Showing posts with label cerita medan. Show all posts
Showing posts with label cerita medan. Show all posts

Pancake Durian

Monday, May 7, 2012


Hal yang paling saya syukuri dari bekerja di BRI adalah kesempatan melanglang buana ke seluruh penjuru Indonesia,tanpa mengeluarkan biaya dari kantong sendiri alias gratis. Belum seluruh  pulau sih sempat saya kunjungi. Biasanya kami diperbolehkan memilih daerah-daerah yang akan dikunjungi, tentu dengan catatan daerah yang harus dikunjungi jumlahnya banyak, kalau hanya sedikit ya tidak bisa memilih. Kalau diibaratkan UMPTN , pilihan pertama saya pasti Medan, kedua Medan, ketiga Medan. Nah sedikit-sedikit nyerempet ke propinsi-propinsi tetangganya.

Yah manusiawi kan kalau saya ingin menerapkan motto sekali merengkuh dayung lima pulau terlewati. Alasan saya, yang sepertinya sudah mulai gak mempan di kuping bos saya, ya apalagi kalau bukan karena saya sudah menguasai daerah tersebut, jadi kalau monitoring atau tugas sosiaisasi lain, lebih gampang, lagian sekalian saya pulang nemuin suami, beribadah gitu lo. Tapi kalau ga ada tugas ke Medan saya mau juga kok ke tempat lain. Buktinya kemarin saya ga keberatan ditugasin ke Denpasar ( ya eyalah siapa juga yang nolak).

Dan karena Medan terkenal dengan oleh-olehnya yang luar biasa lezat , terutama buah durian yang begitu menggoda, setiap pulang dari Medan teman-teman  kantor selalu minta dibawakan oleh-oleh. Tak bosan-bosannya mereka mengingatkan saya

“Mba win, jangan lupa pancake duriannya ya”

Dan tak bosan-bosannya saya menjawab

“ Malas ah, mahal, hehehe”

Sebenarnya bukan harga yang membuat saya enggan membawakannya, tetapi karena kerepotan yang harus ditempuh. Pertama-tama saya harus membelinya malam sebelum hari kepulangan karena keesokan harinya saya selalu menghabiskan waktu bersama suami, tidak kemana-mana. Kemudian karena pancake tersebut hanya tahan 12 jam di luar freezer maka saya harus langsung memasukkannya ke freezer, setelah itu setibanya di Jakarta saya harus cepat-cepat memasukkannya ke freezer kembali . Nah karena di kost-an tidak punya freezer,terpaksa harus menitip di kosan temen. Karena nitip pula, tidak etis dong yang dititipin tidak diberi. Satu kotak pancake isinya sepuluh biji. Tidak mungkin saya beli satu kemudian temen yang dititipin dikasi separoh kan, berarti saya harus beli tambahan satu kotak lagi selain oleh-oleh. Mahal di ongkos , sayanya repot dan besok paginya saya harus cepat-cepat berangkat ke kantor, karena pancake yang dititipin harus diambil sebelum teman saya tersebut berangkat kerja. Pyuuh kebayang kan gimana repotnya membawa oleh-oleh yang satu ini. 

Belum lagi sesampainya di kantor, ga enak sama bagian  lain yang ga kedapetan, Cuma dapat nyium aroma duren yang sangat menusuk itu. Makanya saya selalu katakan kepada temen-teman saya “ Pergi ke Medan aja noh, makan duren sepuasnya disana”. Trus apa coba jawaban temen-temen saya 

“ Gimana mau pergi ke Medan mba, kalau setiap ada SPJ ke Medan udah diborong sama kamu” hehehe iya juga yah. 

Akhirnya saya mengalah dan dengan segala kerepotan diatas, si pancake pun bisa dinikmati di kantor. Yang bikin mangkel, eh siangnya waktu saya belanja di Indomart belakang kantor, tertulis segede gaban disitu 

“ Disini jual pancake Durian, Satu kotak Rp ....-“

Bah…tahu gitu ngapain saya repot-repot bawa dari Medan.


Medan, I Love You

Saturday, February 18, 2012
Malam minggu sendiri aje, geje deh. kajol, halah.

Akhirnya malming ini saya isi dengan merenung. Merenung tentang malam minggu-malam minggu yang telah saya lewati dari masa muda dulu sampai sekarang ( jadi nyadar udah tua).

Sadar arti malam minggu sejak SMP. Di kampung saya dulu, setiap malam minggu ga pernah absen acara kawinan yang pastinya nanggep keyboard. Itu tuh hiburan di pesta dengan alat musik keyboard yang bisa dipastikan penyanyi asli bawaan si tukang keyboard ga sempet nyanyi, karena diborong semua sama tamu undangan dan orang dapur. 

Kalau di kampung saya yang notabene masih termasuk daerah di Sumatera Utara, ada beberapa lagu wajib yang pasti ada. Yang pertama tuh,  Boru Panggoaran, ni ceritanya tentang harapan dan doa-doa orangtua terhadap anak perempuannya. Saya ga tau pasti artinya soalnya pake bahasa batak , tapi yang pasti lagunya sediiih banget, soalnya banyak yang nangis kalo lagu ini dinyanyiin.

Ho do boruku…
Tampuk ni pusu-pusuki

Molo matua sogot au
Ho na manarihon ahu
Molo matinggang ahu inang
Ho do na manogu-nogu ahu

Setelah saya tanya mbah google, ga nyangka dia ngerti bahasa batak hehe, ini artinya:

Kaulah anak perempuan ku, harapan hatiku. Jika nanti aku tua dan lemah, kaulah yang akan menguatkan dan meneguhkan aku. 
Burju-burju ma ho
Na marsikkolai
Asa dapot ho na sinittani rohami

Sang ayah berkata agar anak perempuannya rajin belajar dan mengutamakan pendidikan sehingga dengan bekal pendidikan tersebut apapun cita-cita sang anak dapat tercapai.
Ai ho do boruku
Boru panggoarakki
Sai sahat ma da na di rohami

Baik-baiklah kau bersekolah agar kau dapat meraih cita-cita yang kau inginkan di dalam hatimu. Kaulah anak perempuan ku, anak perempuan sulungku, capai lah cita-citamu.

Hiks, sedih kan yah lagunya. Walaupun saya bukan orang batak, jawa tulen, entah mengapa saya sangat suka lagu-lagu Batak, karena hampir semua lagunya mengandung makna yang sangat dalam.

Dengerin lah ini kalau ga percaya kelen


Lagu kedua yang wajib ada, adalah Uju di NgoLukkon

Hamu anakkon hu,
Tampukni pusu-pusuki
Pasabarma amang
Pasabarma boru
Laho pature-ture au
Nungnga matua au
Jala sitogu togu on i
Sulangon mangan ahu
Siparidion au
Alani parsahitokki.


Anak-anakku bersabarlah kalian buah hatiku untuk merawatku.karena aku sudah tua, harus dipapah kesana-kemari, makanpun harus disuapin, harus dimandikan. disebabkan penyakitku ini 

Somarlapatan marende, margondang, marembas hamu
Molo dung mate au
Somarlapatan nauli, na denggan, patupaon mu
Molo dung mate au
Uju di ngolukkon ma nian
Tupa ma bahen akka nadenggan
Asa tarida sasude
Holong ni rohami, namarnatua-tua i


tidak ada artinya pesta dan tarian yang kalian buat kalau aku sudah meninggal, tiada lagi arti kebaikan yang kalian berikan padaku. Pada saat hidup beginilah kalian buat, supaya nyata kurasakan kasih sayang kalian terhadapku.

Ni lagu juga buat acara pesta yang hingar bingar jadi mellow.





Ya memang kebiasaan orang batak, saat orangtua meninggal akan mengadakan pesta dan tari-tarian . Filosofinya, si orangtua dianggap sudah berhasil membesarkan anak-anaknya sehingga akan dilepas dengan suka cita dan dimaksudkan untuk menghormati orangtua.

Dalem banget kan maknanya. Betapa kita sering melupakan orangtua kita dengan alasan kesibukan. Namun saat sudah tiada barulah kita sibuk berbuat sesuatu yang tak mungkin dirasakannya lagi. 

Duh saya jadi sedih banget nih, apalagi ni sambil dengerin lagi I'll be there for u. Ya saya sering sekali tidak ada saat orangtua membutuhkan. Suka membantah omongannya, suka lupa nelpon sekedar nanyain kabar, karena ke (sok) sibukan saya. :((

Dan terakhir lagu yang ga mungkin absen yaitu Anak Medan. Kalau dengar lagunya pasti ketawa-ketawa deh, ni lagu lucu tapi menohok, menggambarkan kepercayaan diri, dan semangat pantang menyerah serta kesetiakawanan.

Anak medan, Anak medan,
Anak medan do au, kawan
Modal pergaulan boido mangolu au,
Tarlobi dipenampilan main cantik do au, kawan
Sonang manang susah happy do diau,

Nang pe 51, solot di gontinghi,
Siap bela kawan berpartisipasi,
378 Sattabi majo disi,
Ada harga diri mengantisipasi

Saya adalah seorang anak yang besar di Medan, saya bisa dan dapat hidup dengan hanya modal pergaulan atau persahabatan .Walaupun belati/pisau terselip dalam pinggang saya, dan selalu siap untuk berpartisipasi membela kawan, tapi dalam hal tipu menipu, bongak membongak saya selalu menghindarinya karena harga diri jauh lebih penting dari semua itu.
Horas… Pohon pinang tumbuh sendiri
Horas… Tumbuhlah menantang awan
Horas… Biar kambing di kampung sendiri
Horas… Tapi banteng di perantauan
Anak medan, Anak medan,
Anak medan do au, kawan
Susah didonganku soboi tarbereng au
Titik darah penghabisan ai rela do au, kawan
Hansur demi kawan, ido au kawan

Selamat lah, pohon pinang walau tumbuh sendiri tapi tetap menantang awan/angin, walaupun kambing dikampung sendiri tapi banteng di perantauan. ( ini lirik yg paling saya suka)

Aku ini Anak Medan kawan, saya tidak bisa melihat kesusahan dalam diri sahabat/teman saya, titik darah penghabisan aku rela demi memperjuangkannya, bahkan hancur demi kawan pun aku rela

Jadi jangan heran, kalau orang Medan bertemu yang pertama ditanya adalah

" Apa margamu", "Dimana kampungmu". 

Ya itu dia, rasa setia kawan yang sangat tinggi. 
Makanya kalau ada PPS baru datang ke Divisi terus memperkenalkan diri sebagai orang Medan, duh seneng banget berasa ada kawan gitu.

Saya juga selalu suka kalau bertemu dengan sesama orang Medan disini. karena saya bisa ngobrol menggunakan logat Medan saya tanpa ada yang ngetawain, hihihihi. Bisa bilang "kereta" untuk menyebut motor. Bisa bilang "pajak" untuk nyebut pasar, dan bisa bilang "pasar" untuk nyebut jalan raya, hahaha.

Duh jadi kangen banget sama Medan. Walaupun tuh kota dari tiga tahun yang lalu ya gitu-gitu aja.Paling nambah jembatan layang sebiji. Walaupun disana ga ada Centro, ga ada Metro ( tapi ada Sogo lho). Walaupun ga ada Dufan tapi ada Hillpark. Walaupun ga ada Busway tapi ada becak motor ( Jakarta aja ga punya). Walaupun ga ada Ciwalk tapi ada Merdeka Walk. 

Ada Pajus (Pajak USU) yang jual segala macam barang bajakan. Ada burger murahan harga tujuh ribuan yang rasanya ga kalah sama Burgernya Mc D. Yang paling top, bisa makan durian sepuasnya. Bisa ngomong keras-keras tanpa harus mengatur volume suara. Bisa makan lontong sayur setiap pagi. Dan yang paling penting,... bisa ketemu keluarga saya terus, hiks.

Walaupun walaupun, tapi hati saya tetap ada di Medan.

Cuma di Medan, kamu bisa bilang " Matamu lae, kuculek nanti" sama orang yang bereng ke kamu
Cuma di Medan, bisa nawar belanjaan sampe seperempat harga.
Cuma di Medan, kamu bisa langsung akrab sama inang-inang di angkot. 
Cuma di Medan, kamu bisa melanggar lampu merah dan merasa keren kalau ga ketangkep pak polisi


I really miss live in Medan anymore

Btw, tadi diatas saya ngomongin malam minggu ya, kok jadi curcol gini sih. Ya sud la, nasi sudah menjadi bubur, dibuang sayang, tambahain kerupuk sama ayam plus sambel aja deh biar jadi bubur ayam : )


Custom Post Signature