Berkah Ramadhan

Saturday, August 11, 2012
Gambar dari sini

Berkah Ramadhan

Dalam bulan ini entah sudah berapa kali saya mendengar kata-kata itu terucap. Melihat kata itu tertulis di media cetak, di status facebook , di twitter bahkan dalam perbincangan sehari-hari. 

Teman saya menulis status di FB nya. " Yey, menang lomba nih dapet uang 3 juta plus sepeda, berkah ramadhan kayaknya ". 

Yes, Ramadhan memang bulan penuh rahmah, bulan penuh pengampunan, dan tentu saja bulan penuh berkah. Kemarin-kemarin, saya sempet berujar dalam hati, apa saya bakal dapat berkah ramadhan ya tahun ini. 

Ramadhan kali ini adalah ramadhan tahun kedua saya tidak bersama suami. Ih sedih banget rasanya. Bukan sediah mikirin diri sendiri sih, kalau saya di kos-an kan banyak temen. Sahur bareng-bareng, ntar buka juga bareng. Masih ada teman lah. Kalau suami saya, dia kan sendirian di rumah. Membayangkan ia sahur sendirian hati saya teriris-iris. Berasa istri yang sangat tidak bertanggung jawab. Kalau lagi melow, bisa  menetes air mata saya setiap ingat dia disana.

Perbedaan waktu antara Jakarta dan Medan yang terpaut sekitar hampir setengah jam-an baik sahur maupun buka memang menguntungkan. Jadi, setiap sahur saya makan dulu, udah selesai baru nelfon suami, bangunin dia buat sahur. Berasa kayak orang pacaran. " Udah sahur belum, makan apa sahurnya". 

Perkara bangun membangunkan ini terkadang tidak mudah. Bisa saja saya nelfon sampai setengah jam-an dan si beliau disana ngga bangun juga. Hadeh, kalau udah begini, rasanya pengen punya pintu ajaib, agar bisa meneriaki di telinga suami, " Bangun maaaas". Apalah daya, terkadang entah karena mimpinya terlalu indah, atau suara dering telepon sudah ibarat menina bobokan, suami saya kelewatan waktu imsak. Duh Gustii.

Kalau waktu berbuka lain lagi ceritanya, suami akan kirim message " Selamat berbuka sayangku ". Setiap membacanya, bibir saya akan melengkung ke bawah, dan ujung-ujungnya pengen pulang.

Sanking pengennya saya berkumpul bersama suami, sepanjang ramadhan ini , setiap selesai sholat,  doa saya bunyinya selalu dengan nada dan melodi yang sama . " Ya Allah, berilah jalan agar hamba dan suami bisa berkumpul kembali, hanya kepadaMu kuserahkan segala urusanku".

Pagi, siang,sore, malam , doa tersebut selalu terucap dari bibir saya. Terkadang ada rasa putus asa, kenapa doa saya tidak kunjung dikabulkannya. Sampai seorang sahabat terbaik saya berkata " Yakin Win, dengan seratus persen keyakinanmu, bahwa Allah pasti mendengar doamu". Begitu terus ia menyemangati saya . Astaghfirullah, sungguh saya sama sekali tidak bermaksud meragukan ketentuan-Nya.

Tanpa bermaksud riya. Beberapa malam yang lalu, saya tumpahkan segala resah di hati kepada-Nya. Bermunajat dalam sujud panjang. saya benar-benar pasrah. Menyerahkan segalanya. Yakin apapun yang saya jalani adalah yang terbaik dari-Nya. Saya benar-benar mohon petunjuk, mohon diberi tanda. Kalau memang saya harus resign dari pekerjaan saya sudah rela. Apapun, yang penting saya mohon diberi kemantapan hati.

Dua hari kemudian, tepat hari Kamis, Allah menjawab doa saya, dengan cara yang begitu indah. 

Mungkin kalian pernah dengar kalimat ada tawa di dalam tangis, dan ada tangis di dalam tawa. Itu adalah kondisi dimana kebahagiaanmu sudah  mencapai titik kulminasi. Saat doa-doamu dikabulkan. Bukan sesuai dengan pintamu, tapi sesuai degan butuhmu. Karena tidak usah diragukan lagi, Ia yang maha tau apa yang terbaik untuk kita.

Pagi itu, saat doa rutin seperti biasa, tiba-tiba pak Kadiv memberitahukan sebuah pengumuman. Dengan cara yang begitu dramatis. 

" Ada kesempurnaan dalam angka sepuluh. bahkan angka-angka dari satu sampai sembilan tercipta untuk melengkapi kesempurnaan itu. 
Satu + sembilan, dengan awalan sama-sama 'S' adalah sepuluh. 
Dua + Delapan= sepuluh. 
Tiga + Tujuh = sepuluh. 
Empat + Enam = sepuluh
Lima + Lima = sepuluh  "

Sampai disini pak Kadiv mengambil jeda sebentar, membuat kami menerka-nerka apa yang ingin disampaikannya. Akhirnya ia melanjutkan.

" Begitupun dengan nama yang tertera di SK Mutasi ini. Dengan hurup nama awal dan nama akhir yang sama. Selamat kepada  Windi Widiastuty, kamu pindah ke daerah asalmu ".

Allahu Akbar. Mendengarnya saya hampir pingsan. Tidak menyangka doa saya terkabul sebegitu cepat. Hanya dalam hitungan hari. Tanpa bisa saya bendung, air mata saya mengalir deras. Saat diminta mengucapkan sepatah dua kata. Saya hanya mampu mengucapkan terima kasih ya Allah, terima kasih pak, terima kasih semuanya. Saya yang biasanya seperti tak pernah kehabisan bahan omongan, kali ini tak mampu  mengucapkan apapun. Sungguh Allah Maha baik. 

" Maka nikmat Tuhan  yang manakah yang kamu dustakan "

Ya, akhirnya SK itu saya terima juga. Dalam minggu ini saya akan meninggalkan kota ini. Jakarta, kota yang dulu saya caci maki, tapi ternyata memberi saya begitu banyak pengalaman berharga.

Ternyata, bahagia itu sederhana, sesederhana mendapat SK mutasi.  Alhamdulillah

Dan akhirnya saya bisa mengucapkan kata-kata itu. Berkah Ramdhan ternyata menghampiri saya. Lebih dari apapun yang pernah saya bayangkan. Ramadhan terindah yang saya jalani. Apapun kondisi hidupmu saat ini, yakinlah dengan sepenuh keyakinan tanpa keraguan setitik pun, bahwa Allah tidak tidur.












Negeri Fatamorgana

Sudah seminggu ini di kantor saya sibuk sekali. Terutama di bagian lobi bawah. Ada yang berubah. Keramik di dinding dibongkar. Meja resepsionis di geser. Mesin-mesin ATM dipindahkan. Para pekerja bangunan wara-wiri kesana-kesini. Ada apa gerangan ???.















Usut punya usut ternyata RI 1 mau datang ke kantor saya. Oh, pantesan heboh. Dari tiga hari lalu sudah diwanti-wanti sama atasan, kalau ntar hari Jum'at jangan lupa saat keluar kantor kudu pake tanda pengenal, kalo ngga nanti ga bisa masuk gedung.

Saya jadi ingat, beberapa tahun yang lalu saat saya masih berada di kota kecil bernama Tebing Tinggi, RI 1 juga pernah berkunjung ke kota itu. Tujuan kunjungannya saat itu berkenaan dengan program KUR ( Kredit Usaha Rakyat) yang diluncurkan. Peserta rombongan terdiri dari Gubernur Sumatera Utara dan direktur utama 5 bank BUMN terbesar. Wih. 

Dulu itu jalan dari Medan menuju Tarutung, di beberapa bagian banyak yang berlubang, tidak rata pokoknya kurang nyaman lah untuk pengendara kendaraan. Hal itu berlangsung bertahun-tahun. namun tiba-tiba , sim salabim,  jalan raya sepanjang Medan sampai Parapat tiba-tiba mulus lus dalam sekejab. Ngga pake lama. 

Dan saya seperti mengalami dejavu, saat melihat lobi kantor yang dalam waktu hanya 3 hari saja sudah berubah bak baru lagi. 

Pagi kemarin ( hari Jum;at ), saya berangkat kantor lebih pagi, khawatir telat kalau lift yang digunakan dibatasi. Karena denger-denger gedung bakal disterilisasi. Saat tiba di halaman kantor, udah ada beberapa paspampres yang hilir mudik. Dan yang membuat saya terbelalak takjub, tuh lantai di lapisi karpet merah mulai dari tangga hingga di depan lift. Daaaaan, si karpet masih diplastiki, hihihi lucu .





Dan begitulah, akhirnya hari ini si bapak datang ke kantor saya, tepat waktu sesuai jadwal . Panser-panser berderet di belakang kantor. Para paspampres siap siaga, polisi berjaga-jaga di tiap pintu masuk dan keluar. Dan yang paling lucu dari kedatangan si bapak adalah kenorakan penghuni kantor yang begitu antusias foto-foto, Dimana coba?????. Yup di depan mobil dengan plat polisi RI 1. jiiaha.







Hmm, entah untuk ke berapa kali si bapak akan selalu disambut dimanapun dengan penampakan yang dikondisikan bagus, indah, tertata dan teratur. Segala sesuatu terlihat seperti yang diinginkan. Dengan kondisi ideal. Instan. 

Sebenarnya ada untungnya juga kalau pejabat pemerintah atau siapa saja yang berpengaruh di negeri ini berkunjung ke suatu daerah atau suatu tempat. Perhatikan saja, pasti tiba-tiba semua tertata dengan rapi. jalan-jalan menjadi bersih. Fasilitas yang kiranya akan digunakan, akan diganti baru. Tapi ya gitu, itu hanya sementara. Sama dengan kita yang langsung beres-beres rumah kalau mau lebaran. Kenapa? karena mau ada tamu. Setelah lebran lewat?. Yah balik lagi ke kondisi semula.

Apakah beliau tahu semua itu? Dan sampai kapan, pemimpin negeri ini mau saja disuguhin dengan fatamorgana?. Kalau seperti itu, darimana ia bisa melihat kondisi bangsa yang sesungguhnya. 

Tanya kenapa??

Jadi Penulis, Siapa Takut (Bag 3)

Wednesday, August 8, 2012

Nyambung postingan siapa takut jadi penulis berikutnya, dari seminar Asma Nadia. ( baca sebelumnya disini dan disono )



Setelah kita tahu manfaat menulis, sekarang kita ngomongin modal untuk menulis. Tidak seperti kegiatan lain yang butuh modal dalam bentuk materi, berbeda halnya dengan menulis. Modalnya itu ngga berat, malah gampang banget, ga butuh biaya dan bisa dilakukan siapa saja.

Pertama dan utama adalah niat yang teguh ( kayak nama suami saya hihi ). Kalau mau jadi penulis itu ngga boleh sambil lalu, ya harus diniatkan dari awal “ I wanna be a writer”. Sekali kita punya niat dan alasan yang kuat, maka itu cukup menjadi amunisi seumur hidup  (pasang iket kepala ). Bahkan penulis blog aja, kalau niatnya ngga teguh ya blognya bisa kayak rumah hantu, penuh sarang laba-laba, rumput liar karena ngga pernah dirawat sama yang punya. Lihat deh rata-rata kita pasti punya lebih dari satu blog, tapi berapa banyak yang benar-benar terurus ( ngomong sama cermin ).

Kalau udah punya niat, modal selanjutnya adalah banyak membaca. Yang namanya penulis kudu suka baca. Karena sekolahnya penulis ya dari bacaan. Percuma kita ikut seminar sana-sini, baca teori menulis ini itu, , tapi ngga pernah membaca. Hanya saja cara penulis membaca itu harus beda dengan pembaca biasa. Dia bukan sekedar menikmati tapi mengamati. Pilihan judul, diksi, cara si penulis buku membangun konflik, alur crita. Pokoknya semuanya diamati. Dari situ kita belajar.

Kalau soal cara bertutur saya suka sekali dengan gaya Ika Natassa, mengalir dan membawa kita larut ke tulisannya. Untuk drama, Joy Fielding is awesome, Grand Avenuenya mantap .

Kalau cara menyelesaikan ending cerita, favorit saya Shidney Sheldon, endingnya selalu merangkum cerita dari awal sampai akhir. Yang tadinya misteri, terurai semua menjadi sangat masuk akal.

Saya kurang suka dengan ending yang To Good To Be True. Walaupun fiksi tetep aja lebih asik kalau membumi. Bukan untuk mengkritik, tapi Tere Liye menurut saya penulis yang bukunya sering gagal di ending. Tapi dia itu penulis yang tulisannya keren banget, banyak banget yang bisa kita ambil dari setiap karyanya. Tapi ya itu, beberapa endingnya kayak sinetron ( Sunset bersama Rossie contohnya, like Kuch Kuch Ho Ta Hai ). Ngga tau juga sih selera orang ya, ada yang suka sad ending, happy ending, open ending, closed ending. Terserah saja. Novel Istana Keduanya Asma Nadia,menurut saya endingnya bagus banget. Menyuruh kita berfikir sendiri. “ Arini berlari membawa luka” (kira-kira bgeitu, lupa saya )

Terus latihan disiplin. Ih mau jadi penulis kok kayak mau ikut latihan militer aja sih. Disipilin disini dalam arti disiplin dengan aturan yang kita buat sendiri. Misalnya kita udah bikin rule untuk diri sendiri menulis dua halaman sehari, ya jangan dilanggar. Kalau saya sih ga saklek-saklek amat. Pokoknya dalam satu minggu harus nulis, gitu aja ( makanya ga jadi-jadi novelnya J) . kalau bisa buat jam biologis. Misalnya nulis dua jam setiap hari di malam hari, atau pagi setelah subuh, atau tiap sabtu sore, terserah. Jadi ngga moody. Sekali-kali boleh ngikuti mood, pas ngga mood ya ngga usah dipaksakan nulis. Tapi kalau orangnya moody terus, ya kapan jadinya.

Dalam menulis, ide memegang peranan sangat penting. Masalahnya, terkadang ide itu datang di saat-saat ngga tepat. Waktu lagi di depan lepi, waktu luang, dengan segelas kopi di tangan, eh kepala kosong melompong. Gitu lagi belanja di pasar, Ting tiba-tiba ide berseliweran. Untuk itulah kita butuh notes. Atau apalah terserah, yang berguna untuk mencatat kapanpun ide datang. Lagi nyabutin rumput, tiba-tiba ‘ AHA” ( kata temen saya, entah darimana kata ini berasal ), langsung ambil notes , catet. Kalau saya yang orangnya grasak grusuk, lebih suka nulis ide di hp. Karena hape yang jelas dibawa kemana-mana. Paling sering dapet ide, kalau lagi ngobrol sama temen. Saat ada satu kata yang menarik, langsung buru-buru bilang “ Tunggu-tunggu, sebentar aku catet dulu kata-katamu barusan, bagus tuh buat tulisan “., wkwkwk, sampai kadang temen saya mutung ngga mau ngomong lagi .

Untuk menemukan ide itu ada beberapa sumber. Bisa dari pengalaman, pengalaman masa kecil, pengalaman sekolah, pengalaman putus cinta. Pengalaman di tempat kerja. Jhon Grisham , Marga T adalah beberapa penulis yang menulis berdasar latar belakang pribadi. Kalau penulis jaman sekarang tuh Raditya Dika,  Andrea Hirata, Ahmad Fuadi atau antologi-antologi yang lagi menjamur.

Bisa juga dari mengamati. Di angkot, di terminal, di taksi, di bandara, di perempatan jalan, dimana-mana deh. Amati semua hal, banyak ide wara-wiri di sekitar kita.

Trus bisa dari tokoh unik. Mungkin di kantor ada temen yang sering di Bully, bagus banget tuh buat jadi tokoh di tulisan kita hahaha. Atau dari public figur ( kalau nonton infotainment, sebaiknya sambil membayangkan si artis dalam imajinasi kita, Ariel contohnya , eh ).  Sepatu Dahlan Iskan salah satu novel yang ditulis berdasarkan seorang tokoh.

Atau khayalan. Hmmm . Konon katanya, Agatha Christie itu dapet ide selalu pas nyuci piring. Wah kerennya, pasti dia jadi rajin banget tuh nyuci piring, lah idenya jadi best seller semua. Ehmm siapa lagi ya. Oya , saya pernah baca, JK Rowling dapet ide waktu naik kereta api dari Manchester ke London. Ia menghabiskan waktu di dalam perjalanannya itu dengan memikirkan plot lengkap dengan ceritanya. Katanya sih, dia tuh cuma duduk menunggu keterlambatan kereta selama 4 jam dan semua detail bermunculan. Tentang anak laki-laki ceking berambut hitam , berkaca mata dan tidak menyadari bahwa ia adalah seorang penyihir.. Kok bisa ya, dari kereta api malah terangkai jadi cerita penyihir. Jadi milyuner pulak, iri.

Ngga dapet dari khayalan, bisa jadi dari mimpi.Si Stephanie Mayer juga dapet ide gara-gara mimpi, pas adegan Edward Cullen tertimpa cahaya matahari di hutan dan timbul kerlap kerlip di badannya.Katanya It’s so beautiful, sangkin indahnya mimpi itu, begitu bangun dia langsung nulis tentang si vampire itu, hadeeeh kapan ane punya mimpi yang spektakuler.

Berikutnya bisa juga dari berita . Kayak dari VOA, dari televisi, dari koran. Seno Gumira Ajidarma banyak menulis berdasarkan berita-berita. Seperti kumpulan cerpennya yang berjudul  “Ketika Jurnalisme dibungkam sastra harus bicara”.

Lanjut. Lengkapi referensi. Ini udah dibahas kemarin yah. Tulisan tanpa referensi kosong. Adanya curcol kayak tulisan saya di blog ini nih.

Jangan lupa goal setting. Apa tujuan kita. Mau dalam setahun nerbitin buku, atau dua tahun, atau sebulan. Sama dengan resolusi kali yah ( nunduk malu, resolusinya terancam gagal).

Terakhir, seperti tadi saya bilang diatas, terkadang semangat kita naik turun. Mood kita berubah-ubah. Bisa saja sekarang berapi-api pengen jadi penulis, trus tiba-tiba di satu titik karena banyaknya kendala, semangat itu padam perlahan-lahan. Makanya biar ga kayak gitu, bergabunglah dengan komunitas penulis. Di FB banyak tuh. Apa pentingnya?? Ya untuk menciptakan atmosfer yang kondusif. Saling memberi semangat. Saling tukar ilmu, bagi-bagi pengalaman. Dan memacu kita, kalau lihat teman udah nerbitin buku, udah nembus media, pasti lah kita akan lebih terpacu. Ngga mau kan cuma jadi penonton. 

Komunitas penulis itu juga bermanfaat untuk melebarkan networking. Biasanya kalau sudah ada yang bisa nembus penerbit mana, minimal kita bisa tanya-tanya tipsnya, minta no contact yang bisa dihubungi. Ah banyak untungnya deh ikut komunitas gini. Tapi memang untuk bisa gabung ngga sembarangan sih,biasanya mereka nentuin syarat tertentu. Ada yang pake daftar, trus bayar berapa gitu, ntar dapet pelatihan online. Ada juga yang gratisan, tapi pertama-tama kita harus ngirim contoh tulisan. Atau ada yang harus mereka yang menginvite kita, bukan kita yang join langsung. Pilah-plih deh. Tapi saya sarankan sih, pilih yang anggotanya terbatas, maksimal seratus orang lah, biar lebih fokus. Kalau grupnya udah kebanyakan orang ngga asik juga. Sama kayak kalau kita di kelas, semakin sedikit pasti lebih intens.

Namun dari semua hal diatas. Ada 3 tips yang paling paten. Ini sudah terbukti kemanjurannya. Agar bisa jadi penulis maka lakukan hal-hal berikut. Pertama , segeralah menulis. Kedua, menulis lagi. Ketiga, tetap menulis.

Semoga bermanfaat


I Hate Recaptcha

Tuesday, August 7, 2012
Okeeee, saya udah mulai ngga sabaran nih kalau lagi blogwalking trus mau koment di blognya temen dan harus ngisi Re-Captcha, hadeeeh. Ngga percayaan amat sih tuh blog kalau saya ini manusia bukan robot. Saya pribadi paling males kalau mau ninggalin jejak aja harus repot gitu, mana tulisannya susah banget lagi di baca. Apalagi kalau dari hape, widiiiw ngga pake recaptcha aja komeng udah susah apalagi pake recaptcha-recaptch-an. 

Saya positif thinking si empunya blog mungkin ngga tau gimana cara ngilanginnya. Atau memang sengaja??. 
Anyway apapun alasannya, saya rasa enakan ngunjungi blog yang ngga pake moderasi,ngga pake verifikasi, yang simple dan gampang kalau mau berinteraksi. 

Ngga tau nih dibutuhkan atau ngga. Kalau seumpamanya belum tahu cara ngilangan recaptcha itu, saya kasi panduannya mau ya. Udah gitu pliiiis, ilangin deh ntu konformasi robot. Ok check it out.

1. Buka setelan / Setting


2. Klik pos dan komentar


3. Perhatikan isiannya. Kalau mau komentar tanpa moderasi, pilih moderasi komentar, trus pilih
    Moderasi Komentar ? : Tidak pernah


    Tampilkan Verifikasi kata ? : Tidak


4. Simpan

Udah selesai. Pengunjung blog senang, hati senang, dudududu. Oke teman, selamat mencoba . 

Because It's me , Powerful And Energic

Saturday, August 4, 2012

Saya jadi ingat, saat awal lulus kuliah dan melamar pekerjaan kesana-sini, pasti di curriculum Vitae akan tertulis segala kelebihan kita. Menjual diri istilahnya. Saya selalu menuliskan begini : berani menerima tantangan, percaya diri,  bisa bekerja dalam team atau sendiri, bisa bekerja under pressure, cepat belajar, bla bla bla. Pokoknya segala hal yang menggambarkan diri saya.

Kaya di bawah ini nih :

Testimoni My Friends untuk #journey bersama Riyani Djangkaru

Setelah saya diterima, saya harus mengikuti pendidikan selama setahun. Nah saat pendidikan itu, ada kelas tentang kepribadian. Kita disuruh menentukan apa kepribadian kita. Pilihannya, action, planner, structure atau relation. Saya berfikir saat itu “ Ih semuanya pasti pilih action lah, males banget nih jadi orang kebanyakan. Sebelum memilih, saya tiba-tiba kebelet pipis, ya udah la ke belakang dulu. Begitu saya masuk kelas lagi, saya lihat teman-teman saya sudah terbagi menjadi empat kelompok. Scanning cepat, saya putuskan pilih kelompok yang paling dikit , sekali lagi saya ngga mau jadi orang kebanyakan. Saat saya bergabung ke kelompok yang cuma terdiri dari empat makhluk itu barulah saya tahu, ternyata itu kelompok Action, What???. Cuma empat orang nih yang action disini. Pantes aja, dari kemarin di kelas yang nanya hanya segelintir orang plus saya.

Mungkin udah bawaan orok kali ya, dari dulu, dari mulai saya SD, sampe kerja gini, kalau udah namanya di kelas, bawaan saya ngga bisa diem hanya ngeliatin guru ngajar, pasti tangan langsung ngacung. Kalau dulu metode belajar adalah CBSA, Cara Belajar Siswa Aktif, maka saya sukses menerapkan metode itu. Ngga heran, guru-guru selalu ingat nama saya.

Bahkan waktu SD, saya paling suka pelajaran matematika, dan guru matematikanya paling suka buat kuis kecil menjelang bel pulang. Siapa bisa jawab, boleh pulang duluan. Wah ngga usah diragukan, saya selalu menjadi anak yag pertama keluar dari kelas. Asiknyooo. ( lihat ceritanya disini ).

Kejadian lucu saat SMP. Saya ikut pramuka. Biasa kan ya, kalau pramuka gitu ada acara berkemah. Trus di acara berkemah ada kegiatan yang kayak uji nyali itu loo, kita disuruh jalan malam-malam, ngelewatin kuburan, ditinggal sendiri di tempat gelap. Beberapa teman cewek ada yang teriak-teriak ketakutan, ada yang nangis. Wah rame deh. Gimana ngga, lokasi kemahnya tuh di sekolah, kebayangkan sekolah kalau malam hari serem banget. Mana di kanan kiri yang ada kebun sawit lagi, gelap gulita. Saya???, boro-boro nangis atau ketakutan. Saya malah sembunyi aja di satu tempat, capek  jalan terus dari tadi, malah saya kepikiran mau ngerjain tuh kakak Pembina, biar ngirain saya hilang, xixi ( yang ada kakak Pembina nangis ngga nemu saya dimana ).

Dari atas-kiri-kanan
Asrama (itu kolam buat hukuman), gedung sekolah,
 mau kemana-mana hrs baris, patung siapa itu yah
Gimana ngga ya ?. Dari lulus SMP saya udah jauh dari Ortu. Entah angin apa yang membuat ibu saya memutuskan mengirim saya ke sekolah berasrama- semi militer pula- jaraknya 10 jam dari rumah, otomatis saya hanya ketemu keluarga tiap liburan catur wulan, empat bulan sekali. Widih, parah banget tuh sekolah. Tiap hari bangun jam setengah lima pagi, pake peluit panjang. Dalam waktu yang amat sangat singkat, kita sudah harus berada di lapangan setelah sebelumnya seprai kamar harus dalam keadaan rapi, dan berganti baju piyama ke baju olahraga. Jangan sampai telat, nyesel dah seumur-umur, hukumannya ngga tanggung-tanggung. Saya pernah telat sekali, gara-gara kebelet pengen BAB. Ah udah lah, disuruh keliling lapangan bola tiga kali, pyuuuh. Itu baru hukumannya. Padahal kegiatan rutin setiap pagi itu lari keliling lapangan sebanyak 10 kali, sit up 30 kali, push up 20 kali. Trus lo pikir, perut gw jadi kotak-kotak gitu??. Ngga tuh. Berhubung dulu saya ceking, jadi nggga ngaruh apapun. Yang ada, gitu di kelas, sukses ngantuk dah dari jam pertama ampe jam terakhir.

Tamat SMA ( udah kayak bikin sejarah hidup nih ). Saya keterima kuliah di Semarang. Jangan pikir saya kesono diantar ortu. Nggak sama sekali, hanya diantar abang saya yang memang pengen banget ke Jawa ( udah tau kan saya orang Medan ). Perginya naik kapal laut. Nyampe Tanjung Priok langsung naik bis ke Semarang. DImana itu Semarang ???. I don’t Know. Tapi ya itu, dasar saya ngga ada takutnya, nyantai aja. Tiba di Semarang langsung cari hotel, dianter supir taksi. Bilang gini “ Bang, cariin hotel yang murah ya”. Dan si supir taksi bener-bener nganter saya ke hotel murah banget, semalemnya waktu itu 15 ribu. Tengah malam baru saya tahu. Ternyata  ITU HOTEL ESEK-ESEK. Hadeeeh, ( lap keringet). Pantes, saat saya masuk sama abang saya, si resepsionis agak-agak gimanaaa gitu ngeliatnya.

Sampai sekarang. dalam kelompok apapun, saya pasti akan menjadi anggota yang aktif dan berani . Berani mengungkapkan pendapat, berani mencoba hal baru, berani mengkritik dan dikritik. Singkat kata, saya ini pemberani luar dalam. Udah berani, aktif pula lagi. Jadi jangan heran, kalau di grup manapun yang saya ikuti, anggota yang lain insyaAllah kenal sama saya ( pasang kaca mata item ). 

Kalau pas ikut seminar, atau pelatihan atau workshop, saya pasti jadi volunteer buat tantangan yang ada. Tapi seru lho, pulang dari acara itu saya ngga pernah tangan kosong, pasti ada yang dibawa. Ikut pelatihan di Jhon Robert Power pulangnya bawa Mug keren. Ikut seminar menulis Asma Nadia, dapet souvenir cantik, Ikut kelas kepribadian Min Uno dikasi buku kepribadian. Memang ngga ada ruginya jadi orang yang aktif.

Selain itu, saya ngga pernah takut untuk mengatakan yang salah itu salah. Saya pernah naik taksi dari kantor di bilangan Sudirman ke bandara. Sama si supir taksi saya diputer-puterin. Yang harusnya muter lewat jembatan semanggi trus masuk tol, sama dia saya dibawa ke arah Selatan, muter di mampang. Saya waktu itu lagi sibuk sama hape karena ada yang penting yang harus saya hubungi jadi ngga merhatiin jalan.Yang biasanya dari kantor ke bandara paling habis 90 ribu, kali ini argo nunjuk ke angka 150 ribu, siiigh.  Gitu sampai di bandara, saya langsung ngomong sama tuh supir,

“ Mas, kamu tadi sengaja ya bawa saya jalan yang jauh, lain kali jangan seperti itu. kalau mau cari setoran dengan cara begitu ntar rezekimu ngga berkah”. 

Selesai saya bilang gitu, saya bayar tuh ongkos taksi. Si mas taksi langsung minta maaf sama saya, dan minta saya ngga ngelapor ke perusahaannya. Yah saya juga ngga mau lah ngelapor, buat apa?. Tapi kan yah, saya tuh mau dia tahu kalau apa yang dilakukannya salah.

Kepribadian berani dan aktif itu ternyata banyak mendatangkan keuntungan bagi saya. Saya jadi suka mencoba sesuatu. Apa aja. Hal-baru maupun hal tidak baru. Yang belakangan ini nih, saya lagi suka ikut macem-macem lomba. Lomba nulis, lomba blog, sampe kuis-kuis di FB maupun twitter. Pengalaman  sama si supir taksi , saya kirim ke majalah, eh dimuat, dapet duit dah saya. Ngga gede sih, tapi cukuplah buat beli buku baru. Dari lomba-lomba tersebut, saya ngumpulin lumayan tuh hadiah-hadiahnya. Dari mulai uang, buku, voucher belanja, hape, jadi finalis jalan-jalan bareng Riyani DJangkaru (masih nunggu hasil final ), sampai mesin cuci, horeeee.

Entah bener entah enggak, kata orang, kepribadian itu tercermin dari warna kesukaan kita. Mungkin benar juga. Setelah saya lihat-lihat isi lemari , barang-barang yang saya punya, ternyata kebanyakan bernuansa item dan merah. Tak terkecuali saat nikahan, dimana kata orang itu adalah “Hari” nya diri kita. Saya pilih dekorasi ruangan berwarna merah. Karena saya pakai baju adat jawa dan mandailing, pilihan saya baju Jawanya item, mandailingnya merah ( lha emang ada warna apa lagi J). Ibu dan adik-adik saya , kebayanya yah saya pilih merah. Pas lamaran saya pun pakai kebaya merah, hantarannya, ya warna merah juga, aiiiih. Merah mencerminkan pribadi saya yang berani. Dan , mukena juga merah, O My God. Kalau ngga diingetin sahabat saya, saya bisa punya mukena warna merah entah berapa biji. Kadang saya lupa, gitu pesen mukena, eh pesennya merah lagi, untung diingetin “ Lo kan udah punya berapa biji warna merah, yang lain napa”.


Kalau untuk pakaian, saya sukanya warna item. Karena kan saya pakai jilbab, jadi kalau pakai baju item gampang padu padan dengan jilbab warna apapun. Tuh lihat, asik kan. Jilbabnya suka saik banget tuh pakai hitam, kalau bisa ada kombinasi merahnya jadi lebih keren. Kesannya maskulin dan kuat gitu. Ya memang, karena saya bukan perempuan yang lemah ( mau adu panco?? Sini )

Apapun warna jilbabnya, bajunya tetep item :))


Merah juga Oye


Tas saya, Maskulin and Powerful

Nah, kepribadian itu, selain tercermin dari warna pakaian dan barang-barang kita, juga bisa tercermin dari gadget yang kita pakai. Contohnya notebook. Maka saat saya membaca lomba blog dari Sony Vaio dan Female Daily  yang bertajuk ekspresikan kepribadianmu dengan Sony Vaio E 14P, tanpa ragu saya langsung bisa memilih, kepribadian saya sesuai dengan Vaio warna hitam dengan garis merah. Untuk saya yang kuat,percaya diri, berani dan aktif. Yes, because It’s me.



Desain Vaio E 14P yang unik dengan lima pilihan warna, membuat setiap orang bisa mengekspresikan gayanya masing-masing. Suatu terobosan yang tidak biasa. Karena memang notebook adalah benda yang sangat personal. Bagi saya, notebook seperti teman bertukar pikiran. Tempat saya menuangkan ide-ide yang berseliweran di kepala. Sepantasnya, notebook yang notabene selalu menemani kita kemanapun bisa menggambarkan seperti apa diri kita.

Saat ini, saya memiliki notebook warna hitam, sesuai dengan kepribadian saya yang kuat dan berani dan sesuai juga untuk menemani aktivitas saya yang mobile kesana kemari.  Tapi, karena umurnya udah lama, performancenya juga udah mulai menurun. Terkadang kalau lagi nulis saya suka stress sendiri, lemotnya minta ampun. Apalagi saya suka utak-atik foto dan video buat ngelengkapin tulisan yang akan saya posting di blog, beugh bisa bolak-balik tombol  Ctrl+alt+del saya pencet, sanking frustasinya (ada disini ceritanya )



Yang saya butuhkan itu notebook yang kuat karena saya suka wara-wiri Jakarta-Medan minimal sebulan dua kali, belum lagi kalau ada tugas luar dari perusahaan, jadi si notebook harus tahan banting. Dan untuk menemani perjalanan saya itu, biasanya saya suka nulis di pesawat, nonton film, apalagi kalau lagi delay, wih si notebook adalah tumpuan harapan membunuh waktu. Makanya saya juga butuh yang baterainya tahan lama. Tau kan, kalau di bandara nyari colokan listrik itu susahnya minta ampun. Kalaupun ada harus rebutan sama orang lain.

Kata orang yang namanya jodoh itu ngga akan kemana deh. Pas baca spesifikasi Notebook Sony Vaio E Seri 14 P, kok ya kayaknya tuh notebook emang diciptakan buat saya ya. Dengan ketahanan baterai sampai 5 setengah jam-an dijamin bisa menemani saya mengatasi bosan selama di perjalanan. Soalnya kalau diitung-itung, jarak Jkt-medan 2 jam, hadir di bandara minimal 1 jam sebelumnya. Berarti berangkat harus satu jam lagi sebelumnya. Asumsi delay satu jam, pas 5 jam waktu yang dibutuhkan  notebook saya sebelum tewas kehabisan energy ( 2+1+1+1)

Trus lagi, keyboardnya yang bisa menyala di kegelapan itu benar-benar dipikirkan untuk mengakomodir kebutuhan pengguna kayak saya ini. Kenapa?. Soalnya kan saya kalau pulang balik Jkt-Medan selalu malam hari, last flight. Nah kalau udah diatas kan lampu dimatiin. Bisa sih nyalain lampu baca, tapi suka ngga enak sama penumpang sebelah soalnya kan jam segitu biasanya orang-orang pada tidur. Makanya dengan keyboard yang bisa terlihat di kegelapan gini, saya bisa tetep pakai tanpa mengganggu orang lain. Mantap. 

Ditambah lagi memorynya yang gede SAMPAI 4 GB, cukup banget untuk menyimpan file-file film yang saya koleksi. Saya kan penggemar film serial. Friends, Desperate Housewife,Girlmore Girls, sampe serial Korea. Belum lagi file-file kerjaan. Kerjaan saya tuh di bidang manajemen portofolio, jadi ya isinya data-data sampai berkilo-kilo bahkan megabyte,soalnya kan ada file excellnya, power point, belum database yang biasa saya bawa-bawa saat harus dinas ke luar kota. Selama ini biar ngga mengganggu kecepatan si notebook, saya nyimpennya di harddisk eksternal. Tapi kalau bisa tersimpan semua di notebook, berarti berkurang deh bawaan saya satu kalau kemana-mana. Cihuuy.

Apalagi ternyata Vaio E Series ini memiliki fitur PlayMemories Home yaitu ftur untuk mangatur, dan menyunting foto dan video. Camera digital viewing, external HDD viewing dan pembuatan film pendek. Cocok dengan yang saya butuhkan. Saya kan suka banget utak-atik foto kayak yang di tulisan ini contohnya.

Spesifikasi lainnya, kualitas suaranya yang ciamik punya. Mau nonton film, pasti berasa kayak di bioskop beneran ,karena pengggunaan teknologi X Loud dan Clear Phase yang mampu meningkatkan volume tanpa gangguan di film atau game favorit.

Hwaaa udah deh, kalau kamu butuh notebook sekarang. Pilih Sony Vaio E14P dan ekspresikan kepribadianmu. 

Saya?, wah alokasi dananya saat ini untuk tiket mudik lebaran ke Medan dulu.  Semoga nantinya saya bisa memiliki notebook yang menggambarkan kepribadian saya. Hitam dengan garis merah, untuk saya yang Powerful dan Energic.  Saya pilih itu, because It’s me. Kalau kamu??


Gw banget kan yah ...

Custom Post Signature