Showing posts with label kids. Show all posts
Showing posts with label kids. Show all posts

Yang Berubah Setelah Punya Anak Dua

Wednesday, May 11, 2016

Selamat hari Rabu bu ibu. Minggu ini #GesiWindiTalk mau ngomongin tentang hal-hal yang berubah setelah kita punya anak kedua.




Apaa???? Belum tahu ya kalau kita sudah punya dua anak, xixixi, memang sih kalau dilihat sepintas ga ada bedanya sama anak gadis. Kita memang samaan sih sama si Dian Sastro, punya dua anak tapi masih singset gituuu #disambit massa.

FYI, saya punya dua anak, cewe-cewe lucu. Sementara Gesi udah sepasang , kaka Ubi sama dek Aiden. 

Tips Mengajarkan Berbagi dan Peduli Bersama Morinaga Chil Go

Friday, March 4, 2016
[SP] Baca postingan sebelumnya disini.

Berangkat dari keinginan saya agar Tara tahu dan mengerti arti peduli dan berbagi dengan sesama, maka saya mulai dari hal yang sederhana saja. Yaitu memberi contoh langsung dan mempraktekannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti kata ahli parenting Children see children do.

Nah ini nih tips dari saya bagaimana mengajarkan  berbagi dan peduli kepada anak saya Tara.

1. Beri Contoh Dari Orangtua

Karena anak adalah peniru ulung, maka biarlah ia meniru yang baik-baik dari kita.

Jadi kalau di rumah ada makanan, saya selalu contohkan ke Tara dengan selalu membagi apa yang
ada di rumah ke para penghuni rumah.

" Waaak, ini ada martabak nih wak, yok makan waaaak"

Kayaknya karena selalu lihat saya seperti itu, jadi pas giliran si Tara punya makanan entah itu permen, entah coklat , entah roti, dia pasti otomatis bakal nawarin saya.

" Bunda mau ini (sambil nyodorin permen?"

" Tete..... ini kokat (coklat) untuk tete " ( ngasih coklat ke kakak pengasuhnya).

Xixixi, tapi  kadang pas udah kenyang saya suka sebel juga disodor-sodorin Tara permen, hahaha. Terpaksalah pura-pura mau, daripada anaknya ngambek.

2. Ajak Dia Ikut Serta

Walaupun anak kita masih kecil, anggap aja dia seperti orang dewasa yang bisa ikut ambil bagian dalam kegiatan kita.

Nah, masalah peduli dan berbagi ini pun, biar anak bisa mengerti maka sebisa mungkin libatkan ia.

Contohnya , kemarin pas akikah dan syukuran atas kelahiran anak saya yang kedua, kami memang melakukannya secara sederhana. Sama seperti saat kelahiran Tara dulu, tidak ada yang berlebihan.

Saya dan suami sepakat untuk melakukan akikah di rumah akikah saja. Pertimbangannya selain mudah, praktis, ngga perlu repot.

Kebetulan selama ini kami punya panti asuhan langganan tempat berbagi, dan kebetulan pula ternyata panti asuhan ini juga melayani jasa akikah. Yo wis sekali merengkuh dayung, dua pulau terlampaui. Akikahnya dapat, sedekahnya juga dapat.

Saya pikir, ini waktu dan momen yang tepat untuk mengajarkan dan melibatkan Tara langsung apa arti berbagi.

Nah, sebelum ke panti asuhan, saya bilangin dulu ke Tara.

" Tara, kita mau ke panti asuhan lho, disana banyak teman Tara, ntar kita main disana ya"

Mbuhlah si Tara ngerti apa ngga ucapan saya, yang pasti dia antusias sekali .

"Main nda, main" Katanya.

Besoknya kami ke panti asuhan tersebut. Nama Pantinya adalah Al Kahfi. Tara seneng banget ikut.

Dari hasil potong kambing satu ekor, oleh rumah akikah yang dikelola Al Kahfi, menjelma menjadi 75 porsi nasi kotak yang di dalamnya sudah include daging kambing akikah dede Divya.

Saat kami datang, sudah berkumpul disana sebanyak kurang lebih 50 anak panti. Tidak banyak sih hal yang dilakukan, hanya berdoa bersama, membagikan nasi akikah untuk mereka.

Wah Tara ternyata senang sekali, dia semangat membagi-bagi nasi kotak untuk anak-anak panti.


Selesai acara di Panti yang merupakan acara akikah, seminggu kemudian kami mengadakan sukuran kecil-kecilan di rumah omanya Tara. Sengaja kami tak mencampur acara akikah dan syukuran seperti yang lazim dilakukan disini, soalnya takut kecampur sih. Masyarakat sini masih  suka bawa amplop kalau ada acara akikah, padahal kan akikah itu bentuk rasa syukur bukan seperti undangan yang nerima sumbangan.

Acaranya sederhana saja, hanya penabalan nama sekaligus menyantuni anak yatim. Kali ini Panti yang kami pilih adalah panti Asuhan Barakah yang ada di dekat rumah ibu saya.

Satu hari sebelumnya, saya ajak Tara belanja aneka snack untuk dibagi-bagiin ke anak Panti.


" Tara, ini ntar makanan dan susunya kita bagi-bagi buat kawan-kawan Tara ya" kata saya

" Ngga mau bundaaaa..... ini punya Tara"

Hadeeeh......

" Iya, kan banyak banget nih, lihat nih susunya aja Tara punya berkardus-kardus, masa mau diminum sendiri"

" Bagi sama kawan-kawan?" Tanyanya

" Iyaa... boleh??" tanya saya

Belakangan ini Tara memang suka sekali, berbicara dengan intonasi itu " Bunda, Tara mau beli memen, boleh?"

Makanya saya pun pakai intonasi dan cara bicara dia.

Supaya dia semangat, aneka snack tadi kami bungkus pakai plastik warna-warni. Sengaja saya biarkan Tara yang masuk-masukin ke plastik, biar hepi aja dia.




Isinya terdiri dari semua makanan kesukaan Tara : Cheetos, Nyam-Nyam, Wafer Coklat dan tiga buah susu Morinaga Chilgo rasa coklat, stoberi dan Vanilla.

Di dalam agama kan diajarkan, kalau kita mau memberi sesuatu kepada orang lain, berilah apa yang paling kita sukai. Makanya saya beli semua makanan kesukaan Tara, minimal ngajarin secara langsung bahwa berbagi itu beri yang terbaik.




Kenapa, saya masukin susu di gudibek ala-ala Tara ini, kok bukan minuman warna-warni yang banyak digemari anak-anak?

Yah simpel aja sih, karena di usia anak-anak , susu kan merupakan asupan bergizi dan penting untuk pertumbuhan mereka.

Saya pilih Morinaga Chil Go, karena ini memang susu yang digemari Tara.

Tara beruntung masih memiliki orangtua lengkap dan bisa megkonsumsi susu Morinaga Chil Go yang memiliki banyak manfaat untuk pertumbuhannya. Sedangkan anak-anak yatim tersebut belum tentu bisa memperoleh makanan dan minuman dengan gizi yang cukup untuk tumbuh kembang mereka. Makanya saya ingin minimal mereka juga bisa merasakan makanan dan minuman favorit Tara.

Walaupun tidak memiliki orangtua lengkap, mereka tetaplah generasi platinum sama seperti anak saya.

Susu Morinaga Chil Go ini kemasannya juga praktis dan ukurannya pas untuk anak-anak usia 1-12 tahun. Karena bentuknya cair, jadi praktis mau dinikmati kapan pun.

Morinaga Chil Go ini merupakan inovasi baru dari Kalbe dan Morinaga, dengan banyak kebaikan di dalamnya, yaitu :

Kecerdasan Multi Talenta

Menurut literatur, periode emas pertumbuhan anak terus berlangsung hingga usia 12 tahun. Di dalam setiap kemasan Morinaga Chilgo terdapat nutrisi untuk mendukung periode emas otak anak yang terdiri dari :

  • Kolin dan Inositol, yang berperan dalam penyimpanan memoi, kemampuan berpikir, berbicara dan gerakan sadar.
  • Vitamin B Kompleks, Zat besi, dan Yodium, yang merupakan vitamin dan mineral yang berperan pada sistem saraf dan konsentrasi anak.
Pertahanan Tubuh Ganda
Namanya anak-anak, masih rentan terhadap serangan berbagai penyakit, makanya anak-anak membutuhkan nutrisi yang juga menunjang daya tahan tubuhnya seperti yang ada di Morinaga Chil go, diantaranya :
  • Inulin 1000 mg, yang merupakan prebiotik (makanan bagi bakteri baik) dan serat panganat membantu kesehatan saluran cerna anak.
  • Zinc, yang akan membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh
  • Kalsium, untuk pembentukan tulang dan gigi
  • Vitamin A, C dan E yang melindungi sel-sel tubuh agar dapat baik.


Makanya saya pilih Morinaga Chilgo sebagai minuman yang akan dibagikan ke kawan-kawan Tara yang besok kami temui.

Setelah selesai dibungkus semua, besoknya kami berangkat ke rumah oma.

Alhamdulillah acara di rumah oma berjalan lancar. Penabalan nama Dede Divya disertai dengan pemotongan seujung rambutnya. Karena dede Divya kemarin pas berusia 36 hari, yang lebih dikenal dengan istilah selapan, maka sekalian deh dilakukan cukur rambut dan sunat untuk dede Divya.


Begitu kawan-kawan Tara datang, hualaaaah si anak wedokku itu gembiranya bukan main, langsung mengajak mereka main, xixxi. Kalau ngga dihentikan mungkin bakal seharian tuh anak-anak diajak kejar-kejaran sama Tara.

Tapi, akhirnya berhasil juga si Tara anteng dan ikut ngaji, membaca ayat-ayat pendek bersama para anak yatim.

Setelah acara selesai, sebelum pulang, gudibek hasil karya Tara dibagi-bagi ke kawan-kawannya. Mereka senang sekali, Sebenarnya saya pengennya sih, mereka makan snacknya bersama -sama dengan Tara, tapi pada ngga mau, maunya dibawa pulang aja katanya, biar bisa dibagi sama adeknya. Ya sudahlah.


Si Tara tumben banget anteng dan semangat membagi-bagikan gudibeg ke mereka, sambil membaginya saya tanyain ke Tara

" Tara bagi-bagi apa tuh sama kawan-kawan"

" Bagi jajan Tara bundaaaa..... buat kawan-kawan"

Xixixi lucu lho dengerin dia ngomong gitu. Senang, akhirnya si Tara mau juga berbagi dengan orang lain.

Setiap ada yang ngucapin terima kasih dia bakal menjawab " Cama-cama......" ^_^.


3. Puji Anak

Setelah acar selesai dan anak-anak yatim sudah pulang, saya langsung bilang terima kasih dan memuji Tara.

" Tara pintar banget ya, udah mau berbagi sama kawan-kawannya"

Sampai sekarang kalau berhasil melakukan sesuatu, Tara pasti bilang " Bunda... bunda..... Tara pintar"

Bahkan kalau saya melakukan apapun, kayak yang bukain kemasan permennya lah atau bantuin Tara memakai baju, setelahnya pasti dia akan bilang " Bunda pintar" hahahah, sok tua banget anak guweh.

4. Lakukan Pengulangan

Berikutnya, tetap lakukan pengulangan untuk hal-hal baik agar anak selalu ingat. Karena anak adalah peniru ulung, maka semakin sering ia melihat kita melakukan sesuat semakin sering ia meniru, dan lama kelamaan akan menjadi rutinitas dan kebiasaan baginya.

Mudah-mudahn apa yang saya lakukan, benar-benar bisa dicerna dan diingat oleh anak saya itu.

Sebagai orangtua memang tugas kitalah untuk menciptakan suaka yang baik untuk anak dengan mengisi hari-harinya dengan hal-hal baik. Mengisi memorinya dengan kenangan-kenangan baik, dan mengajarkannya kebiasaan-kebiasaan baik agar ia menjadi pribadi yang lebih baik dari kita orangtuanya.

Kepedulian terhadap sesama dan kebiasaan berbagi kepada orang yang membutuhkan, mudah-mudahan bisa membentuk Tara menjadi anak yang memiliki empati yang tinggi, sehingga kelak, saat saya dan papanya sudah tidak ada, Tara dan adiknya, Divya bisa tetap saling mengasih, peduli seperti kisah kakak beradik petani yang saya ceritakan sebelumnya










Cerita Tentang Peduli dan Berbagi

Thursday, March 3, 2016
Dua orang kakak beradik, setelah ditinggal oleh kedua orangtuanya memutuskan untuk menggunakan harta warisan mereka guna membuka ladang bersama sebagai tabungan jangka panjang. Keduanya sepakat untuk membagi sama rata hasil ladang tersebut.

Tahun berlalu, si kakak pun menikah. Bersama sang istri mereka mengelola ladang yang dimiliki. Sementara itu untuk hasil panen, kakak beradik itu tetap membagi rata hasilnya.

Hari berlalu si kakak telah memiliki dua orang anak,  ladang mereka semakin berkembang, hasil pun masih dibagi dua seperti kesepakatan awal mereka. Namun sang adik berpikir kalau kesepakatan yang mereka buat itu tidaklah adil. Bagaimana mungkin dia yang masih sendiri mendapatkan bagian yang sama dengan kakaknya yang memiliki dua orang anak.

Divya 1 Bulan

Saturday, February 20, 2016
 bayi 1 bulan


Yeaaaay, alhamdulillah dede Divya udah satu bulan 11 Februari kemarin. Telat yah bikin postingannya, maklum banyak postingan ngantri, halah.

Sejak launching sampai hari ini, setiap posting tentang si dede di FB pasti langsung pada nanya 

" Mbaaa, nama Divya terinspirasi dari serial Uttaran yah"

Hadeeeh, xixixixi. Sekalian lah bilangin, ngga lhoooo, samsek ga ada hubungannya.

Jadi, di usia satu bulan, dede Divya dah bisa apa nih?

(Bukan) Si Picky Eater

Tuesday, February 2, 2016
" Kalau elo ibu bekerja, ngasih anaknya nonton Balveer, makan anaknya cuma nasi sama telor ceplok, trus masih minta me time, kelar hidup lo"

Xixixi, itu.. itu.. guweh banget. Tapi Balveer diganti Uttaran.

Itu status seorang ibu-ibu kemarin yang lewat di temlen saya. Udah agak lamaan sih, tapi bahasnya baru sekarang.

Ngga ah, saya ngga mau bahas issuenya. Itu kemarin pas ada rame-rame bahas soal kebutuhan me time ibu rumah tangga, udah pernah dibahas di blog ini sebelumnya.

Permainan Masa Kecilku

Friday, January 22, 2016


Bip, bip., lagi asik bekerja, sebuah pesan BBM masuk ke ponsel saya, dari seorang teman  bernama Eka, dan terjadilah perbincangan berikut :

Eka: “ Win, boleh nanya ga”

Saya: “ Alah elo, pake minta ijin segala”

Eka: “ Hehehe, harga Ipad di Jakarta berapa ya, lebih murah ga dari di Medan”

Kenali Potensi Anak Sejak Dini dengan MI PlayPlan Morinaga

Thursday, January 21, 2016
Halo..... semuaa......




Perkenalkan, ini Tara anak saya, usianya  saat ini 2 tahun 8 bulan. Putri Kecilku yang lincahnya bukan main.

Hobinya???

Aduh banyak banget.

Bagaimana Rasanya Menjadi Anak dari Ibu Bekerja?

Friday, December 18, 2015

Tentang Menjadi Anak Dari Ibu Bekerja
Gambar dari Sini 

Bagaimana rasanya jadi anak yang dibesarkan oleh ibu bekerja?

Hmmm, ditengah banyaknya status-status dan war-war an antara ibu bekerja dan ibu yang di rumah soal pengasuhan anak, kayaknya yang paling tepat itu ditanyakan langsung deh ke anak -anaknya. Ya ngga sih?. Percuma kan buibu itu udah perang opini, lha yang merasakan enak ngga nya masing-masing peran bukannya si anak yah.

Anak Posesif

Tuesday, December 1, 2015
Setiap saya pulang kerja, Tara pasti yang bukain pintu rumah, trus dia bakal sibuk bukain pintu mobil dan maksa mau bawain barang-barang saya, xixixi.

Ya udahlah, biasanya saya kasih aja tuh tempat bekal makan saya yang udah kosong, hepi banget si anak kecil, berasa udah bantuin  emaknya gitu.

Bekal Tanpa Ribet dengan Morinaga Chil Go

Sunday, November 29, 2015



Sejak Tara saya masukin daycare, rutinitas saya sehari-hari mengalami perubahan yang lumayan signifikan.

Kalau dulu saat ada mba nya yang jagain Tara di rumah, saya mah bangun pagi- ya bangun pagi aja, urus keperluan diri sendiri, nyiapin keperluan suami, jam 7 teng berangkat kerja. Tara biasanya masih bobok saat saya pergi, sekali-sekali lah dia udah bangun. 

Kalau sekarang udah ngga bisa gituuu.

Bisakah Kita tanpa gadget di Rumah?

Monday, November 2, 2015
Pernah ngga kita ngitung berapa jam dalam sehari hidup kita terbebas dari gadget. Terbebas sama sekali, kecuali tidur ya?

1 jam ?
2 jam?
atau malah sama sekali ngga bisa hidup tanpa gadget?

Tentang Mitos-Mitos Seputar Bayi

Tuesday, October 20, 2015
Hiyaaaa di jaman serba modern ini ternyata ngga membuat semua orang meninggalkan pemikiran-pemikiran kunonya lho. Contoh saja dalam hal kehamilan, proses melahirkan sampai merawat anak. Duh, kalau ingat waktu Tara masih bayi itu, ibu saya suka misuh-misuh karena katanya saya sok pinter, ngga mau dengerin nasehat ortu edebre edebre.....

Bahasa Planet

Thursday, October 15, 2015
Tara punya beberapa kosakata yang aneh banget deh, kadang bikin kening berkerut-kerut mengartikannya.

Jadi, saat dicium-cium papanya, nanti dia bakal ngomong " Nayang papaaa..... nayang papaa....."

Dikiarin papanya Tara minta disayang, yo wis malah makin diuel-uyel si anak kecil. Eh lama-lama Tara malah nangis. " Nayang papa......."

Usut punya usut ternyata maksudnya bukan sayang , tapi jangan. 
Nayang = Jangan

Duh, jauh banget kan artinya......-____-

Trus, dia sering nanya, " Bunda, mana boneka iyu iyu..."

Saya tunjukin boneka masha, dia menggeleng, boneka teddy nya, geleng juga, barbie, geleng juga. Sampe putus asa.

" Boneka iyu iyu undaaaa" ulangnya sambil menggoyangkan kedua tangannya ke depan, seolah-olah melambai.

Hampir seharian saya ngga ngerti juga boneka apa yang dimaksud. Misteri terpecahkan saat saya bawa Tara belanja ke supermarket melewati toko bahan bangunan. Di pintu masuk toko itu ada boneka seperti ondel-ondel yang terbuat dari semacam balon gitu, melayang-layang kalau terkena udara, dan tangannya melambai-lambai.

Oleh Tara, lambaian tangan si boneka diasumsikan menjadi iyu iyu. Hahaha, Jad setiap lewat, si anak kecil bakal teriak-teriak " Bunda........ boneka iyu iyu", iyu... iyuuu. iyu.. iyu.... xixixi lucu banget kan ??

Nah, kalau anak kita kosakatanya suka aneh, ada caranya nih moms buat mengerti arti yang dese maksud.
  1. Dengerin dulu apa yang disampaikan anak dengan seksama
  2. Sama-samain dengan bunyi barang barang sekitar. Seperti telepon, Tara bilangnya Epong. Kan masih mirip. Trus kecoak, biasanya bunyinya jadi Coak, atau oak.Anak kecil biasanya hanya kehilangan satu atau dua huruf dalam satu kata.
  3. Kalau dia masih geleng-geleng juga, alias tebakan kita salah, bantu dengan nunjukin bendanya. Misal nih, Tara kalau bilang kursi 'Uci", saya sempet bingung, maka saat akhirnya saya tunjuk kursi baru dia ngangguk.
  4. Kalau belum ngerti juga, pancing dengan pertanyaan. Kayak gini: " Bundaaaa, oaaak , akuuut" ( Bunda, kecoak, takut". Karena saya ngga ngerti, saya tanya" Oaknya mau diapain?". " Uang, hush hush" (buang, hush hush). Xixixi baru deh ngerti, kalau yang dimaksud itu kecoak, karena saya asumsikan oak itu sesuatu yang membuat Tara takut, dan dia mau itu diusir. Gileeeee, cerdas banget guweh.
  5. Sama juga kayak waktu Tara bilang " Nayang.. nayang". Sepintas terdengar seperti sayang, tapi melihat ekspresi Tara yang seperti menolak, ketahuan deh maksudnya itu larangan, " jangan".
  6. Nah daripada kita pusing terus mengarti-artikan, biasakan anak menyebut kata dengan benar, caranya dengan selalu mengucapkan kata dengan benar juga saat berbicara dengan anak. Jangan dicadel-cadelkan. Makan ya " makan", bukan mamam, atau maem. Eh tapi kadang lucu sih ya dengerin anak ngomong cadel-cadel gitu xixixi.
Tapi, ngga usah khawatiran juga sih, seaneh apapun bahasa anak kita, pasti si emak bisa mengerti xixixi, pakai insting emak-emak. Jadi, bisa dimengerti kan, kenapa yang namanya bahasa planet anak tetap bisa dimengerti ortunya, soale seorang emak itu memang punya kemampuan bahasa planet sih ya, hahaha.

Jadi , emak -emak lain, anaknya udah bisa ngomong apa aja nih , :)

Finally, Day Care

Thursday, October 8, 2015
Capek menghadapi drama ART, akhirnya dua mingguan yang lalu saya putuskan untuk survey-survey daycare yang ada di Medan. Huuuuft, lumayan lelah hati adek baaaang menghadapi kelakuan ART yang ngga ada matinya bikin kepala senut senut.

( Baca : Drama ART)

Sebenarnya saya suka banget pakai jasa ART. I Looove my ART so much. Soalnya kan saya dan suami dua-duanya kerja, jadi maunya kalau pulang kerja gitu rumah sudah rapi, masakan sudah siap di meja, jadi tinggal santai-santai saja. Sabtu Minggu bisa jalan-jalan dengan tenang. 

Nutrisi dan Stimulasi Tepat Untuk Lindungi Eksplorasi si Kecil

Monday, September 21, 2015
Menjadi orangtua itu memang tidak mudah. Apalagi menjadi seorang ibu. Sudahlah mengandung selama 9 bulan, mules-mules  menjelang melahirkan, melewati sakit ribuan decibel untuk melihat si malaikat mungil sampai akhirnya menjadi penentu tumbuh kembang si anak.

Udah tahu sulit gitu, tapi tetap aja ya kita-kita mau bersusah payah melaluinya. Saya sih disuruh menukar seluruh isi dunia dengan kesempatan menjadi orangtua , ya tetap pilih jadi ortu laaah. Soalnya jadi orangtua itu membuat kita terus menerus harus belajar.

Belajarnya dimana?

Itulah dia, sayangnya tidak ada sekolah untuk menjadi orangtua.

Mommy Shower

Tuesday, September 15, 2015
gambar dari sini




Lihat timelinne facebook, berseliweran kabar emak-emak yang baru lahiran, alhamdulillah ya senang banget melihatnya. Trus deg-degan bayangin giliran saya ntar. Masih teringat bagaimana proses lahiran anak pertama dulu. Less drama karena ngga pake kontraksi di rumah yang bikin panik. Malah tenang-tenang menyerahkan diri ke rumah sakit, sempet baca-baca novel lagi sampai akhirnya neng Tara brojol.

Gagal Rame-Rame

Sunday, June 28, 2015
Diih si Tara udah 2 tahun lewat aja, emaknya kelupaan terus nulis tentang ultah si anak kicik. Mumpung lagi luang di kantor bolehlah kita nulis dulu #Nyengir

Jadi kan kemarin itu tepatnya tanggal 28 Mei 2015 anak saya menginjak usia 2 tahun, horeeee. Seneng banget deh perasaaan emaknya ini. Tara udah gede, udah ngga bayi bayi lagi. Sebulan sebelum ultah Tara udah rempong ngerencanain mau ngerayain ultahnya . Soalnya waktu ultah pertama dulu, udah dirayain sama keluarga besar, jadi rencananya usia dua tahun mau dirayain sama temen-temen plus anak yatim gitu. Tapi rencana tinggal rencana, mendekati hari H, eh papanya malah dinas ke Jakarta. Trus di kantor lagi rempong banget, trus ditambah saya sakit, sempat ngga ngantor beberapa hari, yo wis dah akhirnya ultah anak wedokku cuma dirayain di rumah aja, sama bundanya, papa dan si wawak. Minggu depannya akhirnya ngerayain bareng oma sama tante dan omnya di rumah makan deket rumah aja. Masih senat-senut badan soalnya.

Kenapa kok kekeh banget mau ngerayain?

Ngga ada apa-apa sih, Cuma si Tara itu suka banget tiup-tiup lilin, jadi mau ngerayain ultah itu Cuma kamuflase aja supaya dia bisa pakai baju ala princess yang kembang-kembang itu plus tiup lilin. Akhirnya yaa gitu deh, walau Cuma di rumah, tiap malam Tara minta dipakein baju kembang-kembang sambil tiup lilin. Ini berlangsung selama berhari-hari. Bajunya cuci kering J.

Dasar emak males yah, padahal dulu dah bertekad untuk mengabadikan semua milestone Tara. Tapi malah ngga jadi-jadi ditulis. Ya sud lah, mare kita rangkum selama dua tahun .

Tumbuh Gigi

Pertama kali Tara tumbuh gigi itu pas Tara lagi saya titipkan ke rumah ortunya kakak ipar. Masih 5 bulan booo, Tara udah nongol aja giginya. Akibatnya ya begitulah, kegiatan menyusui jadi horror. Seneng sih Tara tumbuh gigi cepet banget, tapi kalau boleh milih, mendingan numbuhnya ntar aja deh udah mau setahun. Masih linu linu kalo inget. Tapi untungnya (masih untung), Tara ngga termasuk anak yang suka mainin putting pake gigi gitu, jadi ngga separah cerita-cerita orang lah. Palingan meringis-meringis aja kalau lagi nyusuin.

Bisa Duduk

Tahu Tara bisa duduk, pas lagi goler-goleran sama papanya. Tiba-tiba ni anak nggusel-gusel ke badan saya, daaaan hap sambil sempoyongan gitu dia duduk, Horeeeee. Itu pertama kalinya dia duduk, dan saya sama papanya lho yang lihat bukan mbanya. Xixixi, berasa bangga gitu, ngga sempat kehilangan momen itu. (Padahal ngga tau juga sih, jangan-jangan sama mba nya juga udah duduk LOL).

Ada videonya sih ini, tapi sayanya ngga pake jilbab, jadi ngga bisa lah ya dipublikasikan. Ntar Tara kalo mau lihat , videonya bunda simpen nih. Hmm usia Tara saat itu, sekitar 8 bulan. Dan Tara ngga pake acara merangkak dulu, Tiba-tiba duduk, trus ngelesot-ngelesot kayak uler.

Berdiri

Udah bisa duduk, udah ngelesot, usia setahun Tara mulai belajar berdiri. Pegangan di tembok, di tepi tempat tidur, sambil jatuh bangun. Awalnya khawatir banget kok usia setahun Tara belum bisa jalan, palingan dititah titah gitu, kalau dilepas Cuma bertahan 3 detik, udah gitu jatoh maning. Alhamdulillah pas usia 13 bulan Tara bisa jalan juga, yippiiiie.

Di usia ini Tara juga udah bisa makan sendiri,pakai sendok. Kesukaannya jagung. Apapun makanannya yang penting ada jagungnya. Makanya buburnya Tara pasti pake jagung, supnya juga sup jagung. Masih ditambah hobinya makan jagung rebus lagi. Jaguuuung dimana mana.

Setelah itu, Tara mulai bisa ngoceh-ngoceh. Kata pertama yang bisa diucapkan Tara adalah PAPA. Itu Tara masih bayi, belum ada setahunan, sukaaa banget bilang papa….papa….. bilang bunda malah ngga bisa. Malah lebih fasih lagi nyebut kakak. Agak sedih juga sih, tapi langsung menghibur diri soale bilang bunda kan memang susah ya.

Usia 2 Tahun

Nah sekarang udah dua tahun. Tara udah pinter banget. Udah fasih nyebut Bunda dengan pelafalan sangat jelas, bukan unda, bukan nda, bukan bun, tapi BUUUUUNDA (bullet suaranya), hepi banget dengernya. Kosakatanya juga sudah banyak banget.

Udah bisa bilang papa, oma, wawak,mamam,Masha,bayon (balon),ulang tayun,tiup lilin, es krim,meong, guk guk,kulkas,ubat,madu,mandi,pergi,kerja,jambu,agung (jagung),amuk (nyamuk), cicak,jajuh (jatuh)akit (sakit),agi (lagi). Waaah buanyak deh. Dan dia juga udah ngerti omongan kami. Paling asik tuh sekarang udah bisa nyuruh-nyuruh Tara. Minta ambilin hape lah, ambilin remote tivi lah, ambilin bantal, ambilin minum, sampai minta tolong buangin sampah.

Jadi saya sambil tiduran di kamar, “ Tara ambilin hape bunda dong di kursi”
“ Haaah”
“Hape nak”
“Haaah”
“Hape sayang”
“Ape”
“ Iya, Ape”

Dan si anak kecil timak timik ke luar, bawa remote ke kamar.

“Bukan remote, tapi hape”
“Haaaah, ape”

Balik lagi, bawa dompet, gitu teroooos sampe akhirnya hape pun pindah ke tangan bunda.
Ga apalah ya, yang penting hapenya nyampe.

Trus yang paling bikin bahagia itu, kalau lagi tiduran, Tara suka megangin wajah saya, trus dciumnya bibir saya, trus cium pipi, gitu berulang-ulang. Duuh sampai terharu saya dibuatnya. Merasa istimewa sekali. Kalau tidur juga maunya dipeluk, jadi doi rebahan gitu di lengan saya, sambil melingkarkan tangannya ke leher. Aduh Tara kamu so sweet banget sih naaak.

Pokoknya di usai dua tahun ini, Tara tumbuh sehat, cantik dan pinter, ceria. Walau Tara ngga segendut dan semontok anak lain, tapi pipinya itu lhoooo tembem banget, membal kalo ditium-tium, jadi nutupin badannya yang langsing itu.

Hobi Tara

Walau masih piyik piyik gitu, Tara udah punya hobi lho. Hobinya tiup lilin, nonton Masha, main game Aeroplane, nyapu sama minum ubat. Tiap hari Tara minta minum ubat. Saya kasih ajalah daripada berisik, tapi ubatnya saya ganti madu, kan anaknya ngga tahu hahaha.

Yang paling Ngga disukai

Tara paling benci kalau lagi main sama Tara, bundanya megang hape. Bisa dibanting tuh hape. Udah berkali-kali malah. Ya ela bundaaaa, plis deh, jangan nyambi main hape kalo lagi ngurus anak. Tapi yah gimana yah, kan saya nyantainya ya pas Tara main, kalo Tara ngga main dia pasti gangguin bunda, lha kapan bersosmednya (alesan).

Anyway, happy birthday ya anak bunda sayang, semoga jadi anak solehah, sehat dan sayang sama orangtua, aamiin.




Kamus Bahasa Tara

Saturday, June 27, 2015
Sekarang ini sudah banyak kosakata yang diketahui Tara. Tapi masih sering nebak-nebak sih kira-kira apa yang dimaksudnya. DI rumah, yang ngerti omongan Tara cencu saja saya dooong sebagai emaknya. Kalau papanya sih sering miss. Ini nih kamus bahasanya Tara.

Cichu = susu
Nyinyik = Nen
Ngingin = Dingin
Atit = Sakit
Koak = Kecoak
Jajuh = jatuh
Ai = Lagi
Tayun = ulang tahun
Pupuk = Kerupuk
Bombom =Permen
Dio = Video
Dedek = Kucing

Yang lain sih, masih bisa ngerti, soalnya cuma pengucapannya aja yang agak cadel, kayak bilang num num, mamam, andi (mandi), Kelja.

Tapi Tara belum bisa merangkai kalimat. Masih paling banyak 3 kata. “ Bunda pelgi kelja”, “ Bunda antik”. Cantik ya maksudnya bukan antik beneran.

Eh tapi tadi malam saat kut periksa kandungan ke dsog, Tara melihat adeknya bergerak-gerak di layar , otomatis dia bilang dedek dedek, iih udah ngerti dia sekarang kalau dedek itu bukan kucing tapi dedek di perut bundanya .

Ngga sabar deh nunggu Tara bisa ngoceh lancar, biar rumah tambah ramai (padahal ya sekarang juga udah berisik banget).


Angelina,Kakak Mia dan Kepedulian Kita

Thursday, June 11, 2015

Kakak mia kakak Mia minta anak barang seorang
Kalau dapat kalau dapat hendak saya suruh berdagang
Anak yang mana akan kau pilih? Anak yang mana akan kau pilih ?
Itu yang gemuk yang saya pilih, bolehlah ia menjual sirih
Sirih sirih siapa beli? Sirih.. sirih siapa Beli

Lagu anak-anak tersebut mungkin tak asing di telinga kita. Kalau kita perhatikan memang ada yang salah dengan kata-katanya, seolah-olah melegalkan human trafficking sekaligus eksploitasi pada anak.

Bagaimana tidak? Si Kakak Mia itu minta anak barang seorang kepada seseorang (yang entah siapa) . Kemudian ia disuruh memilih anak yang mana, seolah-olah seorang anak adalah sebuah barang yang bisa dipilih sesuai kebutuhan seseorang. Dan Kakak Mia memilih anak yang badannya gemuk, soalnya anak itu bukan untuk disayang atau dirawat tapi semata hanya untuk disuruh menjualkan dagangannya.

Ulala, alangkah mengerikan lagu anak ini. Terang-terangan menggambarkan proses eksploitasi anak yang tidak semestinya.

Kita yang dari dulu mendengar lagu ini beredar di televise, di kaset-kaset pun sepertinya tidak terlalu terusik. Mungkin kurang menyadari konteks di dalam lirik yang dinyanyikan karena hanya focus dengan iramanya yang memang sangat menghibur dan enak didengar.

Seperti itulah yang terjadi pada kasus hilangnya gadis kecil Angeline di Bali.

Angeline dilaporkan hilang saat sedang bermain di depan rumah pada tanggal 16 Mei 2015 silam oleh orangtuanya. Banyak media memberitakannya, hingga tanggal 10 Juni 2015 pencairan bocah cantik tersebut berakhir sudah. Di timbunan sampah di antara kotoran ternak jasad mungilnya ditemukan, sambil memeluk bonekanya, yang mungkin satu-satunya temannya selama ini.

Tak lama bermunculanlah pengakuan dari para guru, tentang Angeline yang selalu terlambat datang ke sekolah. Tentang Angeline yang selalu berbau kotoran ternak, tentang Angeline yang selalu kelaparan.

Sama seperti lagu Kakak Mia tersebut, sepertinya tetangga, guru, kurang merenungi lirik lagu yang berusaha disampaikan oleh Angeline semasa hidupnya. Wajah kuyu lelah dan tubuh kurusnya seharusnya menjadi alarm bahwa ada yang salah dengan anak kecil tersebut. Ketidakterbukaan orangtua angkatnya saat didatangi menteri menjadi alarm juga bahwa ada yang salah dengan keluarga ini. Sehingga hampir sebulan kemudian jasad Angeline baru ditemukan di lokasi yang hanya selemparan batu dari tempat si pelapor. Miris.

Kekerasan pada anak, eksploitasi anak sepertinya bukan merupakan hal baru terjadi di negara ini. Mungkin kasus Angelina menjadi puncak gunung es , menguak betapa empati dan kepedulian lingkungan sekitar terhadap nasib anak-anak korban kekerasan masih minim.

Anak-anak korban kekerasan berkeliaran di sekitar kita dengan ciri yang sebenarnya bisa kita kenali. Anak yang murung, agresif, bahkan dalam kasus Angeline si anak sudah mengungkapkan bahwa setiap hari ia harus memberi makan puluhan ternak, sehingga badannya pun berbau kotoran ternak. Bahwa ia kekurangan makan, pihak sekolah mungkin bisa mencegah melayangnya nyawa si gadis malang kalau saja lebih berani dalam bersikap.

Ciri-ciri korban kekerasan anak jelas terlihat pada diri Angeline jika mengacu kepada keterangan si guru sekolahnya, tapi ternyata tidak ada aksi dan upaya untuk melepaskan si gadis kecil dari penderitaannya.

Kita semua pasti tak ingin kasus yang sama tejadi lagi kepada anak manapun di muka bumi ini. Kita tidak cukup merasa lega bahwa anak kita bukan termasuk anak anak malang tersebut. Namun ada yang bisa kita lakukan untuk mencegah kasus serupa terulang.

Pertama, Aware terhadap lingkungan sekitar

Jika melihat ada perilaku anak yang aneh di sekitar kita, tidak ada salahnya kita menaruh curiga. Terhadap anak tetangga yang terlihat bekas kekerasan pada fisiknya. Terhadap anak didik yang selalu murung dan tampak ketakutan. Jika anak dititip kepada pengasuh, selalu lakukan screening pada malam hari, lihat ada yang janggal dengan dengan anggota tubuhnya. Tanda-tanda kekerasan dan sejenisnya.

Kedua, Konfirmasi Langsung

Tanyakan pada si anak langsung, apa penyebab luka atau lebam fisik di tubuhnya. Jika si anak masih terlalu kecil lihat cara dia bereaksi terhadap orang sekitar. Misalnya sebagai orangtua, perhatikan perilaku anak kita saat berada di samping kita. Apakah takut dengan pengasuhnya?. Atau malah bersikap agresif dengan melakukan pemukulan atau penolakan kepada si pengasuh.

Ketiga, Lakukan Tindakan

Jika kecurigaan semakin kuat segera lakukan investigasi awal. Sebagai orangtua bisa dengan mengintai kegiatan harian anak kita dengan pengasuhnya, cuti tanpa diketahui si pengasuh. Pencegahan yang bisa dilakukan, pasang CCTV di rumah. Sebagai tetangga, laporkan kecurigaan kita kepada pihak berwenang, untuk tahap bisa kepada pak RT, Pak lurah, Komnas HAM atau kepolisian. Sebagai guru, bisa dengan memanggil dan meminta penjelasan kepada orangtuanya. Atau melakukan pengecekan sesekali ke rumah anak didik.

Kepedulian kita, bisa jadi menyelamatkan nyawa Angeline Angeline lain di sekitar kita.


Milna, Mpasi Fortifikasi Praktis dan Sehat

Sunday, May 31, 2015
Siapa disini yang masih punya batita?
Saya.. saya… saya  #tunjuk tangan tinggi-tinggi,

Siapa disini yang kepengen anaknya tumbuh sehat, cerdas, dan beriman?
Saya… saya.. saya…

Siapa disini yang anaknya punya masalah makan?
Saya… saya… eh. Langsung cepet-cepet turunin tangan xixixi.

Custom Post Signature