Showing posts with label blogging. Show all posts
Showing posts with label blogging. Show all posts

Giveaway Azzet : Ngeblog, Berekspresi Secara Online

Thursday, July 19, 2012



Seingat saya,asal mulanya kegiatan blogging adalah diary online. Konsep awal ngeblog ya seperti diary, kamu bisa curhat segala macem perasaanmu, sebel sama temen, naksir sama teman sekelas, sampai ngomongin idola kamu,  persis seperti  menulis diary. Bedanya, kalau diary sifatnya private ( diary saya dulu ada gemboknya ), nah kalau blog bisa dibaca semua orang.

Pertama-tama tahu blog, saya sempet berfikir, " Ih apa enaknya, curhatan kita diketahui orang, malu dong". Sampai suatu saat saya punya akun friendster. sekitar tahun 2005-an. Dulu wall nya friendster itu buat ngasi testimoni tentang orang-orang yang kita kenal, " Kamu tuh orangnya asik deh, suka bikin aku ketawa, rame dan jarang sedih, seneeng deh punya temen kayak kamu", kira-kira seperti itulah isi testimoni Friendster. 

Nah, waktu itu saya punya sahabat yang akrab banget, tapi tiba-tiba dia menghilang dari kehidupan saya. Ngga pernah nanyain kabar saya, pokoknya nyebelin lah. Saya pengen banget menumpahkan segala kekesalan saya padanya, namun saya ngga tau gimana caranya. Kalau di friendster kan isinya testimoni, bukan status kaya FB sekarang. Mo kirim message, gengsi dong, mau sms ? ih males lah. Pokoknya saya mau mengungkapkan kekesalan saya padanya tapi secara tidak langsung.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata FS memfasilitasi kegiatan curhat-curhatan dengan membuat fasilitas blog. Platformnya ya nyatu sama aplikasi FS. Saya inget banget, postingan pertama saya, tentang rasa amarah karena diabaikan oleh sahabat saya tersebut. 

“ Teman lama, seperti isi seonggok kardus bekas, kau memasukkan ke dalamnya, menutup dengan lakban, untuk kemudian kau sesakkan di sudut gelap gudang rumahmu, entah kapan kau sempat untuk mengintip isinya”

Ternyata ia membaca dan langsung komen, bahwa bukan maksudnya mengabaikan saya. Ternyata konsep ngeblog cocok buat menyampaikan sesuatu tanpa harus langsung ke orangnya. Jadi bisa dibilang nge-blog itu mengekspresikan diri secara online.

Berikutnya, saya sering sekali menuliskan segala sesuatu yang saya rasakan, saya pikirkan. Hanya hal-hal kecil, tentang pekerjaan, tentang dinginnya AC kantor sampai pertanyaan kenapa aku harus lembur. Jadi waktu itu, di kantor saya ada lembur besar-besaran. Ngga tanggung-tanggung saya harus menginput data debitur yang jumlahnya ribuan. Setiap hari saya pulang diatas jam 10 malam, malah pernah sampai jam 11 huhuhu. Bukannya mengeluh, tapi ada waktu kosong yang begitu lama selama menunggu data di validasi, bisa sampai satu jam-an saya bengong. Karena di kantor ada fasilitas wifi, saya pun mulai curhat di blog FS.  Intinya saya tulis, bersyukurlah orang-orang yang bekerja masih bisa melihat matahari pagi dan matahari sore, tanpa harus merebahkan kepala di kantor meja, wah meloow banget lah pokoke.

Satu orang komen di blog, dari pekerja perusahaan saya di unit kerja lain. Dari satu menjadi dua, bertambah terus setiap hari. “ Tulisanmu mewakili perasaanku” salah seorang pembaca blog mengomentari. Semakin banyak yang membaca semakin semangat saya ngeblog. Saya jadi punya teman dari Jogja, Makassar, Aceh, Denpasar bahkan Papua.

Seiring waktu, FS collaps, blog saya pun ikut lenyap bersama tulisan yang belum sempat saya arsip Saya mulai membuat blog baru, mulai dari awal lagi. Berbagai platform pernah saya buat, multiply, wordpress. Tapi sayang,  saya selalu kelupaan passwordnya, sehingga blog tersebut pun mati suri.

Awal tahun 2009, saya aktif ngeblog lagi, kali ini saya pakai blogspot, dengan judul blog My Head Voice. Saya pilih nama itu, karena memang isi tulisan saya adalah suara-suara yang berseliweran di kepala. Yang sudah demikian sesak sehingga harus memiliki wadah untuk menampungnya. Saat ini selain blogspot, saya punya akun di kompasiana, speedytaqwa, dan ngerumpi.com. Maruk.

Tujuan saya membuat blog salah satunya adalah untuk melatih kemampuan menulis.Saya suka menulis, namun saya tidak cukup pede untuk memposting tulisan saya di media lain. Satu-satunya tempat yang membuat saya nyaman adalah blog pribadi . Disitu saya bisa menjadi diri sendiri, bisa mengutarakan pendapat saya, tanpa harus mengkhawatirkan apakah tulisan saya bagus atau tidak, disukai atau tidak. Terserah saja, kalau mau baca silahkan, tidak ya juga tidak apa-apa. Saya juga ingin mengarsip segala hal yang saya alami, termasuk mengetahui sejauh mana  perubahan cara saya menulis dari waktu ke waktu. Karena kan di blog ada pengarsipan berdasarkan waktu, jadi blog merupakan salah satu cara introspeksi diri.

Selain itu, dengan punya blog saya merasa seperti memiliki tabloid sendiri, dimana saya berperan sebagai pemimpin redaksi, wartawan,penulis,editor,penata layout, sampai bagian pemasaran. Tuh kan, ngeblog membuat kita menjadi multi talented, halah.

Saking asiknya ngeblog, sampai-sampai kalau lagi di kantor saya kepikiran terus , mo nulis apa lagi yaa??. Jadi, bisa sambil ngerjain laporan untuk BI, saya sempet-sempetin nulis satu-dua paragraph, nanti di kost saya lanjutin lagi, korupsi waktu dah saya.

Bosan baca tulisan di blog sendiri, saya blogwalking ke blog-blog lain. Dan eng ing eng, saya dapat info ada lomba blog. Wah seru banget ternyata ikutan lomba , jadi nambah pengetahuan. Dengan ikut lomba blog, tulisan yang dihasilkan menjadi lebih cerdas, jadi isi blog saya ngga cuma curhat-curhat konyol, minimal bisa memberi sedikit tambahan pengetahuan kepada pembacanya. Seperti saat ikut lomba Blog LG, saya jadi membaca dan mencari segala info tentang kulit, tentang sitem pendingin di AC, tentang pemanasan global. Ikut lomba blog susu halal, saya jadi tahu komposisi susu, tahu tentang siklus pertumbuhan bayi, trus jadi tahu sumber gelatin. Ikt lomba blog paling Indonesai, jadi tahu segala macam budaya Indonesia yang selama ini tidak saya sadari, jadi makin cinta sama negeri ini. Wah benar-benar bermanfaat deh hobi nge-blog.

Bonus dari ikut lomba itu, kalau menang dapet hadiah, horeee, kalau ngga menang, dapat ilmu plus dapat temen baru dan dapat info blog-blog lain yang keren. Ga ada ruginya sama sekali pokoke. Saran saya sih, jangan pernah ikut lomba blog semata-mata mau ngincer hadiahnya, Soalnya, nanti tulisan kita jadi kaku, ngga lepas dan pastinya kecewa kalau ngga menang. Itung-itung latihan buat nulis sesuai tema tapi tetap dengan gaya kita.

Tapi dari semuanya yang paling bikin saya seneng, saya bisa berbagi kepada semua orang. Berbagi pengalaman, opini, maupun sekedar menanggapi suatu kejadian tanpa terbatas ruang dan waktu. Waktu lihat statistik blog, saya kaget, kok ada yang lihat dari Jepang, Jerman, Hongkong. Mungkin temen facebook saya kali yah. Mau dibelahan bumi manapun, selama masih ada sambungan internet, tulisan di blog kita bisa dibaca siapa saja. 

Ngeblog  bagi saya termasuk juga menularkan semangat. Gara-gara link blog yang sering saya share di FB maupun twitter, jadi banyak temen-temen yang minta diajarin cara buat blog. Apalagi kalau ada teman yang suka nulis tapi cuma diposting di note FB atau cuma dibuat status, saya sering sarankan agar buat blog aja. Soalnya trauma dengan nasib friendster, siapa tau ntar ada saingan FB trus FB collaps, hilang juga deh tuh tulisan kita. Kalau di blog kan, mudah-mudahan masih bisa ditelusuri via google ( Corecct me if i wrong). Nah kan nularin kegiatan positif itu berpahala. Ngeblog jadi ibadah, yippie.

Singkat kata ( padahal udah panjang lebar ), ngeblog itu kalau kata Ayu Ting Ting, sik asik banget lah. Sejauh ini, belum ada hal negatif yang saya alami gara-gara ngeblog. Ayo yang belum nge-blog, segera buat blog, gampang banget kok, dan buktikan sendiri cerita saya diatas.




Tulisan ini diikutkan pada kontes Betapa Senangnya Ngeblog dan disponsori oleh Mahabbah









.

Jadi Penulis, Siapa Takut (Bag 2)

Sunday, July 8, 2012
Sebelum mulai menulis, ada baiknya kita jabarkan dulu, apa sih manfaat dari kegiatan menulis. Kalau ngga ada manfaatnya ngapain kita buang-buang waktu untuk menulis yang belum tentu juga orang baca. Sebenarnya mungkin kita sudah banyak membaca manfaat-manfaat menulis dari buku-buku tentang kepenulisan. Tapi yang ini versinya mba Asma Nadia. 

Yang pertama, dengan menulis wawasan jadi bertambah. Jelas, karena untuk menulis sesuatu dibutuhkan riset. Tulisan tanpa riset akan kosong.  Riset bisa dilakukan dengan membaca, bertanya ke narasumber, atau  langsung terjun mengalaminya. Mba Asma cerita bahwa beliau pernah menulis cerita dengan settingan lokalisasi di daerah Bungkaran, namun beliau hanya melakukan studi pustaka. Hasilnya beliau dikritik oleh salah satu editor. Mba Asma nulis kalau disana ada gang-gang sempit, ternyata tidak ada sama sekali. Dan hal yang dilewatkan mba Asma, daerah Bungkaran itu dilewati oleh lintasan kereta api, seharusnya bunyi-bunyi kereta, suasana pinggiran rel menyatu dalam cerita, namun itu semua tidak digambarkan mba Asma. 

Saya juga pernah mengalami hal yang sama. Saat menulis flash fiction dengan tokoh seorang dokter. Ceritanya, seorang calon dokter kandungan yang bingung menghadapi pacarnya yang juga mahasiswi kedokteran hamil di luar nikah. Saya memang tidak melakukan riset sama sekali, hanya berdasarkan pengetahuan dangkal saya. Tulisan saya posting di note FB, tak perlu menunggu lama, seorang dokter langsung mengkritik habis tulisan saya. Tidak masuk akal, mengada-ada, tidak ada dokter yang panik kalau hamil, kan tahu ilmunya, mana ada koas yang waktunya lengang sampai sempet nganter pacarnya kesana-sini , begitu katanya. Awalnya saya sedikit defensif, " Terserah gue dong tulisan-tulisan gue ini, kalau mau pas sesuai keinginan ente, tulis aja cerita sendiri jangan ngerecokin tulisan orang", begitu kata hati saya.  Namun, setelah saya pikirkan, benar juga, walaupun tujuan saya mengangkat tema itu untuk memberi pesan bahwa -bahkan seorang dokter kandungan pun bisa "kecelakaan" sehingga remaja harus berhati-hati- tulisan harus tetap masuk akal. Ke depannya saya menjadi lebih berhati-hati dalam menulis, pun hanya sebuah flash fiction yag terbatas 200-700 kata saja. Tulisan bisa dilihat disini ( tapi bukan dokter di komen itu yg saya maksud ya).

Manfaat kedua, menulis dapat menyalurkan hobi. Ini khusus bagi yang hobinya memang menulis. Namun bisa juga, orang yang hobinya beternak ayam misalnya, ya nulis tentang cara beternak ayam, atau yang suka tentang keuangan, nulis tentang keuangan. Atau bagi yang hobinya menggalau di media sosial, daripada nulis curhat ngga jelas, marah-marah, bete, mending statusnya dibuat jadi tulisan. Misalnya lagi marah nih karena teman berkhianat, alih-alih nulis " Sialan, ngga nyangka aku , kamu kayak gitu, nyesel setengah mati mengenalmu, Bete " mending dirubah jadi " Berharap pada manusia bisa menimbulkan kekecewaan, karena itu letakkan kepercayaan tertinggimu hanya padaNya". Gimana, lebih baik ngga?.Syukur-syukur temen yang kita maksud menyadari kesalahannya, bukan malah menambah musuh. Ini opini saya pribadi, kalau ngga setuju ya ngga usah di retweet atau di like :)).

Terus, bisa meluaskan jaringan. Ini ngga usah dijelasin juga udah pada tahu lah ya. Contoh kecilnya, sahabat pena, jaman saya masih baca Bobo. Kalau sekarang, dengan ikut lomba nulis, sesama kontributor jadi saling kenal, trus dengan orang lain baca tulisan kita, minimal nambah teman baru lagi. Saya pribadi benar-benar merasakan ini. Sejak suka nulis, padahal yang saya tulis hal remeh temeh, tapi jadi banyak yang malah jadi teman akrab, bahkan yang awalnya hanya saling sapa di dunia maya, berlanjut ketemuan. Satu lagi, dengan menulis, saya jadi ketemu Asma Nadia, jadi kenal Fauzan Mukrim, Sanie B Kuntjoro, Clara Ng. Seneng kan ya.

Berikutnya bisa menjadi profesi. Kalau sudah jadi profesi bisa menghasilkan income. Saya pribadi, menulis sampai saat ini hanya hobi saja. Hanya hobi saja sudah menghasilkan uang, walaupun tidak seberapa. Sombong kalau saya bilang saya tidak butuh uangnya. Tapi jangan khawatir, kalau ngga butuh ya didonasikan saja. Kalau menulisnya belum menghasilkan uang??, ya bukunya yang didonasikan. Menulis bisa menjadi ladang amal dan ibadah. Sejauh ini, saya sudah memperoleh honor dari tulisan yang lolos ke media cetak, walaupun dikiiit banget, dapet voucher belanja. Lumayan banget kan. Beberapa proyek menulis yang saya ikuti bahkan tanpa bayaran sama sekali, hanya kata-kata " Semua royalti akan didonasikan ke yayasan X,Y atau Z". Masih bilang, ngga punya uang buat sedekah?. Yang benar saja prend.

Lanjut, menulis sebagai ajang pengungkapan apa yang tidak bisa kita ungkapkan secara verbal. Biasanya orang yang tertutup-Introvert,  kesulitan mengungkapkan perasaannya, marah,sedih,kecewa hanya dipendam sendiri. Ini bahaya, bisa-bisa menjadi bom waktu. Saya termasuk orang yang ekstrovert, suka bicara apa adanya. Namun ada kalanya ,saya tidak bisa mengungkapkan perasaan saya. Saat saya begitu marah dengan teman yang tidak menepati janji, atau saat saya kecewa dengan suami yang tidak mengerti perasaan saya, biasanya saya tulis di selembar kertas. Kadang bentuknya cerpen, bisa jadi puisi. Setelah itu?? saya lega. Padahal tulisan itu tidak pernah sampai ke orangnya. Tapi saya merasa masalah sudah selesai, tidak ada yang tersakiti dengan kata-kata kasar yang mungkin tanpa sadar kita keluarkan saat amarah merasuk.

Selain yang diatas, menulis juga membuka peluang untuk jalan-jalan ke belahan bumi manapun.  Sudah ke 30 negara dan puluhan kota yang disinggahi mba Asma karena menulis. Baik itu untuk mengisi ceramah, maupun seminar dan belajar kepenulisan. Keren ya. Tidak hanya itu, salah satu keuntungan meluaskan jaringan yang saya sebut diatas, dalam travelingnya mba Asma banyak mendapat tawaran menginap dari para fans ataupun teman. menghemat budget kedua terbesar dalam traveling, yaitu penginapan. Wow, menulis bikin irit.

Yang terakhir, menulis membuat kita abadi. Kalau kata Pramudya Ananta Toer, " Aku menulis karena itu aku ada". Ya, karena saat tulisan kita tercetak di dalam buku, atau di blog, atau di manapun, iya akan ada selamanya. Kata mba Asma, menulislah minimal satu buku sebelum mati. Sutan Takdir Ali Syahbana, Buya Hamka, Chairil Anwar, Shidney Sheldon, adalah penulis yang sudah tidak ada di muka bumi, namun kita masih bisa merasakan keberadaannya melalui tulisan-tulisan mereka. Bagi orangtua, saya contohkan Fauzan Mukrim, yang menulis buku khusus berisi pesan-pesan untuk River buah hatinya. Contoh lain, Mba Asma Nadia sendiri, mengatakan, ia ingin suatu saat kalau ia sudah tidak ada, saat Adam putranya punya masalah keluarga, jangan sampai membatin, kalau ada umi apa ya yang akan dikatakan umi. Tidak perlu berandai-andai karena mba Asma sudah menuliskannya di buku " Sakinah Bersamamu".

Wuih, banyak banget manfaat menulis ya. Ya sudah, jangan cuma dibaca doang. Ayo ambil kertas dan pena, atau segera ambil laptop, ipad, dan nulis sekarang juga.

Ntra nyambung lagi yah, udah maghrib saya mau balik kos dulu. See ya ;)



Jadi Penulis, Siapa Takut?

Hari ini sebenarnya saya tidak punya rencana apa-apa, pengen males-malesan di kos, sambil nuntasin baca buku-buku yang belum sempet dibuka plastiknya. Sambil tidur-tidutan lihat FB, eh ada acara seminar menulis dengan pembicara Asma Nadia. Hwaaa mupeng, tapi ya kok jauh banget ya, di Jakarta Timur. Mana ngga ngerti lagi daerahnya. Tapi.. Asma Nadia gitu, kapan lagi bisa dapat ilmu dari salah satu penulis perempuan paling produktif di tanah air. Dengan semangat saya sms panitianya, nanyain tempat acaranya dimana, sampai nanya kalo naik busway jurusan apa dan turun dimana, niat lah pokoke.

Dan akhirnya sampai juga saya di STIE Jakarta di bilangan Sunan Giri, setelah nanya sama pak satpam ditunjukin ke ruangan seminar, lantai 5 katanya. Segera saya melangkah ke arah yang ditunjukin pak satpam, cari lift kesana-sini , ngga ada. Beuugh, ni kampus ngga punya lift, padahal bangunannya tinggi. Dengan ngos-ngosan sampai juga saya di aula. Bener-bener perjuangan dah mau ikut seminar ini.

Acara dibuka dengan ice breaking oleh MC. 

" Gerakkan tangan ke atas ya, trus setelah itu kaki bawah juga digerakkan" kata si MC

Segera setelah ice breaking selesai, kata-kata si mba MC dikoreksi oleh mba Asma. Yang namanya kaki pasti dibawah. Gunakan kalimat yang efektif saat kita berbicara , pun saat menulis. Wow, belum masuk materi udah kena aja langsung ke tips menulis.

Kata mba Asma, sering para penulis, mubazir dengan kata-kata. Misalnya, bibirnya mencibir, jelas yang mencibir itu pasti bibir. Kepalanya menggelang, jatuh ke bawah, memegang dengan tangan. Tanpa perlu dijelaskan orang sudah tahu kalau menggeleng pasti kepala, kalau jatuh ya memang ke bawah dan memegang sesuatu itu dengan tangan. Sip mba, dicatet tips pertamanya.

Mba Asma menyampaikan materi dengan santai dan sangat komunikatif, disertai dengan contoh-contoh konkrit. Peserta diajak aktif dan berbaur dalam materinya. Ntar saya bagi tips menulis ala mba Asma di postingan berikutnya.

Hal pertama yang ditekankan oleh mba Asma adalah bahwa semua orang bisa menjadi penulis, asal ada kemauan. No Excuse, jangan biasakan mencari-cari alasan. Tidak punya waktu, ngga punya komputer, lagi ngga mood. Hal-hal tersebut membuat kita semakin jauh dari impian yang ingin kita raih.

Kalau dulu profesi penulis dipandang sebelah mata, maka saat ini sudah jauh berbeda. Menulis merupakan profesi yang menjanjikan, terutama bagi perempuan. karena bisa dilakukan dimanapun, oleh siapapun tanpa memandang usia, miskin-kaya , di desa atau di kota. Tidak sedikit penulis yang memperoleh materi melimpah dari karyanya. Sebutlah JK Rowling. Kalau di negeri ini adaAhmad Fuadi, Andrea Hirata, Habiburrahman EL Shirazy, contoh penulis yang sukses menggemukkan pundi-pundi keuangannya.  Namun sebaiknya , bukan materi yang menjadi alasan kita untuk menulis.

Yang membuat saya kagum, mba Asma tuh bukan hanya seorang penulis, namun menurut saya beliau seorang enterpreuner handal. Di sela-sela materi , dengan lincahnya mba Asma mempromosikan buku-bukunya, buku Isa suaminya, sampai buku-buku kedua anaknya. Tak ketinggalan promosi bisnis beliau yang meliputi tas, pakaian, dan pernak-pernik lain. Namun semuanya disampaikan tanpa terlihat promosi. Sekali merengkuh dayung semua pulau terlampaui.

Selesai menyampaikan materi, peserta diminta untuk membuat satu judul tulisan dan membuat satu paragraph pembuka. Menurut beliau, judul suatu tulisan memegang peranan sangat penting. Selain menggambarkan isi tulisan, judul juga membuat pembaca memutuskan ingin membaca tulisan kita atau tidak. Karena itu jangan ngasal milih judul. Jangan terlalu panjang dan jangan terlalu pendek. Kecuali kamu Putu Wijaya, judul harus sangat diperhatikan.

Sedangkan paragraph pembuka, berguna sebagai penarik pembaca untuk terus membaca tulisan kita atau berhenti sampai disitu. 

Dan ternyata tulisan satu parapraph yang saya buat, kata mba Asma bagus. Penokohannya kuat, karakternya jelas. Hwaaa seneng banget dinilai seperti itu. Saya pun dapat souvenir cantik dari mba Asma.


Ini paragraph yang saya buat. Sudah pasti, yang di benak saya itu langsung tergambar sosok suami :D 

"Tajam tatapannya menghunus tepat ke retinaku. Aku hanya membisu. Membiarkan ia mentransfer segala sumpah serapah yang ada dibenak. Aku tahu pasti tak akan ada kata yang keluar dari bibirnya. Selalu, hanya gesture dan perubahan raut di wajah mengisyaratkan suasana hatinya."

Opening dalam suatu tulisan, entah itu cerpen, artikel , novel, ataupun roman harus menyentak. Membangkitkan rasa ingin tahu dan sebaiknya pembaca sudah bisa meraba kira-kira kemana cerita akan kita bawa. Jangan bertele-tele. 

Hindari membuka kalimat dengan suara-suara seperti "Prang", "Bruk", Tet..tet.". Deskripsikan,  jangan dituliskan." Petir mengelegar" oke,  not "JDEEER".

Saya jadi ingat pernah membaca dimana gitu saya lupa, mungkin di grup penulis yang saya ikuti. Bahwa banyak sekali penulis yang memulai tulisan dengan bunyi-bunyian seperti itu. Yang paling populer adalah bunyi " Kriiiing" bla bla bla .... Di blog salah satu penerbit mayor menyatakan bahwa naskah yang seperti itu, langsung disingkirkan tanpa dibaca terlebih dahulu. Catet itu.

Oya, mumpung inget, Dewi Lestari juga pernah nulis tentang hal ini. Katanya, sesuatu itu harus dideskripsikan, bukan di tulis secara gamblang. Misalnya, "tertawa terbahak-bahak", it's oke, but menuliskan hahahaha, hehehe, hihihi, xixixi, not recomended untuk sebuah tulisan. Kalau nulis status FB atau twitter silahkan. Saya baca ini beberapa bulan yang lalu di blognya Dee, sejak itu saya tidak pernah lagi menggunakannya di tulisan saya. Kalau dulu, wuih di setiap tulisan pasti ada kata-kata "hahaha, hihihi ' tersebut. 

Oke sekian dulu, lanjut di postingan berikutnya yah. Yang pasti, ga rugi sama sekali ikut seminar menulis kayak gini. Dan yang bikin saya heran, berapa biayanya coba, Rp 20.000, saudara-saudara, seharga kopi yang lagi saya minum. Padahal itu sudah termasuk snack,alat tulis dan sertifikat. Jadi kalau ada seminar kepenulisan lagi, dan kita banyak alasan , itu tanda belum baca bukunya Isa Alamsah, No Excuse. Ups, saya jadi promosi. Begitu tuh, salah satu cara Asma Nadia mempromosikan buku suaminya. 

So, jadi penulis? siapa takut.



Kopi

Monday, July 2, 2012
Nyambung postingan saya tentang hobi baru saya ikut segala macam quiz di FB. 

Salah satu kuis yang saya ikutin itu adalah Nescafe Journey. Kita disuruh milih Aspire, Riyani Djagkaru, Nicholas Saputra, atau Imam Darto. Trus ceritain ide perjalanan kita bareng mereka. Wah mupeng lihat hadiahnya. jalan-jalan keliling Indonesia yang konsepnya, Explorer,Independent atau City Slicker.

Saya tentu saja dong pilih Riyani Djangkaru, secara yang pilih Nicholas Saputra segambreng. Penasaran aja sama cewek satu ini. Menurut saya dia tuh super keren jadi perempuan. Kenapa??? ya gpp, keren aja, halah.

Nah, bukan kuisnya yang mau saya omongin, tapi tentang kopinya. Saya dan suami adalah pasukan penggemar kopi. Kita tuh suka ngupi-ngupi gak jelas. Kalo lagi bengong di rumah ga ada kerjaan, daripada liat-liatan tiba-tiba aja kita udah di jalan nyari warkop yang msh buka. Nyarinya yang ada wifi, biar bisa sekalian ngenet. Di setiap gerai kopi itu pasti mereka pake coffe maker kan. Trus saya jadi kepikiran pengen beli coffe maker yang biasa ada di cafe2 itu deh, kira-kira berapa harganya yah. Kok ya bisa , kopi yang keluar dari alat itu jadi enaaak banget. Favorit saya tuh Tiramishu caffe Latte, wah rasanya bikin merem melek..

Waktu saya ke Bandung, sempet mampir di Coffe Toffe. Konsepnya sederhana banget  tuh gerai, cuma tempat kecil mungil, dengan aneka menu kopi dan coklat yang harganya juga ga terlalu mahal, udah bisa jadi tempat usaha. Dipikir-pikir kayaknya modalnya ngga gede juga. Mana rame banget lagi yang beli disitu. Keren banget, punya kedai kopi yang bisa buat nyante-nyante.

Udah gitu aja. cuma mau bilang, coffe maker itu bikin kopi jadi enak, dan saya pengen minum kopi enak terus-terusan. 


I'm a Quiz Hunter

Saturday, June 30, 2012

Akhirnya tiba juga masa saya bosen bersosmed ria. Jadi males nulis status di FB, males twitteran, pokoknya males aja. Tapi saya ngga punya kerjaan lain. Kalo lagi bengong, buka hape ujung-ujungnya pasti ngeliat tweet,liat fb aaargh, kurang kerjaan banget saya.  And karena kurang kerjaan itu, akhirnya saya jadi cari kerjaan lain, Tuh FB saya pantengin satu-satu iklan yang berbaris di sebelah kanan. And yippie, saya punya kerjaan baru. Yup ikut macem-macem kuiz.

Jadi sekarang, tiap hari saya klak klik setiap iklan yang ada. Like semua page yang ada. Dan, ikutan kuiz yang diadain mereka. Sampai saya menulis artikel ini, saya udah ikutan hmm…… berapa kuiz ya. Nivea,Vaselin,Rexona,Nescafe,Dulux,Daihatsu,BCA,Telkomsel. Parah, bener-bener efektif dah waktu yang saya punya sekarang. Dan setiap kuiz selalu mensyaratkan terpampangnya sebuah foto. Nah saya punya kerjaan tambahan satu lagi. Foto-foto geje setiap pagi.

Diluar kenarsisan saya dengan ikut kompetisi, kuiz atau lomba itu, saya rasa bagus banget tuh cara produk-produk tersebut mengiklankan diri. Minimal yang mau ikut kuiznya harus nge-like, udah gitu kan kita mau ngga mau jadi baca produknya mereka.  Teknik marketing yang murmer.

Semoga saya beruntung deh , nyangkut satu dua hadiahnya. Kalo ngga ada yag menang??.
Ya cari kuiz yang lain lagi :))

curcol siang bolong

Thursday, January 12, 2012
Ada temen yang nanya.

"Banyak banget sih win info lombanya, emang kamu ngikutin semua lomba itu ya win??"

Hahaha ya ngga lah, emang gw punya waktu demikian longgarnya utuk buat tulisan seabrek-abrek gitu. Rata-rata membuat flash fiction bisa menghabiskan waktu satu sampai dua jam. Kerja aja dari jam 8 ampe jam 5, itu pun kalo teng go, kalo si bos lagi angot kerjanya, bisa-bisa abis maghrib baru nyampe kost. Setelah itu, makan, mandi , beres-beres, nelfon suami, uda aja jam sembilan malem. Baca beberapa lembar buku yang udah berapa minggu ga tamat-tamat atau baca majalah bobo yang biasanya edisi minggu pertama baru saya baca di minggu ke empat, habis deh waktu. Tinggal tidur kalo ga mau resiko terkena migren akibat tidur terlalu malam.

Bagi saya memberi info itu sendiri sudah merupakan kesenangan pribadi.

Siapa tau ada yang berminat, siapa tau ada yang suka nulis tapi ga punya infonya, siapa tau juga ada yang punya info tapi ga tau nyarinya dimana. dan siapa tau siapa tau yang lain.

Saya paling suka memberi tahu orang lain. Memberi tahu apaaaa aja. Kayak memberi tahu dimana mie ayam yang enak ( di perempatan depan indomart prend), dimana tempet pijet yang murah ( reflexy kakiku di depan pizza hut), sampe dimana bank yang paling banyak memberi keuntungan (itu tuh yg gedungnya ada di depan Semanggi , ngiklan lagi deh). 

Kadang sempet berfikir, sepertinya saya lebih cocok jagi guru. Jadi tiap hari bisa sok tau, ngasi info macem-macem sama muridnya.Dan ga ada yang protes kalo info yang saya kasi itu kadang ga penting banget lah ( kaya ngasi tau ke temen saya yang dokter kalo gaji pegawai BI berlipat-lipat dari gaji peg bank lain, halah)

makanya kalau ketemu orang yang pelit banget dengan apa yang ia tahu, rasanya pengen ngetuk kepalanya sambil ngomong, "haloooo  yang di dalem situ, ilmu tuh makin disebar makin bertambah tau, kalo disimpen sendiri, ntar kena kanker baru tau " . hehehe

hal-hal kecil yang kita perbuat, ternyata terkadang bisa bermanfaat bagi orang lain.

Kemaren ada yang nanya di FB saya, salah satu persyaratan lomba, " lebih disukai gaya penulisan ala Chicken Soup", trus ada yang koment sambil nanya. "Itu maksudnya apa ya mba???".

wah, sebenernya agak aneh juga sih , masih ada orang yang ga pernah baca buku Chicken Soup. Tapi ya gitu, karena hasrat ingin memberitahu yang begitu besar, saya akhrirya searching di google contoh cerita di Chicken Soup, dan memberi link nya pada temen yang nanya itu. Bermanfaat ga sih. Entah lah saya tidak peduli.

Saat ini saya hanya ingin melakukan apa yang saya ingin lakukan. Kalu bermanfaat buat orang lain, ya syukur, ga bermanfaat ya ga apa-apa lah.

Mengenai jadi guru??, saya sebenarnya memang pengen sekali menjadi guru. makanya kalau ada jadwal mengajar pekerja yang lagi On site di kantor pusat, atau ngajar pekerja yang baru direkrut, hmmm rasanya kaya diberi ekstasi, lagi lagi dan pengen lagi ngajar. Ketagihan.....

kalau ada yang berminat mencari gruru freelance, saya bersedia ya ...


Custom Post Signature