Showing posts with label batik. Show all posts
Showing posts with label batik. Show all posts

Aku Berbatik, Cause I Love Batik

Thursday, January 10, 2013
( Pemenang 3 Lomba Blog Berbatik.com )


Sebelum batik sepopuler seperti saat ini, saya tahu kain batik hanya dalam bentuk kain panjang, daster atau kain bawahan untuk kebaya. Kalau di daerah saya, biasanya batik kain panjang tersebut atau yang biasa disebut jarik menjadi primadona pada saat-saat kelahiran bayi ke muka bumi. Ibu saya biasanya menyetok jarik tersebut dalam jumlah banyak di rumah. Sehingga sewaktu-waktu, saat akan menghadiri acara penabalan nama, tinggal membungkus kain tersebut sebagai kado.

Batik ku, Warisan ku

Wednesday, March 28, 2012


Sebelum batik sepopuler seperti saat ini, saya tahu kain batik hanya dalam bentuk kain panjang. Kalau di daerah saya, biasanya batik kain panjang tersebut atau yang biasa disebut jarik menjadi primadona pada saat-saat kelahiran bayi ke muka bumi. Ibu saya biasanya menyetok jarik tersebut dalam jumlah banyak di rumah. Sehingga sewaktu-waktu, saat akan menghadiri acara penabalan nama, tinggal membungkus kain tersebut sebagai kado.

Selain acara penabalan nama bayi, kain batik ini pun sering muncul di perhelatan-perhelatan yang mengusung nilai-nilai tradisional. Contohnya di acara pernikahan adat jawa, dalam prosesi temu pengantin, si orang tua akan melingkarkan batik kain panjang ke sekeliling tubuh pengantin dan menariknya dengan kedua tangan seolah-olah sedang menggendong pengantin ke pelaminan.

Di samping hadir di acara-acara penuh suka cita, batik kain panjang ini pun tidak pernah absen bahkan menemani sampai akhir hayat pemiliknya. Dalam prosesi pengurusan jenazah, batik kain panjang ini digunakan mulai sebagai alas saat memandikan jenazah sampai saat mengkafani. Sebagai penutup si mayit pun digunakan batik.

Ternyata secara tidak sadar, batik selalu hadir di setiap kejadian penting di bumi Indonesia ini. Dengan kata lain, batik bukan hanya sebatas kain tapi lebih ke menifestasi kebudayaan yang melekat di diri kita selaku penghuni bumi Indonesia.

Beberapa tahun belakangan ini, geliat batik semakin menggoda. Peraturan di perusahaan-perusahaan dan instansi yang mewajibkan pekerjanya menggunakan batik pada hari tertentu turut mendongkrak kepopuleran batik.

Batik yang dulunya terkesan sebagai kain kelas bawah, perlahan mulai menampakkan eksistensinya. Kalau dulu, batik identik digunakan oleh mbok-mbok tukang jamu, abdi dalem keraton, atau orangtua yang sudah uzur. Namun sekarang, kelas batik meroket tajam. Hampir seluruh acara resmi pasti mencantumkan batik sebagai dresscode nya. Bisnis batik pun semakin menarik. Keuntungannya semakin legit.

Kalau sedang jalan-jalan ke Jogja, saya sangat merekomendasikan untuk mengunjungi pusat-pusat kerajinan batik di kota ini. Melihat susahnya proses pembuatan batik tulis. Mulai dari menggambar motif sampai melukisnya dengan canting membuat saya merasa harga untuk menebus kain tersebut pantas dan wajar.

Dari segala jenis kain yang saya tahu, batik memang mempunyai kekhasan dan kekhususan yang menakjubkan. Entah bagaimana formulanya, yang pasti batik bisa dipakai dalam segala suasana. Dari mulai untuk daster, baju kerja, baju kondangan sampai untuk baju main. Mau dipadankan dengan kain oke, dengan rok atau celana bahan matching, dengan jeans chic dan keren. Jadi tidak aneh sekarang melihat pemandangan remaja hangout di mall memakai batik.

Sejujurnya kita harus berterima kasih kepada negara tetangga. Terkadang, kita tahu sesuatu itu berharga dan bernilai kalau sudah ada orang lain yang menginginkannya. Tiba-tiba saja kita tersentak oleh berita pengklaiman batik sebagai warisan budaya mereka. Padahal dari dulu kita tenang-tenang saja, menganggap batik tidak ada istimewa-istimewanya. Namun setelah kejadian itu, kita seperti kebakaran jenggot. Syukurlah sejak 02 Oktober 2009, batik Indonesia sudah ditetapkan menjadi warisan budaya dunia oleh Unesco. Yah bagaimanapun juga yang namanya warisan itu yang berhak ya ahli waris, tidak bisa dipindah tangan.

Dan karena termasuk warisan budaya Indonesia, jadi yang memiliki batik tidak hanya orang Jawa saja. Orang Palembang punya corak batik sendiri, Aceh punya sendiri, Bali dan Lombok juga punya sendiri. Dengan ciri kedaerahannya, membuat batik-batik daerah ini semakin mendapatkan tempat tersendiri. Berbeda dengan batik Pekalongan yang bercorak besar-besar, batik Bali dan Lombok coraknya lebih abstrak. Semakin banyak corak yang ada semakin memperkaya khasanah budaya itu sendiri.


Semoga saja ke depannya batik benar-benar bisa mendunia. Kalau kemarin Jessica Alba pernah memakai batik corak parang rusak, siapa tahu nantinya Angelina Jolie sekeluarga mau seragaman pakai batik Indonesia ke acara penganugerahan Oscar, hehehe.


So .. pakai Batik, saya merasa keren. Keren penampilannya, juga keren karena sudah ikut melestarikan dan menjaga warisan budaya turun temurun.





Custom Post Signature