Prasangka

Sunday, August 26, 2012

Suatu saat saya mengantar suami ke bandara. Walaupun tidak memiliki tiket saya bisa mengantar suami sampai ke dalam gate ( you must learn everything about airport to me friends).  Saat itu HP saya mati total, saya pun mencari-cari tempat colokan untuk men-charge. Di ruang tunggu semua colokan sudah penuh. Karena masih ada waktu kira-kira empat puluh lima menit sebelum boarding, saya dan suami menjambangi kedai kopi di pojokan dekat tangga di terminal 1 B dengan terlebih dahulu menanyakan apa saya bisa mencharge hp saya disitu. Bisa, yes.

Tempatnya sumpeh, ga asik banget. Ga ada cozy-cozy nya lah. Pelayannya uugh apalagi, wajahnya jutek ketat. Sedikit pun tidak ada tersungging senyuman di bibirnya. Pelayan yang berjumlah dua orang itu seperti pasangan lesbian yang sedang bertengkar. Manyun, ga enak banget lah ngeliatnya. Bahkan mereka sama sekali tidak menanyakan kami mau pesan apa. Saya yang tadinya kepengen makan, langsung ilfil,males lah. Namun demi si HP akhirnya suami mesen secangkir cappuccino, saya cukup dengan teh botol.

Sambil menghabiskan minuman ( saya ga mau pakai kata menikmati), saya pun berbisik-bisik ke suami. Ngedumel, bilang betapa si pelayan tidak tahu yang namanya service excellent. Gimana mau laku tuh dagangannya kalau pembelinya disenyumin aja ga. Ditanya mau makan apa aja ngga.

Tak lama ,masuklah dua orang pria. Dan hey, benar-benar sama sekali ga dilayani. Akhirnya kedua pria tersebut ga jadi duduk dan langsung keluar lagi. Nah lo,parah banget kan.

Saya terus nggerundel. Suami saya diam saja mendengarkan gerutuan saya. Sesekali dia menimpali “ Udahla de, pusing amat sih mikirin orang”

Iiih ga asik bener la suamiku ini. Bosan ngomongin si pelayan, saya pun mulai mengomeli suami yang ga mau urun rembuk menimpali kesebalan saya.

Mungkin karena gak mau saya menambah dosa lebih banyak lagi, suami segera membayar minuman dan mengajak saya pergi. Kami pun bergegas meninggalkan kedai kopi itu. Sampai di pintu, tiba-tiba si mba jutek memanggil saya.

“ Mba hapenya ketinggalan nih”.

Oalah gara-gara sibuk menggosipin si mba, saya sampai lupa.

Suami  langsung ngakak ngeliat muka saya. Setelah keluar dari situ, suami menasehati saya. “ Tuh kan de, ga baik berprasangka buruk sama orang. Walaupun jutek ternyata dia baik kan. Mungkin aja dia lagi ada masalah, makanya ga senyum. Namanya kerja cuma berdua pasti capek”

Saya diam saja mendengar ceramah suami. Dalam hati saya nyesel tadi udah ngomongin si mba. Padahal ternyata hatinya baik prend. Belum tentu juga pelayan yang ramah mau seperti itu.

Saya jadi inget, dulu saya pun suka mood-moodan melayani nasabah. Seringkali suasana hati yang tidak baik saya bawa ke tempat kerja. Akibatnya kalau ada nasabah yang banyak nanya, saya langsung judes. Wah ternyata amuba di seberang laut nampak, padahal ada paus ngejogrok di depan mata bisa ga keliatan.

Pesan moral :
Pastikan baterai hp full kalau bepergian

Ngomong-ngomong soal prasangka, Saya jadi inget tentang prasangka-prasangka buruk saya yang lain..
Saya  ingin mengutip beberapa status teman, baik di Fb maupun di twitter.

Status : Oh EM Jii, ada sale di Centro, asik abis gajian, waktunya shopping
Koment : Sombong, paling juga tiga hari dah bokek

Status : Ya Allah, kuatkanlah hambamu ini menjalani hari-hari yang semakin berat
Koment : Cih, berdoa aja pake nulis di status

Status : Alhamdulillah akhirnya ketemu yang dingin-dingin setelah seharian menahan dahaga
Koment : Oooh puasa ya. Gue jg puasa tapi ga woro-woro

Status : @ executive Lounge , Terminal 1F Soetta
Koment  1: Beugh dibayari kantor bangga.

Lihatlah komentar-komentar bernada negative di atas. Saya yakin tidak ada teman-teman yang seperti itu. Jelaslah, sebenarnya yang koment itu ya saya sendiri hehehehe. Nah tanpa sadar ternyata di setiap detik ada peluang untuk mengisi pikiran dengan prasangka-prasangka gak penting tentang seseorang.

Padahal bisa jadi yang nulis status aja ga peduli sama yang ditulisnya, Cuma pengen eksis aja ga maksud apa-apa. Kita ( maksudnya saya) yang membaca kok malah sewot. Padahal lagi sejatinya social media itu jangan dibawa serius seperti kata seorang teman saya kemarin. Media yang konsepnya buat hiburan kok malah mengotori pikiran. Itu namanya kebodohan yang sangat bodoh.

Banyak yang tidak kita tahu, tapi sangat banyak yang kita duga. Kita asyik dengan dunia prasangka yang kita ciptakan sendiri. Bukankah memang lebih asyik menduga-duga. Karena dunia duga tidak butuh ilmu, cuma butuh otak kotor plus mulut bawel kaya saya.

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa  dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu menggunjing sebagian yang lain. ( Qs. Al Hujarat: 12).

Saya jadi ingat dengan cerita teman saya.
Di bandara , ada seorang ibu sedang menunggu boarding. Sambil menunggu ia membeli sebungkus biskuit untuk camilan. setelah membeli biskuit tersebut, ia duduk di sebuah kursi. Di sampingnya duduk seorang pemuda yang sedang membaca majalah. Si ibu pun mengeluarkan buku dari tas tangannya.Sambil membaca si ibu mengambil biskuit yang terletak di samping kanannya. Ketika si ibu mengambil sepotong biskuit, pemuda di sampingnya pun mengambil sepotong juga.Si ibu merasa terganggu dengan perbuatan pemuda tersebut , tapi ia diam saja, dalam hati ia bergumam" huh tidak sopan sekali".  Setiap si ibu mengambil sepotong biskuit, si pemuda pun mengambil sepotong juga sambil tersenyum kepada si ibu. Perbuatan si pemuda membuat geram si ibu, tapi ia tidak berkata apa-apa, ia hanya menyimpan kedongkolannya di dalam hati.  

Ketika biskuit tersisa satu potong lagi, si ibu bergumam dalam hati' " coba saya mau lihat apa yang akan dilakukannya". Kemudian si pemuda membelah biskuit tersebut. Ia mengambil  separuh dan mempersilahkan si ibu menikmati yang sepauh lagi. BENAR-BENAR KETERLALUAN

Kini kekesalan si ibu sudah memuncak, segera ia mengemasi barang-barangnya dan pindah ke kursi lain. Kebetulan panggilan untuk boarding sudah terdengar. Di dalam pesawat ia membuka tas tangannya untuk memasukkan buku yang tadi dibacanya. Betapa terkejutnya ia, ternyata biskuit miliknya ada di dalam tas , masih utuh.

Kini ia benar-benar menyesal dan merasa malu. Pemuda tadi membagi biskuitnya tanpa merasa marah, terganggu ataupun rugi,sementara si ibu merasakan yang sebaliknya.

Setelah saya pikir-pikir, ternyata secara logis berprasangka buruk terhadap orang lain itu memang benar-benar sangat merugikan. Kita ingat dulu zaman SD di pelajaran IPA ada bab yang mempelajari tentang azas black, dimana bunyinya  ” Kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima”.

Nah saat kita melepas energy negative kepada orang lain dalam hal ini pikiran negative tentangnya, maka secara tidak langsung kita sedang menarik hal-hal buruk darinya. Jadilah yang kita terima pun hal buruk.

Sebaliknya saat kita melepas energy positif ke lingkungan kita,maka energy tersebut akan kembali ke kita dalam bentuk yang positif pula. Hukum tarik menarik berlaku disini. Jadi jika kita dikelilingi orang yang buruk akhlaknya, jangan buru-buru menyalahkan orang lain. Introspeksi diri, jangan-jangan kita juga bagian dari mereka.

Saya punya cerita tentang keuntungan berprasangka baik kepada orang lain. Sedikit melenceng dari yang saya tulis diatas.

Seekor keledai terperosok ke dalam sumur kering yang dalam. Orang-orang berkerumun di mulut sumur tersebut. Melihat keadaan si keledai dan kedalaman sumur, bisa dipastikan tidak ada harapan si keledai bisa selamat. Maka orang-orang tersebut mulai mencangkul tanah dan melemparkannya ke dalam sumur, dengan maksud mengubur keledai itu. Melihat orang-orang diatasnya melempar tanah sambil berteriak-teriak, si keledai bangkit. Dengan semangat ia berdiri dan menginjak-ingjak tanah yang dilemparkan padanya. Orang-orang diatas sumur terus berteriak mengatakan agar si keledai berhenti bergerak dan menerima takdirnya. Beruntung si keledai ternyata tuli sehingga teriakan orang-orang tersebut disangka si keledai sebagai teriakan penyemangat untuknya . Dengan menginjak tanah yang dilempar, akhirnya si keledai bisa keluar dari sumur tersebut.

Lihatlah, ternyata prasangka baik, bisa menyelamatkan nyawa si keledai.

 “ Don’t judge a person from the face, kayaknya bener deh, ditambah satu lagi don’t judge a person from the status.

Ya Allah ampuni lah hambamu ini yang seenak udelnya menilai orang.

Ayo tinggalkan prasangka buruk. Positif thinking is a must. Seperti Firman Allah SWT

“ Aku ini seperti prasangkaan hambaku”

Klik-iT, Inovasi Kabel Berantakan

Saturday, August 11, 2012
Entah kebetulan entah tidak ya. Setiap ada lomba blog, apaa aja, saya pasti selalu punya pengalaman yang pas dengan tema yang diminta. Makanya kalau temanya saya ngga tau sama sekali, saya masih mikir-mikir buat ikut. Dan tanpa sengaja saya melihat info lomba dari Klik-IT. Temanya, pengalaman menyebalkan tentang kabel berantakan.

Sebelum saya bercerita, coba perhatikan gambar di bawah ini 



Aiih dimanakah itu gerangan?. 

Yes, itu adalah gambar yang diambil oleh fotografer amatir aka saya sendiri di dalam kamar kos-an saya. Keren kan yah. Sumprit, berantakan banget tuh kabel-kabel. Di kamar saya itu hanya ada satu stop kontak. Padahal banyak banget peralatan elektronik yang butuh colokan. Makanya saya beli kabel panjang dengan empat lobang untuk colokannya. Mendingan lah menurut saya, jadi lebih banyak tempat. Itu kabel ngga pernah kosong . Saya butuh buat kipas angin, buat rechargre Hp, buat baterai laptop. Belum lagi buat setrikaan, trus buat rice cooker. Coba hitung, satu, dua tiga, enam . Tuh kan masih kurang juga. Pasti di benak kamu langsung mikir, ya gantian aja, ribet amat sih. Hoho ngga semudah itu.

Sini saya jelaskan mengapa saya ngga bisa gantian make tuh kabel. Pertama, rice cooker, harus dicolok setiap saat, apalagi bulan puasa gini, biar nasinya tetep panas. Males banget kan, kalau sahur makan nasi dingin. Trus kipas angin, ngga bisa ngga, saya harus pake setiap saat. Tahu kan Jakarta panasnya kayak apa. Laptop, kalo pas baterainya penuh sih okelah bisa ga dicolokin. Tapi biasanya, saya isi baterai penuh setiap di kos, agar ntar di kantor ngga perlu nge-Charge lagi. Karena keadaan di kantor sama aja, terlalu banyak perlatan elektronik yang butuh colokan listrik. Lanjut, saya paling suka BBM-an sambil browsing di internet plus tidur tiduran. makanya, hape juga kudu di Charge. Yah gimana yah, si berry hitam itu kan kelemahannya memang cepet banget baterainya habis. Kalau setrikaan sih, alasannya saya ngga mau pasang-cabut, karena setrika saya tuh susah banget masukin ke stop kontaknya- agak keras gitu, jadi lebih praktis kalau dia ada disana terus. Kapan mau pakai, tinggal tombol pengatur panas nya diputar.

Sebenarnya bukan di kos saja saya punya masalah dengan stop kontak listrik. Di kantor juga. Satu kabel yang hanya terdiri dari empat tempat colokan itu, udah habis buat CPU, monitor komputer, printer, speaker, lah mau nge_charge hp aja saya seringnya pakai kabel data, disambungin ke komputer, karena tempatnya udah ngga cukup. Gara-gara banyaknya kabel yang bersilweran, meja saya terlihat tidak pernah rapi. Kesannya berantakan gitu. Kadang, teman saya bilang saya sengaja biar kelihatan banyak kerja, halah.

Masalah lain, kalau saya lagi bepergian menggunakan pesawat terbang. Sering banget di tengah jalan, baterai hape saya ngedrop. Padahal saya butuh banget buat nelfon, buat SMS. Yah salah saya juga sih, ga bisa berhenti browsing sana sini. Soalnya kan boring banget kalau lagi nunggu boarding. Eh gitu nyampe di tempat, hapenya tewas. Kadang saya ngga bisa menghubungi suami, mau ngasi tau saya udah nyampe atau belum. Di bandara sih ada tempat buat stop kontak. Tapi ya itu, jumlahnya sangat terbatas, harus cepet-cepetan sama penumpang lain. Sampai saat ini, saya ngga pernah kebagian tempat. Aaargh, bener-bener masalah nih buat saya. Terkadang saya sengaja ke mushola yang di luar boarding room, demi untuk bisa nge-charge hape atau laptop saya yang selalu setia menemani kemanapun. Padahal mushola di luar boarding room kan ngga ada AC-nya, Jadilah saya panas-panasan demi mengisi baterai, pyyuuh. Bahkan pernah saya, nge-charge hape sambil berdiri di bawah papan pengumuman keberangkatan. Soalnya saya udah cari kemana-mana semua stop kontak penuh, satu-satunya yang ada ya cuma colokan papan pengumuman. Ish, kalau inget itu tengsin juga sama orang yang lalu lalang.

Pernah juga saya terpaksa harus minum-minum kopi di sebuah kafe yang sangat tidak cozy di bandara hanya agar bisa menggunakan stop kontak mereka ( baca ceritanya disini ). Pendek kata, saya pengen mengakhiri penderitaan saya dalam mencari sumber listrik dimanapun. Baik di kos, di kantor, di perjalanan, dimana aja deh. Kadang sebel banget. Lagi seru-serunya nonton film pake laptop di bandara, eh baterai low. Mau nge-charge penuh. 

Nah pas baca tentang lomba blohgKlik iT ini, otomatis saya jadi buka-buka websitenya di  http://www.klik-it.co.id  dan baca-baca produk mereka yang katanya sebagai solusi untuk masalah kabel seperti yang saya alami selama ini. Nama produknya Klik-iT, kabel ekstension fleksibel. Klik-IT ini merupakan inovasi baru pengganti colokan listrik atau kabel roll biasa yang seperti selama ini saya gunakan. Stop kontaknya bisa di pasang dimana saja sepanjang kabel tanpa alat bantu.  Cara pasangnya juga mudah banget, cukup ditekan dengan telapak tangan dan langsung " ON" listriknya. Dengan begitu, kabel-kabel yang berseliweran tidak akan ada lagi, sehingga ruangan akan kelihatan lebih rapi.

Ini nih makhluknya:



Masih bingung ?. 

Jadi maksudnya, mau dimanapun di sepanjang kabel tinggal pasang tuh Klik-iT nya. Mau di samping tempat tidur, di samping TV. Bahkan bisa di permukaan licin seperti keramik dan kaca. Tinggal di pasang aja. Contohnya, saat di bandara, kan colokannya terbatas tuh. Tapi kan kabel tempat stop kontak itu berada panjang, nah dengan klik-IT, kita tinggal pasang saja, di sepanjang kabel, dimanapun. Dengan 3 T, Taruh, Tekan, Tancap. Lihat gambar ini contohnya

Taruh, Tekan, Tancap
  1. Taruh kabel pada rel/jalur yang telah disediakan di stop kontak Klik-iT bagian bawah. Pastikan kabel rata,tidakmiring   atau menyilang
  2. Tekan stop kontak Klik-iT bagian atas dengan posisi tegak lurus. Tekan dengan kuat hingga rapat.
  3. Tancapkan steker perangkat elektronik anda. Klik-iT siap digunakan!
Contoh-contoh penempatan Klik-iT bisa dilihat di gambar di bawah ini.

Klik-It Di Tempat Tidur

Tuh lihat, tinggal di pasang aja di sepanjang kabel, sambil tiduran bisa main hape. Atau kalau nyolokin laptop, juga bisa nulis sambil baringan. Saya paling suka nih nulis sambil telungkup di tempat tidur daripada duduk di kursi, capeek.


Gambar di bawah ini, beberapa pemasangan klik-IT di berbagai tempat. Kemudahan pemasangan inilah yang menyebabkan ruangan menjadi lebih rapi, karena stop kontak langsung berada di dekat peralatan elektronik sesuai yang kita butuhkan, sehingga tidak ada lagi bersileweran kabel-kabel yang merusak pandangan mata.


Kelebihan lainnya, Klik-iT ini bisa diletakkan dalam posisi apapun. Misalnya di bawah meja kerja, di samping ranjang, di dapur, menggantung di tembok, bahkan di permukaan licin seperti keramik da kaca. Tingga tempel cable holdernya di titik yang diinginkan . Dengan Klik-iT, ngga perlu lagi menghancurkan tembok untuk memasang stop kontak.

Gara-gara fleksibel dan mudah pasangnya ini, maka efek rapi tercipta. Gimana nggak?. Soalnya stop kontak sumbernya ngga terpusat , jadi hanya butuh satu rangkaian kabel mengelilingi ruangan, dan tinggal letakkan Klik-iT dimana kita suka dan dimana kita butuh.

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa alat elektronik yang bisa memakai Klik-iT tersebut adalah yang tidak lebih dari 1500 watt. Selama belum melebihi batas yang disarankan sebesar 1500 watt/ rangkaian, maka klik-iT boleh dipasang di sepanjang kabel.

Hmm, sepertinya memang sudah saatnya mengganti kabel-kabel colokan yang ada di kos. Harganya masih terjangkau kok, kisaran 70 rbu sampai 120 ribu tergantung ukuran. Satu setnya berisi kabel 10 meter, 4 stop kontak, 18 kabel holder, releasebale cable ties dan kertas manual. Oya FYI, Klik-iT ini seratus persen produk Indonesia lo. Seneng banget kalau bisa pakai produk bermutu buatan anak bangsa. Karena belum pernah makai, saya hanya berharap Klik-iT seperti tagline nya mudah pasangnya, rapih hasilnya.




Berkah Ramadhan

Gambar dari sini

Berkah Ramadhan

Dalam bulan ini entah sudah berapa kali saya mendengar kata-kata itu terucap. Melihat kata itu tertulis di media cetak, di status facebook , di twitter bahkan dalam perbincangan sehari-hari. 

Teman saya menulis status di FB nya. " Yey, menang lomba nih dapet uang 3 juta plus sepeda, berkah ramadhan kayaknya ". 

Yes, Ramadhan memang bulan penuh rahmah, bulan penuh pengampunan, dan tentu saja bulan penuh berkah. Kemarin-kemarin, saya sempet berujar dalam hati, apa saya bakal dapat berkah ramadhan ya tahun ini. 

Ramadhan kali ini adalah ramadhan tahun kedua saya tidak bersama suami. Ih sedih banget rasanya. Bukan sediah mikirin diri sendiri sih, kalau saya di kos-an kan banyak temen. Sahur bareng-bareng, ntar buka juga bareng. Masih ada teman lah. Kalau suami saya, dia kan sendirian di rumah. Membayangkan ia sahur sendirian hati saya teriris-iris. Berasa istri yang sangat tidak bertanggung jawab. Kalau lagi melow, bisa  menetes air mata saya setiap ingat dia disana.

Perbedaan waktu antara Jakarta dan Medan yang terpaut sekitar hampir setengah jam-an baik sahur maupun buka memang menguntungkan. Jadi, setiap sahur saya makan dulu, udah selesai baru nelfon suami, bangunin dia buat sahur. Berasa kayak orang pacaran. " Udah sahur belum, makan apa sahurnya". 

Perkara bangun membangunkan ini terkadang tidak mudah. Bisa saja saya nelfon sampai setengah jam-an dan si beliau disana ngga bangun juga. Hadeh, kalau udah begini, rasanya pengen punya pintu ajaib, agar bisa meneriaki di telinga suami, " Bangun maaaas". Apalah daya, terkadang entah karena mimpinya terlalu indah, atau suara dering telepon sudah ibarat menina bobokan, suami saya kelewatan waktu imsak. Duh Gustii.

Kalau waktu berbuka lain lagi ceritanya, suami akan kirim message " Selamat berbuka sayangku ". Setiap membacanya, bibir saya akan melengkung ke bawah, dan ujung-ujungnya pengen pulang.

Sanking pengennya saya berkumpul bersama suami, sepanjang ramadhan ini , setiap selesai sholat,  doa saya bunyinya selalu dengan nada dan melodi yang sama . " Ya Allah, berilah jalan agar hamba dan suami bisa berkumpul kembali, hanya kepadaMu kuserahkan segala urusanku".

Pagi, siang,sore, malam , doa tersebut selalu terucap dari bibir saya. Terkadang ada rasa putus asa, kenapa doa saya tidak kunjung dikabulkannya. Sampai seorang sahabat terbaik saya berkata " Yakin Win, dengan seratus persen keyakinanmu, bahwa Allah pasti mendengar doamu". Begitu terus ia menyemangati saya . Astaghfirullah, sungguh saya sama sekali tidak bermaksud meragukan ketentuan-Nya.

Tanpa bermaksud riya. Beberapa malam yang lalu, saya tumpahkan segala resah di hati kepada-Nya. Bermunajat dalam sujud panjang. saya benar-benar pasrah. Menyerahkan segalanya. Yakin apapun yang saya jalani adalah yang terbaik dari-Nya. Saya benar-benar mohon petunjuk, mohon diberi tanda. Kalau memang saya harus resign dari pekerjaan saya sudah rela. Apapun, yang penting saya mohon diberi kemantapan hati.

Dua hari kemudian, tepat hari Kamis, Allah menjawab doa saya, dengan cara yang begitu indah. 

Mungkin kalian pernah dengar kalimat ada tawa di dalam tangis, dan ada tangis di dalam tawa. Itu adalah kondisi dimana kebahagiaanmu sudah  mencapai titik kulminasi. Saat doa-doamu dikabulkan. Bukan sesuai dengan pintamu, tapi sesuai degan butuhmu. Karena tidak usah diragukan lagi, Ia yang maha tau apa yang terbaik untuk kita.

Pagi itu, saat doa rutin seperti biasa, tiba-tiba pak Kadiv memberitahukan sebuah pengumuman. Dengan cara yang begitu dramatis. 

" Ada kesempurnaan dalam angka sepuluh. bahkan angka-angka dari satu sampai sembilan tercipta untuk melengkapi kesempurnaan itu. 
Satu + sembilan, dengan awalan sama-sama 'S' adalah sepuluh. 
Dua + Delapan= sepuluh. 
Tiga + Tujuh = sepuluh. 
Empat + Enam = sepuluh
Lima + Lima = sepuluh  "

Sampai disini pak Kadiv mengambil jeda sebentar, membuat kami menerka-nerka apa yang ingin disampaikannya. Akhirnya ia melanjutkan.

" Begitupun dengan nama yang tertera di SK Mutasi ini. Dengan hurup nama awal dan nama akhir yang sama. Selamat kepada  Windi Widiastuty, kamu pindah ke daerah asalmu ".

Allahu Akbar. Mendengarnya saya hampir pingsan. Tidak menyangka doa saya terkabul sebegitu cepat. Hanya dalam hitungan hari. Tanpa bisa saya bendung, air mata saya mengalir deras. Saat diminta mengucapkan sepatah dua kata. Saya hanya mampu mengucapkan terima kasih ya Allah, terima kasih pak, terima kasih semuanya. Saya yang biasanya seperti tak pernah kehabisan bahan omongan, kali ini tak mampu  mengucapkan apapun. Sungguh Allah Maha baik. 

" Maka nikmat Tuhan  yang manakah yang kamu dustakan "

Ya, akhirnya SK itu saya terima juga. Dalam minggu ini saya akan meninggalkan kota ini. Jakarta, kota yang dulu saya caci maki, tapi ternyata memberi saya begitu banyak pengalaman berharga.

Ternyata, bahagia itu sederhana, sesederhana mendapat SK mutasi.  Alhamdulillah

Dan akhirnya saya bisa mengucapkan kata-kata itu. Berkah Ramdhan ternyata menghampiri saya. Lebih dari apapun yang pernah saya bayangkan. Ramadhan terindah yang saya jalani. Apapun kondisi hidupmu saat ini, yakinlah dengan sepenuh keyakinan tanpa keraguan setitik pun, bahwa Allah tidak tidur.












Negeri Fatamorgana

Sudah seminggu ini di kantor saya sibuk sekali. Terutama di bagian lobi bawah. Ada yang berubah. Keramik di dinding dibongkar. Meja resepsionis di geser. Mesin-mesin ATM dipindahkan. Para pekerja bangunan wara-wiri kesana-kesini. Ada apa gerangan ???.















Usut punya usut ternyata RI 1 mau datang ke kantor saya. Oh, pantesan heboh. Dari tiga hari lalu sudah diwanti-wanti sama atasan, kalau ntar hari Jum'at jangan lupa saat keluar kantor kudu pake tanda pengenal, kalo ngga nanti ga bisa masuk gedung.

Saya jadi ingat, beberapa tahun yang lalu saat saya masih berada di kota kecil bernama Tebing Tinggi, RI 1 juga pernah berkunjung ke kota itu. Tujuan kunjungannya saat itu berkenaan dengan program KUR ( Kredit Usaha Rakyat) yang diluncurkan. Peserta rombongan terdiri dari Gubernur Sumatera Utara dan direktur utama 5 bank BUMN terbesar. Wih. 

Dulu itu jalan dari Medan menuju Tarutung, di beberapa bagian banyak yang berlubang, tidak rata pokoknya kurang nyaman lah untuk pengendara kendaraan. Hal itu berlangsung bertahun-tahun. namun tiba-tiba , sim salabim,  jalan raya sepanjang Medan sampai Parapat tiba-tiba mulus lus dalam sekejab. Ngga pake lama. 

Dan saya seperti mengalami dejavu, saat melihat lobi kantor yang dalam waktu hanya 3 hari saja sudah berubah bak baru lagi. 

Pagi kemarin ( hari Jum;at ), saya berangkat kantor lebih pagi, khawatir telat kalau lift yang digunakan dibatasi. Karena denger-denger gedung bakal disterilisasi. Saat tiba di halaman kantor, udah ada beberapa paspampres yang hilir mudik. Dan yang membuat saya terbelalak takjub, tuh lantai di lapisi karpet merah mulai dari tangga hingga di depan lift. Daaaaan, si karpet masih diplastiki, hihihi lucu .





Dan begitulah, akhirnya hari ini si bapak datang ke kantor saya, tepat waktu sesuai jadwal . Panser-panser berderet di belakang kantor. Para paspampres siap siaga, polisi berjaga-jaga di tiap pintu masuk dan keluar. Dan yang paling lucu dari kedatangan si bapak adalah kenorakan penghuni kantor yang begitu antusias foto-foto, Dimana coba?????. Yup di depan mobil dengan plat polisi RI 1. jiiaha.







Hmm, entah untuk ke berapa kali si bapak akan selalu disambut dimanapun dengan penampakan yang dikondisikan bagus, indah, tertata dan teratur. Segala sesuatu terlihat seperti yang diinginkan. Dengan kondisi ideal. Instan. 

Sebenarnya ada untungnya juga kalau pejabat pemerintah atau siapa saja yang berpengaruh di negeri ini berkunjung ke suatu daerah atau suatu tempat. Perhatikan saja, pasti tiba-tiba semua tertata dengan rapi. jalan-jalan menjadi bersih. Fasilitas yang kiranya akan digunakan, akan diganti baru. Tapi ya gitu, itu hanya sementara. Sama dengan kita yang langsung beres-beres rumah kalau mau lebaran. Kenapa? karena mau ada tamu. Setelah lebran lewat?. Yah balik lagi ke kondisi semula.

Apakah beliau tahu semua itu? Dan sampai kapan, pemimpin negeri ini mau saja disuguhin dengan fatamorgana?. Kalau seperti itu, darimana ia bisa melihat kondisi bangsa yang sesungguhnya. 

Tanya kenapa??

Jadi Penulis, Siapa Takut (Bag 3)

Wednesday, August 8, 2012

Nyambung postingan siapa takut jadi penulis berikutnya, dari seminar Asma Nadia. ( baca sebelumnya disini dan disono )



Setelah kita tahu manfaat menulis, sekarang kita ngomongin modal untuk menulis. Tidak seperti kegiatan lain yang butuh modal dalam bentuk materi, berbeda halnya dengan menulis. Modalnya itu ngga berat, malah gampang banget, ga butuh biaya dan bisa dilakukan siapa saja.

Pertama dan utama adalah niat yang teguh ( kayak nama suami saya hihi ). Kalau mau jadi penulis itu ngga boleh sambil lalu, ya harus diniatkan dari awal “ I wanna be a writer”. Sekali kita punya niat dan alasan yang kuat, maka itu cukup menjadi amunisi seumur hidup  (pasang iket kepala ). Bahkan penulis blog aja, kalau niatnya ngga teguh ya blognya bisa kayak rumah hantu, penuh sarang laba-laba, rumput liar karena ngga pernah dirawat sama yang punya. Lihat deh rata-rata kita pasti punya lebih dari satu blog, tapi berapa banyak yang benar-benar terurus ( ngomong sama cermin ).

Kalau udah punya niat, modal selanjutnya adalah banyak membaca. Yang namanya penulis kudu suka baca. Karena sekolahnya penulis ya dari bacaan. Percuma kita ikut seminar sana-sini, baca teori menulis ini itu, , tapi ngga pernah membaca. Hanya saja cara penulis membaca itu harus beda dengan pembaca biasa. Dia bukan sekedar menikmati tapi mengamati. Pilihan judul, diksi, cara si penulis buku membangun konflik, alur crita. Pokoknya semuanya diamati. Dari situ kita belajar.

Kalau soal cara bertutur saya suka sekali dengan gaya Ika Natassa, mengalir dan membawa kita larut ke tulisannya. Untuk drama, Joy Fielding is awesome, Grand Avenuenya mantap .

Kalau cara menyelesaikan ending cerita, favorit saya Shidney Sheldon, endingnya selalu merangkum cerita dari awal sampai akhir. Yang tadinya misteri, terurai semua menjadi sangat masuk akal.

Saya kurang suka dengan ending yang To Good To Be True. Walaupun fiksi tetep aja lebih asik kalau membumi. Bukan untuk mengkritik, tapi Tere Liye menurut saya penulis yang bukunya sering gagal di ending. Tapi dia itu penulis yang tulisannya keren banget, banyak banget yang bisa kita ambil dari setiap karyanya. Tapi ya itu, beberapa endingnya kayak sinetron ( Sunset bersama Rossie contohnya, like Kuch Kuch Ho Ta Hai ). Ngga tau juga sih selera orang ya, ada yang suka sad ending, happy ending, open ending, closed ending. Terserah saja. Novel Istana Keduanya Asma Nadia,menurut saya endingnya bagus banget. Menyuruh kita berfikir sendiri. “ Arini berlari membawa luka” (kira-kira bgeitu, lupa saya )

Terus latihan disiplin. Ih mau jadi penulis kok kayak mau ikut latihan militer aja sih. Disipilin disini dalam arti disiplin dengan aturan yang kita buat sendiri. Misalnya kita udah bikin rule untuk diri sendiri menulis dua halaman sehari, ya jangan dilanggar. Kalau saya sih ga saklek-saklek amat. Pokoknya dalam satu minggu harus nulis, gitu aja ( makanya ga jadi-jadi novelnya J) . kalau bisa buat jam biologis. Misalnya nulis dua jam setiap hari di malam hari, atau pagi setelah subuh, atau tiap sabtu sore, terserah. Jadi ngga moody. Sekali-kali boleh ngikuti mood, pas ngga mood ya ngga usah dipaksakan nulis. Tapi kalau orangnya moody terus, ya kapan jadinya.

Dalam menulis, ide memegang peranan sangat penting. Masalahnya, terkadang ide itu datang di saat-saat ngga tepat. Waktu lagi di depan lepi, waktu luang, dengan segelas kopi di tangan, eh kepala kosong melompong. Gitu lagi belanja di pasar, Ting tiba-tiba ide berseliweran. Untuk itulah kita butuh notes. Atau apalah terserah, yang berguna untuk mencatat kapanpun ide datang. Lagi nyabutin rumput, tiba-tiba ‘ AHA” ( kata temen saya, entah darimana kata ini berasal ), langsung ambil notes , catet. Kalau saya yang orangnya grasak grusuk, lebih suka nulis ide di hp. Karena hape yang jelas dibawa kemana-mana. Paling sering dapet ide, kalau lagi ngobrol sama temen. Saat ada satu kata yang menarik, langsung buru-buru bilang “ Tunggu-tunggu, sebentar aku catet dulu kata-katamu barusan, bagus tuh buat tulisan “., wkwkwk, sampai kadang temen saya mutung ngga mau ngomong lagi .

Untuk menemukan ide itu ada beberapa sumber. Bisa dari pengalaman, pengalaman masa kecil, pengalaman sekolah, pengalaman putus cinta. Pengalaman di tempat kerja. Jhon Grisham , Marga T adalah beberapa penulis yang menulis berdasar latar belakang pribadi. Kalau penulis jaman sekarang tuh Raditya Dika,  Andrea Hirata, Ahmad Fuadi atau antologi-antologi yang lagi menjamur.

Bisa juga dari mengamati. Di angkot, di terminal, di taksi, di bandara, di perempatan jalan, dimana-mana deh. Amati semua hal, banyak ide wara-wiri di sekitar kita.

Trus bisa dari tokoh unik. Mungkin di kantor ada temen yang sering di Bully, bagus banget tuh buat jadi tokoh di tulisan kita hahaha. Atau dari public figur ( kalau nonton infotainment, sebaiknya sambil membayangkan si artis dalam imajinasi kita, Ariel contohnya , eh ).  Sepatu Dahlan Iskan salah satu novel yang ditulis berdasarkan seorang tokoh.

Atau khayalan. Hmmm . Konon katanya, Agatha Christie itu dapet ide selalu pas nyuci piring. Wah kerennya, pasti dia jadi rajin banget tuh nyuci piring, lah idenya jadi best seller semua. Ehmm siapa lagi ya. Oya , saya pernah baca, JK Rowling dapet ide waktu naik kereta api dari Manchester ke London. Ia menghabiskan waktu di dalam perjalanannya itu dengan memikirkan plot lengkap dengan ceritanya. Katanya sih, dia tuh cuma duduk menunggu keterlambatan kereta selama 4 jam dan semua detail bermunculan. Tentang anak laki-laki ceking berambut hitam , berkaca mata dan tidak menyadari bahwa ia adalah seorang penyihir.. Kok bisa ya, dari kereta api malah terangkai jadi cerita penyihir. Jadi milyuner pulak, iri.

Ngga dapet dari khayalan, bisa jadi dari mimpi.Si Stephanie Mayer juga dapet ide gara-gara mimpi, pas adegan Edward Cullen tertimpa cahaya matahari di hutan dan timbul kerlap kerlip di badannya.Katanya It’s so beautiful, sangkin indahnya mimpi itu, begitu bangun dia langsung nulis tentang si vampire itu, hadeeeh kapan ane punya mimpi yang spektakuler.

Berikutnya bisa juga dari berita . Kayak dari VOA, dari televisi, dari koran. Seno Gumira Ajidarma banyak menulis berdasarkan berita-berita. Seperti kumpulan cerpennya yang berjudul  “Ketika Jurnalisme dibungkam sastra harus bicara”.

Lanjut. Lengkapi referensi. Ini udah dibahas kemarin yah. Tulisan tanpa referensi kosong. Adanya curcol kayak tulisan saya di blog ini nih.

Jangan lupa goal setting. Apa tujuan kita. Mau dalam setahun nerbitin buku, atau dua tahun, atau sebulan. Sama dengan resolusi kali yah ( nunduk malu, resolusinya terancam gagal).

Terakhir, seperti tadi saya bilang diatas, terkadang semangat kita naik turun. Mood kita berubah-ubah. Bisa saja sekarang berapi-api pengen jadi penulis, trus tiba-tiba di satu titik karena banyaknya kendala, semangat itu padam perlahan-lahan. Makanya biar ga kayak gitu, bergabunglah dengan komunitas penulis. Di FB banyak tuh. Apa pentingnya?? Ya untuk menciptakan atmosfer yang kondusif. Saling memberi semangat. Saling tukar ilmu, bagi-bagi pengalaman. Dan memacu kita, kalau lihat teman udah nerbitin buku, udah nembus media, pasti lah kita akan lebih terpacu. Ngga mau kan cuma jadi penonton. 

Komunitas penulis itu juga bermanfaat untuk melebarkan networking. Biasanya kalau sudah ada yang bisa nembus penerbit mana, minimal kita bisa tanya-tanya tipsnya, minta no contact yang bisa dihubungi. Ah banyak untungnya deh ikut komunitas gini. Tapi memang untuk bisa gabung ngga sembarangan sih,biasanya mereka nentuin syarat tertentu. Ada yang pake daftar, trus bayar berapa gitu, ntar dapet pelatihan online. Ada juga yang gratisan, tapi pertama-tama kita harus ngirim contoh tulisan. Atau ada yang harus mereka yang menginvite kita, bukan kita yang join langsung. Pilah-plih deh. Tapi saya sarankan sih, pilih yang anggotanya terbatas, maksimal seratus orang lah, biar lebih fokus. Kalau grupnya udah kebanyakan orang ngga asik juga. Sama kayak kalau kita di kelas, semakin sedikit pasti lebih intens.

Namun dari semua hal diatas. Ada 3 tips yang paling paten. Ini sudah terbukti kemanjurannya. Agar bisa jadi penulis maka lakukan hal-hal berikut. Pertama , segeralah menulis. Kedua, menulis lagi. Ketiga, tetap menulis.

Semoga bermanfaat


Custom Post Signature