau punya kenangan saat lebaran ?. Ikutan Kontes Kenangan Bersama Sumiyati-Radit Cellular yuks. 




Ket ; Gambar dari Google


Sekar Blog Competition

Akhirnyaaaa, punya kesempatan juga buka-buka internet setelah setumpuk pekerjaan yang ga ada matinya. Begitu terkoneksi ke internet , wow saya diserbu dengan berbagai macam lomba yang sangat menggiurkan, mana temanya asik-asik banget lagi, aduuh mupeng.  Sebagai seorang yang sangat hobi ikut lomba, melihat pengumuman lomba berserakan disana-sini tapi ga bisa ikutan, itu adalah sesuatu yang sangat menyiksa Jenderal.

Karena waktu yang sangat terbatas, pulang ngantor udah tepar banget, jadi saya putuskan kulik-kulik lomba yang gampang aja deh, yang ga perlu waktu lama buat ikutan dan ga ribet syaratnya. Dan eng ing eng, saya nemu lomba blog dari Majalah Sekar. Lomba blog ini adalah salah satu kegiatan dari rangkaian acara Womenpreneur Awards 2012. Itu tuh, award yang diberikan untuk perempuan-perempuan yang berjiwa enterpreneur dan sukses di bidangnya.


Cara ikutannya gampang banget. Tinggal klik banner diatas, trus ntar muncul form pendaftaran , seperti dibawah ini.


Berbeda dengan lomba blog ada selama ini, lomba blog majalah sekar ini kita cukup ngisi formulir aja. Yang penting kalau kamu perempuan, berusia 23 sampai 45 tahun dan punya blog pribadi dengan tema apa saja bebas, bisa ikutan lomba ini.

Lah terus penilaiannya darimana dong. Hmm ntar si mimin majalah Sekar bakal ngunjungin blog kita, udah gitu dilihat -lihat deh isi blognya dan salah satu nilai tambahnya adalah jumlah pengunjung di blog kita ini. Jadi ga perlu pusing-pusing mikirin nulis tentang apaaaa gitu, seperti lomba blog lainnya. Cukup sharing aja tentang info lomba ini ke teman-tema kita . Ga ribet sama sekali kan.

Oya, setelah formnya diisi lengkap, jangan lupa pasang kode banner lomba nya di blog kita. Caranya ada tuh dikasih tau. tinggal copy kode html nya dan tempel deh di blog. Udah, gitu ajaa.

Oke daah, balik kerja maniing, saatnya koneksi diputuskan lagi. Jangan lupa ikutan friend. Belum bisa jadi pemenang Womenpreuneur awards nya, ikutan lomba blognya aja dulu , siapa tahu ntar-ntar jadi finalis womenpreneur nya :D.

Info lebih lengkap bisa dilihat di http://www.majalahsekar.com/


Horee .... Horee

Saturday, September 8, 2012

Ikut kuis atau lomba menulis itu memang asik banget yah. Modalnya cuma komputer sama jaringan internet. Ketak-ketik, cerita sesuai tema , lengkapi persyaratan, submit, udah gitu aja. Setelah itu tinggal tunggu pengumuman. Nah, kalau nunggu pengumuman tuh kitanya pasti harap-harap cemas, ga konsen ngapa-ngapain, makanya saran saya kalau ikutan lomba ga usah ditungguin. Untuk membuat harapan terus tumbuh dan kesempatan lebih besar, sering-seringlah ikut lomba. Kalah disini, mudah-mudahan menang disana.

Tapi, sejak menjelang lebaran sampai hari ini, saya harus menahan diri untuk ikut lomba-lomba. Padahal tangan udah gatel banget pengen ikutan. Apalagi ngeliat hadiahnya yang bikin ngiler, duuh ijo mata saya. Walaupun bukan hadiah tujuan utama, tapi tetep hadiah merupakan katalis utnuk semangat, xixixi. Apalah daya, di tempat kerja yang baru sinyal susah banget. Boro-boro mau buka internet buat browsing,buka twitter or FB aja susahnya minta ampun.

Tapii, namanya rezeki itu memang ngga kemana. Walaupun udah ga ikutan lomba apa-apa, ternyata lomba-lomba sebelumnya banyak yang sudah pengumuman. Saya sudah ngga inget lomba yang saya ikuti. Dan ga bisa internet juga, ya sudahlah. Eh ternyata walau udah balik ke Sumatera si JNE masih bisa ngelacak alamat saya.

Kemarin dapet kirimin buku dari si emak gaol @windakisnadefa karena saya menang Giveaway yang diadain beliau, duh senengnya. Trus dapet email dari Rama Klik IT, saya menang lomba blog pengalaman buruk dengan kabel berantakan. Bukan pemenang utama sih, but who cares?.  Hadiahnya satu set klik IT KLI0S2, yippie berguna banget tuh si kabel pastinya buat saya. Dan terakhir di siang bolong kemarin dapet telepon dari Vaseline, kalau cerita saya tentang pengalaman memakai Vaseline terpilih sebagai salah satu inspiring story dan dapet hadiah Perfect Gift dari Vaseline, yeaay, ga perlu beli lotion sampe tiga bulan ke depan nih kayaknya.



Alhamdulillah, ternyata menulis itu benar-benar kegiatan yang ga ada ruginya sama sekali. Bukan soal hadiahnya, tapi bagaimana pengalaman menulis itu membawa hal-hal positif bagi saya. Termasuk perasaan bahagia setiap menghasilkan satu tulisan walau sekedar pengalaman yang dialami sehari-hari. Ditambah bonus, kalau beruntung bisa dapet hadiah lagi.

Trus, apa yang membuatmu masih berfikir untuk mulai menulis freeend. :))

10 Things I Love About Jakarta

Sunday, September 2, 2012
Wah, ternyata sudah seminggu saya resmi meninggalkan Jakarta. Kota yang dulu saat saya masih di Medan menjadi kota yang paling sering kali saya cibir. Jakarta??? ih NO NO. Melihat keadaan kota ini di televisi saja sudah membuat saya bergidik. Macet, banjir, pencopetan, pemerkosaan, sampah dimana-mana. Gambaran tersebut selalu berulang-ulang ditayangkan, membuat saya selalu berfikir betapa kasihan orang-orang yang harus tinggal dan menetap di sana.

Kualat. Pernah dengar kata itu ?.

Saat saya duduk di sekolah menengah pertama dulu, setiap hari Jum'at pagi, di depan sekolah akan lewat serombongan ABRI. berlari-lari sambil menenteng senjata dan menyanyikan beberapa lagu. Saya dan teman-teman suka meneriaki mereka " Kodok ijo kodok ijo". Bahkan ada temen saya yang sering berujar. " Ih amit-amit dah sama mereka. Padahal katanya pamali bilang begitu. Benar saja, beberapa tahun kemudian teman saya yang ngomong gitu, nikah sama salah satu yang kami sebut "kodok ijo" itu. :).

Pun demikian. Saat masih bertugas di unit kerja yang lama, saya sering banget ngomong sama rekan kerja saya, " Biar dibayar berjuta-juta pun, aku ngga akan mau tinggal di Jakarta". Beuggh, ibarat kena tulah, setahun kemudian saya dimutasi ke Jakarta, oalah.


Dua tahun sudah saya tinggal di kota ini.  Pertama disini saya tinggal di apartemen Grand Tropic, full setahun. Gile, hidup berasa indah. Jauh dari suami agak terobati karena fasilitas yang diberikan kantor cihuy banget. Mau tidur, kasurnya empuk banget, mau makan tinggal ke restoran. Pengen olahraga, ada gym nya, Mau berenang tinggal nyemplung ke kolam renang. Mau nge-mall?, samping kanan ada mall taman anggrek, samping kiri ada Citraland, tinggal jalan doang.Pulang pergi ke diklat di jemput bis, aih enaknyoo.









Tiba penempatan dapetnya di kantor pusat. Ngekost di Benhil pulak. Ke Semanggi tinggal nyebrang. Mau makan? segala jenis makanan ada di benhil. Tanah abang dekat, Tamrin city tinggal ngesot, Blok M cuma sekali metromini, mau ke bandara bisa langsung masuk tol.  Ga ada yang susah.

Ternyata Jakarta tidak seperti gambaran saya selama ini. Ternyata lagi, tinggal di Jakarta itu menyenangkan. Apa-apa ada. Mau nyari apa aja semuaaaanyaa ada. Saya pasti bakal kangen sama kota ini.

Ada 10 hal yang bakal saya rindukan dari Jakarta :

1. Jakarta ga pernah mati lampu.



Baru hari pertama nyampe di Medan, udah disambut byar pett. Duuh, kalau udah gini, pengen banget bilang sama penduduk Jakarta kalau mereka beruntung banget ga pernah kena pemadaman bergilir.

2. Sinyal Penuh
Yup, di Jakarta tuh mau pakai operator apapun, sinyalnya masih bisa 3G deh. Kalo di Medan, okelah masih bisa 3G walau ilang timbul, seringnya sih GSM doang. Kalo di dalam rumah, hape diletakin di tempat yang tidak tepat udah langsung berubah jadi Edge, siigh. Rasanya percuma disini beli paket BB yang streaming Unlimited, lah ga bisa juga dipakai.

3. Wifi Dimana-mana


Saya memang seorang internet mania. Makanya menurut saya wifi itu salah satu penemuan terpenting abad ini. Kemarin-kemarin, kalau kuota modem saya udah tingggal mati segan hidup tak mau, saya tinggal kabur ke seberang kost-an. Disana ada Seven Eleven yangWifi nya lumayan kenceng. Cukup beli kopi or coklat se cup, saya bisa berjam-jam internetan gratis. Di Medan banyak juga, tapi butuh effort yang lebih besar. Kalau di rantau Prapat, huhuhu ga tau nih, belum survey juga.

4. Gampang Ketemu Para Ahli
Contohnya nih, mau ikut seminar menulis, banyak banget penulis dan penerbit yang ngadain, tinggal proaktif kita saja. Dan serunya, pembicaranya langsung penulis idola kita. Tak jarang para penulis tenar tersebut mengadakan jumpa fans, atau book signing di toko-toko buku seantereo Jakarta. Itu baru dalam dunia menulis. Mau dengerin ceramah agama??. Di istiqlal setiap minggunya pasti ada tuh ustad-ustad yang wara-wiri di televisi. Ga usah jauh-jauh ke istiqlal, di kantor saya sendiri sering mengundang penceramah yang notabene sudah diakui kehandalannya. Coba, kapan lagi dengerin Adyaksa Dault ceramah ( keren banget loh si bapak, bahasa arabnya kayak aer , lancaaar ). Di Jakarta kalau yang namanya mau belajar, kita bener-bener bisa berhadapan langsung dengan si master.

5. Kesempatan terbuka Luas


Masing-masing sih kembali ke pribadinya. Tapi, semua pilihan itu gampang dan tersedia di kota metropolitan ini. Kamu mau mengejar kebaikan, segala fasilitas tersedia, pesantren yang bagus, pengajian rutin yang terkordinir dengan baik, tempat-tempat penyalur bantuan. Pendek kata kalau mau dapet pahala gampang banget disini. Mau upgrade pendidikan, gampang banget, semua kursus ada di Jakarta. Mulai dari kursus jahit, masak, otomotif, bahasa. Istimewanya , kita bisa langsung diajar oleh yang terbaik. Suatu hal yang mungkin tidak didapat di tempat lain Namun, mau nyari tempat maksiat lebih gampang lagi. Segala jenis ada, mau yang kelas ecek-ecek sampai kelas yang Luxury.

6. Fasilitas Umum Lebih Baik


Walaupun masih banyak yang mencaci segala pelayanan publik di negeri ini, namun menurut pengalaman saya , di Jakarta tuh fasilitas dan pelayanan publik masih jauh lebih baik ketimbang di daerah. Sebutlah transportasi. Keluar gang saja, taksi udah ngider-ngider kesana kemari. Asal lu tahan di ongkosnya, kenyamanan bisa dinikmati tanpa perlu bersusah payah. Bandingkan dengan saat saya di Medan, keluar dari komplek perumahan yang masih dalam kawasan kota, nunggu taksi sampai hampir satu jam, tak satu pun yang lewat, tapi syukurnya ada pengganti taksi, yaitu becak motor, yiiiha. Kalau mau angkutan umum, busway masih merupakan alternatif yang bisa dipilih. Memang di jama-jam sibuk dan rute tertentu bisa seseknya minta ampun, sampe ga bisa bernafas. Namun saat weekend atau beberapa waktu yang tidak sibuk dan rute yang tidak favorit, naik busway sangat nyaman kok.

Itu baru transportasi, contoh lain rumah sakitnya. Banyak yang jelek, tapi banyak banget yang bagus, baik dari segi fasilitasnya maupun kualitas dokter-dokternya. Saat saya operasi gigi di salah satu RS gigi terkenal di Jakarta, saya tidak merasakan sakit yang berarti dibanding temen saya yang melakukan operasi yang sama di kota lain. Pipinya sampai bengkak dan susah makan berhari-hari, padahal saya satu jam setelah operasi sudah bisa langsung makan nasi padang.

Belum lagi sekolah. Segala sekolah yang bagus dan bermutu ada di Jakarta.

Namun kunci dari semuanya ya, asal kuat aja bayarnya :DD. Pokoknya yang penting pilihannya itu ada. Dibanding di daerah , bisa saja orang punya uang banyak namun yang diinginkan belum tentu ada.

7. Selalu Up To Date
Ya wajar aja sih, namanya juga ibukota. Semua barang yang terbaru bisa didapat di Jakarta. Buku-buku terbitan baru dengan gampang bisa dicari di toko-toko buku. Coba aja lihat di daerah kita yang jauh dari ibukota , harus sabar nunggu beberapa minggu bahkan beberapa bulan untuk bisa beli buku terbaru. Baju dengan gaya terbaru pun tersedia di mall-mall nya. Saya sering melihat bahwa jenis baju yang dijual di mall Jakarta dan di Medan walaupun departemen storenya sama, tapi modelnya beda, yang bagus-bagusnya ada di Jakarta, nyampe ke daerah biasanya pas udah cuci gudang.

8. Banyak diskon



Bener lo, tinggal di Jakarta itu kita bisa nikmati macem-macem diskon. Mulai diskon yang ditawarkan kartu kredit. Hampir pasti lebih dari 50 persen berlakunya di Jakarta. Apalagi kalau kita rajin mantengin situs-situs diskon, wah bisa untung banget lo, membeli atau menikmati barang dengan kualitas 100 tapi beli seharga 50 atau kurang.



9. Sumber Inspirasi
Dengan segala keruwetannya, Jakarta banyak memberi saya inspirasi dan ide untuk menulis. Segala macem karakter manusia ada di kota ini. Segala kejadian , gampang di temui. Mau nulis tentang perampokan, banyak banget tuh narasumbernya. Mau nulis tentang macet yang bikin pengen bunuh orang, tinggal plung langsung bisa mengalaminya dan merasakan sensasinya.

10. The Last But Not The Least



Terakhir , yang akan paling saya rindukan dari Jakarta adalah semua teman-teman saya selama dua tahun ini. Hiks sedih banget pisah dari mereka. Terutama, dengan my partner in Crime Deby Gurendo. Waaa, rasanya udah seperti menemukan belahan jiwa. Kemarin pas terakhir ketemu, saya sok ga ngerasa apa-apa. bersikap biasa seolah-olah besok masih ketemu, padahal nyampe kost langsung nangis bombay, huhuhu aganwatyy kangen banget niih.




And here i am. Kembali ke kota tempat orang-orang tercinta saya berada.

Sering kali, kita baru merasakan sesuatu itu terasa berarti saat sudah tidak di dekatnya lagi. Seperti itulah yang saya rasakan. Hargai apa yang kamu miliki saat ini, seburuk apapun itu. Dan hei, ga nyangka yah, ternyata Jakarta punya begitu banyak kelebihan. Daan ternyata lagi, di setiap hal yang buruk , pasti tersembunyi hal-hal baik. Tinggal bagaimana cara kita memandang saja. Bener juga kalimat yang dulu pernah saya baca. Jakarta, dibenci tapi dirindu.

Just Do It


Marketing???. It’s a big No No job to me.

Dari dulu saya selalu menghindari apapun pekerjaan yang berhubungan dengan marketing. Alasannya, karena saya menyadari saya bukan orang yang luwes, tidak juga supel, dan yang utama , ga bakat.

Saat lulus kuliah, saya sempat  bekerja di salah satu perusahaan gas. Saat itu saya diterima sebagai management trainer. Jadi selama 3 bulan masa trainee saya bekerja berpindah-pindah dari satu bagian ke bagian lain. Sebulan saya bertugas di bagian pengolahan dan produksi gas di daerah Cibitung. Pabriknya yang sudah canggih membuat saya asik-asik aja kerja disitu. Semua sudah otomasi. Control pun dilakukan via computer yang terkoneksi dengan segala macam peralatan pabrik. Menurunkan dan menaikkan tekanan. Mengatur suhu, semua dilakukan hanya dengan memencet tombol di ruang controlling. It’s ok to me. Ruangannya bersih, ber-AC, nyaman lah pokoke. Apalagi saya juga dibantu oleh beberapa operator yang sudah sangat ahli. 

Setelah dianggap menguasai seluk beluk pengolahan, kemudian saya ditugaskan ke pabrik di Medan karena mereka akan ekspansi dan membangun pabrik baru. Jadilah saya si sarjana Teknik Kimia harus nyemplung dan berkutat dengan segala tetek bengek pembangunan sebuah pabrik. Termasuk membaca blue print pabrik dan simbol-simbol yang bikin mata kelilipan, ra mudeng blas. Tapi yah lama-lama jadi ngerti juga kerjaan anak teknik sipil Seharian panas-panasan di lokasi pembangunan, ibarat perawan di sarang penyamun, saat itu saya bekerja diantara para kaum adam. Yang paling tidak saya sukai dari pekerjaan itu adalah, beratnya sepatu safety yang harus saya pakai. Ditambah mesti pakai helm saat bekerja, aaagh ga ada manis-manisnya lah. Bisa dipastikan hanya dalam waktu satu bulan, kulit saya yang sudah mati-matian di lulurin , akhirnya hitam juga. Namun demikian , saya masih sanggup melewatinya.

Bulan ketiga, saya dipindah lagi ke bagian sales engineering. Sales??. Yup. Jelas dari namanya, pasti kerjaannya jualan. Tapi yang namanya sales engineering itu ga cuma jualan doang. Produk utama pabrik tersebut adalah gas (N2,O2,Argon ). Salah satu konsumen saya saat itu adalah rumah-rumah sakit di Medan. Mereka butuh N2 dan O2 untuk operasi. Jadi kerjaannya ga Cuma jualan gasnya, tapi termasuk merencanakan letak dan instalasi aliran gas agar tepat dan sesuai dengan rancangan dan design bangunan rumah sakit. Termasuk memberi pengarahan cara pemakaian gas-gas tersebut, yang mana kalau tidak ditangani dan digunakan sesuai procedural dapat menyebabkan kecelakaan.

Makanya setiap tahu ada rumah sakit yang akan dibangun, saya segera bergerilya jualan disana. Mendekati pihak rumah sakit. Tawar menawar harga, ikut tender, meninjau lokasi, dst dst. Dan ternyata, dari ketiga pekerjaan yang saya jalani di satu perusahaan, pekerjaan marketing ini adalah yang tersulit.

Saat saya di bagian pengolahan, semua ada di teori. Bisa dipelajari, Kalau tekanan naik, tinggal gedein volume, biar tekanan turun, buka valve. Untuk memisahkan oksigen, nitrogen, argon dari udara udah ada caranya, pada suhu berapa mereka akan terpisah di tabung destilasi, berapa tekanannya. Begitupun saat merancang pabrik, sudah jelas spec bahan-bahannya, berapa jarak, berapa maksimal beban yang aman. Namun saat di marketing, sama sekali ga ada ilmu pastinya. Just Learning By Doing

Kemarin-kemarin saya sempat juga nyoba-nyoba marketing dengan masuk dalam sebuah MLM kosmetik. Adakah yang berhasil saya jual?. NOTHING. Dari mulai daftar sampai sekarang saya ga jual apapun. Alasannya sih sebenarnya cukup simpel, karena saya saja ga interest untuk memakai produknya, jadi bagaiamana saya mau menawarkan sesuatu yang saya pun tidak menggunakannya.

Dan sekarang, saya harus berkutat di dunia marketing lagi. Kali ini saya ga jualan produk yang kasat mata. Karena bisnis utama di perusahaan saya ini adalah bisnis dengan modal terbesar berupa kepercayaan.

Kerjaannya?. Saya akan bekerja sama dengan para pengusaha atau individu berpotensi dimana kami akan menjadi partner bisnis mereka, saling membantu dalam mengembangkan usaha yang mereka geluti. Berbeda dengan marketing lain, disini saya tidak hanya menjual produk, kemudian mendapat keuntungan dari hasil jualan tersebut terlepas dari apakah pembeli butuh atau tidak, puas atau tidak dengan produk yang ditawarkan.

Jadi saya harus memastikan bahwa, partner bisnis saya benar-benar membutuhkan produk yang saya tawarkan. Untuk itu saya akan menganalisa usahanya, termasuk saya membantunya mengetahui prospek bisnis ke depannya dan memberi masukan serta saran yang bermanfaat untuk perkembangan bisnisnya. Jika ternyata ia butuh tambahan modal kerja, atau tambahan buat investasi, atau untuk menggantikan biaya yang sudah dikeluarkannya, maka perusahaan kami akan menjalin kerjasama sesuai kebutuhannya. Tidak kurang dan tidak lebih. Untuk itulah dibutuhkan saling percaya diantara kami. Saya percaya dia tidak ingkar janji. Dan ia juga percaya bahwa saya akan membantunya di saat susah maupun senang. Asik banget kan kerjaan saya.

Pada kenyataannya, saya sangat baru dalam bidang ini. Dan dalam waktu yang singkat ini saya dapatkan bahwa marketer sejatinya adalah seorang artis. Dimana ia harus selalu tampil menyenangkan , tak peduli apapun suasana hatinya. Harus terus berinovasi agar client tidak bosan dan berpindah ke lain hati, Makanya dibutuhkan kreativitas disini, tak sekedar ilmu pasti. Jadi segala teori yang diberi dan ditulis oleh buku-buku tentang marketing is bullshit. Itu hanyalah pendukung, sebagai dasar agar kita tahu ilmunya saja . Pada akhirnya seni berkomunikasi dan empati menjadi kunci kesuksesan. Jadi jangan pernah remehkan seorang tenaga marketing. Karena butuh keterampilan dan kesabaran luar biasa untuk sukses menjalaninya.

Untuk itu, saya perlu belajar banyaaak banget untuk menjadi marketer handal ( ceilah ), doakan sayah yah saudara-saudara. Oya, nama pekerjaan saya adalah Account Officer. Jadi, kalau kalian butuh partner bisnis yang memiliki satu visi yaitu ingin melihat usaha anda tumbuh dan berkembang dan mengutamakan rasa saling percaya sebagai landasannya, , cari saya yah.

Sekarang kalau mendengar kata Marketing?

Marketing is Art, so Just Do it..

Prasangka

Sunday, August 26, 2012

Suatu saat saya mengantar suami ke bandara. Walaupun tidak memiliki tiket saya bisa mengantar suami sampai ke dalam gate ( you must learn everything about airport to me friends).  Saat itu HP saya mati total, saya pun mencari-cari tempat colokan untuk men-charge. Di ruang tunggu semua colokan sudah penuh. Karena masih ada waktu kira-kira empat puluh lima menit sebelum boarding, saya dan suami menjambangi kedai kopi di pojokan dekat tangga di terminal 1 B dengan terlebih dahulu menanyakan apa saya bisa mencharge hp saya disitu. Bisa, yes.

Tempatnya sumpeh, ga asik banget. Ga ada cozy-cozy nya lah. Pelayannya uugh apalagi, wajahnya jutek ketat. Sedikit pun tidak ada tersungging senyuman di bibirnya. Pelayan yang berjumlah dua orang itu seperti pasangan lesbian yang sedang bertengkar. Manyun, ga enak banget lah ngeliatnya. Bahkan mereka sama sekali tidak menanyakan kami mau pesan apa. Saya yang tadinya kepengen makan, langsung ilfil,males lah. Namun demi si HP akhirnya suami mesen secangkir cappuccino, saya cukup dengan teh botol.

Sambil menghabiskan minuman ( saya ga mau pakai kata menikmati), saya pun berbisik-bisik ke suami. Ngedumel, bilang betapa si pelayan tidak tahu yang namanya service excellent. Gimana mau laku tuh dagangannya kalau pembelinya disenyumin aja ga. Ditanya mau makan apa aja ngga.

Tak lama ,masuklah dua orang pria. Dan hey, benar-benar sama sekali ga dilayani. Akhirnya kedua pria tersebut ga jadi duduk dan langsung keluar lagi. Nah lo,parah banget kan.

Saya terus nggerundel. Suami saya diam saja mendengarkan gerutuan saya. Sesekali dia menimpali “ Udahla de, pusing amat sih mikirin orang”

Iiih ga asik bener la suamiku ini. Bosan ngomongin si pelayan, saya pun mulai mengomeli suami yang ga mau urun rembuk menimpali kesebalan saya.

Mungkin karena gak mau saya menambah dosa lebih banyak lagi, suami segera membayar minuman dan mengajak saya pergi. Kami pun bergegas meninggalkan kedai kopi itu. Sampai di pintu, tiba-tiba si mba jutek memanggil saya.

“ Mba hapenya ketinggalan nih”.

Oalah gara-gara sibuk menggosipin si mba, saya sampai lupa.

Suami  langsung ngakak ngeliat muka saya. Setelah keluar dari situ, suami menasehati saya. “ Tuh kan de, ga baik berprasangka buruk sama orang. Walaupun jutek ternyata dia baik kan. Mungkin aja dia lagi ada masalah, makanya ga senyum. Namanya kerja cuma berdua pasti capek”

Saya diam saja mendengar ceramah suami. Dalam hati saya nyesel tadi udah ngomongin si mba. Padahal ternyata hatinya baik prend. Belum tentu juga pelayan yang ramah mau seperti itu.

Saya jadi inget, dulu saya pun suka mood-moodan melayani nasabah. Seringkali suasana hati yang tidak baik saya bawa ke tempat kerja. Akibatnya kalau ada nasabah yang banyak nanya, saya langsung judes. Wah ternyata amuba di seberang laut nampak, padahal ada paus ngejogrok di depan mata bisa ga keliatan.

Pesan moral :
Pastikan baterai hp full kalau bepergian

Ngomong-ngomong soal prasangka, Saya jadi inget tentang prasangka-prasangka buruk saya yang lain..
Saya  ingin mengutip beberapa status teman, baik di Fb maupun di twitter.

Status : Oh EM Jii, ada sale di Centro, asik abis gajian, waktunya shopping
Koment : Sombong, paling juga tiga hari dah bokek

Status : Ya Allah, kuatkanlah hambamu ini menjalani hari-hari yang semakin berat
Koment : Cih, berdoa aja pake nulis di status

Status : Alhamdulillah akhirnya ketemu yang dingin-dingin setelah seharian menahan dahaga
Koment : Oooh puasa ya. Gue jg puasa tapi ga woro-woro

Status : @ executive Lounge , Terminal 1F Soetta
Koment  1: Beugh dibayari kantor bangga.

Lihatlah komentar-komentar bernada negative di atas. Saya yakin tidak ada teman-teman yang seperti itu. Jelaslah, sebenarnya yang koment itu ya saya sendiri hehehehe. Nah tanpa sadar ternyata di setiap detik ada peluang untuk mengisi pikiran dengan prasangka-prasangka gak penting tentang seseorang.

Padahal bisa jadi yang nulis status aja ga peduli sama yang ditulisnya, Cuma pengen eksis aja ga maksud apa-apa. Kita ( maksudnya saya) yang membaca kok malah sewot. Padahal lagi sejatinya social media itu jangan dibawa serius seperti kata seorang teman saya kemarin. Media yang konsepnya buat hiburan kok malah mengotori pikiran. Itu namanya kebodohan yang sangat bodoh.

Banyak yang tidak kita tahu, tapi sangat banyak yang kita duga. Kita asyik dengan dunia prasangka yang kita ciptakan sendiri. Bukankah memang lebih asyik menduga-duga. Karena dunia duga tidak butuh ilmu, cuma butuh otak kotor plus mulut bawel kaya saya.

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa  dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu menggunjing sebagian yang lain. ( Qs. Al Hujarat: 12).

Saya jadi ingat dengan cerita teman saya.
Di bandara , ada seorang ibu sedang menunggu boarding. Sambil menunggu ia membeli sebungkus biskuit untuk camilan. setelah membeli biskuit tersebut, ia duduk di sebuah kursi. Di sampingnya duduk seorang pemuda yang sedang membaca majalah. Si ibu pun mengeluarkan buku dari tas tangannya.Sambil membaca si ibu mengambil biskuit yang terletak di samping kanannya. Ketika si ibu mengambil sepotong biskuit, pemuda di sampingnya pun mengambil sepotong juga.Si ibu merasa terganggu dengan perbuatan pemuda tersebut , tapi ia diam saja, dalam hati ia bergumam" huh tidak sopan sekali".  Setiap si ibu mengambil sepotong biskuit, si pemuda pun mengambil sepotong juga sambil tersenyum kepada si ibu. Perbuatan si pemuda membuat geram si ibu, tapi ia tidak berkata apa-apa, ia hanya menyimpan kedongkolannya di dalam hati.  

Ketika biskuit tersisa satu potong lagi, si ibu bergumam dalam hati' " coba saya mau lihat apa yang akan dilakukannya". Kemudian si pemuda membelah biskuit tersebut. Ia mengambil  separuh dan mempersilahkan si ibu menikmati yang sepauh lagi. BENAR-BENAR KETERLALUAN

Kini kekesalan si ibu sudah memuncak, segera ia mengemasi barang-barangnya dan pindah ke kursi lain. Kebetulan panggilan untuk boarding sudah terdengar. Di dalam pesawat ia membuka tas tangannya untuk memasukkan buku yang tadi dibacanya. Betapa terkejutnya ia, ternyata biskuit miliknya ada di dalam tas , masih utuh.

Kini ia benar-benar menyesal dan merasa malu. Pemuda tadi membagi biskuitnya tanpa merasa marah, terganggu ataupun rugi,sementara si ibu merasakan yang sebaliknya.

Setelah saya pikir-pikir, ternyata secara logis berprasangka buruk terhadap orang lain itu memang benar-benar sangat merugikan. Kita ingat dulu zaman SD di pelajaran IPA ada bab yang mempelajari tentang azas black, dimana bunyinya  ” Kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima”.

Nah saat kita melepas energy negative kepada orang lain dalam hal ini pikiran negative tentangnya, maka secara tidak langsung kita sedang menarik hal-hal buruk darinya. Jadilah yang kita terima pun hal buruk.

Sebaliknya saat kita melepas energy positif ke lingkungan kita,maka energy tersebut akan kembali ke kita dalam bentuk yang positif pula. Hukum tarik menarik berlaku disini. Jadi jika kita dikelilingi orang yang buruk akhlaknya, jangan buru-buru menyalahkan orang lain. Introspeksi diri, jangan-jangan kita juga bagian dari mereka.

Saya punya cerita tentang keuntungan berprasangka baik kepada orang lain. Sedikit melenceng dari yang saya tulis diatas.

Seekor keledai terperosok ke dalam sumur kering yang dalam. Orang-orang berkerumun di mulut sumur tersebut. Melihat keadaan si keledai dan kedalaman sumur, bisa dipastikan tidak ada harapan si keledai bisa selamat. Maka orang-orang tersebut mulai mencangkul tanah dan melemparkannya ke dalam sumur, dengan maksud mengubur keledai itu. Melihat orang-orang diatasnya melempar tanah sambil berteriak-teriak, si keledai bangkit. Dengan semangat ia berdiri dan menginjak-ingjak tanah yang dilemparkan padanya. Orang-orang diatas sumur terus berteriak mengatakan agar si keledai berhenti bergerak dan menerima takdirnya. Beruntung si keledai ternyata tuli sehingga teriakan orang-orang tersebut disangka si keledai sebagai teriakan penyemangat untuknya . Dengan menginjak tanah yang dilempar, akhirnya si keledai bisa keluar dari sumur tersebut.

Lihatlah, ternyata prasangka baik, bisa menyelamatkan nyawa si keledai.

 “ Don’t judge a person from the face, kayaknya bener deh, ditambah satu lagi don’t judge a person from the status.

Ya Allah ampuni lah hambamu ini yang seenak udelnya menilai orang.

Ayo tinggalkan prasangka buruk. Positif thinking is a must. Seperti Firman Allah SWT

“ Aku ini seperti prasangkaan hambaku”

Klik-iT, Inovasi Kabel Berantakan

Saturday, August 11, 2012
Entah kebetulan entah tidak ya. Setiap ada lomba blog, apaa aja, saya pasti selalu punya pengalaman yang pas dengan tema yang diminta. Makanya kalau temanya saya ngga tau sama sekali, saya masih mikir-mikir buat ikut. Dan tanpa sengaja saya melihat info lomba dari Klik-IT. Temanya, pengalaman menyebalkan tentang kabel berantakan.

Sebelum saya bercerita, coba perhatikan gambar di bawah ini 



Aiih dimanakah itu gerangan?. 

Yes, itu adalah gambar yang diambil oleh fotografer amatir aka saya sendiri di dalam kamar kos-an saya. Keren kan yah. Sumprit, berantakan banget tuh kabel-kabel. Di kamar saya itu hanya ada satu stop kontak. Padahal banyak banget peralatan elektronik yang butuh colokan. Makanya saya beli kabel panjang dengan empat lobang untuk colokannya. Mendingan lah menurut saya, jadi lebih banyak tempat. Itu kabel ngga pernah kosong . Saya butuh buat kipas angin, buat rechargre Hp, buat baterai laptop. Belum lagi buat setrikaan, trus buat rice cooker. Coba hitung, satu, dua tiga, enam . Tuh kan masih kurang juga. Pasti di benak kamu langsung mikir, ya gantian aja, ribet amat sih. Hoho ngga semudah itu.

Sini saya jelaskan mengapa saya ngga bisa gantian make tuh kabel. Pertama, rice cooker, harus dicolok setiap saat, apalagi bulan puasa gini, biar nasinya tetep panas. Males banget kan, kalau sahur makan nasi dingin. Trus kipas angin, ngga bisa ngga, saya harus pake setiap saat. Tahu kan Jakarta panasnya kayak apa. Laptop, kalo pas baterainya penuh sih okelah bisa ga dicolokin. Tapi biasanya, saya isi baterai penuh setiap di kos, agar ntar di kantor ngga perlu nge-Charge lagi. Karena keadaan di kantor sama aja, terlalu banyak perlatan elektronik yang butuh colokan listrik. Lanjut, saya paling suka BBM-an sambil browsing di internet plus tidur tiduran. makanya, hape juga kudu di Charge. Yah gimana yah, si berry hitam itu kan kelemahannya memang cepet banget baterainya habis. Kalau setrikaan sih, alasannya saya ngga mau pasang-cabut, karena setrika saya tuh susah banget masukin ke stop kontaknya- agak keras gitu, jadi lebih praktis kalau dia ada disana terus. Kapan mau pakai, tinggal tombol pengatur panas nya diputar.

Sebenarnya bukan di kos saja saya punya masalah dengan stop kontak listrik. Di kantor juga. Satu kabel yang hanya terdiri dari empat tempat colokan itu, udah habis buat CPU, monitor komputer, printer, speaker, lah mau nge_charge hp aja saya seringnya pakai kabel data, disambungin ke komputer, karena tempatnya udah ngga cukup. Gara-gara banyaknya kabel yang bersilweran, meja saya terlihat tidak pernah rapi. Kesannya berantakan gitu. Kadang, teman saya bilang saya sengaja biar kelihatan banyak kerja, halah.

Masalah lain, kalau saya lagi bepergian menggunakan pesawat terbang. Sering banget di tengah jalan, baterai hape saya ngedrop. Padahal saya butuh banget buat nelfon, buat SMS. Yah salah saya juga sih, ga bisa berhenti browsing sana sini. Soalnya kan boring banget kalau lagi nunggu boarding. Eh gitu nyampe di tempat, hapenya tewas. Kadang saya ngga bisa menghubungi suami, mau ngasi tau saya udah nyampe atau belum. Di bandara sih ada tempat buat stop kontak. Tapi ya itu, jumlahnya sangat terbatas, harus cepet-cepetan sama penumpang lain. Sampai saat ini, saya ngga pernah kebagian tempat. Aaargh, bener-bener masalah nih buat saya. Terkadang saya sengaja ke mushola yang di luar boarding room, demi untuk bisa nge-charge hape atau laptop saya yang selalu setia menemani kemanapun. Padahal mushola di luar boarding room kan ngga ada AC-nya, Jadilah saya panas-panasan demi mengisi baterai, pyyuuh. Bahkan pernah saya, nge-charge hape sambil berdiri di bawah papan pengumuman keberangkatan. Soalnya saya udah cari kemana-mana semua stop kontak penuh, satu-satunya yang ada ya cuma colokan papan pengumuman. Ish, kalau inget itu tengsin juga sama orang yang lalu lalang.

Pernah juga saya terpaksa harus minum-minum kopi di sebuah kafe yang sangat tidak cozy di bandara hanya agar bisa menggunakan stop kontak mereka ( baca ceritanya disini ). Pendek kata, saya pengen mengakhiri penderitaan saya dalam mencari sumber listrik dimanapun. Baik di kos, di kantor, di perjalanan, dimana aja deh. Kadang sebel banget. Lagi seru-serunya nonton film pake laptop di bandara, eh baterai low. Mau nge-charge penuh. 

Nah pas baca tentang lomba blohgKlik iT ini, otomatis saya jadi buka-buka websitenya di  http://www.klik-it.co.id  dan baca-baca produk mereka yang katanya sebagai solusi untuk masalah kabel seperti yang saya alami selama ini. Nama produknya Klik-iT, kabel ekstension fleksibel. Klik-IT ini merupakan inovasi baru pengganti colokan listrik atau kabel roll biasa yang seperti selama ini saya gunakan. Stop kontaknya bisa di pasang dimana saja sepanjang kabel tanpa alat bantu.  Cara pasangnya juga mudah banget, cukup ditekan dengan telapak tangan dan langsung " ON" listriknya. Dengan begitu, kabel-kabel yang berseliweran tidak akan ada lagi, sehingga ruangan akan kelihatan lebih rapi.

Ini nih makhluknya:



Masih bingung ?. 

Jadi maksudnya, mau dimanapun di sepanjang kabel tinggal pasang tuh Klik-iT nya. Mau di samping tempat tidur, di samping TV. Bahkan bisa di permukaan licin seperti keramik dan kaca. Tinggal di pasang aja. Contohnya, saat di bandara, kan colokannya terbatas tuh. Tapi kan kabel tempat stop kontak itu berada panjang, nah dengan klik-IT, kita tinggal pasang saja, di sepanjang kabel, dimanapun. Dengan 3 T, Taruh, Tekan, Tancap. Lihat gambar ini contohnya

Taruh, Tekan, Tancap
  1. Taruh kabel pada rel/jalur yang telah disediakan di stop kontak Klik-iT bagian bawah. Pastikan kabel rata,tidakmiring   atau menyilang
  2. Tekan stop kontak Klik-iT bagian atas dengan posisi tegak lurus. Tekan dengan kuat hingga rapat.
  3. Tancapkan steker perangkat elektronik anda. Klik-iT siap digunakan!
Contoh-contoh penempatan Klik-iT bisa dilihat di gambar di bawah ini.

Klik-It Di Tempat Tidur

Tuh lihat, tinggal di pasang aja di sepanjang kabel, sambil tiduran bisa main hape. Atau kalau nyolokin laptop, juga bisa nulis sambil baringan. Saya paling suka nih nulis sambil telungkup di tempat tidur daripada duduk di kursi, capeek.


Gambar di bawah ini, beberapa pemasangan klik-IT di berbagai tempat. Kemudahan pemasangan inilah yang menyebabkan ruangan menjadi lebih rapi, karena stop kontak langsung berada di dekat peralatan elektronik sesuai yang kita butuhkan, sehingga tidak ada lagi bersileweran kabel-kabel yang merusak pandangan mata.


Kelebihan lainnya, Klik-iT ini bisa diletakkan dalam posisi apapun. Misalnya di bawah meja kerja, di samping ranjang, di dapur, menggantung di tembok, bahkan di permukaan licin seperti keramik da kaca. Tingga tempel cable holdernya di titik yang diinginkan . Dengan Klik-iT, ngga perlu lagi menghancurkan tembok untuk memasang stop kontak.

Gara-gara fleksibel dan mudah pasangnya ini, maka efek rapi tercipta. Gimana nggak?. Soalnya stop kontak sumbernya ngga terpusat , jadi hanya butuh satu rangkaian kabel mengelilingi ruangan, dan tinggal letakkan Klik-iT dimana kita suka dan dimana kita butuh.

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa alat elektronik yang bisa memakai Klik-iT tersebut adalah yang tidak lebih dari 1500 watt. Selama belum melebihi batas yang disarankan sebesar 1500 watt/ rangkaian, maka klik-iT boleh dipasang di sepanjang kabel.

Hmm, sepertinya memang sudah saatnya mengganti kabel-kabel colokan yang ada di kos. Harganya masih terjangkau kok, kisaran 70 rbu sampai 120 ribu tergantung ukuran. Satu setnya berisi kabel 10 meter, 4 stop kontak, 18 kabel holder, releasebale cable ties dan kertas manual. Oya FYI, Klik-iT ini seratus persen produk Indonesia lo. Seneng banget kalau bisa pakai produk bermutu buatan anak bangsa. Karena belum pernah makai, saya hanya berharap Klik-iT seperti tagline nya mudah pasangnya, rapih hasilnya.




Berkah Ramadhan

Gambar dari sini

Berkah Ramadhan

Dalam bulan ini entah sudah berapa kali saya mendengar kata-kata itu terucap. Melihat kata itu tertulis di media cetak, di status facebook , di twitter bahkan dalam perbincangan sehari-hari. 

Teman saya menulis status di FB nya. " Yey, menang lomba nih dapet uang 3 juta plus sepeda, berkah ramadhan kayaknya ". 

Yes, Ramadhan memang bulan penuh rahmah, bulan penuh pengampunan, dan tentu saja bulan penuh berkah. Kemarin-kemarin, saya sempet berujar dalam hati, apa saya bakal dapat berkah ramadhan ya tahun ini. 

Ramadhan kali ini adalah ramadhan tahun kedua saya tidak bersama suami. Ih sedih banget rasanya. Bukan sediah mikirin diri sendiri sih, kalau saya di kos-an kan banyak temen. Sahur bareng-bareng, ntar buka juga bareng. Masih ada teman lah. Kalau suami saya, dia kan sendirian di rumah. Membayangkan ia sahur sendirian hati saya teriris-iris. Berasa istri yang sangat tidak bertanggung jawab. Kalau lagi melow, bisa  menetes air mata saya setiap ingat dia disana.

Perbedaan waktu antara Jakarta dan Medan yang terpaut sekitar hampir setengah jam-an baik sahur maupun buka memang menguntungkan. Jadi, setiap sahur saya makan dulu, udah selesai baru nelfon suami, bangunin dia buat sahur. Berasa kayak orang pacaran. " Udah sahur belum, makan apa sahurnya". 

Perkara bangun membangunkan ini terkadang tidak mudah. Bisa saja saya nelfon sampai setengah jam-an dan si beliau disana ngga bangun juga. Hadeh, kalau udah begini, rasanya pengen punya pintu ajaib, agar bisa meneriaki di telinga suami, " Bangun maaaas". Apalah daya, terkadang entah karena mimpinya terlalu indah, atau suara dering telepon sudah ibarat menina bobokan, suami saya kelewatan waktu imsak. Duh Gustii.

Kalau waktu berbuka lain lagi ceritanya, suami akan kirim message " Selamat berbuka sayangku ". Setiap membacanya, bibir saya akan melengkung ke bawah, dan ujung-ujungnya pengen pulang.

Sanking pengennya saya berkumpul bersama suami, sepanjang ramadhan ini , setiap selesai sholat,  doa saya bunyinya selalu dengan nada dan melodi yang sama . " Ya Allah, berilah jalan agar hamba dan suami bisa berkumpul kembali, hanya kepadaMu kuserahkan segala urusanku".

Pagi, siang,sore, malam , doa tersebut selalu terucap dari bibir saya. Terkadang ada rasa putus asa, kenapa doa saya tidak kunjung dikabulkannya. Sampai seorang sahabat terbaik saya berkata " Yakin Win, dengan seratus persen keyakinanmu, bahwa Allah pasti mendengar doamu". Begitu terus ia menyemangati saya . Astaghfirullah, sungguh saya sama sekali tidak bermaksud meragukan ketentuan-Nya.

Tanpa bermaksud riya. Beberapa malam yang lalu, saya tumpahkan segala resah di hati kepada-Nya. Bermunajat dalam sujud panjang. saya benar-benar pasrah. Menyerahkan segalanya. Yakin apapun yang saya jalani adalah yang terbaik dari-Nya. Saya benar-benar mohon petunjuk, mohon diberi tanda. Kalau memang saya harus resign dari pekerjaan saya sudah rela. Apapun, yang penting saya mohon diberi kemantapan hati.

Dua hari kemudian, tepat hari Kamis, Allah menjawab doa saya, dengan cara yang begitu indah. 

Mungkin kalian pernah dengar kalimat ada tawa di dalam tangis, dan ada tangis di dalam tawa. Itu adalah kondisi dimana kebahagiaanmu sudah  mencapai titik kulminasi. Saat doa-doamu dikabulkan. Bukan sesuai dengan pintamu, tapi sesuai degan butuhmu. Karena tidak usah diragukan lagi, Ia yang maha tau apa yang terbaik untuk kita.

Pagi itu, saat doa rutin seperti biasa, tiba-tiba pak Kadiv memberitahukan sebuah pengumuman. Dengan cara yang begitu dramatis. 

" Ada kesempurnaan dalam angka sepuluh. bahkan angka-angka dari satu sampai sembilan tercipta untuk melengkapi kesempurnaan itu. 
Satu + sembilan, dengan awalan sama-sama 'S' adalah sepuluh. 
Dua + Delapan= sepuluh. 
Tiga + Tujuh = sepuluh. 
Empat + Enam = sepuluh
Lima + Lima = sepuluh  "

Sampai disini pak Kadiv mengambil jeda sebentar, membuat kami menerka-nerka apa yang ingin disampaikannya. Akhirnya ia melanjutkan.

" Begitupun dengan nama yang tertera di SK Mutasi ini. Dengan hurup nama awal dan nama akhir yang sama. Selamat kepada  Windi Widiastuty, kamu pindah ke daerah asalmu ".

Allahu Akbar. Mendengarnya saya hampir pingsan. Tidak menyangka doa saya terkabul sebegitu cepat. Hanya dalam hitungan hari. Tanpa bisa saya bendung, air mata saya mengalir deras. Saat diminta mengucapkan sepatah dua kata. Saya hanya mampu mengucapkan terima kasih ya Allah, terima kasih pak, terima kasih semuanya. Saya yang biasanya seperti tak pernah kehabisan bahan omongan, kali ini tak mampu  mengucapkan apapun. Sungguh Allah Maha baik. 

" Maka nikmat Tuhan  yang manakah yang kamu dustakan "

Ya, akhirnya SK itu saya terima juga. Dalam minggu ini saya akan meninggalkan kota ini. Jakarta, kota yang dulu saya caci maki, tapi ternyata memberi saya begitu banyak pengalaman berharga.

Ternyata, bahagia itu sederhana, sesederhana mendapat SK mutasi.  Alhamdulillah

Dan akhirnya saya bisa mengucapkan kata-kata itu. Berkah Ramdhan ternyata menghampiri saya. Lebih dari apapun yang pernah saya bayangkan. Ramadhan terindah yang saya jalani. Apapun kondisi hidupmu saat ini, yakinlah dengan sepenuh keyakinan tanpa keraguan setitik pun, bahwa Allah tidak tidur.












Negeri Fatamorgana

Sudah seminggu ini di kantor saya sibuk sekali. Terutama di bagian lobi bawah. Ada yang berubah. Keramik di dinding dibongkar. Meja resepsionis di geser. Mesin-mesin ATM dipindahkan. Para pekerja bangunan wara-wiri kesana-kesini. Ada apa gerangan ???.















Usut punya usut ternyata RI 1 mau datang ke kantor saya. Oh, pantesan heboh. Dari tiga hari lalu sudah diwanti-wanti sama atasan, kalau ntar hari Jum'at jangan lupa saat keluar kantor kudu pake tanda pengenal, kalo ngga nanti ga bisa masuk gedung.

Saya jadi ingat, beberapa tahun yang lalu saat saya masih berada di kota kecil bernama Tebing Tinggi, RI 1 juga pernah berkunjung ke kota itu. Tujuan kunjungannya saat itu berkenaan dengan program KUR ( Kredit Usaha Rakyat) yang diluncurkan. Peserta rombongan terdiri dari Gubernur Sumatera Utara dan direktur utama 5 bank BUMN terbesar. Wih. 

Dulu itu jalan dari Medan menuju Tarutung, di beberapa bagian banyak yang berlubang, tidak rata pokoknya kurang nyaman lah untuk pengendara kendaraan. Hal itu berlangsung bertahun-tahun. namun tiba-tiba , sim salabim,  jalan raya sepanjang Medan sampai Parapat tiba-tiba mulus lus dalam sekejab. Ngga pake lama. 

Dan saya seperti mengalami dejavu, saat melihat lobi kantor yang dalam waktu hanya 3 hari saja sudah berubah bak baru lagi. 

Pagi kemarin ( hari Jum;at ), saya berangkat kantor lebih pagi, khawatir telat kalau lift yang digunakan dibatasi. Karena denger-denger gedung bakal disterilisasi. Saat tiba di halaman kantor, udah ada beberapa paspampres yang hilir mudik. Dan yang membuat saya terbelalak takjub, tuh lantai di lapisi karpet merah mulai dari tangga hingga di depan lift. Daaaaan, si karpet masih diplastiki, hihihi lucu .





Dan begitulah, akhirnya hari ini si bapak datang ke kantor saya, tepat waktu sesuai jadwal . Panser-panser berderet di belakang kantor. Para paspampres siap siaga, polisi berjaga-jaga di tiap pintu masuk dan keluar. Dan yang paling lucu dari kedatangan si bapak adalah kenorakan penghuni kantor yang begitu antusias foto-foto, Dimana coba?????. Yup di depan mobil dengan plat polisi RI 1. jiiaha.







Hmm, entah untuk ke berapa kali si bapak akan selalu disambut dimanapun dengan penampakan yang dikondisikan bagus, indah, tertata dan teratur. Segala sesuatu terlihat seperti yang diinginkan. Dengan kondisi ideal. Instan. 

Sebenarnya ada untungnya juga kalau pejabat pemerintah atau siapa saja yang berpengaruh di negeri ini berkunjung ke suatu daerah atau suatu tempat. Perhatikan saja, pasti tiba-tiba semua tertata dengan rapi. jalan-jalan menjadi bersih. Fasilitas yang kiranya akan digunakan, akan diganti baru. Tapi ya gitu, itu hanya sementara. Sama dengan kita yang langsung beres-beres rumah kalau mau lebaran. Kenapa? karena mau ada tamu. Setelah lebran lewat?. Yah balik lagi ke kondisi semula.

Apakah beliau tahu semua itu? Dan sampai kapan, pemimpin negeri ini mau saja disuguhin dengan fatamorgana?. Kalau seperti itu, darimana ia bisa melihat kondisi bangsa yang sesungguhnya. 

Tanya kenapa??

Custom Post Signature