Showing posts with label proklamasi. Show all posts
Showing posts with label proklamasi. Show all posts

Rumah Kedua -Lufols- Freedom

Saturday, April 28, 2012
Dan setelah dua tahun tersesat di belantara ibukota, hari ini saya menemukan rumah kedua setelah my home sweet home di Medan.

Sudah sebulanan yang lalu tiba-tiba saya sangat terobsesi dengan sebuah buku," Rubber" karya M.H.Szekely Lufols. Buku tua, pertama kali diterbitkan tahun 1933. Setelah mengulak-ulik si raja Tahu segalanya Google, saya menemukan terjemahan bahasa Indonesia nya " Berpacu Nasib di Kebun Karet", diterbitkan oleh Grafiti Pers.

Dengan mata berbinar-binar saya mulai mencari buku tersebut di semua toko buku online. Mulai dari " Buka Buku", KutuKutubuku"," Buku Kita", "Ini Buku","Belbuk","Gilabuku", "bukubekas". Singkat kata, semua toko buku online yang tersaji di page nya google saya jambangi. Hasilnya Nihil. Buku tersebut sudah tidak diterbitkan lagi. Satu-satunya kabar baik yang saya terima adalah dari "Palasari.com", yang membalas email saya, dengan sebaris kalimat " Kami akan membantu anda mencari buku yang anda butuhkan, selanjutnya kami akan menghubungi anda" , kira-kira begitulah bunyinya. Ya sudah, tampaknya saya memang harus menunggu.

Tapi saya tidak mau menyerah.Saya coba hubungi salah seorang teman kolektor buku-buku lama Om Ahmed Doank. Dan jawabannya lagi-lagi "Nihil". Saya disarankan untuk mencari ke Kwitang saja. Sebenarnya saya sudah sempat terfikir untuk kesana, tapi saya tidak berani ke Kwitang, tepatnya lagi saya tidak tahu dimana Kwitang, dan masalah utama sebenarnya adalah saya tidak punya teman untuk ke Kwitang.

Saya tahu Kwitang ya yang ada di adegan film " Ada Apa Dengan Cinta". Pergi sendirian kesana , menurut saya bukanlah ide yang cemerlang. Bukan, bukan karena saya kuper atau sosok penyendiri yang tidak punya satu orang pun untuk menemani jalan. Tapi setelah dua tahun disini, saya bisa menyimpulkan, tidak ada satu orang pun teman saya yang benar-benar suka membaca, suka buku, lebih jauh lagi cinta buku. Dan mengajak seseorang untuk menemani saya mencari kebutuhan saya - yang mana hal tersebut bukan merupakan kesukaannya- adalah sesuatu yang berat, setidaknya itu menurut saya. Jauh lebih mudah mencari teman ke salon dan teman shopping ternyata .

Saya sudah hampir melupakan tentang buku tersebut, sampai seminggu yang lalu, saya coba lagi mencari-cari di internet. Kali ini saya tidak mencari toko buku, tapi saya cari di seluruh perpustakaan di Jakarta. Dan... yup memang benar tempatnya buku itu ya selain di toko buku di perpustakaan. Kenapa ga terfikir dari kemarin-kemarin ya.


Dan, sekarang saya ada di perpustakaan itu, letaknya di jalan proklamasi no 41. Tepat berseberangan dengan tugu proklamasi. Tidak sulit mencari alamatnya, tinggal naik ojek dari depan kos, langsung sampai di depan gedungnya. Awalnya saya membayangkan perpustakaan kecil, tua dan berdebu yang akan saya temui. Ternyata..... wuih. ni perpustakaan keren banget. Gedungnya modern, bersih, canggih dan dingin. ada layanan internet gratis, dan ada Wifi nya.Benar-benar di luar ekspektasi saya. Dan yang lebih membuat saya takjub, koleksi bukunya yang sangat bermutu. Mulai dari filsafat, ekonomi, sejarah,ilmu sosial, biografi sampai sastra. Tidak main-main , koleksinya bener-bener TOP BGT deh. Buku-buku yang sudah lama hilang dari pasaran, tersedia disini.




Tempat Membacanya Nyaman Banget

Bagi yang suka membaca Biografi tokoh-tokoh dunia. Semua ada, lengkap komplit plit. Mulai dari Lincoln, Churchill, Jhon Adams, bahkan ada buku Perjalanan Ibnu Batuta.

Favorit saya tentu saja, rak sastra. Dan sastra yang dimaksud disini, benar-benar sastra. Dari karya Sutan Takdir Ali Syahbana, NH Dini, Chairil Anwar, Sumanjaya, Pramoedya Ananta Toer sampai Seno Gumira Ajidarma. Belum lagi koleksi sastra asingnya. Rak -raknya dikelompokkan ke dalam sastra Perancis, sastra Itali, Sastra Jerman, Sastra Rusia, Sastra Jepang, sampai Sastra China. Aduuh saya mulai melayang nih. Dan saya menemukan Albert Camus, Jean paul Sartre Nausea. Oh tempat ini benar-benar surga.

Taman Luar, bawa anak juga asik lo
Sayang sekali, semua buku yang ada disini tidak bisa dipinjam. Namun mereka menyediakan layanan fotocopy sampai penjilidan dalam bentuk buku. Wah sebenarnya saya kurang setuju nih. Bisa dibilang pembajakan buku ga sih kegiatan foto copy begitu. Tapi, ah sudahlah, saya memkalumi, soalnya koleksi bukunya benar-benar tidak seperti perpustakaan yang lain. Dan yang mantapnya, kita bisa pesan buku yang akan difotocopy via telepon, atau email. Lima jempol deh untuk perpustakaan ini.

Mengenai buku Lufols yang saya cari. Akhirnya saya benar-benar menemukannya, bahkan ditambah lagi dengan sastra Belanda yang lain "Max Havelaar" karya Multatuli. Awesome.

Kenapa saya begitu terobsesi dengan buku Lufols?

Tersebab oleh tempat tinggal saya yang selalu dikelilingi oleh perkebunan karet dan sawit. Dari lahir sampai SD, saya tinggal di komplek perkebunan karena ayah saya bekerja di salah satu perkebunan di Sumatera Utara. SMP sampai kuliah, walau ayah saya masih bekerja di perkebunan, tetapi kami sudah tidak tinggal di komplek perkebunan lagi. Eh ga taunya, saya dapat suami yang pekerjaannya di perkebunan sawit juga. Ya memang jodoh saya , ga bisa jauh-jauh dari kebun karet dan kebun sawit.

Entah kenapa, setiap berada di lingkungan perkebunan, terutama saat melihat pemanen sawit meng-egrek tandan-tandan buah tersebut, atau melihat penderes karet melintas di depan rumah setiap pagi dengan sepeda yang disamping kanan kirinya membawa kaleng seukuran kaleng cat 25 kg tempat menampung getah yang akan disadap,  seperti ada sesuatu yang berkelabat di kepala saya. Berada di lingkungan  rumah dinas yang masih berbentuk asli peninggalan jaman kolonial Belanda membuat saya mereka-reka siapa ya yang mendiami rumah ini dahulu. Apakah ada yang bunuh diri disini ( banyak kisah-kisah horor yang menghantui rumah-rumah Belanda).Apalagi, sering saya mendengar ibu-ibu istri atasan saya berkata " Kalau jaman sekarang sih enak udah lebih bebas, kalau dulu , mana bisa karyawan bertemu sesuka hati dengan asisten", dan mengalirlah cerita-cerita adab dan pergaulan di lingkungan perkebunan yang menurut pendengaran saya menggambarkan kehidupan yang masih bergaya feodalisme.

Hal tersebut membuat saya selalu membayangkan seperti apa kehidupan di awal berdirinya perkebunan-perkebunan ini. Bagaimana kehidupan percintaan noni-noni Belanda. Bahkan saya sempat membayangkan di kamar mana ia menghabiskan hari-harinya, apa yang dilakukannya, apa isi lemari pakainnya.  Terkadang saat melintas diantara pohon-pohon saga ( pohon besar berbuah kecil, sangat keras dan berwarna merah darah), saya seperti tersedot ke tahun-tahun dimana pakaian noni Belanda menggembung manyapu jalan, dengan payung cantik yang melindungi kulit putihnya, mungkin juga ia menngendarai kereta kuda kemana-mana, persis seperti gambaran serial Little Missy di TVRI dahulu.Sayang, di Sumatera Utara sendiri, sangat sedikit saya temukan literatur yang membahas tentang zaman kolonial tersebut.

Dan ternyata di perpustakaan ini, tersaji lengkap semua yang saya ingin baca. Mungkin kalau tidak lapar saya akan bertapa disini sampai malam.

Oya, nama perpustakaan ini Perpustakaan freedom, dan ternyata buku Lufols yang sekarang lagi saya baca adalah buku sumbangan dari Rizal Malarangeng (penting ga informasi ini :)).




Jam Buka Perpustakaan

Hari Senin-Jumat, pukul 09.00-19.00 WIB
Hari Sabtu, pukul 10.00-17.00 WIB
Minggu dan Hari besar nasional tutup.

FREEDOM INSTITUTE

JL. Proklamasi No. 41 Menteng Jakarta 10320
Tel. 021-3100349 Fax. 021-31909227 SMS 021-920 44 888
Yahoo Messenger : perpustakaan_freedom
Email: perpustakaan[ at ]freedom-institute.org
Kontak: Ujang
http://www.freedom-institute.org

Custom Post Signature