Ayam Goreng Kenangan

Thursday, July 19, 2012




Kalau ditanya, kenangan apa yang paling berkesan yang pernah saya alami sewaktu kecil ?. Sepertinya perlu beribu-ribu kata dan berlembar-lembar folio untuk menceritakannya. Karena semua hal yang terjadi pada saat saya masih imut-imut, begitu berkesan. Pengalaman jatuh dari pohon jambu dan sukses mendarat di comberan yang menyambut saya dengan pecahaan beling yang berserak ( paha saya robek, dan harus dijahit 6 jahitan, syukur dokernya canggih bekasnya bisa ilang sama sekali ), Pernah juga dikejar-kejar tawon karena ngga sengaja jatuhin sarangnya. Atau pengalaman terpaksa merasakan kepala saya dijahit karena main lempar-lemparan batu bata sama teman ( iseng aja, soalnya bola kastinya ilang jadi diganti batu ).Wah banyak deh, sampai-sampai saya punya cinderamata berupa bekas jahitan disana sini saat kecil.

Namun dari semua kejadian lucu, ngenes, plus malu-maluin itu ada satu peristiwa yang sampai sekarang masih erat melekat di ingatan. Bahkan setiap menceritakan kembali kejadian itu bersama adik-adik saya, kami akan tertawa sekaligus menangis haru.

Waktu itu sekitar tahun sembilan puluhan, saya masih duduk di kelas tiga atau empat sekolah dasar. Karena ayah saya bekerja di perkebunan sawit, maka kami pun harus bermukim di belantara sawit Sumatera Utara. Tidak terlalu pelosok sih, hanya berjarak kira-kira dua jam perjalanan dari kota Medan. Namanya perkebunan, maka ngga banyak hiburan yang ada di komplek perumahan karyawan. Satu-satunya hiburan yang ada ya televisi.  Kadang-kadang, sebulan sekali perusahaan menyediakan hiburan berupa layar tancep di lapangan terbuka.  Acara televise favorit saya saat itu adalah kartun si hantu botak Casper. Setiap pagi, saya pasti udah nongkrong di depan tivi, padahal jadwal tayangnya itu persis mendekati jam masuk sekolah. Jadi biasanya saya harus lari-lari ke sekolah, biar bisa tetep nonton tapi ngga telat masuk kelas. Sesekali iklan menyelingi aksi si botak ( dulu iklan belum terlalu banyak).

Pada saat itulah, saya melihatnya. Iklan seorang anak kecil sedang melahap ayam goreng berbalut tepung krispy yang sangat menggoda. Melihat cara si anak menjilati sela-sela jarinya agar tidak meninggalkan remah-remah paha ayam tersebut, semakin memastikan betapa lezatnya ayam goreng buatan Kolonel Sanders tersebut.

Setiap kali iklan itu muncul di televisi, saya hanya bisa menelan ludah. Saya selalu membayangkan kelezatannya. Namun  saya juga berpikir, pastilah harganya mahal, dan pastilah hanya dijual di restoran-restoran mewah. Mengingat tempat tinggal kami yang bahkan radius 20 km ke Utara, Selatan,Timur dan Barat tidak ada pertokoan besar apalagi Mall, pupuslah harapan  saya untuk bisa merasakan sensasi kriuk si ayam kakek.

Saya termasuk anak kecil yang ngotot, kalau punya keinginan sebisa mungkin berusaha mewujudkannya. Demi mewujudkan keinginan mencicipi si ayam goreng bertepung itu, saya pun merengek meminta ibu memasakkannya. ( saya manggil ibu saya dengan sebutan mamak )

“ Mak bisa buat ayam goreng yang kayak di iklan TV itu ngga ”  tanya saya polos

Ibu saya mengernyit, bingung mendengar pertanyaan saya yang tidak biasa-biasanya.

 “Maksud kamu?” sepertinya Ibu ngga ngerti arah pertanyaan saya.

 “ Itu lho mak, ayam goreng yang ada gambar kakek-kakeknya”

Saya lihat ibu tertawa geli. Sekarang ia sudah tahu maksud saya.

“ Besok , mamak bilang ke papa ya supaya memotong ayam kita, biar mamak bisa masak ayam goreng kriuk”

“Horeee” saya bersorak riang.

“ Jangan lupa aku yang paha mak” kata saya mengingatkan.

Terbayang sudah adegan yang akan saya lakoni. Menyantap paha ayam goreng seperti yang ada di iklan. Saya udah niat nanti bakal jilatin jari-jari saya sampai licin cin.

Namun ternyata, sehebat-hebatnya masakan ibu, penampilan ayam goreng made in ibu tidak semenggairahkan seperti yang ada di televisi. Tepungnya kurang tebal, dan saat digigit tidak ada bunyi kriuk renyah seperti di adegan yang biasa saya lihat. Wah kecewa saya. Dan sepertinya ibu melihat kekecewaan di wajah gadis kecilnya.

****

Beberapa minggu setelahnya, di Minggu pagi yang hangat ibu membangunkan kami, saya, abang, dan kedua adik saya untuk segera mandi.

“ Ayo,ayo, cepat mandi, kita akan jalan-jalan hari ini” kata ibu menyemangati kami.

Tanpa diperintah dua kali, kami pun bergegas merapikan diri.

Hari itu, ayah saya ada tugas ke kantor Direksi di Medan. Berhubung lagi libur, ayah mengajak kami serta. Duh senangnya, jalan-jalan ke kota setelah sehari-hari pemandangan yang kami lihat hanya sawit dan karet. Sebelum pergi saya melihat ibu membungkus nasi hangat ke dalam beberapa plastik putih. Tak lupa diisinya botol air mineral yang telah kosong. Untuk bekal mungkin.

Setibanya di Medan, ayah langsung berpisah dengan kami. Ibu membawa kami ke sebuah mall yang baru beberapa minggu buka di kota Medan. Namanya Medan Mall. Waaah, saya masih inget bagaimana gembiranya. Bahkan saya masih ingat aroma AC nya, toko-toko boneka yang berderet-deret, serta ada supermarket besar yang menjual segalanya. Saya seperti anak udik masuk kota.

Ibu mengajak kami menaiki escalator, saya menyebutnya “ tangga jalan”.  Sambil naik, mata saya sibuk jelalatan kesana kemari.

Di lantai tiga, tiba-tiba saya membeku, mulut melongo, dan saya terpana melihatnya…….
Gambar si kakek dan ayam gorengnya…..hwaaaa.

Ibu sampai tertawa melihat saya. “ Windi mau makan disitu” Tanya ibu

Tanpa menjawab, saya mengangguk keras-keras.

Tanpa membuang waktu, kami pun masuk ke restoran cepat saji itu. Ibu menyuruh kami menunggu di meja sudut ruangan. Tak lama ibu datang bersama empat potong ayam berwarna coklat keemasan. Hmmm mencium aromanya saja, air liur sudah terbit.

Tapi kok ga ada nasinya? Minumnya juga ga ada?

Saya lihat ibu merogoh sesuatu di dalam tas besarnya. Sambil celingukan ibu mengeluarkan beberapa bungkus nasi yang tadi pagi di bungkusnya. Tak lupa dikeluarkannya pula air mineral yang telah dibawanya.
Tanpa banyak tanya, kami segera melahap ayam goreng impian itu. Bersih ludes tanpa sisa. Saat itu saya mikir, kok saosnya bisa enak banget yah. Tak lupa saya pun melakukan adegan yang telah saya rencanakan, yaitu menjilati sela-sela jari seperti di iklan tivi.

****

Dulu sih saya ngga menyadarinya. Tapi setelah gede, saya baru tahu, betapa besarnya keinginan ibu saya membahagiakan kami, anak-anaknya. Termasuk mewujudkan keinginan-keinginan yang tampaknya sederhana namun mungkin berat bagi keluarga kami. Saat itu uang belanja yang diberikan ayah sepertinya tidak cukup jika harus disisihkan untuk makan ayam goreng di restoran si kakek.  Mungkin bagi ibu saya, yang penting makan ayamnya, nasi dan minuman bisa dibawa dari rumah.

Sejak saat itu saya ngga pernah lagi ngiler melihat iklan di TV . Dan yang paling membanggakan saya bisa cerita ke teman-teman di sekitar rumah, “ Ternyata ayam goreng kakek kriuk itu eeenaaaak bangget” kata saya pamer sambil tak lupa menceritakan detil kelezatannya. Dasar anak-anak.

Sekarang, kalau lagi ngumpul-ngumpul di rumah orangtua, saya dan adik saya sering ngingat-ngingat masa kecil. Kalau pas ke bagian cerita ini, pasti langsung mewek. Soalnya kalau dipikir-pikir, betapa urat malu seorang ibu bisa putus demi anak-anaknya. Bayangkan adegan tersebut terjadi saat ini, apa kira-kira yang akan kita pikirkan kalau melihat satu keluarga makan di restoran fastfood, tapi nasi dan minumnya bawa dari rumah?.

Kalau kalian melihatnya, plis ngga usah komentar. Ingat saja cerita saya ini. Mungkin seperti itu juga kejadiannya.






Gambar dari sini

Giveaway Azzet : Ngeblog, Berekspresi Secara Online




Seingat saya,asal mulanya kegiatan blogging adalah diary online. Konsep awal ngeblog ya seperti diary, kamu bisa curhat segala macem perasaanmu, sebel sama temen, naksir sama teman sekelas, sampai ngomongin idola kamu,  persis seperti  menulis diary. Bedanya, kalau diary sifatnya private ( diary saya dulu ada gemboknya ), nah kalau blog bisa dibaca semua orang.

Pertama-tama tahu blog, saya sempet berfikir, " Ih apa enaknya, curhatan kita diketahui orang, malu dong". Sampai suatu saat saya punya akun friendster. sekitar tahun 2005-an. Dulu wall nya friendster itu buat ngasi testimoni tentang orang-orang yang kita kenal, " Kamu tuh orangnya asik deh, suka bikin aku ketawa, rame dan jarang sedih, seneeng deh punya temen kayak kamu", kira-kira seperti itulah isi testimoni Friendster. 

Nah, waktu itu saya punya sahabat yang akrab banget, tapi tiba-tiba dia menghilang dari kehidupan saya. Ngga pernah nanyain kabar saya, pokoknya nyebelin lah. Saya pengen banget menumpahkan segala kekesalan saya padanya, namun saya ngga tau gimana caranya. Kalau di friendster kan isinya testimoni, bukan status kaya FB sekarang. Mo kirim message, gengsi dong, mau sms ? ih males lah. Pokoknya saya mau mengungkapkan kekesalan saya padanya tapi secara tidak langsung.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata FS memfasilitasi kegiatan curhat-curhatan dengan membuat fasilitas blog. Platformnya ya nyatu sama aplikasi FS. Saya inget banget, postingan pertama saya, tentang rasa amarah karena diabaikan oleh sahabat saya tersebut. 

“ Teman lama, seperti isi seonggok kardus bekas, kau memasukkan ke dalamnya, menutup dengan lakban, untuk kemudian kau sesakkan di sudut gelap gudang rumahmu, entah kapan kau sempat untuk mengintip isinya”

Ternyata ia membaca dan langsung komen, bahwa bukan maksudnya mengabaikan saya. Ternyata konsep ngeblog cocok buat menyampaikan sesuatu tanpa harus langsung ke orangnya. Jadi bisa dibilang nge-blog itu mengekspresikan diri secara online.

Berikutnya, saya sering sekali menuliskan segala sesuatu yang saya rasakan, saya pikirkan. Hanya hal-hal kecil, tentang pekerjaan, tentang dinginnya AC kantor sampai pertanyaan kenapa aku harus lembur. Jadi waktu itu, di kantor saya ada lembur besar-besaran. Ngga tanggung-tanggung saya harus menginput data debitur yang jumlahnya ribuan. Setiap hari saya pulang diatas jam 10 malam, malah pernah sampai jam 11 huhuhu. Bukannya mengeluh, tapi ada waktu kosong yang begitu lama selama menunggu data di validasi, bisa sampai satu jam-an saya bengong. Karena di kantor ada fasilitas wifi, saya pun mulai curhat di blog FS.  Intinya saya tulis, bersyukurlah orang-orang yang bekerja masih bisa melihat matahari pagi dan matahari sore, tanpa harus merebahkan kepala di kantor meja, wah meloow banget lah pokoke.

Satu orang komen di blog, dari pekerja perusahaan saya di unit kerja lain. Dari satu menjadi dua, bertambah terus setiap hari. “ Tulisanmu mewakili perasaanku” salah seorang pembaca blog mengomentari. Semakin banyak yang membaca semakin semangat saya ngeblog. Saya jadi punya teman dari Jogja, Makassar, Aceh, Denpasar bahkan Papua.

Seiring waktu, FS collaps, blog saya pun ikut lenyap bersama tulisan yang belum sempat saya arsip Saya mulai membuat blog baru, mulai dari awal lagi. Berbagai platform pernah saya buat, multiply, wordpress. Tapi sayang,  saya selalu kelupaan passwordnya, sehingga blog tersebut pun mati suri.

Awal tahun 2009, saya aktif ngeblog lagi, kali ini saya pakai blogspot, dengan judul blog My Head Voice. Saya pilih nama itu, karena memang isi tulisan saya adalah suara-suara yang berseliweran di kepala. Yang sudah demikian sesak sehingga harus memiliki wadah untuk menampungnya. Saat ini selain blogspot, saya punya akun di kompasiana, speedytaqwa, dan ngerumpi.com. Maruk.

Tujuan saya membuat blog salah satunya adalah untuk melatih kemampuan menulis.Saya suka menulis, namun saya tidak cukup pede untuk memposting tulisan saya di media lain. Satu-satunya tempat yang membuat saya nyaman adalah blog pribadi . Disitu saya bisa menjadi diri sendiri, bisa mengutarakan pendapat saya, tanpa harus mengkhawatirkan apakah tulisan saya bagus atau tidak, disukai atau tidak. Terserah saja, kalau mau baca silahkan, tidak ya juga tidak apa-apa. Saya juga ingin mengarsip segala hal yang saya alami, termasuk mengetahui sejauh mana  perubahan cara saya menulis dari waktu ke waktu. Karena kan di blog ada pengarsipan berdasarkan waktu, jadi blog merupakan salah satu cara introspeksi diri.

Selain itu, dengan punya blog saya merasa seperti memiliki tabloid sendiri, dimana saya berperan sebagai pemimpin redaksi, wartawan,penulis,editor,penata layout, sampai bagian pemasaran. Tuh kan, ngeblog membuat kita menjadi multi talented, halah.

Saking asiknya ngeblog, sampai-sampai kalau lagi di kantor saya kepikiran terus , mo nulis apa lagi yaa??. Jadi, bisa sambil ngerjain laporan untuk BI, saya sempet-sempetin nulis satu-dua paragraph, nanti di kost saya lanjutin lagi, korupsi waktu dah saya.

Bosan baca tulisan di blog sendiri, saya blogwalking ke blog-blog lain. Dan eng ing eng, saya dapat info ada lomba blog. Wah seru banget ternyata ikutan lomba , jadi nambah pengetahuan. Dengan ikut lomba blog, tulisan yang dihasilkan menjadi lebih cerdas, jadi isi blog saya ngga cuma curhat-curhat konyol, minimal bisa memberi sedikit tambahan pengetahuan kepada pembacanya. Seperti saat ikut lomba Blog LG, saya jadi membaca dan mencari segala info tentang kulit, tentang sitem pendingin di AC, tentang pemanasan global. Ikut lomba blog susu halal, saya jadi tahu komposisi susu, tahu tentang siklus pertumbuhan bayi, trus jadi tahu sumber gelatin. Ikt lomba blog paling Indonesai, jadi tahu segala macam budaya Indonesia yang selama ini tidak saya sadari, jadi makin cinta sama negeri ini. Wah benar-benar bermanfaat deh hobi nge-blog.

Bonus dari ikut lomba itu, kalau menang dapet hadiah, horeee, kalau ngga menang, dapat ilmu plus dapat temen baru dan dapat info blog-blog lain yang keren. Ga ada ruginya sama sekali pokoke. Saran saya sih, jangan pernah ikut lomba blog semata-mata mau ngincer hadiahnya, Soalnya, nanti tulisan kita jadi kaku, ngga lepas dan pastinya kecewa kalau ngga menang. Itung-itung latihan buat nulis sesuai tema tapi tetap dengan gaya kita.

Tapi dari semuanya yang paling bikin saya seneng, saya bisa berbagi kepada semua orang. Berbagi pengalaman, opini, maupun sekedar menanggapi suatu kejadian tanpa terbatas ruang dan waktu. Waktu lihat statistik blog, saya kaget, kok ada yang lihat dari Jepang, Jerman, Hongkong. Mungkin temen facebook saya kali yah. Mau dibelahan bumi manapun, selama masih ada sambungan internet, tulisan di blog kita bisa dibaca siapa saja. 

Ngeblog  bagi saya termasuk juga menularkan semangat. Gara-gara link blog yang sering saya share di FB maupun twitter, jadi banyak temen-temen yang minta diajarin cara buat blog. Apalagi kalau ada teman yang suka nulis tapi cuma diposting di note FB atau cuma dibuat status, saya sering sarankan agar buat blog aja. Soalnya trauma dengan nasib friendster, siapa tau ntar ada saingan FB trus FB collaps, hilang juga deh tuh tulisan kita. Kalau di blog kan, mudah-mudahan masih bisa ditelusuri via google ( Corecct me if i wrong). Nah kan nularin kegiatan positif itu berpahala. Ngeblog jadi ibadah, yippie.

Singkat kata ( padahal udah panjang lebar ), ngeblog itu kalau kata Ayu Ting Ting, sik asik banget lah. Sejauh ini, belum ada hal negatif yang saya alami gara-gara ngeblog. Ayo yang belum nge-blog, segera buat blog, gampang banget kok, dan buktikan sendiri cerita saya diatas.




Tulisan ini diikutkan pada kontes Betapa Senangnya Ngeblog dan disponsori oleh Mahabbah









.

Rumah, A Place to Call Home

Wednesday, July 18, 2012




Bagaimana ya cara mendapatkan rumah yang sesuai dengan impian kita tanpa perlu ngeluarin uang banyak?

Dari dulu saya selalu bermimpi ingin memiliki rumah di tepi pantai, dengan kaca dimana-mana, transparan. Saya ingin sinar matahari bebas masuk menghangatkan rumah saya. Halamannya luas, dengan rumput yang menghijau. Di halaman belakang, saya ingin ada kolam ikan kecil dengan gemericik air menyejukkan siang yang panas. Trus ada ayunan kayu tempat saya membaca sambil menikmati angin laut, semilir. Persis seperti rumah di Film Full House .

Tiba-tiba bumi berguncang, saya terseret arus, megap-megap kehabisan nafas. Mimpi saya berantakan.

Setelah tsunami menerjang pantai-pantai di Indonesia, saya menata ulang impian saya. Membangun rumah di tepi pantai Indonesia rasanya sesuatu yang menakutkan sekarang. Belum lagi, rumah saya sebelumnya pernah dimasuki maling sampai tiga kali. Wooo, padahal ngga ada apa-apanya juga, lha pengantin baru, apa coba isi rumahnya. Tapi si maling tetap keukeh jebol pintu rumah saya, padahal sudah di pakai pintu besi, udah diamankan dengan kawat berduri di sekitar atapnya. Nah apalagi kalo rumahnya cuma kaca-kaca. Disamping gampang dipecahin kecuali menggunakan kaca anti peluru, juga bahaya kalau terjadi gempa bumi ,bisa berantakan dan melukai penghuninya, hiii. Apalagi saya kan pengennya pensiun di Jogja, dan Jogja sering banget diguncang gempa, hadeh.

Rumah Impianku

Akhirnya saya lebih realistis dalam mencari rumah untuk tempat tinggal kami. Yang penting nyaman, tidak terlalu kecil,  ada halamannya sehingga masih bisa nanem rumput seperti impian semula, trus masih bisa bikin kolam ikan juga dan ada tempat buat ayunan atau minimal kursi santai lah, buat saya leyeh-leyeh sambil baca buku.

Berbekal gambaran rumah yang kami inginkan tersebut, saya dan suami pun mulai hunting rumah kesana-kemari. 

Berdasarkan pengalaman, menurut saya mencari rumah itu seperti mencari pasangan hidup, gampang-gampang susah. Gampang, karena sekarang ini pasar property di Indonesia sedang mengalami fase, kalau diibaratkan bayi, lagi lucu-lucunya. Lihat saja di setiap mall, pusat perbelanjaan, bahkan di jalan-jalan dengan mudah bisa temukan pameran rumah, brosur-brosur yang memasarkan rumah idaman.

Saya Bilang susah, karena dengan tingginya optimisme pasar terhadap sektor property, membuat harga meroket dalam waktu singkat, karena optimisme begitu kuat sehingga risiko dinilai rendah.

Apalagi ditambah kenyataan bahwa untuk mendapatkan rumah yang sesuai dengan selera dan sesuai dengan kantong sama susahnya dengan mencari tempat parkir di Mall saat weekend.  Hampir semua orang ingin mendapat rumah dengan lokasi yang strategis, dekat kantor, bebas macet, bebas banjir dan harga yang tidak membuat sesak nafas setiap melihat saldo di rekening terdebet setiap bulan. Sama persis kan dengan mencari pasangan hidup?

Minggu yang lalu, teman sekantor saya mengeluh, susahnya mencari rumah di Jakarta. Kesempatan hunting rumah hanya saat weekend. Padahal di tengah-tengah keruwetan dan kesibukan sehari-hari weekend merupakan alokasi waktu yang sangat berharga untuk keluarga. Mengingat macetnya Kota Jakarta bahkan di luar office hour, membuat banyak waktu yang tersita hanya untuk membandingkan lokasi dan harga dari rumah yang diinginkan. Saya jadi kasihan juga melihatnya.

Nah saya pun mengalami hal yang sama. Susahnya mencari rumah dengan cepat. Masalahnya, saya dan suami tinggal terpisah, saya di Jakarta suami di Medan. Padahal untuk mendapatkan rumah yang sesuai dengan selera kedua pihak kan ya harus sama-sama ikut melihat, menilai dan mempertimbangkan kondisi dan lokasi rumah tersebut. Demi kepraktisan, maka suami saya hunting terlebih dahulu. Setiap ada yang dia rasa cocok dengan yang kami cari, ia akan mengirim fotonya via bbm. Tetapi ya gitu, kendala jarak dan waktu. Saat suami cocok, kemudian saya pulang ke Medan dan sama-sama melihat, eh ternyata saya yang ga suka. Atau ngga ternyata rumahnya sudah keburu dibeli orang. Begitu seterusnya, sampai bikin patah semangat. Ditambah lagi waktu kami bertemu yang terbatas, membuat kok rasanya sayang banget waktu yang terbuang percuma untuk wara-wiri kesana kemari melihat dan membandingkan.

Sebenarnya kalau mencari rumah baru sih gampang, tinggal hubungi developer atau langsung ke pameran-pameran di mall, Masalahnya, saya dan suami tidak terlalu interest dengan rumah baru. Karena biasanya rumah baru luas tanahnya kecil sekali, rata-rata lebarnya hanya 6 m sampai dengan 7 m. Mana tidak ada halamannya lagi. Padahal saya ingin ada space buat menanam pohon atau tumbuh-tumbuhan. Ada sih yang jual seperti itu, tapi harganya sudah M-M an, wih mana sanggup.

Maka satu-satunya jalan, ya cari rumah second. Karena rumah yang dibangun sebelum tahun 2000-an masih memiliki lebar yang lumayan dan panjang yang masuk akal. Yang terpenting, harganya lebih terjangkau. Satu lagi posisinya bisa nyari yang agak kotaan, kalau rumah baru kan udah mepet ke pinggiran kalau mau disesuaikan dengan budget kami yang pas-pasan.

Nah rumah second, lebih susah nyari infonya, benar-benar harus door to door ke lokasi-lokasi perumahan. Kalau ngga ya, datengin bank, lihat lelangan agunan bank, soalnya biasanya harganya miring . Wah pokoke suseeeh deh.

Nyari juga sih di internet, pake keyword, “ rumah dijual”. Weits, langsung muncul berbagai macam situs. Satu per satu situs tersebut saya klik, dan sampai ke situs www.rumah123.com. Tampilannya yang eye catching membuat saya tertarik mengklak klik setiap menu-menunya.




Tak hanya menyediakan informasi mengenai rumah baru, rumah second, bahkan  mau mencari rumah sewa pun tersedia disini. Situs ini lengkap banget. Rumah, ruko, apartemen, penginapan, bahkan service apartemen pun tersedia. Benar-benar situr property no 1 di Indonesia dah.

Saya dan suami jadi ngga susah lagi. Kami hanya tinggal sama-sama mencari rumah yang sesuai disini. Kalau dapat langsung kasih kabar, trus buka situsnya dan sama-sama lihat mulai dari foto rumah, lokasi hingga jumlah kamar dan harga yang tertera. Keunggulan mencari via website ini, kita bisa langsung membandingkan harga beberapa rumah sekaligus tanpa perlu meninggalkan tempat duduk. Wah mencari rumah semudah ngucapin 123.

Saya benar-benar merasakan mudahnya mencari property secara online di Rumah.123.com. Pertama-tama, tentukan apa yang ingin kita cari, rumah, apartemen, beli atau sewa. Selanjutnya cari lokasi yang kita mau. Mulai dari propinsi kemudian pilih kotanya. Trus masukin deh kriteria yang kita inginkan. Berapa harga minimal dan maksimal sesuai budget kita serta berapa jumlah kamar yang kita butuhkan. Dengan adanya kriteria-kriteria tersebut, maka pencarian yang dilakukan menjadi lebih detail mendekati yang kita inginkan. Setelah itu, huplaaa muncul lah listing rumah lengkap dengan foto, alamat, harga dan keterangan komplit plit. Keterangan mencakup, luas tanah, luas bangunan, jumlah kamar, dapur, ruang tamu, daya listrik hingga bentuk kepemilikan. Menurut saya bentuk kepemilikan sangat penting utuk mengetahui status rumah tersebut. Yang paling istimewa, selain alamat, dilengkapi juga dengan peta lokasi dan area sekitarnya yang merupakan salah satu pertimbangan dalam memilih rumah. Meliputi sekolah, pasar / supermarket dan kuliner terdekat. 

Untuk lebih memudahkan dan meyakinkan calon pembeli, situs ini juga dilengkapi dengan simulasi KPR untuk harga yang tertera di listing rumah yang kita inginkan. Jadi ngga perlu repot ke bank dulu. Dengan Mencari property di situs ini, kita benar-benar bisa langsung menghitung kira-kira berapa jumlah maksimal kredit yang bisa kita peroleh, jumlah angsuran yang harus kita bayar setiap bulan, dan DP yang harus kita sediakan.

Dengan begitu, calon pembeli benar-benar bisa memilih rumah atau property sesuai dengan selera dan cocok juga dengan kondisi keuangannya. Yippie, ngga perlu keluar rumah untuk mecari rumah idaman. Cukup sambungan internet, bebas mencari. Walaupun saya di Medan, dan suami di Jakarta, tidak ada kendala dalam mencari rumah yang sesuai dengan selera masing-masing.

Alhamdulillah, kini kami memiliki rumah yang sesuai dengan impian. Tempat semua asa dirajut. Rumah yang beneran rumah, tempat yang bisa saya sebut untuk melengkapi kata pulang. Ada halaman buat nanem bunga, dan ada space yang cukup untuk kolam ikan yang saya inginkan, tapi belum dibuat sih sampai sekarang, dananya belum cukup.



Kalau anda ingin mudah cari rumah dan tidak repot, segera kunjungi situs www.rumah.123.com. Apalagi saat ini, situs tersebut lagi punya event seru  yaitu Rebutan Rumah Gratis semudah 1-2-3.  

Rebutan Rumah Gratis sebagai kontes online terbesar yang diadakan oleh situs online property di Indonesia ini menjanjikan hadiah yang sangat menggiurkan. Tidak tanggung-tanggung hadiahnya 1 unit rumah dan 10 hadiah hiburan senilai 500 juta. Wih bikin ngiler aja.

Caranya gampang banget, langsung klik http://rumahgratis.rumah123.com/. Ikuti langkah-langkahnya 1-2-3. Pertama like fanspagenya, registrasi dan isi data pribadi, cari rumah dan masukkan ID listing yang tertera.  Untuk kesempatan menang lebih besar, kita bisa rekomendasikan ke teman sebanyak-banyaknya tentang kontes ini.

Nah pertama-tama saya himbau, kumpulin tuh sebanyak-banyaknya alamat email teman, kerabat, rekan kerja. Nanti setelah mengikuti langkah 1-2-3, isi di formulir yang disediakan dengan alamat email semua orang yang kita kenal. Gak boleh egois dong, masa ngga kasih woro-woro ke teman kita. Lagi pula,dengan menshare info rebutan rumah gratis ini, memberi kesempatan teman-teman kita supaya bisa ikutan. Membantu teman kan berpahala. 

Untuk lengkapnya kulik-kulik deh disini.

Banyak cara untuk bisa mewujudkan rumah impian, salah satunya dengan mengikuti kontes ini.  Rumah123.com memberikan kesempatan kepada siapa saja, masyarakat Indonesia untuk memiliki rumah, “a place to call home”. Jangan sia-siakan kesempatan . Karena kontes ini merupakan salah satu cara untuk menjawab pertanyaan saya di awal tulisan.








Gambar dari sini dan sono

Transit Lounge

Wednesday, July 11, 2012
Saya bersyukur banget dah Pemilu daerah Jakarta jatuh pada hari Rabu, pas di tengah-tengah Minggu, di tengah bulan pula, jadi segala kerjaan kantor yang mendesak sudah selesai. Begitu tahu bahwa kantor saya yang terletak di wilayah Jakarta libur, langsung urus surat cuti, pesen tiket, kabuur. Senengnya bisa sekitar lima harian di rumah.

Sampai di bandara, masih 2 jam lagi sebelum waktu boarding. Karena masih lumayan lama, saya pikir lebih enak kalau nunggunya di Executive Lounge saja. Kebetulan , BRI baru buka Transfer Lounge di terminal F. Sebagai pekerja yang sangat baik, saya pun memilih ke BRI transfer Lounge dari sekian banyak Lounge yang ada disana.

Dan begitu masuk, WOW saya kaget banget, ngga nyangka Lounge nya BRI tuh keren banget. Interiornya pas dan sangat modern. Dengan area yang lumayan luas, memungkinkan lounge ini mengakomodir berbagai kebutuhan tamu yang akan melakukan perjalanan. Begitu masuk, di sebelah kiri terdapat Meeting Room, jadi kalau kebetulan saat mau melakukan perjalanan dan ada janji dengan rekan bisnis, bisa langsung kesini. Tempatnya private, ngga akan ada yang nguping.


Kemudian ada counter khusus check-in. Kalau kamu males ngantri check-in di counter Garuda-nya langsung saja check-in di Lounge BRI ini. Kemudian berturut-turut di sebelah kiri ada mushola yang mungil tapi sangat representatif, kamar mandi yang luas untuk ukuran sebuah lounge. Terdapat tiga buah kamar mandi, dengan kebersihan yang TOP Banget , dan wangi, dan keren, dan nyaman. 


Trus ada smoking Room khusus, jadi yang ngga merokok ngga khawatir akan ditularkan penyakit, dan yang merokok, silahkan tuh hirup asap beracun sendiri di ruangan yang sudah disediakan. 

Bagi yang akan bepergian ke luar negeri, kamu ngga perlu repot ngurus segala macem ke imigrasinya. Lounge BRI ini udah nyedian khusus. wah benar-benar memanjakan pengunjungnya.

Nah itu baru ruangannya. Kalau kita mampir ke Ex Lounge salah satu yang menjadi pertimbangan saya mau menggesek kartu kredit saya di tempat itu adalah makanan yang disediakan. Pengalaman saya selama ini, ex Lounge di Medan dan Surabaya merupakan ex lounge dengan makanan yang jempolan deh, kumplit dan enak.


Nah disini, ngga usah diragukan. Di makanan utama, ada nasi dan aluk-pauknya yang erdiri dari, sapi lada hitam, ayam asem manis, mie goreng, omelet. dan capcay. Trus yang ringan-ringannya ada sop jagung, siomay, roti dengan aneka selai, atau kalau mau roti bakar juga ada. Untuk cuci mulutnya, ada buah-buahan yang terdiri dari buah anggur, stroberi, jeruk mandarin, semangka, dan melon yang super manis. Aneka kue juga tidak ketinggalan, apis legit, kue lapis, pie buah, risoles, kroket, apa tuh saya ngga tau namanya, yang kayak roti perancis itu, dan entah apa lagi yang saya ngga tau nyebutnya. Ngga suka kue? tenang ada aneka puding, mau puding coklat, puding stroberi, atau puding susu ada semua. 










Trus minumannya?. Di pojokan saya lihat ada jus jeruk dan jus jambu biji. Trus ada teh, di lemari esnya ada berbagai minuman bersoda, yang bening, merah atau yang berwarna coklat ada semua. Nah disini , awalnya saya celingak-celinguk dan terselip sedikit kekecewaan, coffe makernya dimana???. Bagi saya, salah satu yang bisa membuat saya betah berlama-lama di lounge adalah kopinya. Yah ngga ada, saya agak kecewa. Tampaknya si mba yang mondar-mandir, ngeliat kekecewaan di wajah saya, langsung dia nanyain saya nyari apa. Saya bilang aja, saya pengen minum capuccino. Si mba nyuruh saya duduk aja, nanti diantarnya, dan taraaaa, secangkir capuucino yang masih mengepul hadir di hadapan saya. Wee, keren mba nya, kaya sim salabim, mungkin saya kurang explore kali. Gimana, komplit banget kan ya.

Dan yang membedakan dengan ex lounge lain. Disini kita diperlakukan benar-benar seperti tamu. Bilang aja mau makan apa, si mba dan si mas-mas yang akan melayani, kita tinggal duduk ntar makanannya diantar. Coba, di mana tuh yang kayak gitu, belum pernah saya.
 

Mana kursinya nyaman banget lagi, bikin jadi males-malesan deh disitu. Satu lagi yang paling keren, koneksi wifi nya booo, kenceng banget. Selama dua jam disitu saya bisa donlot video You Tube sebanyak 4 biji, bayangkan, biasanya? boro-boro empat sebiji aja lambreta banget.

Lima menit sebelum waktu boarding, terdengar pengumuman bahwa pesawat saya delay selama 40 menit, hadeeh. Tapi bukannya kesel, saya malah seneng, asiik masih bisa lama-lama disini. Habis yahud banget sih lounge nya. Mana mba-mba dan mas nya ramah banget. 

Pas saya mau sholat, ditunjukin musolanya, ih seneng deh, musolanya sangat manusiawi. Saya pernah ke salah satu ex lounge di terminal 1B. Ya ampuun, itu musola sangat tidak layak buat sholat. Sempit, dan kotor. Kalau disini?, bersih, wangi dan lapang. Cukuplah buat sholat sekitar 5 orang.


Oya saya belum ngasi tahu ya. Yang boleh nogkrong di BRI Trasnit Lounge ini hanya pemegang kartu kredit BRI Gold dan platinum. Tapi, kalau kamu belum punya kartu BRI bisa kok tetep mampir disini, tapi bayar tunai sebesar Rp 125.000. Jumlah segitu worthed banget lah untuk segala layanan dan makanan yang disediakan. Tapi biar lebih enak, buruan buka kartu Kredit BRI. Syaratnya gampang banget kok, hanya mengisi aplikasi di kantor BRi terdekat, sertakan FC KTP dan slip gaji kamu. 

Kenapa kamu harus punya KK BRI ?. Kelebihannya dibanding KK bank lain, pertama dari suku bunga. BRI tuh menetapkan suku bunga terendah dari segala macam kartu kredit yang ada di Indonesia.  Trus, kalau kamu pemegang KK Gold dan Platinum bisa menggunakan fasilitas Ex Lounge di hampir seluruh bandara tanpa pake potong poin segala. Kalau KK bank lain biasanya pake potong poin lho, jadi kamu harus ngumpulin poin dari transaksi belanja , kemudian kalau sudah terkumpul sejumlah poin baru bisa masuk ex lounge. Kalau BRI, bebas, keren banget kan. BRI memang memanjakan nasabahnya. 

Kalau kamu pemegang kartu platinum malah lebih asoy lagi, bisa dapet fasilitas-fasilitas tambahan. Apalgi jadi nasabah Prioritas. Salah satu keuntungannya bisa dapet parkir di Valet parking. Kebayang kan susahnya nyari parkir yang strategis di mall-mall, bandara. Dengan nunjukin kartu prioritasmu, kamu bisa dapetkan kemudahan itu. Terus otomatis jadi anggota Safir lagi. Tahu kan Safir??, itu tuh semacam klub executive gitu lah, isinya yah orang-orang yang ngga inget lagi berapa uang yang ada di rekeningnya, :D.

Waaaaa, udah deh, ngga perlu mupeng gitu. Cepet-cepet aja datengin BRI, dan segera apply kartunya, biar bisa segera menikmati segala kemudahan, kenyamanan, yang diberikan. Ditunggu ya.
 

Gambar: Koleksi Pribadi








INI BARU HIDUP

Tuesday, July 10, 2012

Eh kemarin saya pernah nulis  kalau saat ini saya punya hobi baru, yaitu ikutan quiz di FB. Semuanya diikuti. Saya juga pernah cerita di postingan sebelumnya, saya lagi ikutan quiz Nescafe Journey kan ya? 

Jadi lombanya tuh , kita disuruh nulis ide Journey yang ingin kita lakukan dalam 500 karakter saja. Pertama-tama kita disuruh pilih dengan siapa kita ingin pergi, Pilihannya ada Riyani Djangkaru, Nicolas Saputra dan Imam Darto. Wih, keren-keren banget kan Aspire nya. 

Masing-masing mereka punya tema journey yang unik. Riyani, expolrer, Nicolas Independent, dan Imam darto City Slicker. 

Setelah kita submit ide Journey kita, selanjutnya akan dipilih duapuluh finalis oleh di Aspire yang kita pilih, untuk kemudian diadu idenya hingga terpilih dua orang pemenang untuk jalan keliling Indonesia bareng mereka.

Trus finalis lainnya ngga dapet apa-apa gitu?, Ya ngga gitu dong. Finalis nya ntar dapet hadiah untuk  melakukan jalan-jalan sendiri tanpa Aspirenya. Perjalanan dilakukan masing-masing satu minggu oleh tiap Aspire sehingga total menghabiskan waktu tiga minggu. Setelah semua perjalanan selesai, seluruh finalis diundang untuk acara gathering bareng ketiga Aspire tersebut. Hwaaaa keren banget kan ya.

Jelas dong saya ikutan, ngga mungkin ngga. Saya tahu kompetisi ini menjelang deadline. Nulis empat ide plus satu ide via twitter, langsung submit. Aspire yang saya pilih ? Riyani Djangkaru doong, siapa lagi. Kagum banget sama cewek yang satu ini. Berani mencoba hal baru dan selalu tahu apa yang ia mau. She is so Sexy. Bukan dalam arti harfiah secara fisik, tapi cara dia menjalani hidup so sexy. Tapi saya masih penasaran, bener ngga sih aslinya kayak gitu, jangan-jangan polesan Tivi. Makanya saya pengen buktiin sendiri, ngga mau percaya gitu aja sama kabar-kabari.

Setelah submit, tinggal berdoa semoga Riyani suka dengan tulisan saya.

Katanya, finalis akan dihubungi via telepon. Wah deg-deg-an banget nih nunggu siapa ya yang beruntung terpilih jadi finalis. Daaaan, eng ing eng, di Senin sore yang cerah kemarin, selesai sholat Ashar, hp saya berdering-dering.

" Halo selamat sore, dengan windi teguh ?" tanya suara di seberang
" Iya", jawab saya bingung, kok ada yang nelfon saya nanyain nama dunia maya saya. 
" Kami dari Nescafe Journey, selamat anda terpilih menjadi salah satu finalis" 

AAAAAAAAk, saya jingkrak-jingkrak kesenengan. Untung kantor udah sepi, kalo ngga bisa digeplak saya sama atasan. Horeeee, horeee ......, wih saya sampe ngga dengerin lagi si mba ngomong apa. Saya disuruh bikin video apa gitu, upload di youtube, kirm ke email siapa. Ah ....Dan sampai telepon ditutup , saya bengong. Si mba tadi nyuruh apa ya. Jiaaaah, parah. Langsung panik .

Untunglah, malamnya saya nerima email dari Nescafe. Intinya, saya disuruh upload video di You Tube maksimal jam 17.00 wib hari Kamis, tanggal 12 Juli 2012. Meliputi siapa saya, ide saya, pokoknya apa aja deh, yang membuat Riyani yakin mau pergi bareng saya. trus, besok hari Rabu, para finalis akan dipajang di fans pagenya Nescafe ID. Nah, giliran teman-teman finalis ngasih testimoni tentang siapa kita, sekali lagi agar si Aspire kenal sosok kita dan tidak ragu memilih kita.

Wah, udah ngga sabar nunggu besok. Ntar teman-teman saya yang cantik dan tampan, kasih testimoni ke saya ya. Testimoni yang jujur aja. Ngga usah dilebih-lebihkan, apalagi dikurang-kurangi. Kasihan juga ntar Riyani, kalo ada yang muji-muji saya ternyata kenyataannya ngga kaya gitu. 

Pokoknya saya seneng banget nih prend. Ternyata FB, Twitter, blog bisa membawa banyak manfaat ya. Alih-alih kamu buat tempat curcol yang ngga jelas, Manfaatin aja untuk hal-hal yang positif, sukur-sukur dapet hadiah.

Doain sayah ya teman-teman semoga Riyani jatuh cinta pada diriku yang menawan ini. Kalaupun tidak terpilih, saya udah seneng banget nih jadi finalis, karena apa??? kan tetep bisa ketemu mereka ntar di acara gathering setelah perjalanan, Yihaaaaa. Thanks Riyani Djangkaru yang udah pilih diriku, #peluk and kecup deh :D

Ngga sabar bayangin foto bareng Riyani, Nicolas dan Imam Darto. Hwaaaaa, maaf ya saya norak sekali di postingan kali ini. Saya pengen teriak nih  INI BARU HIDUP :))

Jadi Penulis, Siapa Takut (Bag 2)

Sunday, July 8, 2012
Sebelum mulai menulis, ada baiknya kita jabarkan dulu, apa sih manfaat dari kegiatan menulis. Kalau ngga ada manfaatnya ngapain kita buang-buang waktu untuk menulis yang belum tentu juga orang baca. Sebenarnya mungkin kita sudah banyak membaca manfaat-manfaat menulis dari buku-buku tentang kepenulisan. Tapi yang ini versinya mba Asma Nadia. 

Yang pertama, dengan menulis wawasan jadi bertambah. Jelas, karena untuk menulis sesuatu dibutuhkan riset. Tulisan tanpa riset akan kosong.  Riset bisa dilakukan dengan membaca, bertanya ke narasumber, atau  langsung terjun mengalaminya. Mba Asma cerita bahwa beliau pernah menulis cerita dengan settingan lokalisasi di daerah Bungkaran, namun beliau hanya melakukan studi pustaka. Hasilnya beliau dikritik oleh salah satu editor. Mba Asma nulis kalau disana ada gang-gang sempit, ternyata tidak ada sama sekali. Dan hal yang dilewatkan mba Asma, daerah Bungkaran itu dilewati oleh lintasan kereta api, seharusnya bunyi-bunyi kereta, suasana pinggiran rel menyatu dalam cerita, namun itu semua tidak digambarkan mba Asma. 

Saya juga pernah mengalami hal yang sama. Saat menulis flash fiction dengan tokoh seorang dokter. Ceritanya, seorang calon dokter kandungan yang bingung menghadapi pacarnya yang juga mahasiswi kedokteran hamil di luar nikah. Saya memang tidak melakukan riset sama sekali, hanya berdasarkan pengetahuan dangkal saya. Tulisan saya posting di note FB, tak perlu menunggu lama, seorang dokter langsung mengkritik habis tulisan saya. Tidak masuk akal, mengada-ada, tidak ada dokter yang panik kalau hamil, kan tahu ilmunya, mana ada koas yang waktunya lengang sampai sempet nganter pacarnya kesana-sini , begitu katanya. Awalnya saya sedikit defensif, " Terserah gue dong tulisan-tulisan gue ini, kalau mau pas sesuai keinginan ente, tulis aja cerita sendiri jangan ngerecokin tulisan orang", begitu kata hati saya.  Namun, setelah saya pikirkan, benar juga, walaupun tujuan saya mengangkat tema itu untuk memberi pesan bahwa -bahkan seorang dokter kandungan pun bisa "kecelakaan" sehingga remaja harus berhati-hati- tulisan harus tetap masuk akal. Ke depannya saya menjadi lebih berhati-hati dalam menulis, pun hanya sebuah flash fiction yag terbatas 200-700 kata saja. Tulisan bisa dilihat disini ( tapi bukan dokter di komen itu yg saya maksud ya).

Manfaat kedua, menulis dapat menyalurkan hobi. Ini khusus bagi yang hobinya memang menulis. Namun bisa juga, orang yang hobinya beternak ayam misalnya, ya nulis tentang cara beternak ayam, atau yang suka tentang keuangan, nulis tentang keuangan. Atau bagi yang hobinya menggalau di media sosial, daripada nulis curhat ngga jelas, marah-marah, bete, mending statusnya dibuat jadi tulisan. Misalnya lagi marah nih karena teman berkhianat, alih-alih nulis " Sialan, ngga nyangka aku , kamu kayak gitu, nyesel setengah mati mengenalmu, Bete " mending dirubah jadi " Berharap pada manusia bisa menimbulkan kekecewaan, karena itu letakkan kepercayaan tertinggimu hanya padaNya". Gimana, lebih baik ngga?.Syukur-syukur temen yang kita maksud menyadari kesalahannya, bukan malah menambah musuh. Ini opini saya pribadi, kalau ngga setuju ya ngga usah di retweet atau di like :)).

Terus, bisa meluaskan jaringan. Ini ngga usah dijelasin juga udah pada tahu lah ya. Contoh kecilnya, sahabat pena, jaman saya masih baca Bobo. Kalau sekarang, dengan ikut lomba nulis, sesama kontributor jadi saling kenal, trus dengan orang lain baca tulisan kita, minimal nambah teman baru lagi. Saya pribadi benar-benar merasakan ini. Sejak suka nulis, padahal yang saya tulis hal remeh temeh, tapi jadi banyak yang malah jadi teman akrab, bahkan yang awalnya hanya saling sapa di dunia maya, berlanjut ketemuan. Satu lagi, dengan menulis, saya jadi ketemu Asma Nadia, jadi kenal Fauzan Mukrim, Sanie B Kuntjoro, Clara Ng. Seneng kan ya.

Berikutnya bisa menjadi profesi. Kalau sudah jadi profesi bisa menghasilkan income. Saya pribadi, menulis sampai saat ini hanya hobi saja. Hanya hobi saja sudah menghasilkan uang, walaupun tidak seberapa. Sombong kalau saya bilang saya tidak butuh uangnya. Tapi jangan khawatir, kalau ngga butuh ya didonasikan saja. Kalau menulisnya belum menghasilkan uang??, ya bukunya yang didonasikan. Menulis bisa menjadi ladang amal dan ibadah. Sejauh ini, saya sudah memperoleh honor dari tulisan yang lolos ke media cetak, walaupun dikiiit banget, dapet voucher belanja. Lumayan banget kan. Beberapa proyek menulis yang saya ikuti bahkan tanpa bayaran sama sekali, hanya kata-kata " Semua royalti akan didonasikan ke yayasan X,Y atau Z". Masih bilang, ngga punya uang buat sedekah?. Yang benar saja prend.

Lanjut, menulis sebagai ajang pengungkapan apa yang tidak bisa kita ungkapkan secara verbal. Biasanya orang yang tertutup-Introvert,  kesulitan mengungkapkan perasaannya, marah,sedih,kecewa hanya dipendam sendiri. Ini bahaya, bisa-bisa menjadi bom waktu. Saya termasuk orang yang ekstrovert, suka bicara apa adanya. Namun ada kalanya ,saya tidak bisa mengungkapkan perasaan saya. Saat saya begitu marah dengan teman yang tidak menepati janji, atau saat saya kecewa dengan suami yang tidak mengerti perasaan saya, biasanya saya tulis di selembar kertas. Kadang bentuknya cerpen, bisa jadi puisi. Setelah itu?? saya lega. Padahal tulisan itu tidak pernah sampai ke orangnya. Tapi saya merasa masalah sudah selesai, tidak ada yang tersakiti dengan kata-kata kasar yang mungkin tanpa sadar kita keluarkan saat amarah merasuk.

Selain yang diatas, menulis juga membuka peluang untuk jalan-jalan ke belahan bumi manapun.  Sudah ke 30 negara dan puluhan kota yang disinggahi mba Asma karena menulis. Baik itu untuk mengisi ceramah, maupun seminar dan belajar kepenulisan. Keren ya. Tidak hanya itu, salah satu keuntungan meluaskan jaringan yang saya sebut diatas, dalam travelingnya mba Asma banyak mendapat tawaran menginap dari para fans ataupun teman. menghemat budget kedua terbesar dalam traveling, yaitu penginapan. Wow, menulis bikin irit.

Yang terakhir, menulis membuat kita abadi. Kalau kata Pramudya Ananta Toer, " Aku menulis karena itu aku ada". Ya, karena saat tulisan kita tercetak di dalam buku, atau di blog, atau di manapun, iya akan ada selamanya. Kata mba Asma, menulislah minimal satu buku sebelum mati. Sutan Takdir Ali Syahbana, Buya Hamka, Chairil Anwar, Shidney Sheldon, adalah penulis yang sudah tidak ada di muka bumi, namun kita masih bisa merasakan keberadaannya melalui tulisan-tulisan mereka. Bagi orangtua, saya contohkan Fauzan Mukrim, yang menulis buku khusus berisi pesan-pesan untuk River buah hatinya. Contoh lain, Mba Asma Nadia sendiri, mengatakan, ia ingin suatu saat kalau ia sudah tidak ada, saat Adam putranya punya masalah keluarga, jangan sampai membatin, kalau ada umi apa ya yang akan dikatakan umi. Tidak perlu berandai-andai karena mba Asma sudah menuliskannya di buku " Sakinah Bersamamu".

Wuih, banyak banget manfaat menulis ya. Ya sudah, jangan cuma dibaca doang. Ayo ambil kertas dan pena, atau segera ambil laptop, ipad, dan nulis sekarang juga.

Ntra nyambung lagi yah, udah maghrib saya mau balik kos dulu. See ya ;)



Jadi Penulis, Siapa Takut?

Hari ini sebenarnya saya tidak punya rencana apa-apa, pengen males-malesan di kos, sambil nuntasin baca buku-buku yang belum sempet dibuka plastiknya. Sambil tidur-tidutan lihat FB, eh ada acara seminar menulis dengan pembicara Asma Nadia. Hwaaa mupeng, tapi ya kok jauh banget ya, di Jakarta Timur. Mana ngga ngerti lagi daerahnya. Tapi.. Asma Nadia gitu, kapan lagi bisa dapat ilmu dari salah satu penulis perempuan paling produktif di tanah air. Dengan semangat saya sms panitianya, nanyain tempat acaranya dimana, sampai nanya kalo naik busway jurusan apa dan turun dimana, niat lah pokoke.

Dan akhirnya sampai juga saya di STIE Jakarta di bilangan Sunan Giri, setelah nanya sama pak satpam ditunjukin ke ruangan seminar, lantai 5 katanya. Segera saya melangkah ke arah yang ditunjukin pak satpam, cari lift kesana-sini , ngga ada. Beuugh, ni kampus ngga punya lift, padahal bangunannya tinggi. Dengan ngos-ngosan sampai juga saya di aula. Bener-bener perjuangan dah mau ikut seminar ini.

Acara dibuka dengan ice breaking oleh MC. 

" Gerakkan tangan ke atas ya, trus setelah itu kaki bawah juga digerakkan" kata si MC

Segera setelah ice breaking selesai, kata-kata si mba MC dikoreksi oleh mba Asma. Yang namanya kaki pasti dibawah. Gunakan kalimat yang efektif saat kita berbicara , pun saat menulis. Wow, belum masuk materi udah kena aja langsung ke tips menulis.

Kata mba Asma, sering para penulis, mubazir dengan kata-kata. Misalnya, bibirnya mencibir, jelas yang mencibir itu pasti bibir. Kepalanya menggelang, jatuh ke bawah, memegang dengan tangan. Tanpa perlu dijelaskan orang sudah tahu kalau menggeleng pasti kepala, kalau jatuh ya memang ke bawah dan memegang sesuatu itu dengan tangan. Sip mba, dicatet tips pertamanya.

Mba Asma menyampaikan materi dengan santai dan sangat komunikatif, disertai dengan contoh-contoh konkrit. Peserta diajak aktif dan berbaur dalam materinya. Ntar saya bagi tips menulis ala mba Asma di postingan berikutnya.

Hal pertama yang ditekankan oleh mba Asma adalah bahwa semua orang bisa menjadi penulis, asal ada kemauan. No Excuse, jangan biasakan mencari-cari alasan. Tidak punya waktu, ngga punya komputer, lagi ngga mood. Hal-hal tersebut membuat kita semakin jauh dari impian yang ingin kita raih.

Kalau dulu profesi penulis dipandang sebelah mata, maka saat ini sudah jauh berbeda. Menulis merupakan profesi yang menjanjikan, terutama bagi perempuan. karena bisa dilakukan dimanapun, oleh siapapun tanpa memandang usia, miskin-kaya , di desa atau di kota. Tidak sedikit penulis yang memperoleh materi melimpah dari karyanya. Sebutlah JK Rowling. Kalau di negeri ini adaAhmad Fuadi, Andrea Hirata, Habiburrahman EL Shirazy, contoh penulis yang sukses menggemukkan pundi-pundi keuangannya.  Namun sebaiknya , bukan materi yang menjadi alasan kita untuk menulis.

Yang membuat saya kagum, mba Asma tuh bukan hanya seorang penulis, namun menurut saya beliau seorang enterpreuner handal. Di sela-sela materi , dengan lincahnya mba Asma mempromosikan buku-bukunya, buku Isa suaminya, sampai buku-buku kedua anaknya. Tak ketinggalan promosi bisnis beliau yang meliputi tas, pakaian, dan pernak-pernik lain. Namun semuanya disampaikan tanpa terlihat promosi. Sekali merengkuh dayung semua pulau terlampaui.

Selesai menyampaikan materi, peserta diminta untuk membuat satu judul tulisan dan membuat satu paragraph pembuka. Menurut beliau, judul suatu tulisan memegang peranan sangat penting. Selain menggambarkan isi tulisan, judul juga membuat pembaca memutuskan ingin membaca tulisan kita atau tidak. Karena itu jangan ngasal milih judul. Jangan terlalu panjang dan jangan terlalu pendek. Kecuali kamu Putu Wijaya, judul harus sangat diperhatikan.

Sedangkan paragraph pembuka, berguna sebagai penarik pembaca untuk terus membaca tulisan kita atau berhenti sampai disitu. 

Dan ternyata tulisan satu parapraph yang saya buat, kata mba Asma bagus. Penokohannya kuat, karakternya jelas. Hwaaa seneng banget dinilai seperti itu. Saya pun dapat souvenir cantik dari mba Asma.


Ini paragraph yang saya buat. Sudah pasti, yang di benak saya itu langsung tergambar sosok suami :D 

"Tajam tatapannya menghunus tepat ke retinaku. Aku hanya membisu. Membiarkan ia mentransfer segala sumpah serapah yang ada dibenak. Aku tahu pasti tak akan ada kata yang keluar dari bibirnya. Selalu, hanya gesture dan perubahan raut di wajah mengisyaratkan suasana hatinya."

Opening dalam suatu tulisan, entah itu cerpen, artikel , novel, ataupun roman harus menyentak. Membangkitkan rasa ingin tahu dan sebaiknya pembaca sudah bisa meraba kira-kira kemana cerita akan kita bawa. Jangan bertele-tele. 

Hindari membuka kalimat dengan suara-suara seperti "Prang", "Bruk", Tet..tet.". Deskripsikan,  jangan dituliskan." Petir mengelegar" oke,  not "JDEEER".

Saya jadi ingat pernah membaca dimana gitu saya lupa, mungkin di grup penulis yang saya ikuti. Bahwa banyak sekali penulis yang memulai tulisan dengan bunyi-bunyian seperti itu. Yang paling populer adalah bunyi " Kriiiing" bla bla bla .... Di blog salah satu penerbit mayor menyatakan bahwa naskah yang seperti itu, langsung disingkirkan tanpa dibaca terlebih dahulu. Catet itu.

Oya, mumpung inget, Dewi Lestari juga pernah nulis tentang hal ini. Katanya, sesuatu itu harus dideskripsikan, bukan di tulis secara gamblang. Misalnya, "tertawa terbahak-bahak", it's oke, but menuliskan hahahaha, hehehe, hihihi, xixixi, not recomended untuk sebuah tulisan. Kalau nulis status FB atau twitter silahkan. Saya baca ini beberapa bulan yang lalu di blognya Dee, sejak itu saya tidak pernah lagi menggunakannya di tulisan saya. Kalau dulu, wuih di setiap tulisan pasti ada kata-kata "hahaha, hihihi ' tersebut. 

Oke sekian dulu, lanjut di postingan berikutnya yah. Yang pasti, ga rugi sama sekali ikut seminar menulis kayak gini. Dan yang bikin saya heran, berapa biayanya coba, Rp 20.000, saudara-saudara, seharga kopi yang lagi saya minum. Padahal itu sudah termasuk snack,alat tulis dan sertifikat. Jadi kalau ada seminar kepenulisan lagi, dan kita banyak alasan , itu tanda belum baca bukunya Isa Alamsah, No Excuse. Ups, saya jadi promosi. Begitu tuh, salah satu cara Asma Nadia mempromosikan buku suaminya. 

So, jadi penulis? siapa takut.



Custom Post Signature