Showing posts with label Jalan-jalan. Show all posts
Showing posts with label Jalan-jalan. Show all posts

Speak English???

Thursday, June 21, 2012


Bahasa Inggris itu perlu kita kuasai. Bukan agar kita bisa lulus wawancara kerja, bukan untuk lulus test Toefl untuk melanjutkan S2, tapi biar gak malu-maluin.

Beberapa minggu yang lalu saya pulang ke Medan. Saya duduk di pinggir deket lorong. Di seberang kursi saya ada tiga orang bule. Mendengar logatnya sepertinya mereka dari Australia. Mereka ini berisik banget di pesawat. Gak tau ngomongin apa sambil tertawa cekikikan. Karena itu penerbangan malam, sejujurnya saya merasa terganggu, capek pengen tidur. Tapi karena suara mereka membuat saya tidak bisa tidur, akhirnya saya membaca buku saja lah. Kali ini saya membawa buku "Kau ,Aku dan Sepucuk Angpau Merah-nya Tere Liye. Soalnya saya niat mau ikutan lomba resensi novel tersebut.

Saya sudah hampir tenggelam dengan novel tersebut saat si bule di seberang saya berteriak-teriak dengan agak kencang " Speak English, speak english....." begitu katanya. Saya bingung, ni bule mau ngapain sih. Kembali diulangnya " Speak English??".

Karena penasaran saya pindahkan juga pandangan mata saya dari buku menuju ke si bule, pengen tau apa sih?. 

"Anyone speak english, i want to ask something" si bule masih teriak-teriak seperti gaya orang meneriakkan kalimat " Spaaaadaaa, anybody home??

Anehnya ngga ada satu pun yang merespon, bahkan pramugari yang lewat bablas aja. Wah saya kasihan juga , jangan-jangan dia butuh sesuatu pikir saya. Dengan sopan saya menjawab , " Yes, i can speak english a little, can i help you? " kata saya sok-sok an.

" Yes, How $%*&@$#%&H*&())_@&#%#&*!()_!_!*&@^@*!(!)",, tanya si bule kepada saya.Ngomongnya cepet dan belibet.

Saya bengong, mampus gue, ni bule ngomong apa sih. Dalam hati, keep it cool keep it cool, palingan dia cuma nanya tempat wisata, hotel atau travel. Saya tarik nafas dalam-dalam,and ......

" Pardon me?" , jiaaah cuma itu yang bisa keluar dari mulut saya. " Sorry miss, Could you speak slowly, i can't understand"

" I just wanna know, how much school fees for children in here?", i mean the price"

WHAT!!!!!!, di dalam pesawat di ketinggian 6000 kaki diatas permukaan laut, di jam tidur gini, si bule nanya tentang uang sekolah. Oh my God, saya sempet kaget sejenak. Masalahnya ni bule ngomong keras banget, saya jadi deg-degan jawabnya, takut englishnya belepotan, takut juga jawaban saya salah, wah bisa tengsin dong sama penghuni satu pesawat.

Akhirnya saya jawab juga tuh pertanyaan. " EHm, in Medan, for primary school, you must pay about one million rupiahs" 

Gileee, saya emang gak tau berapa uang sekolah anak jaman sekarang, ponakan saya belum ada yang sekolah, tapi kemarin sih saya denger temen kantor suami bilang dia daftarkan anaknya sekolah segitu.

Si bule manggut-manggut. 

"That's expensive or cheap for you?" tanya si bule lagi.
" It's expensive" jawab saya

" How about Jakarta and Bali?"

Duh cerewet amat si ni bule, batin saya dalam hati. Saat itu, suasana satu kabin tiba-tiba hening. Waduh, sepertinya banyak yang nguping pembicaraan kami. Ya gimana ngga, wong suaranya kaya nelen toa gitu.

" In Jakarta, it's more expensive from Medan, but in Bali i think it can more cheaper from Medan and Jakarta".

Si bule tampak berfikir. 

" But it's include a meal for the children" lanjut saya.

" There's no a free school in here?" , yeee ni bule maunya yang gratisan aja.

" Ehm, ada sih, eh there there kata saya" xixixixi, mulai oon
.
" There's a free school, but the facility is not good, so  the price is similar to facility that you can get, so it depends on you to choose the school for your child."

Dan sebelum si bule balik nanya lagi, saya cepet-cepet tambahkan, " So, any question?"
" Oh, oke, thank you so much" jawabnya sambil tersenyum manis.

Pyuuuuh, setelah itu cepet-cepet saya nunduk , konsentrasi ke novel lagi, takut ditanya-tanya si bule. Padahal dari ekor mata saya terlihat si bule masih pengen ngajak saya ngobrol.

Sebenarnya saya ga keberatan sih ditanya-tanyain, Masalahnya SUARANYA itu lho kenceng banget. Saya rasa sampe kabin  bagian belakang denger tuh para penumpang apa yang kami bicarakan tadi.

ok guys, Don't try this at home.

Btw, sebenernya uang sekolah anak TK or SD sekarang berapa sih ???. Dan pertanyaan besarnya adalah, ngapain tuh  bule nanya-nanya uang sekolah, hadeeeh.




Ada Harga Ada Rupa

Tuesday, June 19, 2012

Kalau rezeki memang nggak kemana. Jum’at kemarin sebuah surat nemplok di meja kerja saya. SPJ ( Surat Perjalanan Dinas) ke Medan, cihuuuy., bisa ketemu suami lagi, ah senangnya. Tanpa membuang waktu saya segera searching tiket via internet. And, wow harga tiket gila-gilaan, maklum hari Jum'at. Saya yang biasanya naik maskapai merah urung melihat nominal yang tertera. Segera saya buka website penerbangan yang lain. Dan akhirnya saya pilih naik Garuda Indonesia. Soalnya harganya lebih murah dari yang lain, Asiiik.

Selama ini saya memang selalu menggunakan maskapai singa merah itu, karena disamping jam terbangnya yang ada setiap waktu juga biasanya harganya paling terjangkau. Namun karena ini dadakan, apa aja yang penting pulang.

Begitu lampu kantor diredupkan jam setengah lima tanda jam kerja berakhir saya langsung melesat mencari taksi menuju bandara. Sampai di terminal 2F, saya pun check-in menuju counter yang tersedia. Wah, terus terang saja, saya baru dua kali ini naik Garuda, pertama kali karena sebuah accident ( nanti saya tulis deh tentang ini ) dan kedua ya kali ini. Melihat tempat check-in nya saya sedikit takjub, tidak seperti di terminal 1A,B atau C yang biasanya antrian panjang mengular., disini antriannya rapi banget. Semua penumpang berdiri di garis batas yang ditentukan, dan satu persatu maju ke meja check-in setelah dipersilahkan petugas. Persis seperti antian di Bank.

Counter Garuda
Counter Lain











Saat saya sampai di depan petugas Check-in saya pun segera memperlihatkan kode booking saya. Berhubung saya dalam tujuan dinas, maka saya membawa bagasi berupa sebuah koper yang tidak terlalu besar, biasanya saya Cuma nge-ransel aja kalau pulang. Saat koper di timbang si petugas berkata kepada saya,

Si Mas :  “ Maaf ibu, kopernya silahkan diikat dulu dengan tali disana” katanya sambil menunjuk ke arah belakang saya.

Disana terlihat petugas packing koper yang selalu ada di setiap bandara. Dalam hati saya bergumam, ah males, cuma ngiket pake tali gitu doang bayar sepuluh ribu.

Saya pun menjawab “ Emang harus ya mas”.
Si Mas: “ Harus ibu”
Saya : “ Emang ada aturannya?”
Si Mas : “ Ada ibu, aturan maskapai memang seperti itu, demi keamanan koper ibu”
Saya : “ Tapi koper saya udah dikunci kok, udah aman” saya masih ngotot
Si Mas : “ Tetap harus diikat ibu “ jawab si mas sopan.
Saya : “ Ya baiklah kalo memang harus”, dalam hati saya masih gak rela.

Sebelum saya berbalik, si mas berkata sambil tersenyum manis, “ Itu gratis ibu, gak bayar”

Saya melongo, duh maluuu banget, ketauan deh kalau saya ini master of  Singa terbang tapi newbie di Garuda. Apalagi di koper saya masih tersemat kertas bagasi dari maskapai tersebut.

Dan selanjutnya,saya segera menuju ke ruang tunggu. Wah sepanjang jalan menuju ke boarding room, saya benar-benar melihat perbedaan sangat mencolok antara terminal yang biasa saya jambangi ( terminal 1) dengan terminal Garuda. Sangat rapi, eksklusif dan nyaman. Tidak tampak orang selonjoran disana-sini seperti yang biasa saya lihat. Kursi di ruang tunggu juga lebih empuk ( saya mulai lebay).

Eskalator datar menuju Boarding Room
Dan saat masuk ke pesawat, saya bergumam dalam hati, “ Pantes harga tiketnya lebih mahal, worthed lah dengan fasilitas yang didapat”. Ukuran kursi lebih besar dan lebih nyaman. Lalu di depan masing-masing kursi terdapat sebuah layar mini dengan berbagai pilihan hiburan, film, musik, komedi,sampai  info tempat wisata dilengkapi dengan headset.  Oya FYI aja, colokan headset nya ada di lengan kursi. Soalnya awal-awal saya bingung nyarinya. Tapi ya gitu, entah karena excited atau karena kampungan, saya akhirnya cuma sibuk pilah-pilih acara, tukar chanel sana sini, malah ga ada satu pun yang bener-bener saya nikmati. Sampai akhirnya saya putuskan nonton film, kebetulan ada film korea disitu. Eeeh, baru lima belas menit saya tonton, ternyata udah nyampe Medan, padahal film nya enak tuh, tentang cowok cewek yang sama-sama divonis tumor dan selalu kebetulan bertemu di ruang praktek dokter, di restoran, sampai sama-sama membatalkan uang muka yang telah mereka setor untuk memesan gedung pernikahan. Wah penasaran lanjutannya.

Kabin Pesawat 
Karena sudah ada semacam televisi gitu, maka tidak ada lagi pramugari yang melakukan demo safety seperti di penerbangan lain. Syukurlah, bukan apa-apa, soalnya saya suka sebal dengan pramugari yang melakukan demo keselamatan, entah Ge-er entah apa, selalu terlihat tidak focus saat melakukan demo. Matanya kesana kemari, tidak berani kontak mata dengan penumpang, dan terkesan yang penting selesai, makanya sebelum instruksi keselamatan selesai dibacakan, si pramugari sudah buru-buru balik kanan. Kalau pramugari Garuda sih, mature banget deh, anggun dan sangat sopan.

Begitulah saudara-saudara, akhirnya saya selamat sampai di tempat, dan langsung merasa malas naik maskapai lain, somboooong hahahaha.  Tapi saya sadar, harga tiketnya itu loo, sekali jalan setara dengan tiket pulang pergi kalo pake maskapai lain. Baiklah saya terima pelayanan kurang memuaskan asal bisa sering ketemu suami. “Ada harga ada Rupa”.

Please jangan sampai anda mengulang ke-alay-an saya.




Umbrella Girl Wanna Be

Monday, May 7, 2012


Perjalanan dinas saya kali ini termasuk dalam kategori yang terburuk selama ini. Dimulai dari saya dicuekin sama staff yang saya datangi di Kanwil Surabaya. Kemudian saat akan pulang, pesawat yang rute seharusnya Surabaya-Jakarta-Medan, tiba-tiba berubah menjadi Surabaya-Yogyakarta-Jakarta-Medan. Beuugh berarti semakin jauh jarak yang harus tempuh dan semakin lama waktu saya di dalam pesawat. Saya termasuk orang yang tidak tahan berlama-lama di dalam pesawat, bosen, bete.

Dan setibanya di Soetta, ternyata pesawat saya ke Medan delay selama 3 jam. Oh sempurna sudah hari saya.

Sambil menunggu waktu keberangkatan saya menuju ke executive Lounge, and tampaknya saya masih harus diuji kesabaran dengan kartu kredit saya yang sudah tidak bisa digunakan untuk check in di Exc Lounge karena dalam bulan ini saya sudah mencapai batas maksimal gratisan nya , malu deh jadinya. Ya seingat saya memang dalam bulan Mei ini saya banyak bepergian.

Ya sudah saya langkahkan kaki keluar dan menuju Solaria, karena kesal saya jadi lapar dan haus. Sambil meminum segelas es teh manis dan seporsi ayam nanking, saya kembali mengingat-ingat hari saya yang cukup berantakan. Saya jadi inget kejadian saat transit tadi.

Tadi di pesawat dari Yogya ke Jakarta saya ketemu cewek yang super ajaib.

Saat transit di Yogya, penumpang yang akan meneruskan perjalanan ke Jakarta, tidak perlu turun pesawat, karena pihak maskapai hanya akan menurunkan penumpang dan menaikkan penumpang selanjutnya. Saya duduk di pinggir gang, di tengah kosong, di samping jendela mas-mas berusia sekitar tiga puluhan. Tak lama penumpang dari Yogya mulai naik. Dan sesosok cewek tinggi semampailah penghuni kursi kosong diantara saya dan si mas.

Yang bikin saya terbelalak takjub adalah dandanan si cewek tinggi semampai. Ia mengenakan celana jeans ketat dengan sepatu higheels setinggi 9 cm ( trust me saya mengukurnya), rambut hitam terurai lurus sebahu, ditangannya tersampir jaket berwarna coklat diselipkan diantara tali tas merk Guess berwarna senada. Ada yang belum saya sebut ya. Yup, bajunya.., ia mengenakan tank top bermotif animal print macan tutul berpotongan dada sangat rendah. Hampir menunjukkan setengah assetnya.

Saya sudah sering melihat cewek berdandan seperti itu, tapi… tidak dalam jarak yang sangat dekat dengan batang hidung saya. Kalau saya terbelalak takjub, si mas samping jendela melongo nafsu.

Belum sempat hilang ketakjuban saya, tiba-tiba si cewek seksi mengeluarkan BB Torch nya dan langsung melingkarkan tangannya di leher saya, “ Mba, foto bareng ya sama aku”, cpret cpret , sebelum saya sempat mengatakan iya, si cewek udah asik jeprat jepret sambil tersenyum manis ke kamera hp nya.

“ Sekali lagi yah mba, mas tolong dong ambilin foto kita”. Saya dan si mas samping jendela dengan tanpa sadar, begitu saja mengiyakan nya. Kalau si mas jelas, dia lagi mabuk kepayang lihat dandanan si cewek seksi. Lah kalau saya?,
gak tahu juga kenapa saya diam saja.

Dan sepanjang perjalanan, saya melihat si mas samping jendela gelisah tak menentu, bingung memutuskan mau melihat pemandangan awan putih di luar jendela atau melihat pemandangan setengah perbukitan di samping kiri. Dan baru kali ini saya berharap agar AC di pesawat suhunya turun beberap puluh derajat. Mulut saya sudah gatal ingin menyuruh si cewek seksi untuk mengenakan jaketnya.

Kenapa saya bilang ni cewek ajaib?.

Setelah puas berpose dengan saya, dari bibirnya meluncur deras alasan kenapa dia berfoto bareng saya.

“ Buat bukti mba sama cowokku kalau aku beneran pergi bareng teman cewek” katanya sambil sibuk menukar profil Picture BB nya dengan foto saya dan dia. Posenya tentu saja ia yang tersenyum manis berangkulan dengan saya yang bermuka shock. Sial, saya dijadiin alibi sm tuh bocah.

“ Kalau kamu bohong sama cowok kamu, ntar-ntar kamu bakal dibohongin juga sama dia” saya mulai berpetuah sok bijak.

“ ih ngga mba, InsyaAllah cowok saya ngga gitu mba, dia orangnya jujur”

Saya geli mendengar ia mengucap kata InsyaAllah. Fasih juga dia ngucap kata itu disamping dandanannya yang bikin mata saya kelilipan. Penampilan luar belum tentu mencerminkan di dalam.

Tak lama tanpa saya minta ia bercerita tentang profesinya. Ternyata ia SPG khusus event-event memasarkan suatu produk. Ya makanan, mobil, produk perbankan, sampai rokok. “ oh Pantes” dalam hati saya.

Saya asik-asik saja mendengar ia bercerita. Mulai dari tarif per event, kehidupan SPG di luar jam kerja, sampai barang-barang bermerk yang menjadi ajang persaingan diantara rekan seprofesi.

“ Nih ya mba, tas ini aku beli harganya satu juta., tapi bagus kan mba”

Hiks, saya melirik tas di pangkuan saya yang harganya tak lebih dari dua ratus ribu perak. Hmm, saya mengangguk-angguk mendengarkan ceritanya. Sesekali saya tersenyum mendengar celotehannya yang serabutan.

“ Ga pengen nyoba jadi pramugari? “ Tanya saya iseng saat seorang pramugari melintas di samping saya.

“ Pengen sih mba, tapi bahasa Inggris saya jelek. Alah mba, pramugari sih sama aja dengan SPG, kehidupannya ya gitu-gitu juga”

“ Gitu-gitu gimana” tanya saya penasaran

“ Ya gitu mba, kalo dah berumur dikit aja ga kepake lagi, sama dengan SPG” jawabnya lugas.

Saya membenarkan dalam hati.

“ Jadi SPG itu enak mba, kalo mau ndapetin satu event, cukup ngelampirin CV dilengkapi foto, udah gitu aja, ga perlu ijazah, ga perlu fotocopy KTP” lanjutnya.

“ Oya” saya mulai tertarik

“Sebulan saya bisa dapet 3 jutaan mba, cukup lah buat belanja sepatu Rotelli, tas KW super dan beberapa baju mba, kerjanya bebas ngatur sendiri, bisa jalan-jalan lagi”

“ Wah, habis dong gajinya kalau buat belanja barang bermerk gitu” tanya saya

“ Ah ga apa-apa mba, kalau habis ya tinggal minta pacar, kalau ga mau ngasi ya pecat aja jadi pacar”

Buseeet, nih cewek kaya buku bacaan terbuka lebar di hadapan saya. Si mas samping jendela senyam senyum menguping pembicaraan kami.

Setiap lima belas menit ia merogoh-rogoh tas Guess nya, mengeluarkan cermin dan mematut-matut wajahnya, mengecek apakah make-up nya perlu di re-touch atau tidak. Sesekali ia mengibas-ngibaskan rambut panjangnya ke belakang, memberikan kesempatan sejenak ke si mas samping jendela untuk melirik malu-malu. Dalam hati saya masih berdoa semoga suhu AC semakin dingin.

Lima menit kemudian, akhirnya ia kedinginan juga. Saya menghembuskan nafas lega, dan si mas samping jendela menghembuskan nafas kecewa.

Seperti kebanyakan profesi, pasti punya suatu parameter yang bisa dikatakan sukses. Kalau bagi saya pribadi, menjadi pegawai Bank Indonesia adalah merupakan suatu pencapaian yang tinggi. Bagi pramugari mungkin bisa keterima di Singapure Airlines adalah suatu prestise. Bagi cewek disamping saya?

“ Cita-cita saya bisa direkrut jadi Umbrella Girl mba, minimal jadi SPG rokok Marlboro deh. Kalau bisa keterima disitu mba, maka karir SPG saya akan mulus lus, mau event apapun pasti bisa saya dapetin “

Dan begitulah, saya menyematkan julukan cewek ajaib kepadanya.

Di balik keribetan dandanannya, ternyata keinginannya hanya sesederhana itu. Ralat, sederhana di mata saya, mungkin bagi dia itu adalah puncak prestasi seorang SPG.

Sekarang saya jadi senyum-senyum sendiri sambil mengetik tulisan ini di sudut Solaria. Ah hari ini ternyata tidak terlalu mengerikan.

Saya jadi sadar, di setiap situasi yang terjelek sekalipun, ada hal-hal menyenangkan yang tidak kita duga sebelumnya. Bisa jadi kalau pesawat saya tidak transit si Yogya, maka saya tidak ketemu dengan cewek antik ini, padahal darinya saya dapat banyak kisah menarik soal SPG yang selama ini tidak saya ketahui.

Oke, panggilan untuk penerbangan saya sudah terdengar.  Ciaaou

Custom Post Signature