Medan Favorite Cuisine

Saturday, July 21, 2012
( Pemenang Utama Lomba Blog Streetdirectory)

Karena saya dan suami hanya tinggal berdua saja di rumah, maka kami merasa ( saya tepatnya ), lebih bijaksana dan lebih hemat kalau selalu makan di luar. Apa sebab?, karena bisa pilih menu sesuka hati mengingat selera suami dan saya bagai bumi dan langit. Kalau direpresentasikan dalam sebuah lagu “ Aku suka singkong, kau suka keju”, gitu deh. Suami saya sukanya makanan yang digoreng-goreng, ngga pedes, kalau sayur yang bening-bening. Kebalikannya, saya suka yang berbumbu, bersantan, dan harus pedas. Kedua, karena lebih hemat waktu, kapan mau makan, tinggal cabut, lha kalau masak kan bisa berjam-jam saya di dapur belum belanjanya, belum nyuci piringnya, padahal waktu yang sangat berharga itu bisa buat berduaan ( halah, alasan bilang aja ngga bisa masak).  Setelah empat tahun wara- wiri ke berbagai rumah makan, maka saya menetapkan beberapa criteria rumah makan yang pas dengan selera kami berdua.
  • Tidak boleh hanya memiliki satu tema, jadi si rumah makan, kalau ibarat artis dia harus multitalented alias punya berbagai macam menu demi mengakomodir selera kami.
  • Harus ruangan terbuka, kecuali letaknya di mall. Karena si suami tersayang, harus merokok selesai makan, dan menurut saya, selama dia merokok ngga di dalam rumah it’s oke, saya ampuni ( istri kejam)
  • Tidak membatasi sambal yang boleh disantap, alias bebas mau minta sambal seberapa pun, lebih disukai yang memiliki variasi sambal ( sambel merah, sambel ijo, sambel tomat 
  • Ngga pake lama dalam menyediakan pesanan, karena saya dan suami selalu makan dalam keadaan lapar berat.
  • Lebih disukai rumah makan yang memiliki taman dan ada kolamnya ( ni mau makan atau mau tamasya sih ). Yah biar seger aja, atau ada pohon-pohonan lah.
Dan sejauh ini, ada beberapa rumah makan yang menjadi favorit kami. Rumah makan yang paling sering kami kunjungi berdasarkan waktu makan. Catatan , semua tempat adalah di Medan.

Sarapan
Warung Soto Pak Joko


Letaknya di Ringroad, kalau dari arah Timur sebelah kanan, kalau dari barat sebelah kiri ( taruhan seratus persen kalau yang baca orang Medan kagak ada yang ngerti ). 

Pokoknya, di sepanjang ringroad hanya ini satu-satunya warung soto yang buka waktu pagi. Waktu saya tanya saya pegawainya, jam berapa mereka mulai jualan. Si pegawai dengan enteng menjawab, “ Kami buka dari jam setengah lima bu, persis kaya tahanan perang “, gubrak. Saya ngga tau maksudnya apa, sebel sama bosnya atau mau nyampein ke saya bahwa mereka siap sedia sedari subuh, halah.

Malah tadi pagi suami bilang, selama Ramadhan mereka buka buat sahur. Tadi suami sahur disitu. Lah, lebih dari tahanan perang dong :)



Menu yang disediakan hanya berkisar soto. Segala macam soto, dari soto ayam, soto daging,soto paru, soto udang, soto rempela, soto babat. Ada juga pilihan tambahan berupa lontong Medan dan bubur ayam. Tapi yang paling enak sih sotonya. Saya yakin seratus persen bahwa yang punya pasti orang Jawa ( ya iyalah, namanya aja udah JOKO ), soalnya walaupun sotonya pakai santan tapi santannya encer, jadi ngga kayak soto Medan. Kalau di Jawa lebih mirip gule. Makanya saya dan suami bisa cocok makan disini, karena dia perpaduan selera Medan dan Jawa, klop dah. 

Tempatnya enak, ngga sempit, banyak tumbuhan hijaunya, jadi sejuk . Biasanya paling ramai kalau Sabtu Minggu, diisi sama orang-orang pulang olahraga sepedaan. 

Harganya juga ngga terlalu mahal, seporsinya Rp 10.000, udah ada perkedel kentangnya. Camilannya ada tempe goreng, sate daging dan sate paru. Plus ada kerupuk. Bagi pembaca yang dari Jawa, saya beritahukan di Medan, jarang sekali ada rumah makan yang menyediakan kerupuk. Jadi sekali lagi saya yakin banget ini pasti puyanya orang Jawa ( iya iya, percaya ).

Nih biar gampang lihat di streetdirectory



Makan siang
Bumbu Desa




Rumah makan favorit kami untuk makan siang sebenarnya dikota lain juga ada, soalnya cabangnya ada dimana-mana. Yup “ Bumbu Desa” terpilih menjadi tempat teratas pilihan. Letaknya di jalan Gajahmada, pas di sebelah lampu merah. Menurut saya, lokasinya sih kurang strategis, sebab tamu yang mau makan jadi susah masuk, dengan satu pintu masuk yang letaknya persis sebelum lampu merah. Namun termaafkan dengan parkir yang luas dan interior yang cozy. Di tengah-tengah restoran itu ada kolam ikan yang lumayan besar dengan ikan-ikan yang berseliweran. Tempatnya juga semi terbuka gitu, jadi ada udara keluar masuk lah. 

Menunya, ngga usah diragukan lagi , memang udah enak dari sononya. Disini berasa makan di rumah, karena memang andalannya menu rumahan. Dari ayam, ikan, udang, bebek, digoreng maupun dibakar. Trus ada tahu, tempe bacem. Sambal terong, sambal udang, sambal cumi, sambel kerang, dan sambel-sambel lainnya. Sayurnya juga banyak banget macemnya, tauco bunga pepaya, tumis jamur, gulai daun singkong , gulai pakis, kangkung tumis, sayur lodeh sampai sayur asem. Yang paling saya suka, gulai pakis nya, yummy banget. Pakisnya lembut dan santannya mantap.


Oya, cara pesannya, kita langsung ke display makanannya. Tunjuk-tunjuk sendiri. Soalnya menu utamanya belum dimasak, jadi setelah kita pilih, misalnya mau ayam goreng, atau bebek atau ikan, baru ntar digoreng sama mereka. jadi so fresh.

Trus kita bebas ngambil sambal sendiri. Disana ada meja tempat nyedian sambal dalam mangkuk gede, beserta lalapannya, timun, kol, daun kemangi, salada. Sambalnya juga ngga satu macam, ada sambal terasi, sambal merah, dan sambal ijo. Langsung saya ngambil sepiring sendiri.



Kalau kita minumnya mau teh tawar, gratis tinggal ambil aja, disedian segentong gedee banget, ada keran untuk ngeluarin teh di dalamnya.

Mengenai harganya, hmmm agak sedikit mahal sih. Perkedel jagungnya aja satu biji 4000 perak. Saya dan suami biasa makan berdua, kira-kira kena 120 ribuan lah, tapi ya karena selera kami beda. Mungkin kalau seleranya samaan bisa lebih hemat. Tapi worthed lah sama rasanya, enak dan sesuai sama namanya, berasa alami gitu dah makanannya.

Kelebihannya, tempatnya luas banget, jadi jangan khawatir ngga kebagian tempat. Kalau untuk buka puasa seperti sekarang ini pas banget. Karena mereka juga nyediain mushola. Kalau bawa anak kecil, disedian kursi khusus balita, jadi ngga takut anaknya jatuh kemana-mana.


Sebenarnya ada lagi satu tempat makan yang suasananya enaak banget di Medan. Namanya restoran Ndesa Deso, di jalan setiabudi. Kalau dari arah Tasbih, 50 m dari lampu merah pertigaan USU yang menuju ke arah Gatot Subroto. Letaknya ngga di pinggir jalan, agak masuk kira-kira 100 meteran. Konsep restonya adalah alam Bali. 

Pertama kali kesitu, saya malah ngga percaya masih ada di tengah kota suasana persis kayak di tengah hutan, rindaaang banget dan sangat romantis, persis berasa lagi bulan madu di Bali deh. Gitu masuk, kita ngelewati jembatan kecil buatan yang dibawahnya ada sungai kecil. Trus di tengah-tengah ada pohon bamboo gedeee banget. Tampaknya saat land clearing sengaja ngga ditebang. Di sisi kanan kiri, isinya pohon-pohon dan tumbuhan hijau. Sejuuuk banget. Suasananya benar-benar replika Bali, pelayannya pake pakaian Bali, lagu yang diputar juga gamelan Bali. Trus untuk menambah kesan alami, ada suara-suara burung berkicau. Walaupun siang hari, karena tertutup rindangnya pohon, maka suasana disitu agak temaram, sehingga ada lampu-lampu warna chrom gitu di setiap sudutnya. Kamar mandinya cantik banget. Kursinya juga cantik, dengan tirai-tirai putih yang menambah suasana honeymoon.

Tapiiiii, harganya mahal gilak. Saya makan berdua, menunya cuma sup kepiting jagung, bebek goreng, dan jus, kena 280 ribu. Kalau untuk ngerayain sesuatu bersama pasangan bolehlah. Tapi kalau sering-sering tidak baik untuk kesehatan kantong.

Makan Sore
Misop Kampung 



Terkadang, kalau lagi sore-sore sering juga pengen ngunyah sesuatu. Lihat ke dapur yang ada cuma mi instant. Buka kulkas yang nongol Cuma minuman, langsung lah menyeret suami keluar. 

Tempat yang menurut saya enak buat makan ringan sore hari adalah warung “ Misop Kampung”. Lagi-lagi di ringroad. Ya saya rasa ringroadnya Medan, bisa disebut sebagai tempat wisata kuliner, karena mau makan apa aja ada disana, dari yang ecek-ecek  kaya restoran fast food sampe yang seriusan. 

Misop kampong ini ngga ada waktu sepinya. Perasaan rame terus. Parkirnya penuh terus. Soalnya memang misopnya enak. Berasa makan misop di kampung-kampung. Menunya sih ngga Cuma misop, ada bakso, ayam penyet, nasi goreng, macem-macem. Tapi yang rekomended sih misopnya. Ada banyak pilihan, ada misop ayam, misop daging, misop bakso, misop iga. 

Harganya juga murah. Semangkok misop kampungnya cuma 7000 perak. Buat camilan, oke deh.

Oya, yang ngga tau apa itu misop. Misop itu mirip bakso cuma baksonya diganti  sama ayam suir. Kalau di jawa mungkin lebih mirip soto bening, soalnya dia pakai mie putih. Kalau yang suka mi kuning juga bisa, atau malah dicampur mi putih dan kuning.


Makan Malam
Nelayan



Nah ini dia juaranya. Tempat makan malam favorit saya. Kalau malam kan pengennya makan yang enak tapi ngga kenyang-kenyang banget. 

Kalau jalan-jalan ke Medan, biasanya dibilang, jangan lupa makan durian di Ucok Durian, atau makan mie Aceh di Titi Bobrok. Nah ada satu lagi yang ngga boleh ketinggalan. Makan di Nelayan. 



Di Medan, ada beberapa cabang Restoran Nelayan, di tiap mall pasti ada. Tapi yang paling asik sih yang di Merdeka Walk. Karena letaknya di udara terbuka. Terus dikelilingi oleh tempat-tempat makan yang lain. Merdeka Walk itu suatu kawasan makan yang terletak di tepi lapangan merdeka. Persis di depan bangunan-bangunan tua bersejarah, kayak gedung Lonsum, gedung BI dan kantor pos yang sudah berusia ratusan tahun. Di pinggirannya terdapat pohon-pohon gede dengan diameter kambium yang super lebar. Di batang-batangnya digantungin lampu-lampu cantik yang menambah semarak kawasan Merdeka Walk. Kalau di Bandung, mirip Ciwalk lah.



Nelayan, atau bisa juga Jala-Jala, adalah restoran dengan masakan cina. Menu andalannya aneka dimsum, dimsum goreng maupun dimsum steam. Mungkin dikota-kota lain juga ada dimsum, tapi yang membedakan adalah saus sambalnya. Hmmm, maknyuss banget. Pedes banget, bikin lidah melintir. Saya beberapa kali makan dimsum di Jakarta, tapi ngga ada yang bisa nyamain saus sambelnya Nelayan. Enaaak banget, bikin kita mendesis-desis. Suami saya ngga pernah nyentuh ni sambel.


Dari semua dimsum yang ada. Wajib banget dicoba adalah Leng Hong Kien, dimsum goreng campuran udang dan kepiting, dengan mayones yang lembuut dan rasanya pas sekali. Satu porsi ngga akan cukup. Kalau dimsum steamnya harus coba siomay nelayan atau kadang disebut siomay tiga rasa. Terbuat dari campuran, udang, kepiting dan ayam. Mantaaaap. Dicocolin saus yang pedes itu, top markotop.

Leng Hong Kien

Siomay rumput laut nya juga oke punya, dan pangsit gorengnya sayang untuk dilewatkan. Setelah puas menyantap dimsum. Jangan pernah pulang sebelum mencoba aneka dessertnya. Ada aneka pudding dan pancake. Very Recommended pancake durian. Pancake dengan isi durian utuh, yang enaaaak banget. Kalau makan durian kan bisa saja ketemu yang ngga enak. Kalau pancake udah dijamin pasti enak. Makannya, berasa mati masuk surga, mati lagi, masuk surga lagi sankingkan enaknya ( ini kata Raditya Dika ).


Selain aneka dimsum, ada juga makanan yang beratnya. Kayak aneka mie, nasi goreng, bebek peking, sup kepiting, sapi lada hitam, kerang , wah banyak deh. Tapi kalau yang kayak gitu kan biasa di restoran lain juga ada, makanya yang saya rekomendasikan dimsumnya deh.



Bagi orang Jakarta, ngga perlu jauh-jauh ke Medan, di mall Taman Anggrek lantai GF juga ada kok. 

Masalah harga, sekitar 16 ribu sampai 18 ribu seporsi dimsum yang terdiri dari 3 atau empat potong dengan ukuran sedang. Yang paling mahal pancake duriannya, seporsi 2 potong seharga 26 ribu ( belum termasuk pajak). Tapi dibanding rasanya dan pelayanannya ngga mahal deh.

Oya saya belum cerita, pelayanannya tuh ngga biasa. Jadi si pelayan akan mondar-mandir membawa satu nampan besar berisi aneka dimsum, dessert, pudding dan mendatangi tiap meja. Kita tinggal tunjuk-tunjuk saja. Seperti display berjalan, jadi ngga sekedar lihat di halaman menu. Kalau kita ngga tau apa isinya, tinggal tanya aja sama pelayannya, mereka akan memberitahu apa aja komposisi dimsum tersebut. Dan biasanya mereka akan merekomendasikan yang paling sering dipesan tamu, gitu. Jadi kalau baru pertama kali, jangan khawatir, ngga akan kecele.

Setiap pulang ke Medan, saya pasti ngga pernah absen kesini. Sekalian menikmati kota Medan di Merdeka Walk. Kalau malam minggu bisa buka sampai tengah malam, jadi pas juga buat yang insomnia trus kelaperan. Untuk temen nonton bola juga oke.

Nah itulah beberapa tempat makan rekomended versi saya. Tapi sebenarnya kalau di Medan sih, semua tempat makan hanya ada dua rasa, enak dan enaak banget. Jadi kemanapun anda makan, selama masih di kota Medan, tetap juara lah. Mau makan Padang?. Rumah makan ACC sip banget. Atau mau makan makanan Mandailing, rumah makan sidempuan pilihannya. Selain yang khas-khas gitu, semuanya ngga ada yang ngga enak. 

Ayo ke Medan, dan manjakan lidahmu di kotanya si Feri AFI dan Rini Idol ini ( salah focus ).


Biar ngga kesasar, lihat petanya dulu di http://www.streetdirectory.co.id. Tuh di titik yang biru itu tempatnya. Kalau masih kesasar kebangetan mah ente.


Eh dari tadi pasti ada yang nanya, dapet darimana tuh peta-peta keren gitu. Sekarang kamu, kalau mau kemana-mana ngga usah khawatir kesasar atau kehilangan arah. Langsung cari aja alamat yang kamu tuju di streetdirectory.

Streertdirectory itu adalah situs peta Indonesia-peta jalan & satelit. Caranya gampang banget. kamu tinggal buka http://www.streetdirectory.co.id, trus ketik aja alamat yang mau kamu cari. Contohnya , mau cari alamat Restoran Nelayan tuh, ketik : jalan Balai kota, Medan. Ntar langsung muncul petanya. Bahkan kamu bisa cari jalan tercepat atau jalan terpendek menuju kesitu dari titik dimana kamu berada. Keren yah. Dengan begitu, jadi lebih hemat waktu kalau mau jalan-jalan.

Udah ah, kebanyakan ngomong saya. Langsung datengi ya tempat-tempat makan favorit saya di atas. Kalau anda puas, sampaikan sama teman, kalau tidak puas, bilang sama yang punya restoran yah, jangan sama saya ( kabuuur ) :))



Ayam Goreng Kenangan

Thursday, July 19, 2012




Kalau ditanya, kenangan apa yang paling berkesan yang pernah saya alami sewaktu kecil ?. Sepertinya perlu beribu-ribu kata dan berlembar-lembar folio untuk menceritakannya. Karena semua hal yang terjadi pada saat saya masih imut-imut, begitu berkesan. Pengalaman jatuh dari pohon jambu dan sukses mendarat di comberan yang menyambut saya dengan pecahaan beling yang berserak ( paha saya robek, dan harus dijahit 6 jahitan, syukur dokernya canggih bekasnya bisa ilang sama sekali ), Pernah juga dikejar-kejar tawon karena ngga sengaja jatuhin sarangnya. Atau pengalaman terpaksa merasakan kepala saya dijahit karena main lempar-lemparan batu bata sama teman ( iseng aja, soalnya bola kastinya ilang jadi diganti batu ).Wah banyak deh, sampai-sampai saya punya cinderamata berupa bekas jahitan disana sini saat kecil.

Namun dari semua kejadian lucu, ngenes, plus malu-maluin itu ada satu peristiwa yang sampai sekarang masih erat melekat di ingatan. Bahkan setiap menceritakan kembali kejadian itu bersama adik-adik saya, kami akan tertawa sekaligus menangis haru.

Waktu itu sekitar tahun sembilan puluhan, saya masih duduk di kelas tiga atau empat sekolah dasar. Karena ayah saya bekerja di perkebunan sawit, maka kami pun harus bermukim di belantara sawit Sumatera Utara. Tidak terlalu pelosok sih, hanya berjarak kira-kira dua jam perjalanan dari kota Medan. Namanya perkebunan, maka ngga banyak hiburan yang ada di komplek perumahan karyawan. Satu-satunya hiburan yang ada ya televisi.  Kadang-kadang, sebulan sekali perusahaan menyediakan hiburan berupa layar tancep di lapangan terbuka.  Acara televise favorit saya saat itu adalah kartun si hantu botak Casper. Setiap pagi, saya pasti udah nongkrong di depan tivi, padahal jadwal tayangnya itu persis mendekati jam masuk sekolah. Jadi biasanya saya harus lari-lari ke sekolah, biar bisa tetep nonton tapi ngga telat masuk kelas. Sesekali iklan menyelingi aksi si botak ( dulu iklan belum terlalu banyak).

Pada saat itulah, saya melihatnya. Iklan seorang anak kecil sedang melahap ayam goreng berbalut tepung krispy yang sangat menggoda. Melihat cara si anak menjilati sela-sela jarinya agar tidak meninggalkan remah-remah paha ayam tersebut, semakin memastikan betapa lezatnya ayam goreng buatan Kolonel Sanders tersebut.

Setiap kali iklan itu muncul di televisi, saya hanya bisa menelan ludah. Saya selalu membayangkan kelezatannya. Namun  saya juga berpikir, pastilah harganya mahal, dan pastilah hanya dijual di restoran-restoran mewah. Mengingat tempat tinggal kami yang bahkan radius 20 km ke Utara, Selatan,Timur dan Barat tidak ada pertokoan besar apalagi Mall, pupuslah harapan  saya untuk bisa merasakan sensasi kriuk si ayam kakek.

Saya termasuk anak kecil yang ngotot, kalau punya keinginan sebisa mungkin berusaha mewujudkannya. Demi mewujudkan keinginan mencicipi si ayam goreng bertepung itu, saya pun merengek meminta ibu memasakkannya. ( saya manggil ibu saya dengan sebutan mamak )

“ Mak bisa buat ayam goreng yang kayak di iklan TV itu ngga ”  tanya saya polos

Ibu saya mengernyit, bingung mendengar pertanyaan saya yang tidak biasa-biasanya.

 “Maksud kamu?” sepertinya Ibu ngga ngerti arah pertanyaan saya.

 “ Itu lho mak, ayam goreng yang ada gambar kakek-kakeknya”

Saya lihat ibu tertawa geli. Sekarang ia sudah tahu maksud saya.

“ Besok , mamak bilang ke papa ya supaya memotong ayam kita, biar mamak bisa masak ayam goreng kriuk”

“Horeee” saya bersorak riang.

“ Jangan lupa aku yang paha mak” kata saya mengingatkan.

Terbayang sudah adegan yang akan saya lakoni. Menyantap paha ayam goreng seperti yang ada di iklan. Saya udah niat nanti bakal jilatin jari-jari saya sampai licin cin.

Namun ternyata, sehebat-hebatnya masakan ibu, penampilan ayam goreng made in ibu tidak semenggairahkan seperti yang ada di televisi. Tepungnya kurang tebal, dan saat digigit tidak ada bunyi kriuk renyah seperti di adegan yang biasa saya lihat. Wah kecewa saya. Dan sepertinya ibu melihat kekecewaan di wajah gadis kecilnya.

****

Beberapa minggu setelahnya, di Minggu pagi yang hangat ibu membangunkan kami, saya, abang, dan kedua adik saya untuk segera mandi.

“ Ayo,ayo, cepat mandi, kita akan jalan-jalan hari ini” kata ibu menyemangati kami.

Tanpa diperintah dua kali, kami pun bergegas merapikan diri.

Hari itu, ayah saya ada tugas ke kantor Direksi di Medan. Berhubung lagi libur, ayah mengajak kami serta. Duh senangnya, jalan-jalan ke kota setelah sehari-hari pemandangan yang kami lihat hanya sawit dan karet. Sebelum pergi saya melihat ibu membungkus nasi hangat ke dalam beberapa plastik putih. Tak lupa diisinya botol air mineral yang telah kosong. Untuk bekal mungkin.

Setibanya di Medan, ayah langsung berpisah dengan kami. Ibu membawa kami ke sebuah mall yang baru beberapa minggu buka di kota Medan. Namanya Medan Mall. Waaah, saya masih inget bagaimana gembiranya. Bahkan saya masih ingat aroma AC nya, toko-toko boneka yang berderet-deret, serta ada supermarket besar yang menjual segalanya. Saya seperti anak udik masuk kota.

Ibu mengajak kami menaiki escalator, saya menyebutnya “ tangga jalan”.  Sambil naik, mata saya sibuk jelalatan kesana kemari.

Di lantai tiga, tiba-tiba saya membeku, mulut melongo, dan saya terpana melihatnya…….
Gambar si kakek dan ayam gorengnya…..hwaaaa.

Ibu sampai tertawa melihat saya. “ Windi mau makan disitu” Tanya ibu

Tanpa menjawab, saya mengangguk keras-keras.

Tanpa membuang waktu, kami pun masuk ke restoran cepat saji itu. Ibu menyuruh kami menunggu di meja sudut ruangan. Tak lama ibu datang bersama empat potong ayam berwarna coklat keemasan. Hmmm mencium aromanya saja, air liur sudah terbit.

Tapi kok ga ada nasinya? Minumnya juga ga ada?

Saya lihat ibu merogoh sesuatu di dalam tas besarnya. Sambil celingukan ibu mengeluarkan beberapa bungkus nasi yang tadi pagi di bungkusnya. Tak lupa dikeluarkannya pula air mineral yang telah dibawanya.
Tanpa banyak tanya, kami segera melahap ayam goreng impian itu. Bersih ludes tanpa sisa. Saat itu saya mikir, kok saosnya bisa enak banget yah. Tak lupa saya pun melakukan adegan yang telah saya rencanakan, yaitu menjilati sela-sela jari seperti di iklan tivi.

****

Dulu sih saya ngga menyadarinya. Tapi setelah gede, saya baru tahu, betapa besarnya keinginan ibu saya membahagiakan kami, anak-anaknya. Termasuk mewujudkan keinginan-keinginan yang tampaknya sederhana namun mungkin berat bagi keluarga kami. Saat itu uang belanja yang diberikan ayah sepertinya tidak cukup jika harus disisihkan untuk makan ayam goreng di restoran si kakek.  Mungkin bagi ibu saya, yang penting makan ayamnya, nasi dan minuman bisa dibawa dari rumah.

Sejak saat itu saya ngga pernah lagi ngiler melihat iklan di TV . Dan yang paling membanggakan saya bisa cerita ke teman-teman di sekitar rumah, “ Ternyata ayam goreng kakek kriuk itu eeenaaaak bangget” kata saya pamer sambil tak lupa menceritakan detil kelezatannya. Dasar anak-anak.

Sekarang, kalau lagi ngumpul-ngumpul di rumah orangtua, saya dan adik saya sering ngingat-ngingat masa kecil. Kalau pas ke bagian cerita ini, pasti langsung mewek. Soalnya kalau dipikir-pikir, betapa urat malu seorang ibu bisa putus demi anak-anaknya. Bayangkan adegan tersebut terjadi saat ini, apa kira-kira yang akan kita pikirkan kalau melihat satu keluarga makan di restoran fastfood, tapi nasi dan minumnya bawa dari rumah?.

Kalau kalian melihatnya, plis ngga usah komentar. Ingat saja cerita saya ini. Mungkin seperti itu juga kejadiannya.






Gambar dari sini

Giveaway Azzet : Ngeblog, Berekspresi Secara Online




Seingat saya,asal mulanya kegiatan blogging adalah diary online. Konsep awal ngeblog ya seperti diary, kamu bisa curhat segala macem perasaanmu, sebel sama temen, naksir sama teman sekelas, sampai ngomongin idola kamu,  persis seperti  menulis diary. Bedanya, kalau diary sifatnya private ( diary saya dulu ada gemboknya ), nah kalau blog bisa dibaca semua orang.

Pertama-tama tahu blog, saya sempet berfikir, " Ih apa enaknya, curhatan kita diketahui orang, malu dong". Sampai suatu saat saya punya akun friendster. sekitar tahun 2005-an. Dulu wall nya friendster itu buat ngasi testimoni tentang orang-orang yang kita kenal, " Kamu tuh orangnya asik deh, suka bikin aku ketawa, rame dan jarang sedih, seneeng deh punya temen kayak kamu", kira-kira seperti itulah isi testimoni Friendster. 

Nah, waktu itu saya punya sahabat yang akrab banget, tapi tiba-tiba dia menghilang dari kehidupan saya. Ngga pernah nanyain kabar saya, pokoknya nyebelin lah. Saya pengen banget menumpahkan segala kekesalan saya padanya, namun saya ngga tau gimana caranya. Kalau di friendster kan isinya testimoni, bukan status kaya FB sekarang. Mo kirim message, gengsi dong, mau sms ? ih males lah. Pokoknya saya mau mengungkapkan kekesalan saya padanya tapi secara tidak langsung.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata FS memfasilitasi kegiatan curhat-curhatan dengan membuat fasilitas blog. Platformnya ya nyatu sama aplikasi FS. Saya inget banget, postingan pertama saya, tentang rasa amarah karena diabaikan oleh sahabat saya tersebut. 

“ Teman lama, seperti isi seonggok kardus bekas, kau memasukkan ke dalamnya, menutup dengan lakban, untuk kemudian kau sesakkan di sudut gelap gudang rumahmu, entah kapan kau sempat untuk mengintip isinya”

Ternyata ia membaca dan langsung komen, bahwa bukan maksudnya mengabaikan saya. Ternyata konsep ngeblog cocok buat menyampaikan sesuatu tanpa harus langsung ke orangnya. Jadi bisa dibilang nge-blog itu mengekspresikan diri secara online.

Berikutnya, saya sering sekali menuliskan segala sesuatu yang saya rasakan, saya pikirkan. Hanya hal-hal kecil, tentang pekerjaan, tentang dinginnya AC kantor sampai pertanyaan kenapa aku harus lembur. Jadi waktu itu, di kantor saya ada lembur besar-besaran. Ngga tanggung-tanggung saya harus menginput data debitur yang jumlahnya ribuan. Setiap hari saya pulang diatas jam 10 malam, malah pernah sampai jam 11 huhuhu. Bukannya mengeluh, tapi ada waktu kosong yang begitu lama selama menunggu data di validasi, bisa sampai satu jam-an saya bengong. Karena di kantor ada fasilitas wifi, saya pun mulai curhat di blog FS.  Intinya saya tulis, bersyukurlah orang-orang yang bekerja masih bisa melihat matahari pagi dan matahari sore, tanpa harus merebahkan kepala di kantor meja, wah meloow banget lah pokoke.

Satu orang komen di blog, dari pekerja perusahaan saya di unit kerja lain. Dari satu menjadi dua, bertambah terus setiap hari. “ Tulisanmu mewakili perasaanku” salah seorang pembaca blog mengomentari. Semakin banyak yang membaca semakin semangat saya ngeblog. Saya jadi punya teman dari Jogja, Makassar, Aceh, Denpasar bahkan Papua.

Seiring waktu, FS collaps, blog saya pun ikut lenyap bersama tulisan yang belum sempat saya arsip Saya mulai membuat blog baru, mulai dari awal lagi. Berbagai platform pernah saya buat, multiply, wordpress. Tapi sayang,  saya selalu kelupaan passwordnya, sehingga blog tersebut pun mati suri.

Awal tahun 2009, saya aktif ngeblog lagi, kali ini saya pakai blogspot, dengan judul blog My Head Voice. Saya pilih nama itu, karena memang isi tulisan saya adalah suara-suara yang berseliweran di kepala. Yang sudah demikian sesak sehingga harus memiliki wadah untuk menampungnya. Saat ini selain blogspot, saya punya akun di kompasiana, speedytaqwa, dan ngerumpi.com. Maruk.

Tujuan saya membuat blog salah satunya adalah untuk melatih kemampuan menulis.Saya suka menulis, namun saya tidak cukup pede untuk memposting tulisan saya di media lain. Satu-satunya tempat yang membuat saya nyaman adalah blog pribadi . Disitu saya bisa menjadi diri sendiri, bisa mengutarakan pendapat saya, tanpa harus mengkhawatirkan apakah tulisan saya bagus atau tidak, disukai atau tidak. Terserah saja, kalau mau baca silahkan, tidak ya juga tidak apa-apa. Saya juga ingin mengarsip segala hal yang saya alami, termasuk mengetahui sejauh mana  perubahan cara saya menulis dari waktu ke waktu. Karena kan di blog ada pengarsipan berdasarkan waktu, jadi blog merupakan salah satu cara introspeksi diri.

Selain itu, dengan punya blog saya merasa seperti memiliki tabloid sendiri, dimana saya berperan sebagai pemimpin redaksi, wartawan,penulis,editor,penata layout, sampai bagian pemasaran. Tuh kan, ngeblog membuat kita menjadi multi talented, halah.

Saking asiknya ngeblog, sampai-sampai kalau lagi di kantor saya kepikiran terus , mo nulis apa lagi yaa??. Jadi, bisa sambil ngerjain laporan untuk BI, saya sempet-sempetin nulis satu-dua paragraph, nanti di kost saya lanjutin lagi, korupsi waktu dah saya.

Bosan baca tulisan di blog sendiri, saya blogwalking ke blog-blog lain. Dan eng ing eng, saya dapat info ada lomba blog. Wah seru banget ternyata ikutan lomba , jadi nambah pengetahuan. Dengan ikut lomba blog, tulisan yang dihasilkan menjadi lebih cerdas, jadi isi blog saya ngga cuma curhat-curhat konyol, minimal bisa memberi sedikit tambahan pengetahuan kepada pembacanya. Seperti saat ikut lomba Blog LG, saya jadi membaca dan mencari segala info tentang kulit, tentang sitem pendingin di AC, tentang pemanasan global. Ikut lomba blog susu halal, saya jadi tahu komposisi susu, tahu tentang siklus pertumbuhan bayi, trus jadi tahu sumber gelatin. Ikt lomba blog paling Indonesai, jadi tahu segala macam budaya Indonesia yang selama ini tidak saya sadari, jadi makin cinta sama negeri ini. Wah benar-benar bermanfaat deh hobi nge-blog.

Bonus dari ikut lomba itu, kalau menang dapet hadiah, horeee, kalau ngga menang, dapat ilmu plus dapat temen baru dan dapat info blog-blog lain yang keren. Ga ada ruginya sama sekali pokoke. Saran saya sih, jangan pernah ikut lomba blog semata-mata mau ngincer hadiahnya, Soalnya, nanti tulisan kita jadi kaku, ngga lepas dan pastinya kecewa kalau ngga menang. Itung-itung latihan buat nulis sesuai tema tapi tetap dengan gaya kita.

Tapi dari semuanya yang paling bikin saya seneng, saya bisa berbagi kepada semua orang. Berbagi pengalaman, opini, maupun sekedar menanggapi suatu kejadian tanpa terbatas ruang dan waktu. Waktu lihat statistik blog, saya kaget, kok ada yang lihat dari Jepang, Jerman, Hongkong. Mungkin temen facebook saya kali yah. Mau dibelahan bumi manapun, selama masih ada sambungan internet, tulisan di blog kita bisa dibaca siapa saja. 

Ngeblog  bagi saya termasuk juga menularkan semangat. Gara-gara link blog yang sering saya share di FB maupun twitter, jadi banyak temen-temen yang minta diajarin cara buat blog. Apalagi kalau ada teman yang suka nulis tapi cuma diposting di note FB atau cuma dibuat status, saya sering sarankan agar buat blog aja. Soalnya trauma dengan nasib friendster, siapa tau ntar ada saingan FB trus FB collaps, hilang juga deh tuh tulisan kita. Kalau di blog kan, mudah-mudahan masih bisa ditelusuri via google ( Corecct me if i wrong). Nah kan nularin kegiatan positif itu berpahala. Ngeblog jadi ibadah, yippie.

Singkat kata ( padahal udah panjang lebar ), ngeblog itu kalau kata Ayu Ting Ting, sik asik banget lah. Sejauh ini, belum ada hal negatif yang saya alami gara-gara ngeblog. Ayo yang belum nge-blog, segera buat blog, gampang banget kok, dan buktikan sendiri cerita saya diatas.




Tulisan ini diikutkan pada kontes Betapa Senangnya Ngeblog dan disponsori oleh Mahabbah









.

Rumah, A Place to Call Home

Wednesday, July 18, 2012




Bagaimana ya cara mendapatkan rumah yang sesuai dengan impian kita tanpa perlu ngeluarin uang banyak?

Dari dulu saya selalu bermimpi ingin memiliki rumah di tepi pantai, dengan kaca dimana-mana, transparan. Saya ingin sinar matahari bebas masuk menghangatkan rumah saya. Halamannya luas, dengan rumput yang menghijau. Di halaman belakang, saya ingin ada kolam ikan kecil dengan gemericik air menyejukkan siang yang panas. Trus ada ayunan kayu tempat saya membaca sambil menikmati angin laut, semilir. Persis seperti rumah di Film Full House .

Tiba-tiba bumi berguncang, saya terseret arus, megap-megap kehabisan nafas. Mimpi saya berantakan.

Setelah tsunami menerjang pantai-pantai di Indonesia, saya menata ulang impian saya. Membangun rumah di tepi pantai Indonesia rasanya sesuatu yang menakutkan sekarang. Belum lagi, rumah saya sebelumnya pernah dimasuki maling sampai tiga kali. Wooo, padahal ngga ada apa-apanya juga, lha pengantin baru, apa coba isi rumahnya. Tapi si maling tetap keukeh jebol pintu rumah saya, padahal sudah di pakai pintu besi, udah diamankan dengan kawat berduri di sekitar atapnya. Nah apalagi kalo rumahnya cuma kaca-kaca. Disamping gampang dipecahin kecuali menggunakan kaca anti peluru, juga bahaya kalau terjadi gempa bumi ,bisa berantakan dan melukai penghuninya, hiii. Apalagi saya kan pengennya pensiun di Jogja, dan Jogja sering banget diguncang gempa, hadeh.

Rumah Impianku

Akhirnya saya lebih realistis dalam mencari rumah untuk tempat tinggal kami. Yang penting nyaman, tidak terlalu kecil,  ada halamannya sehingga masih bisa nanem rumput seperti impian semula, trus masih bisa bikin kolam ikan juga dan ada tempat buat ayunan atau minimal kursi santai lah, buat saya leyeh-leyeh sambil baca buku.

Berbekal gambaran rumah yang kami inginkan tersebut, saya dan suami pun mulai hunting rumah kesana-kemari. 

Berdasarkan pengalaman, menurut saya mencari rumah itu seperti mencari pasangan hidup, gampang-gampang susah. Gampang, karena sekarang ini pasar property di Indonesia sedang mengalami fase, kalau diibaratkan bayi, lagi lucu-lucunya. Lihat saja di setiap mall, pusat perbelanjaan, bahkan di jalan-jalan dengan mudah bisa temukan pameran rumah, brosur-brosur yang memasarkan rumah idaman.

Saya Bilang susah, karena dengan tingginya optimisme pasar terhadap sektor property, membuat harga meroket dalam waktu singkat, karena optimisme begitu kuat sehingga risiko dinilai rendah.

Apalagi ditambah kenyataan bahwa untuk mendapatkan rumah yang sesuai dengan selera dan sesuai dengan kantong sama susahnya dengan mencari tempat parkir di Mall saat weekend.  Hampir semua orang ingin mendapat rumah dengan lokasi yang strategis, dekat kantor, bebas macet, bebas banjir dan harga yang tidak membuat sesak nafas setiap melihat saldo di rekening terdebet setiap bulan. Sama persis kan dengan mencari pasangan hidup?

Minggu yang lalu, teman sekantor saya mengeluh, susahnya mencari rumah di Jakarta. Kesempatan hunting rumah hanya saat weekend. Padahal di tengah-tengah keruwetan dan kesibukan sehari-hari weekend merupakan alokasi waktu yang sangat berharga untuk keluarga. Mengingat macetnya Kota Jakarta bahkan di luar office hour, membuat banyak waktu yang tersita hanya untuk membandingkan lokasi dan harga dari rumah yang diinginkan. Saya jadi kasihan juga melihatnya.

Nah saya pun mengalami hal yang sama. Susahnya mencari rumah dengan cepat. Masalahnya, saya dan suami tinggal terpisah, saya di Jakarta suami di Medan. Padahal untuk mendapatkan rumah yang sesuai dengan selera kedua pihak kan ya harus sama-sama ikut melihat, menilai dan mempertimbangkan kondisi dan lokasi rumah tersebut. Demi kepraktisan, maka suami saya hunting terlebih dahulu. Setiap ada yang dia rasa cocok dengan yang kami cari, ia akan mengirim fotonya via bbm. Tetapi ya gitu, kendala jarak dan waktu. Saat suami cocok, kemudian saya pulang ke Medan dan sama-sama melihat, eh ternyata saya yang ga suka. Atau ngga ternyata rumahnya sudah keburu dibeli orang. Begitu seterusnya, sampai bikin patah semangat. Ditambah lagi waktu kami bertemu yang terbatas, membuat kok rasanya sayang banget waktu yang terbuang percuma untuk wara-wiri kesana kemari melihat dan membandingkan.

Sebenarnya kalau mencari rumah baru sih gampang, tinggal hubungi developer atau langsung ke pameran-pameran di mall, Masalahnya, saya dan suami tidak terlalu interest dengan rumah baru. Karena biasanya rumah baru luas tanahnya kecil sekali, rata-rata lebarnya hanya 6 m sampai dengan 7 m. Mana tidak ada halamannya lagi. Padahal saya ingin ada space buat menanam pohon atau tumbuh-tumbuhan. Ada sih yang jual seperti itu, tapi harganya sudah M-M an, wih mana sanggup.

Maka satu-satunya jalan, ya cari rumah second. Karena rumah yang dibangun sebelum tahun 2000-an masih memiliki lebar yang lumayan dan panjang yang masuk akal. Yang terpenting, harganya lebih terjangkau. Satu lagi posisinya bisa nyari yang agak kotaan, kalau rumah baru kan udah mepet ke pinggiran kalau mau disesuaikan dengan budget kami yang pas-pasan.

Nah rumah second, lebih susah nyari infonya, benar-benar harus door to door ke lokasi-lokasi perumahan. Kalau ngga ya, datengin bank, lihat lelangan agunan bank, soalnya biasanya harganya miring . Wah pokoke suseeeh deh.

Nyari juga sih di internet, pake keyword, “ rumah dijual”. Weits, langsung muncul berbagai macam situs. Satu per satu situs tersebut saya klik, dan sampai ke situs www.rumah123.com. Tampilannya yang eye catching membuat saya tertarik mengklak klik setiap menu-menunya.




Tak hanya menyediakan informasi mengenai rumah baru, rumah second, bahkan  mau mencari rumah sewa pun tersedia disini. Situs ini lengkap banget. Rumah, ruko, apartemen, penginapan, bahkan service apartemen pun tersedia. Benar-benar situr property no 1 di Indonesia dah.

Saya dan suami jadi ngga susah lagi. Kami hanya tinggal sama-sama mencari rumah yang sesuai disini. Kalau dapat langsung kasih kabar, trus buka situsnya dan sama-sama lihat mulai dari foto rumah, lokasi hingga jumlah kamar dan harga yang tertera. Keunggulan mencari via website ini, kita bisa langsung membandingkan harga beberapa rumah sekaligus tanpa perlu meninggalkan tempat duduk. Wah mencari rumah semudah ngucapin 123.

Saya benar-benar merasakan mudahnya mencari property secara online di Rumah.123.com. Pertama-tama, tentukan apa yang ingin kita cari, rumah, apartemen, beli atau sewa. Selanjutnya cari lokasi yang kita mau. Mulai dari propinsi kemudian pilih kotanya. Trus masukin deh kriteria yang kita inginkan. Berapa harga minimal dan maksimal sesuai budget kita serta berapa jumlah kamar yang kita butuhkan. Dengan adanya kriteria-kriteria tersebut, maka pencarian yang dilakukan menjadi lebih detail mendekati yang kita inginkan. Setelah itu, huplaaa muncul lah listing rumah lengkap dengan foto, alamat, harga dan keterangan komplit plit. Keterangan mencakup, luas tanah, luas bangunan, jumlah kamar, dapur, ruang tamu, daya listrik hingga bentuk kepemilikan. Menurut saya bentuk kepemilikan sangat penting utuk mengetahui status rumah tersebut. Yang paling istimewa, selain alamat, dilengkapi juga dengan peta lokasi dan area sekitarnya yang merupakan salah satu pertimbangan dalam memilih rumah. Meliputi sekolah, pasar / supermarket dan kuliner terdekat. 

Untuk lebih memudahkan dan meyakinkan calon pembeli, situs ini juga dilengkapi dengan simulasi KPR untuk harga yang tertera di listing rumah yang kita inginkan. Jadi ngga perlu repot ke bank dulu. Dengan Mencari property di situs ini, kita benar-benar bisa langsung menghitung kira-kira berapa jumlah maksimal kredit yang bisa kita peroleh, jumlah angsuran yang harus kita bayar setiap bulan, dan DP yang harus kita sediakan.

Dengan begitu, calon pembeli benar-benar bisa memilih rumah atau property sesuai dengan selera dan cocok juga dengan kondisi keuangannya. Yippie, ngga perlu keluar rumah untuk mecari rumah idaman. Cukup sambungan internet, bebas mencari. Walaupun saya di Medan, dan suami di Jakarta, tidak ada kendala dalam mencari rumah yang sesuai dengan selera masing-masing.

Alhamdulillah, kini kami memiliki rumah yang sesuai dengan impian. Tempat semua asa dirajut. Rumah yang beneran rumah, tempat yang bisa saya sebut untuk melengkapi kata pulang. Ada halaman buat nanem bunga, dan ada space yang cukup untuk kolam ikan yang saya inginkan, tapi belum dibuat sih sampai sekarang, dananya belum cukup.



Kalau anda ingin mudah cari rumah dan tidak repot, segera kunjungi situs www.rumah.123.com. Apalagi saat ini, situs tersebut lagi punya event seru  yaitu Rebutan Rumah Gratis semudah 1-2-3.  

Rebutan Rumah Gratis sebagai kontes online terbesar yang diadakan oleh situs online property di Indonesia ini menjanjikan hadiah yang sangat menggiurkan. Tidak tanggung-tanggung hadiahnya 1 unit rumah dan 10 hadiah hiburan senilai 500 juta. Wih bikin ngiler aja.

Caranya gampang banget, langsung klik http://rumahgratis.rumah123.com/. Ikuti langkah-langkahnya 1-2-3. Pertama like fanspagenya, registrasi dan isi data pribadi, cari rumah dan masukkan ID listing yang tertera.  Untuk kesempatan menang lebih besar, kita bisa rekomendasikan ke teman sebanyak-banyaknya tentang kontes ini.

Nah pertama-tama saya himbau, kumpulin tuh sebanyak-banyaknya alamat email teman, kerabat, rekan kerja. Nanti setelah mengikuti langkah 1-2-3, isi di formulir yang disediakan dengan alamat email semua orang yang kita kenal. Gak boleh egois dong, masa ngga kasih woro-woro ke teman kita. Lagi pula,dengan menshare info rebutan rumah gratis ini, memberi kesempatan teman-teman kita supaya bisa ikutan. Membantu teman kan berpahala. 

Untuk lengkapnya kulik-kulik deh disini.

Banyak cara untuk bisa mewujudkan rumah impian, salah satunya dengan mengikuti kontes ini.  Rumah123.com memberikan kesempatan kepada siapa saja, masyarakat Indonesia untuk memiliki rumah, “a place to call home”. Jangan sia-siakan kesempatan . Karena kontes ini merupakan salah satu cara untuk menjawab pertanyaan saya di awal tulisan.








Gambar dari sini dan sono

Transit Lounge

Wednesday, July 11, 2012
Saya bersyukur banget dah Pemilu daerah Jakarta jatuh pada hari Rabu, pas di tengah-tengah Minggu, di tengah bulan pula, jadi segala kerjaan kantor yang mendesak sudah selesai. Begitu tahu bahwa kantor saya yang terletak di wilayah Jakarta libur, langsung urus surat cuti, pesen tiket, kabuur. Senengnya bisa sekitar lima harian di rumah.

Sampai di bandara, masih 2 jam lagi sebelum waktu boarding. Karena masih lumayan lama, saya pikir lebih enak kalau nunggunya di Executive Lounge saja. Kebetulan , BRI baru buka Transfer Lounge di terminal F. Sebagai pekerja yang sangat baik, saya pun memilih ke BRI transfer Lounge dari sekian banyak Lounge yang ada disana.

Dan begitu masuk, WOW saya kaget banget, ngga nyangka Lounge nya BRI tuh keren banget. Interiornya pas dan sangat modern. Dengan area yang lumayan luas, memungkinkan lounge ini mengakomodir berbagai kebutuhan tamu yang akan melakukan perjalanan. Begitu masuk, di sebelah kiri terdapat Meeting Room, jadi kalau kebetulan saat mau melakukan perjalanan dan ada janji dengan rekan bisnis, bisa langsung kesini. Tempatnya private, ngga akan ada yang nguping.


Kemudian ada counter khusus check-in. Kalau kamu males ngantri check-in di counter Garuda-nya langsung saja check-in di Lounge BRI ini. Kemudian berturut-turut di sebelah kiri ada mushola yang mungil tapi sangat representatif, kamar mandi yang luas untuk ukuran sebuah lounge. Terdapat tiga buah kamar mandi, dengan kebersihan yang TOP Banget , dan wangi, dan keren, dan nyaman. 


Trus ada smoking Room khusus, jadi yang ngga merokok ngga khawatir akan ditularkan penyakit, dan yang merokok, silahkan tuh hirup asap beracun sendiri di ruangan yang sudah disediakan. 

Bagi yang akan bepergian ke luar negeri, kamu ngga perlu repot ngurus segala macem ke imigrasinya. Lounge BRI ini udah nyedian khusus. wah benar-benar memanjakan pengunjungnya.

Nah itu baru ruangannya. Kalau kita mampir ke Ex Lounge salah satu yang menjadi pertimbangan saya mau menggesek kartu kredit saya di tempat itu adalah makanan yang disediakan. Pengalaman saya selama ini, ex Lounge di Medan dan Surabaya merupakan ex lounge dengan makanan yang jempolan deh, kumplit dan enak.


Nah disini, ngga usah diragukan. Di makanan utama, ada nasi dan aluk-pauknya yang erdiri dari, sapi lada hitam, ayam asem manis, mie goreng, omelet. dan capcay. Trus yang ringan-ringannya ada sop jagung, siomay, roti dengan aneka selai, atau kalau mau roti bakar juga ada. Untuk cuci mulutnya, ada buah-buahan yang terdiri dari buah anggur, stroberi, jeruk mandarin, semangka, dan melon yang super manis. Aneka kue juga tidak ketinggalan, apis legit, kue lapis, pie buah, risoles, kroket, apa tuh saya ngga tau namanya, yang kayak roti perancis itu, dan entah apa lagi yang saya ngga tau nyebutnya. Ngga suka kue? tenang ada aneka puding, mau puding coklat, puding stroberi, atau puding susu ada semua. 










Trus minumannya?. Di pojokan saya lihat ada jus jeruk dan jus jambu biji. Trus ada teh, di lemari esnya ada berbagai minuman bersoda, yang bening, merah atau yang berwarna coklat ada semua. Nah disini , awalnya saya celingak-celinguk dan terselip sedikit kekecewaan, coffe makernya dimana???. Bagi saya, salah satu yang bisa membuat saya betah berlama-lama di lounge adalah kopinya. Yah ngga ada, saya agak kecewa. Tampaknya si mba yang mondar-mandir, ngeliat kekecewaan di wajah saya, langsung dia nanyain saya nyari apa. Saya bilang aja, saya pengen minum capuccino. Si mba nyuruh saya duduk aja, nanti diantarnya, dan taraaaa, secangkir capuucino yang masih mengepul hadir di hadapan saya. Wee, keren mba nya, kaya sim salabim, mungkin saya kurang explore kali. Gimana, komplit banget kan ya.

Dan yang membedakan dengan ex lounge lain. Disini kita diperlakukan benar-benar seperti tamu. Bilang aja mau makan apa, si mba dan si mas-mas yang akan melayani, kita tinggal duduk ntar makanannya diantar. Coba, di mana tuh yang kayak gitu, belum pernah saya.
 

Mana kursinya nyaman banget lagi, bikin jadi males-malesan deh disitu. Satu lagi yang paling keren, koneksi wifi nya booo, kenceng banget. Selama dua jam disitu saya bisa donlot video You Tube sebanyak 4 biji, bayangkan, biasanya? boro-boro empat sebiji aja lambreta banget.

Lima menit sebelum waktu boarding, terdengar pengumuman bahwa pesawat saya delay selama 40 menit, hadeeh. Tapi bukannya kesel, saya malah seneng, asiik masih bisa lama-lama disini. Habis yahud banget sih lounge nya. Mana mba-mba dan mas nya ramah banget. 

Pas saya mau sholat, ditunjukin musolanya, ih seneng deh, musolanya sangat manusiawi. Saya pernah ke salah satu ex lounge di terminal 1B. Ya ampuun, itu musola sangat tidak layak buat sholat. Sempit, dan kotor. Kalau disini?, bersih, wangi dan lapang. Cukuplah buat sholat sekitar 5 orang.


Oya saya belum ngasi tahu ya. Yang boleh nogkrong di BRI Trasnit Lounge ini hanya pemegang kartu kredit BRI Gold dan platinum. Tapi, kalau kamu belum punya kartu BRI bisa kok tetep mampir disini, tapi bayar tunai sebesar Rp 125.000. Jumlah segitu worthed banget lah untuk segala layanan dan makanan yang disediakan. Tapi biar lebih enak, buruan buka kartu Kredit BRI. Syaratnya gampang banget kok, hanya mengisi aplikasi di kantor BRi terdekat, sertakan FC KTP dan slip gaji kamu. 

Kenapa kamu harus punya KK BRI ?. Kelebihannya dibanding KK bank lain, pertama dari suku bunga. BRI tuh menetapkan suku bunga terendah dari segala macam kartu kredit yang ada di Indonesia.  Trus, kalau kamu pemegang KK Gold dan Platinum bisa menggunakan fasilitas Ex Lounge di hampir seluruh bandara tanpa pake potong poin segala. Kalau KK bank lain biasanya pake potong poin lho, jadi kamu harus ngumpulin poin dari transaksi belanja , kemudian kalau sudah terkumpul sejumlah poin baru bisa masuk ex lounge. Kalau BRI, bebas, keren banget kan. BRI memang memanjakan nasabahnya. 

Kalau kamu pemegang kartu platinum malah lebih asoy lagi, bisa dapet fasilitas-fasilitas tambahan. Apalgi jadi nasabah Prioritas. Salah satu keuntungannya bisa dapet parkir di Valet parking. Kebayang kan susahnya nyari parkir yang strategis di mall-mall, bandara. Dengan nunjukin kartu prioritasmu, kamu bisa dapetkan kemudahan itu. Terus otomatis jadi anggota Safir lagi. Tahu kan Safir??, itu tuh semacam klub executive gitu lah, isinya yah orang-orang yang ngga inget lagi berapa uang yang ada di rekeningnya, :D.

Waaaaa, udah deh, ngga perlu mupeng gitu. Cepet-cepet aja datengin BRI, dan segera apply kartunya, biar bisa segera menikmati segala kemudahan, kenyamanan, yang diberikan. Ditunggu ya.
 

Gambar: Koleksi Pribadi








Custom Post Signature