Payung Ungu Amela

Thursday, March 22, 2012




 “ Mama, Amela mau payungnya yang warna ungu ya ma”

Sore itu sehabis latihan menari di sanggar tari tante Citra, Amela langsung laporan sama mama. Dua bulan lagi sanggar tari Bina Karya, tempat Amela menghabiskan tiga hari dalam seminggu setiap sore sepulang ngaji di madrasah ibtidaiyah, akan tampil di salah satu televisi swasta dalam acara “Pentas Seni Anak Indonesia”.

Mereka akan membawakan tari payung, jadi setiap anak harus mempunyai payung kecil sebagai property tarian mereka. Latihan dimulai minggu depan. Amela gembira sekali, dari tadi bibir mungilnya asik berceloteh kepada mamanya. Mama tersenyum melihat antusias Amela yang begitu menggebu-gebu.

“ Kata mba Putri, nanti akan dipilih sepuluh orang ma untuk ikut acara itu” sambil mengunyah nasi yang disuapkan mama ke mulutnya, Amela masih bercerita.

“ Amela pengen ikut ma”

“ Iya Amel, makan dulu yah, nanti dilanjutkan ceritanya, ntar kamu keselek lho” 

“ Payungnya ungu ya ma, jangan lupa” 

Hihihi walaupun sudah diingatkan mama, tetep saja Amela melanjutkan ocehannya. Dasar bocah.

***

 Tubuh mungil amela meliuk-liuk lincah mengikuti  alunan musik dari soundsystem di sanggar tari Bina Karya. 

Amela memang suka sekali menari. Setiap mendengar musik di televise ataupun dari tape mobil otomatis dia akan mengikuti gerak-gerik para penyanyi imut imut itu , apa tuh namanya, hmm ya ya “ Cherry Belle”.

Pinggul goyang ke kiri, goyang ke kanan. Berputar-putar. Ah lucu sekali melihatnya.

Diam-diam mama sering memergoki Amela lagi mematut-matut diri di kaca sambil menari. Terkadang ia menirukan tarian yang sering diperagakan sinden di Opera Van Java. Selendang mama pun jadi korban untuk melengkapi aksinya. Selendang diikat di pinggang, kadang ia mengalungkannya di bahu. Mulailah Amela mengibas-ngibaskan selendang tersebut persis seperti aksi lempar sampur.

“ Iya jeng, anak saya si Amela tuh gimana yah…. gak bisa diem di rumah. Bawaannya mau nari aja. Pusing saya melihatnya"

Mamanya Amela mengeluhkan kebiasaan Amela yang selalu always, menari dimanapun. Bahkan kemarin waktu mama minta Amel bantuin nyusun piring di meja makan untuk makan malam, sambil membawa piring dan gelas kakinya melonjak-lonjak riang. Malang si manis tiba-tiba muncul, kaki Amela tersandung si Manis,Prang…. Tak ayal piring dan gelas di tangan Amela mendarat dengan suara krompayangan di lantai. Hihihihi, 

“ Ya sudah jeng, Amela dimasukin ke sanggar tari aja, kayak anak saya.

“ Horeeee, Amela seneng banget waktu mama mengantarkannya ke Bina Karya, sanggar tarinya Tante Citra, adik mama.

Dan sekarang, mama sedang memperhatikan putri bungsunya itu menari. Ah Amela memang berbakat.

Mama menyempatkan diri menjemput Amela sepulang dari kantor, sekalian mau ngasi kejutan ke Amela. Mama sudah membawa payung ungu yang diminta Amela. Payung kecil yang sangat cantik.

“ Baik, latihan hari ini cukup. Minggu depan kita akan mulai berlatih tari payung ya ya. Jangan lupa bawa payungnya ya,’ kata Mba Putri, guru tari Amela

***

Mama mengelus lembut kening putri bungsunya itu. Terdengar dengkuran halus Amela. Titik-titik keringat membasahi dahinya. Secara berkala mama mengganti kompres hangat di kening Amela.

Ya, sudah tiga hari ini Amela demam,mama langsung izin tidak masuk kantor untuk merawat Amela. Padahal minggu depan adalah jadwal Amel tampil di televisi. Mudah-mudahan Amela segera sembuh, kalau tidak ia pasti kecewa sekali tidak dapat ikut di acara tersebut.

Pagi tadi demamnya sudah turun. Amela sudah kelihatan sehat. Karena sudah tiga hari tidak kerja, pagi ini mama kembali berangkat ke kantor. Lagian Amela sudah baikan, bisa ditinggal dengan si mbok.

***

Sudah lebih dari tiga jam, mama memandangi foto putri bungsunya. Amela tersenyum manis sekali. Perlahan, airmata merembes kembali di pipinya. Bahunya terguncang-guncang menahan isak yang berdesakan ingin keluar. Penyesalahan yang menggerogoti hatinya tidak bisa hilang begitu saja.

“ Maafin mama Amel” lirih suara mama sambil mengelus foto Amela.

Tadi siang pemakaman Amela telah selesai dilaksanakan. DBD, penyakit itu yang merenggut nyawa kecil Amela.

Mama tidak tahu kalau demamnya Amela beberapa hari yang lalu disebabkan virus Dengue penyebab DBD. Maka saat panas tubuh Amela turun di hari keempat, keesokan harinya mama langsung memutuskan masuk kantor, meninggalkan Amela dengan si mbok. 

Ternyata saat itu justru fase kritis nya Amela, dimana demam terlihat seolah-olah sembuh, padahal kenyataannya telah terjadi pembocoran pembuluh darah. Harusnya Amela banyak minum cairan saat fase ini. Tiap jam ia harus minum dan harus buang air kecil 4-6 jam sekali. Si mbok mana ngerti hal-hal kaya gitu. Apalagi dilihatnya Amela seperti sudah sehat. Memang masih lemas, tapi suhu badannya normal.

***

“ Amela ini payung kamu sayang, mama letakin disini ya, biar kamu ga kehujanan”

Mama menancapkan payung itu di atas makam Amela. Sambil tersenyum sendu , mama meninggalkan TPU tersebut.

“ Mimpi indah Amela, menarilah bersama bidadari “

Payung ungu itu memayungi nisan Amela. 


Gambar dari sini


Kun Fayakun

Thursday, March 15, 2012


Katakanlah alam semesta ini terbentuk oleh sebab akibat. Dan kita manusia dan segala isinya terhubung secara tidak kasat mata oleh benang yang bernama takdir. Sesuatu tidak akan terjadi kalau yang lain belum terjadi. Si A tidak akan menjadi A kalau B belum menjadi B.

Jadi apa yang dilakukan Jono akan berpengaruh terhadap Joni dimana bila Joni tidak melakukan itu maka Juminten akan gagal melakukan yang lainnya sehingga kalau Juminten gagal akibatnya Jumadi tidak akan berhasil melaksanakan misinya, maka dunia akan kacau balau .

Ibarat sebuah lukisan yang terbentuk dari campuran berbagai warna, dari ratusan garis yang dihubungkan oleh beribu titik. Semua saling terhubung menciptakan harmoni sehingga sim salabim jadilah lukisan bunga matahari.

Sebenarnya saya mau ngomong apa sih??

Jadi gini ceritanya, tadi siang saya lagi di toilet kantor. Disitu ada cewek yang sebelahan sama divisi saya . Selama ini kalau ketemu di kamar mandi, di mushola, di lift, saya dan dia tidak pernah saling sapa. Tapi hari ini saya tergerak untuk menyapanya.

Adegan di Toilet

Sambil cuci tangan di wastafel, lirik-lirik ke kaca, sapa ngga ya, sapa ngga ya. Sapa ngga sapa ngga sapa. Oke .

Setelah basa-basi nanyain udah sholat belum, bicarain ac yang terlalu dingin, trus percakapan berlanjut.

Saya :“ Mba udah lama ya nikahnya?”
Si Mba : “ Iya, udah 6 bulan”
Oooo ( dalam hati, masih lamaan aku dong udah 4 tahun )
Si Mba : “ Udah punya baby mba ?”

Detik itu saya  langsung menyesal menyapa, tau gitu dari tadi diem aja, daripada ditanyain pertanyaan itu lagi. Namun demi kesopanan saya pun menjawab

Saya : “ Belum mba, hehehehe ( dalam hati meringis)
Si Mba ; “ Wah sama dong mba, saya juga belum ( pelukan berasa senasib)

Dan seterusnya akhirnya saya dan dia malah mengobrol panjang lebar . Banyak banget yang kami omongin yang menghantarkan kami ke satu kesimpulan. Semua hal ada sebab akibatnya.

Setelah keluar dari toilet saya jadi mikir. Hmm bener juga yah kata si mba tadi bahwa semua itu udah ada yang ngatur, jadi ga perlu sedih kalo belum dapet apa yang kita inginkan.

Nah disinilah saya mulai berpikir tentang alam semesta seperti yang di paragraph pertama tadi. Jadi saya mau menganalisa, bagaimana proses terlahirnya seseorang ke dunia yang fana ini. Hasil analisa sementara saya begini.

Memiliki anak itu, bukan hanya antara si suami dan istri. Bukan pula tentang ayah, ibu, dan anak itu kelak. Tapi ada suatu system yag lebih besar dari itu. Bahwa kehadiran seorang manusia di bumi ini ada pengaruhnya dengan kehadiran orang lain.

Dalam kasus ini, saya mengambil contoh, saya dan suami yang terpaut usia sebanyak lima tahun.

Di dalam AlQuran dikatakan, bahwa sejak seorang anak di dalam kandungan, maka telah ditulis tentang rezeki, jodoh dan umur, dan jalan hidupnya. Saat suami saya lahir, maka malaikat menulis di dalam kitab lauhul mahfuz nya.

Nama : Teguh S
Rezeki : Bekerja di perusahaan X di sumatera utara
Jodoh : Windi Widiastuty, bertemu di usia 29 tahun.Beda usia 5 tahun
Umur : YYY, penyebab : ZZZ

Saat suami saya dilahirkan pada Juni tahun 1978. Pada bulan itu terjadi ledakan pertama wahana antariksa di GEO (Geostationary Earth Orbit) .Yang mana saat itu Ayah dan ibu saya masih pacaran di Medan. Dua tahun kemudian, saat suami saya baru selesai disapih ibunya, ayah dan ibu saya memutuskan menikah.

Karena saya sudah ditakdirkan untuk berjodoh dengan suami dimana saya dan suami tertulis terpaut 5 tahun, maka saya harus lahir di tahun 1983,makanya saya tidak bisa menjadi anak pertama ibu saya. Ahirnya tahun 1981 setahun setelah pernikahan mereka abang saya lahir.

Dimana saat abang saya masih di dalam kandungan, ditulislah jalan hidupnua, ia akan berjodoh dengan seorang wanita bernama Roslina yang terpaut umurnya sebanyak 4 tahun, maka saat itu orang tua kakak ipar saya kelak pun harus sabar menunggu mendapatkan bayi perempuannya demi kesesuaian cerita tadi.

Nah di satu sisi, kelak saya akan dikenalkan ke suami melalui salah seorang teman kuliah saya yang nantinya adalah teman kerja suami. Nantinya di saat abang saya masuk sekolah, saya merengek-rengek kepada ibu saya untuk ikut sekolah, akhirnya saya kecepetan 1 tahun masuk SD. Sehingga usia saya dan teman kuliah saya tadi harus berbeda 1 tahun, Dia harus lebih tua dari saya. Maka harus diatur pula kapan tepatnya lahir teman saya tersebut. Karena saya lahir tahun 1983, maka di tahun 1982 dia harus brojol, sebutlah namanya Wati.

Sementara itu, pada tahun 1960, seorang bayi laki-laki lahir, kita namakan di Albert. Jalan hidupnya tertulis nantinya di umur 40 dia akan menjadi atasan saya di perusahaan Y. Nah karena di jalan hidup saya, saya akan kerja di BRI pada usia 22 tahun. Berarti usia kami akan terpaut sebanyak 18 tahun.

Maka saya harus lahir saat Mr Albert umur 18 tahun, dan suami saya umur 5 tahun dimana teman saya Wati harus berusia 1 tahun.

Terserah mau percaya atau tidak, mau setuju atau tidak. Analisa saya tersebut, akhirnya membawa kesadaran penuh kepada saya. Bahwa kelahiran seseorang itu sangat banyak hal yang mempengaruhi. Bukan tingkat kesuburan suami dan istri, bukan pula factor kuantitas bertemu. Tapi memang system yang sudah diatur sampai rigit terkecil oleh yang Maha Kuasa.

Kun maka Kun. Ga pake tawar menawar.

Mau ada gunung meletus, gempa bumi, tsunami kalau memang seorang bayi harus lahir, ya lahir dengan selamat. Tidak peduli seberapa dahsyat bencana yang ada.

Kemarin-kemarin saya sempat sediih banget, kalau ada yang nyinggung-nyinggung soal isi perut saya. Kejadian saat lebaran. Baru rumah pertama bertandang saya langsung diberondong dengan pertanyaan, " Udah isi Belum?, ditunda ya?, kapan lagi ?. Duuuh, kalau saja yang nanya itu tahu bagaimana perasaan saya. Tapi sekarang, saya ingin selalu berpositif thinking padaNya. Karena sudah begitu banyak doa-doa saya yang dijabahNya, kalau ada satu dua yang belum terkabul, hanya belum waktunya saja.

Teman-teman pasangan suami istri senasib, saya ingin mengatakan hal ini. Mungkin terlalu sering kita mendengar orang berkata “ Sabar, semua ada waktunya”. Atau “ Coba berobat kesini, manjur lho”. Terlalu sering pertanyaan-pertanyaan yang mengusik telinga kita. Bisa jadi pertanyaan itu memang bentuk kepedulian, atau hanya ingin tahu saja, atau apalah yang hanya si penanya yang tahu. Tapi pastinya dibalik semua itu, memang ada suatu rahasia yang membuat kita harus menunggu lebih lama dari orang lain.

Siapa tahu, calon baby kita kelak harus lahir beberapa tahun setelah seorang pria soleh dihadirkan dulu melalui rahim seorang wanita di suatu tempat yang entah, jika bayi itu perempuan. Siapa tahu, nantinya ia akan menjadi penemu bahan bakar yang terbuat dari debu pada tahun 2028  sehingga lahirnya harus tepat hitung mundur saat ia berumur 25 tahun.

Atau bisa jadi calon bayi kita harus menunggu untuk meramaikan hiruk pikuk dunia ini, karena si pemilik alam rahim itu sendiri, Sang Rahim ( Maha Pengasih) masih ingin mengajarinya banyak hal di sana

Anggap saja, Yang Kuasa masih ingin mendengar doa di sujud-sujud panjang kita. Mungkin pula, dia ingin menguatkan mahligai rumah tangga kita dengan membuat kita selalu mendukung satu sama lain. Ia terlalu sayang kepada kita sehingga ingin memberi suatu rasa nikmat dengan dosis tinggi yang mungkin  orang lain tidak rasakan pada saat kita menerima titipannya kelak

Apapun itu, seperti yang sudah-sudah, sebagai pemeran di panggung sandiwara ini kita harus mengikuti skenario yang sudah di tulis Nya.




Gaun Merah

Wednesday, March 14, 2012
Pagi ini, kulakukan kegiatan yang sudah hampir setahun ini aku lakukan setiap hari. Ya, sebagai seorang buruh cuci di kost-kostan milik Pak Abdul ini, pekerjaanku setiap pagi hari adalah berjalan dari satu pintu kamar ke pintu kamar, mengambil baju kotor milik para penghuni kost yang berjumlah 20 orang, dan membawanya ke kamar mandi belakang untuk segera kucuci. Siang hari, kujemur pakaian-pakaian itu berjejer di tali jemuran yang dipasang di atas bangunan kostan Pak Abdul ini. Sore harinya, pakaian-pakaian tersebut , baik yang sudah kering maupun masih lembab, kusetrika dan kulipat rapi agar pagi harinya pakaian-pakaian tersebut sudah tertumpuk rapi di depan pintu kamar masing-masing  penghuni kostan.

Aku sudah berada di depan pintu kamar no. 16. Penghuni kamar ini adalah Mba Siska, seorang perempuan mungkin berumur sekitar 18 tahunan, seumuran dengan anakku satu-satunya Yuni. Sepertinya Mba Siska ini adalah anak orang kaya. Hal itu aku simpulkan dari baju-baju yang ia miliki, yang setiap hari ia letakkan di depan pintu kamarnya untuk kucuci. Tak terkecuali hari ini.
Saat kuangkat sehelai kaos dari depan pintu kamar Mba Siska, tiba-tiba pintu kamar itu terbuka. Melongoklah dari dalam kamar sebuah wajah perempuan ayu yang sedari tadi melintas di pikirku, Mba Siska.

“Bik, ini satu lagi bik.”, kata Mba Siska kepadaku seraya menyerahkan sepotong pakaian kepadaku. Sebuah gaun merah tanpa lengan.

“Bik, tolong khusus yang ini nyucinya hati-hati ya Bik. Karena gaun ini bahannya gampang melar, jadi tolong yang ati-ati ya Bik nyucinya.”, ucapnya lagi menambahkan.

“Iya Mba Siska. Saya akan hati-hati nyuci baju ini.”, kataku menjawabnya sembari menganggukan kepala.

“Sabtu ini udah bisa kering kan Bik? Soalnya lusa mau saya pakai buat ke pesta” tanyanya.
Kupikir sejenak.

“Sabtu kan. Itu artinya masih 4 hari lagi. Semoga saja hujan tidak turun nanti siang.”
“Bisa Mba. Saya janji Sabtu sudah tertumpuk rapi di depan kamar ini Mba.”, jawabku meyakinkannya.

“Oke Bik. Saya masuk kamar lagi ya.”, kata Mba Siska kepadaku. Segera dia menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Aku pun kembali sendiri di depan pintu kamarnya. Kuteruskan lagi pekerjaanku mengambil potong demi potong pakaian yang diletakkan di ember yang ada di depan tiap pintu kamar.

Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi yang ada di belakang kost-kostan ini.

****
Kukucek perlahan gaun merah milik Mba Siska. Benar-benar perlahan, karena aku takut gaun ini menjadi rusak atau melar. Memang bahan gaun ini terasa lebih lembut dan gampang melar.

“Harga gaun ini pasti mahal. Mungkin sama dengan gajiku sebulan disini yang cuma empat ratus ribu.”

Sengaja kupisahkan gaun merah itu dari cucianku lainnya. Kuletakkan ke dalam ember tersendiri, terpisah dari pakaian kotor lainnya yang kurendam dalam baskom warna hitam. Pokoknya aku benar-benar ingin menjaga agar pakaian itu tidak kusut, tidak melar dan tidak rusak. Gaun itu istimewa bagiku.

Andai saja anakku bisa mengenakan gaun seperti ini di hari ulang tahunnya besok, pasti dia akan senang sekali”
“Tapi mana mungkin aku bisa membelikannya...”
Rasanya aku ini tak pantas disebut ibu yang baik, yang setiap anaknya ulang tahun tak pernah sekalipun memberi hadiah”

Perlahan, air mata mengalir turun dari mataku.

******
Sambil menyeterika pakaian yang telah dicuci emak siang tadi, Yuni bersenandung lirih. Takut membangunkan emak yang terbaring di bilik sebelah. Emak lagi tidak enak badan, demam. Tidak biasa-biasanya emak begitu, sepertinya emak lagi banyak pikiran.

Ia selalu terhibur kala menyeterika pakaian-pakaian itu. moment yang sangat dinikmatinya. Ah beruntungnya mereka bisa mengenakan pakain-pakaian bagus ini pikir Yuni. Pakaian sekeranjang besar itu sudah hampir selesai, saat matanya tertumbuk pada sepotong gaun merah.

Perlahan diangkatnya gaun itu, seukuran dengan tubuhnya. Hmm indahnya. Tiba-tiba terlintas dipikirannya untuk sekedar mencoba, sepertinya pas.

Yuni tersenyum –senyum sendiri melihat bayangannya di cermin. Oh cantiknya. Gaun itu melekat sempurna di tubuh rampingnya, seolah memang dijahit sesuai ukurannya. Yuni membayangkan ia mengenakan gaun itu besok. Pasti semua orang akan terkagum-kagum melihatnya.

“ Yuni, apa yang kamu lakukan”

Suara emak membuyarkan lamunan Yuni. Entah sejak kapan emak berdiri di ambang pintu.

“ Cantik ya mak?” tanyanya

Emak tak kuasa menahan desakan air yang menggenangi retinanya. Hatinya sendu.

“ Ayo cepat buka, nanti rusak” perintah emak tergesa
Yuni segera menuruti omongan emak. Susah payah ia meraih risleting di belakang gaun. Dengan cepat ditariknya turun.

Krekk….

Ada hening menakutkan yang tercipta bersamaan dengan terlepasnya gaun itu dari tubuh Yuni.


NB: Tulisan ini adalah tulisan saya (@winditeguh) dan (@rbennymurdhani)

Baca Tulisan Bennymurdhani disini

Daftar Peserta Lolos Seleksi FF Gokil

By Vindy Putri and Tri Lego Indah Full in Group Silaturahim SYUMITY LOVERS · Edit Doc
Berikut ini adalah peserta yang lolos seleksi:

  1. Ade Wikytama - Sandal ABG Tua
  2. Adi Saputra - Ucok Disunat
  3. Alya Novita Putri - Hilang!
  4. Ariany Primastutiek- Hajatan Pak Bos
  5. Asni Ahmad Sueb - Satu Jam Ditempuh Limabelas Menit
  6. Awiek Libra - Air Mata Yang Sia-sia
  7. Azzlia Kurniawan - “Nenek Yang Malang
  8. Chie Chera - Ma’afin Saya, Bang..
  9. DeepPurple - Senyum Manis Polisi (SMP)
  10. DIAN INDRIYATI - PENGANTIN LUPA KAMAR
  11. Dina Fictorina Lenggu - Salah Orang
  12. Dyah Nyenk - Selingkuh Sudah Jadi Tren
  13. Eramayawati - Di Suatu Malam Di Ruang Sebuah Hotel
  14. Eri Iyas - Skripsi Itu Aduh Banget
  15. Faiz Deja Ramadhan - Salah Paham
  16. Fanny Yanuarika Saputri - MAKAN GRATIS
  17. Haqqy Luthfita - MENCURI ALQURAN  
  18. Ibna Nurul Fuaddina -  SENSASI NAIK LIFT
  19. Idha Dian Nurwahida - Bukan Bunga Biasa
  20. Iruka Danishwara W. - Antara Sejarah dan Romantis
  21. Lezthary chieecewndhuthz EanxLovemagic-Gara-Gara Uang Palsu
  22. Maghfiroh Az Zahra - HIKMAH DARI ‘KEJENIUSAN’
  23. Mezia Kemala Sari - AMPLOP GOKIL 
  24. Micka oboedeny - Oh, my God
  25. Miladani Iing Nadar - Senyumku di Stasiun Pasar Senen
  26. Muhammad Rifqi Saifudin - 13 Desember
  27. Munadry Aslam - Tak Galau Lagi…
  28. Nai Azura - Gimbal Gembel
  29. Nay Riskara - Sok Artis
  30. Nur Aliah Saparida - Tragedi Malam Jumat
  31. Nur Fitri Juli - GAPILET
  32. Nurdiani Latifah - My Problem Onto
  33. Nurhikmah Tenri Pada - Hanya Jalangkotek
  34. Oktaviana M - SAOS ATAU MINYAK
  35. Om Dompet - SAPI MEMBABI BUTA
  36. Rani Agustina Wulandari - Bertaruh Nyawa dengan “Jet Coaster
  37. Resty Gipi - Freetalkan Yuk!
  38. Romz Weepy - Lupa
  39. Salim Moors - Insyaallah
  40. Samudrawan Kertapati - Penonton Jaranan
  41. Sarni Al-boegisy - Kisah Gokil Calon Pengantin Baru
  42. Suparno - KAMPRET EMANG MIRIP TIKUS
  43. Uda Agus - TITIK
  44. Ummu Fatimah Ria Lestari - Tanyain Baju Baruku Dong, Please!
  45. Wicha SB - MERANA MOMENT
  46. Windi Teguh - Malu Bertanya, Malu-maluin
  47. Wirasatriaji - Tanpa Celana
  48. Xanjeng Nura - Babon Tanah Jawi
  49. Yenny N. - Dimana Toiletnyaa?
  50. Zuifa Sanashalaufa - JANGAN AMBIL KTP-KU!!
  51. Zya Verani - Super Kompa

  1. Salam.

    Vindy Putri


Aku sakit, gara-gara kamu, Gigi !!!!!

Monday, March 12, 2012
Sambil menakar satu persatu bahan praktikum kimia organic, mata Gio tak lepas memperhatikan dua sosok manusia yang sedang tertawa-tawa  disana, berjarak dua meter dari meja kerjanya.

Reaksi asam sulfat pekat dan alkana yang mendesis-desis di dalam tabung reaksi seolah-olah menggambarkan suara –suara berisik di kepalanya. 

Dan oh oh lihatlah, dengan terpaksa kornea matanya harus menyaksikan adegan mesra Yudi mengelus-elus tangan Rianti yang sepertinya ketetesan NaOH cair. Beugh, norak umpatnya dalam hati. Jauh di sudut hati kecilnya berbisik, Ya Tuhan kenapa mereka harus sekelompok, kok bukan saya Tuhan, kenapa?? . Dalam hidupnya baru kali ini Gio menanyakan keputusan-keputusan yang diambil Tuhan.  Terutama yang berhubungan dengan makhluk manis satu itu.

Rianti adalah sahabat lamanya dulu di SMP. Mereka terpisah saat Gio melanjutkan SMA ke Surabaya mengikuti ayahnya yang pindah tugas kesana. Resiko anak tentara, hidupnya kaya kucing beranak, pindah-pindah terus. Gio masih ingat, Rianti yang imut dengan rambut yang dikuncir tengah , matanya merah saat Gio pamit di depan kelas. 

Hatinya bersorak riang, saat melihat sosok Rianti di hari pertama Ospek jurusan Teknik Kimia. Ssst, Gio memang sudah jatuh hati pada Rianti dari dulu sejak mereka masih mengenakan baju putih biru. Gio sudah membayangkan hari-hari yang akan dilaluinya selama kuliah. Ada Rianti dimana-mana. Alunan biola pun mengiringi lamunan indah Gio.

Namun tiba-tiba, tass senar biola tersebut putus, menghentikan nada merdu yang dihasilkan dawainya saat seorang Yudi datang mengusik. 

Yudi, teman sekos Gio,  typical cowok-cowok yang diigilai cewek. Organisator sejati, ada di setiap acara jurusan. Wajahnya tidak setampan Gio, namun ia mempunyai kemampuan membius orang dengan kata-katanya. Pesona bung Karno. 

Cowok ini mulai ada di tengah-tengah antara dia dan Rianti saat malam inagurasi berlangsung. Saat itu mahasiswa baru wajib mempersembahkan sebuah pertunjukan, salah satunya band. Gio, Yudi dan Rianti tergabung dalam band tersebut. Gio vokalis, sedangkan Yudi gitaris, Rianti backing vocal. Kebersamaan mereka bertiga terjalin di hari-hari latihan sepulang kuliah.

Naas bagi Gio, saat Hari H, ia menderita sakit gigi yang dibundling sepaket dengan gusi bengkak. Jangankan untuk menyanyi, berbicara saja sakitnya bukan main. Syukurlah ( kata siapa syukur?) selama latihan Yudi sering mengiringi gitar sambil ikut bernyanyi. 

Malam itu Yudi tampil sangat memukau, seorang gitaris yang juga gape menyanyi. Semua mata cewek di acara tersebut berbinar-binar mupeng mendengar dentingan gitar Yudi berkolaborasi dengan suara merdunya melantunkan lagu just the way you are nya Bruno Mars. Tak terkecuali Rianti. Entah sengaja atau tidak, setiap bait "just the way you are", Yudi selalu menatap ke arah Rianti sang backing Vocal.

Yah setelah itu silahkan lanjutkan sendiri ceritanya.

Hati Gio sakit banget. Tidak tahu harus menyalahkan siapa.Satu-satunya yang patut disalahkan adalah si biang kerok. Sambil bergumam, Gio mengumpat.
Aku sakit, gara-gara kamu, Gigi !!!!!


Syndrome Pulang Kondangan


Puncak dari setiap fase hidup kita selalu dilewati dengan perayaan.
Perayaan kelahiran yang dinisbatkan dengan penabalan nama.
Perayaan  menjelang akhil baligh dalam seremoni sunatan
Kelulusan sarjana digelar dengan wisuda 

Dan master dari segala perayaan, adalah perayaan cinta, bersatunya dua hati, dua keluarga, dua pribadi dan dua latar belakang dalam sebuah akad yang ditutup dengan resepsi pernikahan.

Kemarin malam saya baru saja menghadiri perhelatan akbar sebuah perayaan cinta. Saya sebut akbar karena yang menikah adalah putri dari salah seorang direktur BUMN yang  kebetulan teman kerja satu divisi dengan saya.

Begitu memasuki ruangan, seorang teman saya langsung nyeletuk dengan komentar gak pentingnya, “ Wah berapa ya harga sewa gedung ini” ( plis deh , ngapain dipikirin ),. Serentak kami menjawab, “Bukan urusan elo kale”

Jangan ditanya bagaimana megahnya pesta tersebut. Terus terang dengan tamu yang sangat berjubel dari segala golongan yang tumpah ruah disana., saya tidak sempat memperhatikan dekorasi gedung tersebut. Tapi yang pasti dari mulai pintu masuk, antrian tamu yang akan memberi ucapan selamat kepada pengantin sudah mengular.  Alih-alih memikirkan bagaimana menembus antrian tersebut, saya dan teman-teman yang notabene adalah anak kos sejati langsung kalap dengan makanan yang nangkring di setiap sudut ruangan.

Jangan bayangkan saya akan mengitari seluruh stand makanan untuk memilih mana yang akan saya cicipi, tidak sempat. Agar efisien kami langsung memulai dari yang terdekat. Dimsum, salad, lasagna,spaghetti dan zuppa-zuppa menjadi menu pembuka kami ( menu pembuka???). Konter makanan tradisional seperti gudeg, bakso, sate, nasi liwet langsung kami coret dari to do list ( bisa beli sendiri).  Dilanjutkan dengan nasi + lauk yang terdiri dari daging asap, udang goreng tepung mayones plus sapi lada hitam ( keputusan yang kemudian saya sesali karena setelah itu saya kekenyangan).

Itu masih sisi kanan ruangan. Setelah meregangkan otot-otot perut, kami pun melanjutkan gerilya makanan ke sisi kiri ruangan. Saya memutuskan memilih wafel dengan es krim dan saus coklat kemudian dilanjutkan dengan kebab dan tekwan. Sampai disini saya dan teman-teman memutuskan istirahat dulu. Kebetulan kami lihat antrian tamu yang ingin memberi selamat sudah menipis. Kami pun tidak menyia-nyiakan kesempatan segera menuju pelaminan, untuk mengucapkan selamat dan doa restu ke pasangan raja dan ratu sehari tersebut, sekaligus menegaskan kehadiran kami atas undangan mereka.

Eh di sepanjang jalan menuju pelaminan ternyata masih banyak hidangan yang belum kami eksplore. Dari bebek Hainan, rib steak, ikan salmon, sampai aneka kue dan buah yang tadi luput dari perhatian. Oh my  God, melihat semua itu saya dan teman saling pandang-pandangan. Huwaaa kami kekenyangan dan udah ga sanggup lagi mencerna semuanya. Itu adalah moment paling menyedihkan dalam hidup anak kos. Dimana melihat makanan bergelimpangan tapi tak bisa lagi menikmati dan sadar besok pagi tidak punya makanan apapun di kos, oh hidup hidup.

Selesai dari acara, kami segera pulang dan dilanda syndrome kekenyangan. Di dalam mobil  yang hanya berisi empat orang tersebut, selain syndrome kekenyangan ternyata kami pun dilanda syndrome galau. Tiga diantara kami sudah menikah termasuk saya . Dan hanya satu orang teman saya yang masih single, cewek.

Dan dimulailah pembicaraan galau meracau.

“Aduh, pestanya mewah banget. Gimana yah nanti kalau gw pesta, gw kan bukan anak pejabat mana bisa buat pesta semewah itu “ ( Galau 1 )

“ Dan sampai sekarang gw belum punya pasangan, kapan nikahnya nih” ( Galau 2)

“ Kenapa ya gw selalu ketemu cowok-cowok yang gak pernah serius, apa gw sebegitu gak menariknya untuk dijadikan calon istri “ ( Galau 3).

Hahaha, saya melongo, percaya atau tidak , saya pun pernah mengalami hal tersebut beberapa tahun lalu. Dimana setiap pulang kondangan saya langsung terkena penyakit bisu mendadak, rasa bahagia melihat teman menemukan separuh jiwanya yang  disertai perut mules bercampur dengan rasa iri tiada tara. 

“ Kok bisa ya, dia nikah dengan pacar pertamanya, so sweet banget sih”

Atau ga

“ Duh, pasangan serasi banget sih, yang satu anaknya siapa yang satu anaknya siapa, pasti mereka dulu lahir di spring bed deh”

Atau begini

“ Ya ampun, si cowok kerja di Freeport, yang cewek dokter, dunia sungguh tidak adil”

Dilanjutkan dengan

“Kapan giliran gue…. “ ( mewek)

Oke Lanjut.

Masih mengenai teman saya tadi. Teman saya ini terkenal dengan sikapnya yang rame, apa ya kalo dalam bahasa Indonesia, yah sedikit pecicilan gitu deh. Tapi dia tuh anaknya polos banget, baik dan positive thinking. Pembicaraan pun berlanjut dengan pertanyaannya.

“ Apa gw harus berubah dulu jadi lebih kalem gitu, biar cowok-cowok senang dan ga malu-maluin jadi calon menantu?”

Can You Believe it ?

Ternyata di jaman serba modern gini, dimana kesetaraan gender gaungnya udah sampe ke seantereo jagad raya masih ada aja perempuan yang ngerasa harus menjadi seseorang yang diinginkan orang lain untuk membuat dirinya berharga.

Saya langsung mengguncang tubuhnya sambil teriak.

“Hello, hari gini, kalo kamu ga ngerasa dirimu cukup berharga untuk dicintai, jangan harap orang lain menghargaimu.”

Yah itulah realita, kita hidup di jaman dan lingkungan dimana masih ada anggapan setinggi apapun karir seseorang, entah itu laki atau perempuan, seberapa cantik atau tampannya dirimu, seberapa terkenal dan pentingnya kamu, kalo belum ada kata-kata “ sah  sah”, sepertinya belum dianggap sukses. Oh what a life?

Maka tak heran banyak status galau menghiasi timeline social media. Ujung-ujungnya perasaan desperado akan melanda diri saat melihat gerakan umur yang semakin hari semakin beranjak mendekati limit wajar suatu perhelatan. Ah miris.

Apakah itu karena jumlah wanita lebih banyak dari pria, sehingga begitu sering kita melihat wanita single, mapan, sukses yang masih sendiri di umur mendekati kepala tiga?

Tunggu dulu. 

Tiga hari yang lalu saya mengikuti polling di Yahoo di rubrik apa saya lupa, yang kaya Oh My God itulah. Di polling tersebut dipaparkan begitu banyak perempuan single di kota Jakarta. Pertanyaannya ,apakah pernikahan itu suatu keharusan??

Saya tidak ingin membahas soal pertanyaan polling tersebut. Namun nyatanya di sekeliling saya sangat banyak dijumpai pria-pria mapan di usia after tiga puluh yang juga single, dengan jumlah sebanyak perempuan single yang mengaku susah mencari pasangan hidup saat ini. Nah lho, berarti bukan masalah jumlah. Tapi ada yang lebih substansial disitu.

Pertanyaan sebesar toge muncul, kenapa mereka ga saling melihat dan saling menjajaki satu sama lain??

Di usia saya yang ke 24 tahun  lima tahun yang lalu, saya sempat mengalami kegamangan hidup luar biasa. Dimulai dengan kandasnya hubungan asmara saya dengan seseorang yang merupakan kandidat terbesar calon suami. Beberapa bulan lagi usia saya mendekati seperempat abad. Alarm biologis saya mulai berbunyi, waspada. Saya pikir saat itu, saya ga akan bisa lagi menjalin hubungan baru. Bagaimana tidak, saya tinggal di kota kecil, ditambah diri saya yang tidak gaul sama sekali, rasanya sangat kecil kemungkinan saya akan bertemu dengan orang baru yang berpotensi menjadi calon suami.

Sempat terlintas di benak saya untuk melanjutkan kuliah S2. Bukan, bukan karena ingin mengupgrade pengetahuan saya. Tapi lebih kepada keinginan untuk mencoba dunia baru. Siapa tahu dapat kenalan disana. Bukankah dunia perkuliahan selalu memberi peluang untuk dunia percintaan, hahahaha, stupid.

Syukurlah niat itu belum terlaksana, saya sudah bertemu dengan seorang pria yang telah mematri namanya di prasasti hatiku ( cieee).

Karena sudah pernah menjalaninya, maka saya berani mengatakan ini. 

Ladies, siapapun anda, jangan pernah mau mengikuti parameter yang ditentukan orang lain untuk hidupmu. Apalagi untuk urusan jodoh. Kalau kamu orang yang pendiam, tidak usah memaksakan diri menjadi perempuan supel yang gampang ber haha hihi. Begitu pun sebaliknya, ngapain kamu susah payah menahan diri untuk menjadi perempuan kalem demi memuaskan penilaian orang lain.

Selera itu, seperti kata Albert Einstein adalah hal yang relative. Biarkan tangan Nya yang mempertemukan dirimu dengan jodoh yang bisa menerimamu dengan segala kekurangan dan kelebihan yang kamu miliki. 

Di suatu tempat entah dimana, pasti ada seseorang yang menganggap dirimu indah dan patut untuk diperjuangkan. 

Kalau kalian pernah menonton serial Friends, disitu ada adegan dimana Ross mengatakan kepada Rachel. “ Rachel, nantinya kamu akan bertemu seseorang yang saat bangun tidur dan melihatmu ada disisinya, akan mengatakan “ Wow I’m with Rachel”. Itulah moment dimana kamu tahu seseorang itu menganggap dirimu begitu berharga. Tentu saja dalam konteks ini tidak perlu sampai tidur bareng ;).

Jadi kalau ada seorang pria yang meminta untuk merubah kepribadianmu, apalagi yang harus dirubah bukan sesuatu yang berhubungan dengan akhlakmu ( contohnya tadi sifat pendiam, rame, kocak) , trust me he’s not the one. 

 Jangan habiskan energimu untuk mempertahankannya.

Akan ada saatnya, seseorang hadir dengan seizin-Nya. Memberimu sejuta warna pelangi, dan saat ini kamu tahu waktunya telah tiba. Pun kalau saat itu tidak datang juga. Yakinlah ada rencana indah yang disiapkan Nya untuk dirimu.

Kata Dian Satro, “Karena kamu begitu berharga”


Extraordinary Flash Fiction

Tuesday, March 6, 2012
15 HARI BAGIAN 2
  
 
Yup. Akhirnya buku yang hadir dari event seru-seruan #15HariNgeblogFF ini terbit juga. Buku ini berisi kumpulan Flash Fictian yang luar biasa dari beberapa penulis blog yang juga aktif ngetwit. Ceritanya gado-gado, ada yang lucu, horor, sedih, jadi gaa melulu tentang cinta-cintaan.

Yang istimewa dari buku ini adalah, seluruh penulisnya tidak memperoleh royalti atas hasil penjualannya. Karena seluruh royalti akan disumbangkan untuk membantu pendidikan adik-adik asuh di sebuah panti asuhan.

Sambil membaca buku yang keren ini, kamu bisa beramal juga. 

Ayo tunggu apalagi. Info pemesanan disini

My First Antologi



Alhamdulillah, akhirnya buku yang ditulis keroyokan ini terbit juga. Tulisanku dalam buku ini adalah tulisan yang pertama kali ikut ajang lomba menulis dan lolos audisi. Buku ini lahir dari sebuah lomba yang diprakarsai oleh Erpin Leader yang  ditulis oleh puluhan penulis yang tersebar di pelosok Nusantara. Bahkan ada yang tengah menetap di luar negeri; Hongkong, Taiwan, Saudi Arabia dan Singapura. Dimana mereka memiliki latar belakang berbeda. Mulai dari Pelajar, Mahasiswa, Ibu Rumah Tangga, Buruh Kasar, Petani, TKI, Guru, Dosen, Perawat, Pemerhati Budaya, Pelukis, Penjual Gorengan , bankir tentunya  ( gw nih ) dan profesi lainnya.


99 Pesan kerinduan Untuk Presiden, hadir  bukan untuk menggurui, apalagi menghujat atas nama arogansi. Buku ini lahir berdasarkan panggilan hati dan desakan jiwa yang diselimuti kerinduan. Kerinduan ingin bertemu sang Presiden, untuk mengadukan apa yang dirasakan. Kerinduan akan lahirnya pemimpin-pemimpin yang dicintai oleh rakyat karena bermartabat. Kerinduan akan Negeri yang gandrung akan keadilan. Kerinduan perwujudan Indonesia yang lebih baik di masa yang akan datang.


Perpaduan dahsyat antara: 99 surat yang menggugah dan menyentak emosi, 22 goresan puisi peneduh jiwa, serta 11 gubahan pantun dan syair melayu, yang penuh isyarat makna. Semua tersaji dengan apik dan filosofis. Kata “Presiden” dalam setiap surat, tidak ditujukan pada personal. Melainkan perwakilan dari seluruh pemimpin di negeri tercinta ini. Baik dari pusat maupun di daerah. Baik yang hari ini sedang menjabat, maupun yang akan datang.

The Right Man in The Right Place and The Right Time

Orang pintar banyak cara, orang bodoh banyak alasan

Kata-kata itu terpampang besar-besar di atas spanduk ukuran jumbo menghiasi sudut-sudut strategis Kanca BRI Tebing Tinggi.

Sebagian dari diri kita memang selalu berupaya mencari dalih untuk apapun hal yang kita lakukan jika tidak sesuai dengan yang seharusnya. Misalnya, terlambat datang ke kantor, maka otomatis otak kita tanpa sadar akan mencari, menelusuri file di dalam, merangkainya menjadi kalimat yang keluar dalam bentuk alasan. Karena ban motor kempes, bangun kesiangan, angkotnya mogok. Dan segala macam bentuk pembenaran lain.

Saat keragaan unit kerja tidak tercapai, kembali kita mencari-cari alasan. Persaingan bisnis, nasabah ditarik bank lain, sampai menyalahkan target yang terlalu tinggi.

Apakah itu salah ??. Menurut saya itu alamiah,natural. Adalah hal yang sangat manusiawi, kita akan melindungi diri kita dari perasaan tak berdaya, tak mampu dan berusaha memindahkan factor penyebab ke sesuatu di luar diri kita pribadi.

Namun kalau terlalu sering berdalih, maka benar apa yang dikatakan Dahlan Iskan, apa gunanya yang Maha Segalanya memberikan kita suatu alat tercanggih di dunia bernama “Otak”. Tentu agar kita bisa menemukan cara yang lebih baik untuk memperkecil terjadinya gap antara harapan dan kenyataan.

Dulu saat di kanca Tebing Tinggi, spanduk ukuran Jumbo itu seperti hakim tanpa wujud. Daripada terkena klausa kalimat kedua mending langsung angkat tangan menyerahkan diri, tidak perlu berdalih apalagi berbohong seperti yang terjadi di persidangan Nazaruddin vs Angelina Sondakh. Kalau salah, ya bilang salah, setelah itu jangan diulangi dan temukan cara agar tak terjadi kesalahan berulang. Titik.

Adalah seorang Pria kelahiran 26 Februari 1966 yang mempopulerkan kalimat diatas spanduk tersebut. Perawakannya sedang , berkumis tipis, dan berpenampilan selalu necis. Jika hari ini memakai celana coklat, maka, dasi berwarna senada ,demikian juga sabuk dan sepatu.

Walaupun asalnya dari Purwodadi, jangan bayangkan sosoknya seperti orang jawa kebanyakan, yang lemah lembut dengan suara halus. Suaranya tegas, to the point dalam menyampaikan arahan dan instruksi. Pandangan matanya, hmmm membuat para pekerja tertunduk dan tak berani menatap terlalu lama.

Ia datang di saat yang sangat tepat. Istilah The right man in the right place and the right time cocok sekali menggambarkan keadaan pada saat itu. Jajaran pekerja kanca BRI Tinggi, yang dari sononya adalah orang-orang pilihan dengan kualitas yang mumpuni di bidangnya, memang perlu seseorang yang mengerti benar bagaimana membuat nasi yang terlanjur menjadi bubur menjadi lebih nikmat dengan ditambah kerupuk, bawang goreng dan sambal.

Saat itu yang dibutuhkan kanca Tebing Tinggi bukan koki yang bisa mengolah segala macam bahan makanan menjadi masakan dengan cita rasa tinggi. Yang dibutuhkan adalah keahlian mengkombinasi masakan jadi yang telah ada sehingga menjadi lebih lezat dan menggungah selera. Bagaimanapun segarnya soto thamrin pasti tidak akan nikmat kalau dimakan bersama rawon . Demikian juga menyajikan pecel dan gado-gado bersamaan adalah hal yang mubazir.

Disinilah Kepiawaian pria lulusan jurusan perikanan Undip ini teruji. Awalnya mungkin karena lidah yang belum terbiasa, maka saat mencicipi masakan yang dihidangkan terasa asing. Ada yang berbeda. Beberapa langsung memuntahkannya, tanpa memberi kesempatan enzim-enzim di mulut bereaksi dan menstimulus lidah mengecap berbagai rasa . Ada juga yang menelan dengan setengah hati. Yang lain, mencoba menikmati sambil mendengarkan alunan musik ringan. Hmm lezat.

Yup. Tidak perlu menunggu lama, sampai menu-menu si koki andalan tercium aromanya ke tetangga sebelah, sampai ke istana induk.

The rising star yang dicapai para frontliner, mengantarkan pria ini ke pulau Dewata dan membawa pulang hadiah jutaan rupiah. Seperti oase di padang gurun setelah sekian lama kemarau prestasi tak menjambangi kantor yang berseberangan dengan bank pesaing tersebut. Tentu saja pencapaian itu bukan hasil kerja seorang diri. Tetapi merupakan sinergi dari seluruh pihak, baik pemimpin sebelumnya, pekerja sendiri, yang didukung penuh oleh motor penggerak yang sedang dikemudikan saat itu.

Man jadda wa jadda, siapa bersungguh-sungguh akan berhasil

Ibarat kecambah . saat yang satu memunculkan tunasnya, yang lain pun akan turut bermunculan. Begitulah, rasa-rasa yang hambar satu persatu mulai ditemukan resep pelengkapnya. Dari Lay out kantor yang semakin rapi, hingga angka NPL yang perlahan namun pasti mulai beringsut turun pun membuat semakin lega pernafasan.

Tampaknya, selain kerja keras, Dewi fortuna pun tak mau jauh-jauh dari sisinya. Entah mengapa setelah sekian kali undian untung beliung ada, baru saat itulah angin puting beliung Britama singgah dan mengeluarkan mobil Nissan Xtrail dari pusarannya di kanca Tebing Tinggi.

Saya tidak dapat menguraikan satu persatu , kesan-kesan yang saya rasakan selama kepemimpian beliau. Tapi yang pasti, bagi saya beliau adalah sosok pemimpin berkarakter, tahu apa yang harus dicapai dan mengerti bagaimana menuju kesana. Mungkin terkadang beliau agak keras kepada bawahan. Slogan di spanduk tersebut, merupakan tamparan keras bagi jiwa-jiwa rentan selama ini. Termasuk saya pribadi. Awalnya berfikir, tidak adakah kata yang lebih halus??. Namun sepertinya saya tahu jawabannya sekarang.

“ Walaupun nasi padang, dimana-mana tampilan restorannya sama, menunya sama, cara penyajiannya sama, namun ada sedikit yang membedakannya. Gulai yang dijual di Jawa lebih encer sedikit santannya dari yang di Sumatera. Demikian juga rendangnya, sedikit lebih pedas yang dijual di Sumatera dibanding yang di Jawa “


Oya, hampir lupa., The right man in the right place and the right time itu bernama Huru Priyono Ambarwito. Selamat Ulang Tahun pak. Semoga tambah disayang penghuni langit dan bumi.

Custom Post Signature