Showing posts with label Hot Topic. Show all posts
Showing posts with label Hot Topic. Show all posts

Vaksin dan Cinta Ibu

Thursday, June 15, 2017
Tampaknya minggu-minggu ini bahasan soal vaksin masih menjadi trending topik sosial media.

Setelah peristiwa Jupe, orang langsung aware terhadap pentingnya vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks. Saya juga langsung berencana nih mau divaksin HPV, tapi belum bisa dilaksanakan saat ini karena kata dokter sebaiknya sebelum vaksin HPV, kita lakukan pap smear dulu. Dan pap smear bisa dilakukann setelah mens. Dan saya belum mens, jadi ya nunggulah beberapa hari ke depan. 

Nah kemarin, seorang anak artis dikabarkan terkena penyakit campak. Tak hanya seorang bahkan anak yang lainnya dari si artis itu juga tertular campak dari adiknya. Sontak kabar ini memunculkan kembali pro kontra soal vaksin.

Uuu yeah bahasan kesekian soal pro kontra mengasuh anak nih, pro vaksin dan anti vaksin.

Baca punya Gesi :




Sudah sejak lama saya membaca soal pro kontra vaksin ini. Entah sejak kapan tepatnya saya tidak tau, tapi konon katanya memang gerakan anti vaksin ini sudah ada bahkan sejak vaksin pertama kali ditemukan. Karena kan vaksin itu berasal dari kuman yang dilemahkan, jadi pihak anti vaksin khawatir malah vaksin bisa memicu datangnya penyakit.

Alasan kedua yang saya tahu adalah karena golongan anti vaksin menganggap bahwa manusia memiliki daya tahan tubuh alami sendiri, sehingga dengan pola hidup sehat dan makanan bergizi, seharusnya berbagai penyakit bisa dicegah.

Dan alasan ketiga yang mana merupakan alasan yang paling keras adalah karena proses pembuatan vaksin  mengandung zat yang berasal dari babi seperti enzim babi, pankreas babi hingga ginjal babi. Makanya sifatnya haram karena mengandung sesuatu yang haram.

Alasan berikutnya, berkaitan dengan isu-isu soal bawa vaksin malah bisa menyebabkan autis dan bahwa anak yang divaksin juga tidak dijamin bakal bebas dari penyakit.

Alasan selanjutnya ya konspirasilah, dan teori-teori lain yang yah sudahlah.

Yah namanya orang kan memang pemikirannya bisa banget berbeda, jadi saya positif thinking ajalah bahwa alasan-alasan ibu-ibu yang anti vaksin sebenernya ya sama juga seperti golongan ibu-ibu pro vaksin. Semua ujung-ujungnya berpendapat bahwa itu demi kebaikan anaknya.

Kebaikan anak versi orang bisa beda-beda lho, jangan salah.

Kalau saya pribadi?

Saya sendiri sangat pro dengan vaksin.

Dua anak saya, semuanya imunisasi full paket komplit. Tidak hanya 5 imunisasi yang diwajibkan pemerintah, bahkan imunisasi tambahan yang disarankan dokter anak saya juga saya berikan.

Alasannya?

Saya ngga punya alasan macem-macem, tapi saya ngga nemu alasan kenapa kok tidak memberi vaksin?

Ya why why why?

Padahal dengan memberi vaksin ke anak berarti kita sudah memberi hak hidup yang lebih baik padanya.

Gimana? Gimana maksudnya?

Dengan memberikannya hak kesehatan yang lebih baik melalui imunisasi berarti saya sudah melindungi sebagian dari masa depannya.

Memang benar bahwa yang namanya kesehatan itu faktor pendukungnya banyak banget. Ngga hanya karena sudah diimunisasi maka anak kita bakal pasti terhindar dari berbagai penyakit. Ada juga kok anak yang diimunisasi campak misalnya ya tetap terkena campak, diimunisasi influenza ya juga kena influenza. Ada faktor makanan, genetik, gaya hidup, lingkungan, daya tahan tubuh sebagai pendukungnya.

Namun, bagi saya setidaknya dengan memberikan imunisasi kita sudah melakukan pencegahan secara dini.

Bayangkan berapa banyak hal positif yang sudah kita lakukan hanya karena memberi kekebalan tambahan bagi anak kita.

Pertama, kita sudah memberinya kesempatan tumbuh dan berkembang dengan risiko penyakit yang diminimalkan. Jadi di saat-saat ia memang seharusnya menikmati masa kecilnya untuk bermain, dan belajar bersama teman, ya dia bisa menikmatinya.



Pernah lihat anak yang terkena polio kan?

Polio itu adalah penyakit yang menyebabkan kelumpuhan yang biasanya menyerang anak-anak di usia 3-5 tahun.

Bayangkan yah kalau amit-amit ada anak yang terkena polio. Tentu hidupnya tidak akan dilalui seperti kebanyakan anak-anak lain. Dia ngga bisa berlari, ngga bisa main, ngga bisa lompat, guling, dan apalah seperti anak lainnya.


Nah polio ini merupakan salah satu penyakit yang sampai saat ini tidak dapat disembuhkan. Ngeri kan?

Namun walau tidak dapat disembuhkan tapi bisa dicegah dengan pemberian imunisasi , pakai vaksin polio (OPV ). Dengan pemberian berulang kali, maka vaksin ini akan melindungi anak seumur hidup.

Itu baru polio, belum penyakit seperti campak, meningitis, tetanus.

Tuh , percaya kan bahwa dengan pemberian vaksin , kita sebagai orangtua sudah memberi hak hidup yang lebih baik untuk anak.


Alasan kedua, dengan memberi vaksin, kita juga turut memberi kesempatan hidup yang lebih baik untuk anak lain.

Hampir semua penyakit yang ada vaksinnya itu adalah penyakit yang bisa menular dan ditularkan. 

Saya mau ambil contoh virus Rubella aja deh. 

Virus Rubella itu bisa menular melalui butiran liur di udara yang dibawa bersin atau batuk. 

Nah virus ini kalau terkena ibu hamil terutama di semester awal kehamilan bisa menyebabkan anak yang dilahirkan mengalami syndrom rubella kongenital yang menyebabkan cacat lahir pada bayi, seperti tuli, penyakit jantung kongenital, kerusakan otak, organ hati dan paru-paru.

Nah FYI, saya dikasih tau Gesi nih, yang pernah terserang virus Rubella, bahwa anak-anak penting banget divaksin rubella, karena apa?

Karena, misalnya nih ya, seorang anak tidak divaksin rubella, trus dia tertular virus rubella, lalu di sekolah dia main nih sama anak-anak dan guru. Eh ndilalah si guru lagi hamil, dan belum pernah imunisasi Rubella, akhirnya di ibu guru tertular. Akhirnya anak yang dikandungnya pun bisa tertular virus Rubella.

Hiii, gimana coba, perasaan kita kalau ternyata gara-gara anak kita yang tidak kita imunisasi rubella, malah membuat anak ibu guru tertular virus Rubella dan anaknya lair tidak seperti anak-anak lain.

Sedih kan?



Jadi, ngga hanya tentang kesehatan anak kita ini mah. Dengan vaksin juga kita turut serta menyelamatkan hidup anak orang lain.

Ngga tau deh ibu-ibu lain gimana. Kalau saya ya, saya paling menjagaaa banget gimana caranya supaya anak saya itu ngga menyebabkan sesuatu hal buruk ke anak orang lain, semampu saya.

Dulu pas Tara masih di daycare, setiap anak saya sakit flu, Tara pasti ngga saya masukkan ke daycare, dia tinggal di rumah sampai sembuh. Demikian juga pas Tara udah sekolah, saat dia flu atau batuk, saya minta ijin ke bu guru agar dia ngga masuk.

Bukan karena saya manjain anak, tapi semata karena saya ngga mau anak saya nularin flu dan batuk ke anak orang lain. Saya ngga ngejudge ibu lain yang tetap membiarkan anaknya sekolah walau kondisinya lagi sakit. Mungkin ngga ada yang jaga di rumah. Yang pasti, dari diri pribadi saya ngge pengen aja anak-anak lain sakit gara-gara anak saya.

Walau yang katanya anak sakit flu-flu atau batuk mah biasa, ya monggo. Tapi bagi saya, kalau memungkinkan ya sebaiknya di rumah saja sampai sembuh.Kasihan anak lain kalau ketularan.

Saya ngga tau ini berlaku ngga sampai Tara sekolah SD ntar.

Masih banyaklah contoh lain.

Misal ada anak-anak yang mengidap alergi tertentu atau tengah menjalani pengobatan. Nah anak-anak yang lagi sakit ini ngga bisa diimunisasi. Jadi penting bagi anak-anak kita yang sehat untuk diimunisasi, agar anak kita tidak sakit atau terpapar virus, sehingga tidak  menularkan virus tersebut ke anak lain yang sakit dan tidak bisa diimunisasi.

Duh belibet ya.

Ini kayak mata rantai gitu. 

Jadi kita mengimunisasi anak kita untuk menyelamatkan anak yang tidak bisa diimunisasi juga.

Makanya, saya bilang dengan tindakan kecil kita mengimunisasi anak, kita sebenarnya sudah berkontribusi banget untuk kehidupan yang lebih baik, untuk kesehatan anak-anak kita dan anak-anak orang lain.

Makanya saya berpendapat, bahwa imunisasi adalah  salah satu bentuk cinta dan kasih sayang saya kepada anak, ahsek.

Apalah artinya duit yang dikeluarkan untuk imunisasi komplit, dibanding efek jangka panjang yang bisa dicegah dan bisa dihindari.

Karena sebenernya dengan mengeluarkan biaya imunisasi , kita justru sedang berhemat. Hemat uang untuk pengobatan jika dia terkena penyakit seperti yang saya sebut di atas, dan hemat waktu juga. Coba itung aja berapa banyak waktu yang kita harus sediakan saat anak sakit, ngapa-ngapain jadi ngga bisa.

Lagian ada kok imunisasi gratis yang disediakan pemerintah.

Mengenai Keharaman bahannya

Kalau masalah soal keharaman bahan-bahannya, menurut yang saya baca, bagian dari babi itu hanya sebagai katalisator . Dan yang namanya katalisator itu tidak ikut bereeaksi, dia tuh hanya sebagai bahan untuk membantu reaksi terjadi, entah untuk memisahkan zat yang dibutuhkan, atau tujuan lain. Pada hasil akhirnya, enzim yang berasal dari bagian babi tidak akan terdeteksi lagi, karena akan mengalami proses pencucian, pemurian, hingga penyaringan. Wallahu alam.

Ini Kata MUI

“Namun, dalam kondisi tertentu ketika tidak ada bahan atau enzim (halal) lain maka dimungkinkan pembolehan vaksin dari bahan najis atau haram. Ini sama seperti yang dilakukan nabi dalam menggunakan air kencing yang jelas-jelas najis dan haram untuk pengobatan,” katanya, di Jakarta, Senin (20/4). Jika belum ada materi zat vaksin yang tersertifikasi halal maka boleh digunakan semata-mata untuk melindungi jiwa. 
Mengenai imunisasi bisa menyebabkan autisme?

Sampai sekarang belum ada buktinya.Ya kalau ada anak yang diimunisasi terus terkena penyakit autis, mungkin itu hanya satu dari sekian kejadian yang ada. Memang imunisasi kan tidak menjamin bahwa anak kita bakal terbebas penyakit seratus persen. Namun imunisasi mencegah itu terjadi dan kalaupun terkena penyakit terntentu, dengan sudah divaksin maka akibatnya jauh lebih ringan dibanding tidak imunisasi sama sekali.

Mengenai manusia punya daya tahan tubuh sendiri?

Iya, tapi penyakit juga berkembang terus menerus. Lagian apa kita bisa menjamin bahwa gaya hidup kita sehat banget. Mencegah tentu lebih baik dari mengobati.

Makanya saya pikir, tidak ada alasan untuk tidak imunisasi., karena manfaat yang didapat itu jauuuuh lebih banyak dari mudharatnya.

Semoga anak kita sehat-sehat semua yah baik yang diimunisasi maupun yang tidak diimunisasi.

Karena saya percaya semua ibu pastilah akan sedih kalau anaknya sakit.

Buat ibu-ibu yang anti vaksin, coba kita pikirkan ulang setiap keputusan kita. Pikirkan bahwa apa yang terjadi di anak kita, bisa jadi akan berpengaruh kepada anak lain. Iyes kita punya tanggung jawab untuk masa depan anak kita dan masa depan anak orang lho.

Jangan sampai karena keputusan kita yang salah,maka wabab penyakit yang sudah hilang malah bisa muncul lagi. 

Jadi, anak kalian sudah diimunisasi belum?

Ayo imunisasi, karena imunisasi itu bentuk kasih sayang dan cinta kita untuk anak dan untuk generasi mendatang.

Kita punya tanggung jawab bersama terhadap kesehatan anak-anak kita.

Share ya biar ibu-ibu lain baca, siapa tau bisa menggugah untuk segera imunisasi anaknya.




Iman dan Ilmu

Monday, May 22, 2017



Belakangan saya jadi sering kepikiran soal cara berfikir orang-orang yang saya kenal di dunia maya. Hmmm mungkin sekitar setahun atau dua tahunan ini kali ya.

Saya melihat saat ini begitu gampang orang melabeli seseorang dengan kata liberal, hanya karena ia menulis atau berpendapat sesuatu yang tidak seperti orang kebanyakan.

Padahal apa sih sebenarnya arti liberal itu sendiri? Kok seolah- olah setiap orang yang ga ga gampang percaya terhadap sesuatu atau yang gunain logikanya dalam mencerna hal-hal tertentu langsung dicap liberal, dicap terlalu menuhankan logika, sehingga hatinya mati. hak dezing.

( Baca : Catatan Aksi Bela Islam )

Apa yang salah dengan memikirkan dan mempertanyakan hal-hal dalam rangka untuk proses berfikir, berdiskusi. Masa kita ngga boleh berfikir?

Ya kan di agama juga ada dibilang " Aku dengar dan aku taat" Udah lakukan saja sesuai perintah Allah.

Nah, ini saya masih ngga ngerti kenapa bisa muncul orang-orang yang mengatakan kalimat ini. seolah-olah, orang yang berfikir dianggap membangkang. Padahal kalau kita mau menelaah, dan ngomongin asal muasal ajaran Islam, itu dimulai dari satu kata " Iqra' baca.


Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5).

Baca.... baca.....

Iqra, membaca, menganalisa, mendalami, merenungi, menyampaikan, meneliti tidak sebatas pada membaca ayat-ayat yang bersumber dari Tuhan, kitab suci, tapi juga membaca dan merenungkan alam semesta.

Jelas kita dituntut untuk memiliki ilmu, mempelajari apa yang diciptakannya. Lha terus ngapain kalau kita disuruh belajar tapi ngga boleh berfikir.

Sialnya saya melihat suatu paradoks disini. Ngga suka dengan orang yang apa-apa pake logika, yang banyak berfikir tapi bangga banget saat ada seorang muslim yang berprestasi atau saat ada sebuah penemuan yang ternyata penemunya adalah seorang muslim.

Bangga yang sampai pada ngeshare disertai caption ' Subhanallah, seorang muslim ternyata yang menemukan lalalalalala."

Saat Zidan si pemain sepak bola dunia ternyata beragama Islam, kita dengan bangga bakal bilang " Wow Zidan ternyata muslim lho"

Ya ngga.

Atau saya salah? Kalau saya salah mohon koreksi.

Artinya apa?

Artinya, di dalam hati kita, kita ingin kan bahwa pemeluk agama Islam itu banyak yang punya prestasi, berilmu. Prestasi apa saja, boleh dalam sains, dalam bidang keartisan, perdamaian dunia, seni, olahraga, apapun.

Kita senang, saat ada ilmu baru di dunia kedokteran, atau di dunia antariksa yang ternyata telah diceritakan di Al Qur'an sebelumnya, yang ternyata berasal dari mempelajari Al Qur'an.

Seneng kan? Bangga kan?

Ya wajar-wajar saja, karena tentu itu akan menjadi sterotype positif terhadap pemeluk agama tersebut secara keseluruhan.

Nah, tapi kenapa, di saat yang bersamaan kita ketakutan saat ada orang yang sedikit aja berfikir, menunjukkan kepintarannya, atau menunjukkan bahwa ia memiliki ilmu yang mungkin tidak dimiliki kebanyakan orang, kalau dia membaca lebih banyak dibanding yang dibaca orang lain.

Kenapa?

Kenapa?

Atau jangan-jangan kita sendiri ketakutan, kalau orang terlalu pintar maka akan mempertanyakan segalanya dan berujung bisa mempengaruhi cara berfikir orang lain ?

Bahkan ada yang mengatakan, jangan terlalu banyak berfikir ah, jangan apa-apa dilogikain ntar malah jadi atheis lho?

Nah lho, berarti disini sebenarnya yang meragukan keimanan sendiri siapa? yang meragukan agamanya sendiri siapa?

Buya hamka pernah berkata, bahwa ilmu tanpa iman ibarat lentera di tangan pencuri.

Bisa digunakan untuk kejahatan. Bisa digunakan untuk memperkaya diri sendiri, untuk menyengsarakan orang, untuk merugikan orang, dan untuk membuat orang tidak tenang.

Persis seperti pencuri.

Yak benar, makanya orang-orang yang berilmu perlu ditundukkan dengan keimanan, agar ilmunya terpagari.

Namun, jangan lupa iman tanpa ilmu juga ibarat lentera yang dipegang oleh bayi.

Tahu kan bagaimana lentera di tangan bayi. Bisa jadi malah ngga bermanfaat, bisa pecah, mudah diambil, mudah diombang-ambing, dan mudah dikendalikan oleh siapapun.

Makanya saya ngga setuju banget jika ada orang atau siapapun yang banyak berfikir, mempertanyakan sesuatu, even yang dipertanyakannya adalah tentang agama, trus langsung dicap liberal. langsung dicap tidak sami'na wa ato'na.

Kok bisa seperti itu?

Kebayang ngga sih, lama-lama orang akan malas berfikir. ya udahlah, daripada dicap liberal, diberangus ya udah iyain aja. Ngga usah didebat. dengerin aja. Ngga usah dipikirin. Singkirkan semua buku-buku , bisa berbahaya, jangan kasih baca buku sastra nanti sok puitis, ngga usah baca buku filsafat ntar jadi mempertanyakan segalanya.

Pokoknya saya melihat orang-orang yang ada di sekitar saya terutama yang mengaku sebagai kaum agamais, maka mereka akan menolak saat ilmu pengetahuan bertentangan dengan dogma tapi di satu sisi bersorak saat dogma pas dengan ilmu pengetahuan.

Bukankah itu lucu.

Sebenarnya adalah sangat wajar jika ada beberapa hal antara ilmu pengetahuan dan agama/dogma bertentangan, ya karena dasarnya memang udah beda.

Kita harus menyadari dulu, yang namanya ilmu pengetahuan itu ya basisnya adalah keragu-raguan sedangkan agama dasarnya adalah iman-kepercayaan. 

Iman artinya percaya, percaya artinya tidak ragu, Ya uwis sampai kapanpun ngga akan ketemu kalau selalu dibentur-benturkan. Wong yang satu karena ragu-ragu, yang satu karena haqqul yakin.

Padahal ya bisa saja kalau ditelaah dan dipelajari lebih lanjut, mungkin memang tidak saling bertentangan, hanya yang namanya pengetahuan manusia kan terbatas ya, sesuatu yang saat ini diyakini benar bisa jadi akan ada penelitian ke depan yang menentangnya. Demikian pula yang saat ini dianggap salah, bisa jadi bertahun kemudian baru ditemukan bukti kebenarannya.

Lha iya, dulu bumi dianggap sentral alam semesta, sekarang ganti toh jadi matahari.

Dulu, kita taunya bumi satu-satunya planet yang ada, ternyata hanya setitik debu di alam semesta. Makanya kita dituntut untuk terus belajar, berfikir. Ngga ada yang salah dengan itu.

Mempertanyakan sesuatu bahkan mempertanyakan agama itu sendiri bukan berarti tidak percaya Tuhan, tidak percaya apa yang dikatakan kitabnya, ya bagaimanapun kembali ke kalimat tadi, iman tanpa ilmu akan mudah terombang-ambing, makanya kita harus berlimu biar semua ada dasarnya, biar keyakinan tidak sekedar ikut orangtua, tidak sekedar warisan tapi merupakan hasil berfikir, dan hasil meyakini dari hati yang telah melalui saringan logika.

Nah sekarang coba tanya ke diri masing-masing, agama yang kita anut saat ini beneran hasil rekonstruksi cara berfikir kita setelah dewasa atau memang masih bawaan warisan orangtua?

Jangan marah dulu, dan jangan langsung semena-mena mengatakan yang mempertanyakan ini liberal.

Pertanyaan ini perlu kita tanyakan ke diri masing-masing, bukan untuk meragukan keimanan sendiri, tapi lebih kepada mempertanyakan benarkah kita memang meyakini agama yang kita anut sekarang ini berdasarkan keihklasan kita?, berdasarkan proses berfikir kita?

Coba ini ditanyakan dulu dan dijawab dengan jujur.

" I'm not what happenned to me, I'm what i choose to become"

Kalau ini ditanyakan ke saya.

Tentu saya akan menjawab bahwa agama saya saat ini memang agama yang diwariskan orangtua saya. Makanya ngapain marah kalo dibilang bahwa agama yang kita peluk adalah agama warisan.  Namun seiring saya bisa berifikir, saya yakin bahwa Islam ini agama yang saya yakini.

Namun itu tak membuat saya merasa superior dan menganggap bahwa pemeluk agama lain kecil.

Karena saat kita yakin terhadap agama sendiri, kita sama sekali tidak perlu mengkerdilkan agama lain.

Saaf kita yakin dengan agama kita, maka kita  juga ga akan terombang-ambing dan parno sendiri saat rumah ibadah agama lain, berdiri di samping mesjid kita misalnya.

Lha kenapa harus takut, kenapa harus terusik? Kan udah yakin.

Namun kalau kita bisanya cuma teriak-teriak bahwa " Aku percaya apa yang dikatakan guru ngajiku, aku percaya apa yang dikatakan oleh ulama kami, aku percaya apa yang dikatakan kitabku" tanpa pernah berusaha miimal mempertanyakan dan mencari taulah sedikit itulah yang disebut dengan lentera di tangan bayi.

Kamu hanya percaya atas apa yang dikatakan orang. Makanya kamu berang saat ulama dihina, makanya kamu marah saat agamamu dihina.

Ngga, kalau kamu paham dengan baik, kamu akan berfikir ulang saat berang melihat ulamamu dihina, atau agamamu dilecehkan. Kamu akan mungkin berfikir, bahwa mereka yang menghina, mereka yang melecehkan, adalah orang-orang yang tidak tahu. Netijen sering menyebutnya sebagai " belum mendapat hidayah"

Kamu percaya hal ini, tapi sekaligus kamu mengingkarinya.

Bagaimana mungkin kita bisa marah kepada orang yang ngga tau apa-apa tentang agama kita.

Bagaimana mungkin kita akan terbakar emosi pada orang yang melecehkan Tuhan kita, padahal mereka ya memang belum kenal pada apa yang kita yakini.

Maka seharusnya, alih-alih terjadi perpecahan saling menghina atau saling mencap yang tidak sepemikiran dengan kata liberal, mungkin kita perlu baca sejarah tentang akhlak rasul yang kita junjung.

Nabi Muhammad sendiri banyak mencontohkan bagaimana lemah lembutnya ia terhadap umat beragama lain, bagaimana santunnya beliau terhadap orang yang tidak sepemahaman.

Ia tidak marah saat seorang Badui mengencingi mesjid. Karena ia tahu, si badui hanya tidak tau kalau itu salah. Alih-alih langsung menghardiknya, nabi malah membiarkan ia menyelesaikan hajatnya kemudian baru memberitahukannya, dan sekalian pula membersihkannya.

Kalau mau kita telaah lagi, kenapa rasul ngga langsung menghardiknya?, Karena alih-alih bikin orang mengerti bahwa mesjid bukan untuk dikencingi, malah mudharat yang ada. Si Badui bisa terkejut, malah bisa kelihatan auratnya, bisa malah pakaiannya kena najis, malah bisa saja karena kaget, kencingnya berhenti mendadak dan bisa jadi penyakit.

Ya ngga sih?

Pernah denger ngga, kalimat ini " Jika kita menghilangkan suatu kemungkaran, namun malah mendatangkan kemungkaran yang lebih besar maka sama saja kita melakukan kemungkaran yang pertama tadi plus ditambah kemungkaran yang datang karena perbuatan kita tadi. Dan tambahan kemungkaran itu sudah jelas maksiat.

Jadi mikirnya itu panjang, ngga cuma soal kemungkaran itu tapi rentetan di belakangnya juga harus dipikirin.

Kecuali kita dalam kondisi berperang, dan salah satu melanggar perjanjian,yang akibatnya bisa membahayakan nyawa pemeluk agama kita, tentu kita boleh berlaku tegas, angkat senjata pun jadi.

Tapi coba lihat kembali ke kondisi negara ini, apakah kita sedang perang?

Apakah keselamatan kita terancam?

Kita dianugerahi jumlah yang banyak, mayoritas, seharusnya kita yang menjadi change agent terhadap perwakilan diri seorang muslim bagi lingkungan kita.

Muslim tidak pemarah
Muslim tidak pengumpat
Muslim tidak pencaci
Muslim tidak rasis

Karena agama kita adalah agama pembawa kedamaian, rahmatan lil alamin.

Bukankah itu yang selalu kita katakan? Karena memang demikian seharusnya.

Bagaimana kita bisa menjadi rahamatan lila alamin, kalau saudara kita yang berbeda agama kita hindari.Bagaimana kita mau rahmatan lil alamin, kalau sesama muslim saja kita saling menghujat?

Jangan terlalu picik menganggap hidup ini cuma soal pilkada, atau cuma soal siapa yang lantang bersuara berada di pihak mana. Gsyfhchdgsh

Ngga sehitam putih itulah hidup ini.

Karena seharusnya memang benar ilmu itu bukan membuat orang hanya pintar berkata-kata, tapi ilmu itu seharusnya bisa membuat orang makin lembut hatinya.

Tapi tunggu dulu, kalau bagi kalian sekufu itu saat kita sama-sama membela Habib Rizieq, tentu itu keliru.

Atau kita sekufu saat kita sama-sama ingin negeri ini menjadi negara khilafah, ya mungkin memang  ngga sepaham.

" Tapi selama ini umat muslim sudah dizolimi, kita dibungkam, difitnah"

Coba dipikir lagi, apa iya seperti itu? Jangan-jangan kita kemakan pihak-pihak yang memang kerjaannya memecah belah bangsa ini.

Kita kurang berpengaruh di negeri sendiri?

Ya ayo bikin supaya punya pengaruh. Ngga usah jauh-jauh, ayo anak-anak muda muslim, ayo belajar lebih giat. Pelajaran ilmu agama penting tapi kalau kita ingin membuat perubahan nyata di negara ini, ya ilmu pengetahuan lain perlu dipelajari juga.

Jangan takut pada filsafat. Filsafat bukan membuat orang jadi sesat, tapi membuat orang lebih bijak, lebih bisa melihat dari sudut pandang yang lebih luas.

Orang dengan sudut pandang lebih luas, maka akan memiliki penglihatan lebih jernih, bisa melihat segala sisi, dan bisa melihat apa-yang mungkin tidak kelihatan saat jarak terlalu dekat.



Jangan ketakutan dengan ilmu di luar agama. Lha gimana mau bersaing di kancah politik kalau anak-anak kita hanya boleh bergaul sesama muslim, bagaimana bisa punya skill untuk berbaur dengan bangsa kita yang majemuk kalo dari kecil udah ditanam doktrin " Temenannya sama yang muslim aja ya" . Gimana atuh

Sudahilah dengan memberi pelabelan kepada sesama kita.

" Tapi mereka kadang suka duluan sih, memancing-mancing agar kita terbakar, menertawai agama kita"

Ya makanya jangan bikin jadi bahan tertawaan. Kalo baca berita sesuatu dicerna dulu, jangan asal senggol bacok ngga jelas. Dan biarin aja sih. Kalau mereka seperti itu ya jangan ikutan. kalau kita juga membalasnya, apa bedanya kita dengan mereka.

Harus ada yang memutus rantai itu. Dan kitalah yang harus memutusnya.

Ingat, apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain itu bukan tanggung jawab kita.

Tapi bagaimana kita bereaksi atas perlakuan mereka, maka itulah tanggung jawab kita.

" Kalau mereka terus menghina"

Kenapa sih selalu merasa terhina?

Mungkin saat ini ada yang merasa terzalimi, mungkin saat ini ada yang begitu bersemangat ingin menegakkan agama di tanah air tercinta ini, ghirahnya lagi meletup-letup. Tapi ingat, kita tidak tinggal sendiri, ada saudara-saudara kita yang beragama lain yang juga punya keinginan untuk aman damai disini, Yang ingin negeri ini lebih baik lagi.

" Lha siapa bilang mereka terancam? kapan kita mengancam, sudah beratus tahun Muslim mayoritas disini tapi ngga ada kok pernah terjadi pemaksaan, mereka aman selama ini"

Ya udah bagus kalau gitu, pertahankan. Namun itu kan perasaan kita, lha iya kitanya mayoritas, mereka belum tentu merasa demikian.

Kalau kita ingin dimengerti saat agama kita dihina, ya kita juga harus mau mengerti saat mereka merasa terancam. Karena ini sama-sama perasaan masing-masing yang mungkin pihak lain ngga meras.

( Baca : Alasan Saya Memahami Ketakutan Kaum Minoritas )

Makanya sama-sama membuktikan, bahwa satu sama lain tidak seperti yang selama ini dibayangkan.

Udah panjang banget nih, daripada saya ntar ngalor ngidul, balik lagi ke awal kenapa saya nulis ini.

Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang punya iman tapi tak berilmu sehingga malah layaknya lentera di tangan bayi

Bukan pula termasuk orang yang punya ilmu tapi tak beriman layaknya lentera di tangan pencuri.

Kebenaran hanya milik Allah, kita ini apalah, ngetik aja kadang typo, masih sok pula merasa yang paling mengerti segalanya. Lebih parah lagi, masih pula ngga mau berfikir, kemudian merasa paling mengerti tentang agamanya dan ngambil peran jadi Tuhan plus pemegang stempel pintu surga dan neraka. Halah










Tentang Kenaikan Tarif Listrik

Tuesday, May 2, 2017


Lagi heboh soal kenaikan listrik


Saya tidak akan beropini macam-macam,disini saya hanya merangkumkan hal-hal yang mungkin banyak yang belum tau atau salah pengertian.


Saya sertakan link-linknya bagi yang mau penjelasan lebih detail.



1. Tarif Listrik Naik?



Bukan naik, yang benar adalah pemerintah mencabut subsidi listrik bagi yg tdk berhak menerimanya.

Subsidi listrik paling besar dinikmati oleh pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA yang mencapai Rp 49,32 triliun di 2015 lalu atau sekitar 87 persen dr seluruh pelanggan listrik.

Menurut Data Terpadu Penanganan Program Fakir Miskin, dari total 23 juta pelanggan rumah tangga daya 900 VA hanya 4,1 juta pelanggan yang layak diberikan subsidi.

Pencabutan subsidi listrik dilakukan bertahap sejak Januari 2015 dan itu telah dilakukan untuk pelanggan 450 VA yg tdk berhak disubsidi.

Tahun ini pencabutan subsidi dilakukan sejak januari 2017 untuk pelanggan 900 VA secara bertahap.


http://listrik.org/pln/tarif-dasar-listrik-pln/



2. Tagihan Listrik Naik 110%?

Tidak

Tagihan listrik naik turun tergantung pemakaian. Bisa 110%, bisa 200% bahkan bisa 1000%. berbeda-beda tiap keluarga tergantung berapa banyak lampu dan elektronik yang ada di rumahnya

Yang benar,

Akibat pencabutan subsidi listrik bagi yang tidak berhak maka harga listrik dibayarkan pelanggan sesuai harga aslinya.

Jadi selama ini PLN menjual listrik per kwh adalah sebesar Rp 1.467. Oleh pemerintah harga ini disubsidi yg besarnya tergantung VA nya. Untuk pelanggan 900 VA disubsidi sebesar kira-kira 58% sehingga masyarakat hanya membayar Rp 605/kwh. Kurang dari setengah harga asli.

Sisanya yg bayar siapa?

Ya pemerintah kepada PLN.


Per 1 jan 2017 untuk pelanggan listrik 900 VA subsidi dicabut dalam 3 tahap setiap 2 bulan sekali.

Pencabutannya sebesar 30% per tahap atau per 2 bulan. yaitu :


  • Per 1 jan 2017 dikurangi 30%, harga listrik dari Rp605 menjadi Rp791 /kwh
  • Per 1 Maret 2017 dikurangi 30% lagi, harga listrik menjadi Rp1.034/kwh
  • Per 1 mei 2017, dikurangi lagi 30%, harga listrik menjadi Rp1.352/kWh.

Lalu, mulai 1 Juli 2017, pelanggan rumah tangga mampu 900 VA itu akan dikenakan penyesuaian tarif otomatis setiap bulan seperti 12 golongan tarif nonsubsidi lainnya sehingga pelanggan benar2 membayar harga asli yaitu Rp 1.467/kwh


http://listrik.org/news/subsidi-listrik-900-va-dicabut-naik-bertahap-hingga-juli-2017/



3. Pemerintah Tidak Pro Rakyat?


Hmmm

Pengalihan subsidi listrik untuk pelanggan 900 VA akan menghemat anggaran subsidi sekitar Rp 22,1 trilyun.

Anggaran ini akan dialihkan untuk membangun infrastruktur listrik di 2000 desa lebih di Sumatera dan Papua.

Jadi ga orang di Jawa saja yg menikmati listrik,pembangunan merata di seluruh negeri.

Untuk pelanggan listrik 900 VA dalam kategori tidak mampu, subsidi listrik tidak akan dicabut, tetap akan diberikan.


http://m.beritasatu.com/ekonomi/399898-pengalihan-subsidi-900-va-untuk-melistriki-28-juta-penduduk.html

4. Dalam Bentuk Apa Subsidinya?

Wacananya sih dalam bentuk bantuan tunai yang disalurkan langsung ke kartu KKS para penerima subsidi.

Kartu KKS ini adalah kartu merah putih berbentuk ATM yang dikeluarkan oleh bank yang diberikan kepada masyarakat kurang mampu.

Saat ini di kartu merah putih atau yang disebut KKS itu, sudah disediakan sekitar 30 wallet oleh BRI, yang mana di masing-masing wallet ditujukan untuk memasukkan kuota/saldo dari bantuan pemerintah.

Jadi, ntar subsidinya diberikan dalam bentuk bantuan tunai ke rekening dan bisa diambil di seluruh jaringan kerja BRI

Besar subsidi listrik yang diterima oleh konsumen 450 VA dan 900 VA rata-rata setiap bulan tergantung pada jumlah pemakaian energi listriknya. Secara rata-rata, konsumen rumah tangga daya 450 VA mendapatkan subsidi listrik sebesar Rp80.000 per konsumen per bulan, dan untuk konsumen rumah tangga daya 900 VA adalah rata-rata Rp90.000 per konsumen per bulan.



5. Siapa yg berhak mendapat subsidi?


Adalah golongan masyarakat tidak mampu yg sudah didata Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), yang dilakukan sejak 2010.

Jadi PLN akan menerima data dari TNP2K siapa saja pelanggan listrik 900 VA yg tergolong tidak mampu.

PLN akan memverifikasi data tersebut dg survey ke alamat pelanggan. Jika memang datanya benar,maka terhadap si pelanggan tetap dikenakan tarif subsidi yaitu sebesar Rp 605/kwh.

Selain itu,pemegang Kartu Keluarga Sejahtera otomatis merupakan penerima subsidi listrik.

https://m.detik.com/finance/energi/d-3420657/begini-cara-pemerintah-tentukan-warga-yang-layak-dapat-subsidi-listrik#top

Jadi, masyarakat yang memang tidak mampu masih tetap disubsidi. Yang dicabut itu ya memang yang tidak layak dapat subsidi.

Tidak usah membandingkan dengan negara arab sana misalnya yah, karena memang kondisinya ngga sama :)

Oya, FYI aja, Kartu KKS untuk penampungan bantuan-bantuan pemerintah itu saat ini isinya udah banyak lho.

Ada program bantuan Keluarga Harapan (PKH) yang besarnya sesuai jumlah anggota keluarga.

Ada program PIP , ini untuk biaya sekolah anak yang kurang mampu, dan besarnya tergantung jumlah anak yang sekolah.

Ada bantuan Beras Sejahtera (rastra), berupa beras 10 kg dan gula 2 kg/bulan per keluarga.

Ntar akan ada bantuan subsidi listrik dan subsidi gas.

Jadi pemerintah sekarang tuh menurut saya ya, sedang berusaha mendudukkan segala sesuatu ke posisinya masing-masing.

Yang butuh bantuan dibantu, yang ngga layak dibantu ya tidak diberi bantuan subsidi, tapi ntar dikasi kompensasi lain dalam bentuk infrastruktur yang akan mendukung kenyamanannya.

Be Patient.


6. Tapi kadang data tidak sesuai,banyak orang tidak mampu yang tidak terdata. Jika ini terjadi bagaimana?

Yup bener. Ini adalah kekhawatiran masyarakat. Tapi jangan khawatir,pemerintah sudah mengantisipasinya dengan memberikan jalan pengaduan kepada masyarakat.

Jadi masyarakat yang merasa tidak mampu boleh banget mendaftarkan diri agar dapat menerima subsidi listrik dari negara.


Caranya :


  • Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan terkait penerapan Subsidi Listrik Tepat sasaran melalui kantor Desa dan Kelurahan untuk kemudian diteruskan ke kantor kecamatan dan / atau kantor kabupaten. Oleh kecamatan atau kabupaten, pengaduan tersebut diteruskan ke Posko Pusat.
  • Apabila rumah tangga pengadu terdapat dalam Data Terpadu, maka segera ditindaklanjuti oleh PLN dan diberikan tarif bersubsidi;
  • Apabila rumah tangga pengadu tidak terdapat dalam Data Terpadu, maka Pokja Pengelola Data Terpadu akan memverifikasi pengaduan tersebut, apakah termasuk kategori miskin dan tidak mampu
  • Dalam rangka penanganan pengaduan masyarakat terkait kebijakan subsidi listrik tepat sasaran, telah disiapkan website “Aplikasi Pengaduan Kepesertaan Subsidi Listrik Untuk Rumah Tangga” yang dapat diakses pada alamat subsidi.djk.esdm.go.id




7. Apa saja yg dibawa?


  • KTP
  • KK
  • Kartu Keluarga Sejahtera atau KPS jika ada
  • Bukti Pembayaran Rekening listrik atau bukti pembelian token listrik utk prabayar.


Info lengkap baca disini :

http://www.tnp2k.go.id/images/uploads/downloads/Buku%20Tanya%20Jawab%20Lampiran%20Juknis.pdf

Jadi jangan negatif thinking dulu ke pemerintah.

Iya pencabutan subsidi listrik pastilah akan berimbas pada semakin besarnya pengeluaran kita, tapi toh tujuannya baik, untuk memberi listrik juga ke saudara-saudara kita yang belum menikmati listrik.

Ya masak cuma kita aja yang pengen rumahnya terang, saudara kita yang lain juga mau.

Ini yang disebut keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ngga apa sih kita mengeluh, karena pencabutan sekaligus pengalihan subsidi listrik ini pasti awalnya akan terasa berat, Tapi demi Indonesia yang lebih baik kenapa ngga? Toh kalau kita merasa ga mampu pemerintah kasih jalan untuk tetap menerima subsidi.

Tetap semangat ya semuaaa.


(NB. Kalau ada yang mau nambahin atau mengoreksi dipersilahkan )

Karangan Bunga

Wednesday, April 26, 2017



Lagi kekinian seliweran di temlen saya karangan bunga ucapan perpisahan untuk Ahok. Lucu-lucu deh kata-katanya.

Mulai dari:

" Terima Kasih pak Ahok
Dari Kami yang sedang sayang2nya lalu patah hati karena ditinggalkan"

Sampai

" Pak Ahok kalau kami diminta melupakanmu kami harus ke Kantor Kelurahan minta surat keterangan tidak mampu"




Wahahaha bikin senyam-senyum ucapan-ucapannya.

Jaman sekarang yah apa-apa ngungkapinnya pakai papan bunga, mulai dari perpisahan gubernur, pernikahan, ulang tahun sampai ucapan bela sungkawa.

Pokoke semakin banyak karangan bunga maka semakin menunjukkan status si penerima.

Tapi tetep ada aja yang nyinyir, sungguh lelah melihatnya. Padahal ya mbok dinikmatin aja ya, parade bunga warna-warni bertabur ucapan lucu, toh dese juga udah mangkat toh, mau berhenti jadi gubernur, napalah harus diserang juga.



Ibaratnya udah meletakkan senjata, tapi masih dibombardir aja sama peluru, LOL.

Oke, kita lupakan soal karangan bunga Ahok, saya punya cerita lucu bin miris nih soal karangan bunga.

Tadi pagi saya ceritakan ke temen-temen saya, mereka pada ngga ngerti, jadi harus banget ini ditulis biar tau makna dibaliknya, wahahaha.

Jadi. beberapa tahun lalu,mertua saya atau bapaknya Masteg meninggal dunia ( Semoga almarhum khusnul khotimah, aamiin).

Kejadiannya saat saya masih pendidikan di BRI di Jakarta. Saat itu saya LDR an sama Masteg.

Begitu mendengar kabar tersebut, saya cepet-cepet pesen tiket dan berangkat ke Jogja, soalnya orangtua Mas Teguh tinggalnya di Kutoarjo jadi saya naik pesawat ke Jogja ntar lanjut naik mobil ke Kutoarjo. Jogja-Kutoarjo itu jaraknya sekitar 2 jam-an.

Saya tiba sore hari di Kutoarjo, Mas Teguh sudah sampai duluan. Saat saya tiba bapak sudah dimakamkan namun tetangga kanan kiri rumah di desa itu belum pada pulang masih di rumah duka.

Sambil ngobrol,salah satu tetangganya nyeletuk

" Mba nya istri mas Teguh yang kerja di BRI ya"
" Iya bu"
" Wah tadi pas pemakaman bapak, ada karangan bunga dikirim kesini lho dari BRI Jakarta"

Sontak beberapa tetangga yang dengerin akhirnya gabung

" Iya mba , karangan bunga gede, jarang-jarang di desa ini ada karangan bunga kalau meninggal, yang ngirim mba nya ya dari Jakarta"

" Oh iya bu, teman-teman saya yang kirim itu" jawab saya

Saya seneng banget saat itu, ga kepikiran kalo temen-temen BRI di pendidikan bakal keinget ngirim karangan bunga, soalnya kan kebetulan lokasinya jauh.

Trus saya nanya-nanyalah

" Tulisannya apa di papan bunganya"

" Ya tulisan turut berduka cita gitu mba, dari PPS BRI"

Oooh saya manggut-manggut. Trus lanjut nanya,

" Lha trus dimana bu papan bunganya sekarang" tanya saya.

Karena saya lihat ga ada satu pun papan bunga yang tinggal di halaman rumah, seperti yang biasa saya lihat.

" Ya udah dibawa ke makam lah mba, tadi sekalian pas mengantar almarhum"

Whaaaaat??? saya kaget, kok papan bunga dibawa ke makam sih.

Duh saya langsung panik

" Lho emang kenapa mba" tanya mereka

" Lha iya kok dibawa ke makam bu, papan bunga itu harusnya buat ditaruh di rumah aja,karena besok kan si tukang papan bunga bakal ambil ntu papan lagi.Itu bukan dibeli mba tapi disewa jadi harus dikembalikan"

Aaaak saya panik,kebayang besok si tukang floristnya datang mau ambil papan bunganya gimana?

Orang-orang yang mendengar langsung menggumam ngga jelas. Sayup-sayup saya denger

" Gimana sih masa karangan bunga udah dikasih kok malah mau diambil lagi"

Huuuft pokoke saya waktu itu langsung grasa grusu,ngomong sama Mas Teguh

" Duh gimana itu mas,ntar ade ga enak sama temen-temen adek di Jakarta, masa papan bunganya dibawa ke makam,gimana dong"

Untungnya Mas Teg ngga ikutan panik.

" Ya udahlah dek ntar mas bilang biar papan bunganya diambil dari makam"

Akhirnya disuruhlah beberapa pemuda desa untuk ngambil kembali si papan bunga selesai tahlilan.

Saya denger sih beberapa ibu-ibu yang bisik-bisik, " Masa diambil lagi sih,ih gimana sih" gitulah kira-kira.

Denger bisik-bisik gitu saya jadi ga enak hati, takut mereka salah paham. Saya takutnya mereka ngga ngerti bahwa yang namanya papan bunga itu bukan dibeli tapi disewa jadi memang aturannya harus dikembalikan.

Untuk memastikan saya nanya lagi

" Tadi bentuknya kayak papan bunga gitu kan? Besar petak kayak papan tulis?"

" Ngga mba ngga kayak papan tulis, ga sebesar itu, dia bulat melengkung trus dibawahnya ada tulisan dati BRI pake pita gitu"

Wait.

Pas mendengar penjelasannya saya langsung nyadar satu hal. Cepat saya lari ke kamar,ngambil hp dan menelepon sohib saya Debi di Jakarta

" Deb kami tadi pesen papan bunga ya ke rumah mertuaku"

" Iya ,nyampe kan Win"

" Nyampe. Aku mau nanya nih,disini papan bunga abis dipake di balikin lagi ngga ke tukang papan bunganya"

Mendengar pertanyaan saya, Deby malah ketawa

" Ya ampun Win... ya kagaklah,masa bunga udah dikasih diminta lagi, Dan lagian Win aku ga ada kirim papan bunga, apaan tuh papan-papan.Yang aku kirim tuh karangan bunga.Ngga ada diambil-ambil lagi. Emang di Medan diambil lagi gitu"

" Iya" Jawab saya

Dan Deby langsung ngakak

Saat Deby ketawa itulah saya langsung mikir " Duh jangan-jangan saya salah nih".

Maka saya memastikan kembali

" Deb bunganya bunga idup atau. bunga mati?

" Ya iduplah,masa bunga mati sih. Itu udah dibeli ngapain pake dikembalikan"

WHAAAAT?

Disini saya langsung nyadar ketololan saya. Cepet-cepet saya lari ke depan nemui Mas Teguh

" Mas mas.... udah ga perlu. Bunganya ga usah diambil dari makam, biarin aja memang ngga dikembaliin"

Ibu-ibu yang ada disitu langsung nyeletuk lagi

" Yah udah pergi tuh diambil karangan bunganya"

Whoaaaaa saya bener-bener malu.

" Ya udah dibalikin lagi aja ke makam "

Asli yang tadinya tenang-tenang gegara karangan bunga jadi heboh. Ntu karangan bunga bolak balik maning dari makam ke rumah, balik lagi ke makam.

Benarlah kata pepatah " Lain ladang lain belalang"


Jadi begini lho

Di Medan itu yang namanya papan bunga itu sistemnya sewa, bukan beli. Jadi setiap ada orang yang punya hajatan,kalo kita mau kirim papan bunga ya tinggal telfon si tukang papan bunga,ntar dia susun bunganya di papan .

Abis itu mereka bakal antar ke rumah sesuai alamat yang kita kasih. Besoknya si tukang bunga bakal datang lagi ke rumah yang punya hajat dan mengambil kembali papan bunga tersebut.


karangan bunga di Medan


Ternyata

Di Jawa ngga gitu. Yang namanya karangan bunga ya dibeli, dan jadi milik kita.



Ini karangan bunga hidup


Wowwow pantesan tetangga masteg ngomel-ngomel hahahaha pasti pada mikirnya ini menantu rese amat sih lol.

Pokoknya perkara papan bunga ini benar-benar berbeda deh antara di Medan dan di jawa.

Tapi ya kalau saya pikir-pikir sebenarnya pengusaha florist di Medan tuh yang bener. Kan sayang ya bunga-bunga gitu diambil dari tangkainya cuma untuk ucapan selamat, makanya di Medan diganti jadi bunga mati alias bunga kertas. Abis acara, ya diambil dan ngga bikin sampah. Ya ngga sih?



Jodoh Di Tangan Tuhan

Friday, March 10, 2017
Jodoh di tangan Tuhan?

Kalau Tuhan bilang dia jodoh guwe
Lo bisa apa?




Xixixi, mungkin ini meme pas banget yah diucapin oleh Haqy ke mantannya mba Selma.

Eaaaa, mau ngomongin yang lagi ngehits nih, mba Selma dan mas Haqy serta mantan yang ditinggalkan.

Duh sedih.

Cerita komplitnya mah baca sendiri yah disini :

http://www.hipwee.com/wedding/kisah-cinta-realistis-selmadena-haqy-rais-gimana-jika-ada-cowok-yang-berani-lamar-pacarmu-duluan/


Kok saya sedih. Iya sedih mikirin mantannya mba Selma. Mimpi apa dia, tiba-tiba jadi peran antagonis di kisah #HaqySelmaJourney.


" Pria punya hak memilih, namun wanita punya hak memutuskan"

Kalimat yang quotable banget nih dari mba Selma.

Benarkah demikian?

Well, benerlah masa salah sih.

Hai kalian para lelaki, terserahlah, koleksi seberapa banyak wanita yang kau inginkan, pilih sesuka hatimu. Tapi ingat, kami, wanitalah yang menentukan mau menjadikanmu MANTEN atau MANTAN, Lol.

We O We.

Yang menarik dari cerita viral ini adalah adanya dua kubu yang berseberangan. Yang satu mengelu-elukan mba Selma sebagai perempuan tegas, realistis, berani memilih, and so inspiring. Kubu lain menyebut mba Selma sang pengkhianat cinta, ealah

Seru deh.

Kalau menurut saya sendiri?

Hmmm, realistis? Yes

Inspiring? ehmmmm tunggu dulu.

Well saya ngga mau ngejudge si mba Selma ah. Hidup hidup dia ini. Serahlah mau ambil keputusan apa.

Dan jika saya ada di posisi mba Selma, mungkin (Mungkin ya) saya akan pilih Haqy. My realistic alter pasti pilih Haqy.

Tapi melihat usahanya yang begitu keras untuk menjelaskan ke publik alasan ia memilih menikahi Haqy dibanding menunggu sang mantan , setidaknya mengajarkan saya satu hal.

Bahwa sebenarnya untuk menunjukkan bahwa pilihan kita benar tak perlulah sampai melukai harga diri orang lain.

Apalagi orang lain itu adalah seseorang yang mungkin pernah mengisi mimpi mimpi kita. Mungkin orang itu adalah seseorang yang telah mengukir banyak jejak tawa di wajah kita.

Dan yang paling penting, seseorang itu harusnya jadi korban,lha napa bisa jadi penjahatnya.

Yes,menunjukkan bahwa pilihan kita benar tidak selalu berarti harus ada pihak yang salah.

Eh kalian pernah ga sih nonton drama korea . Saya ambil contoh serial Endless love yah.

Disitu ceritanya kan si kakaknya Ensu yang saat itu memiliki pacar akhirnya memilih Ensu dan meninggalkan pacarnya.

Si Ensu juga akhirnya meninggalkan Han Te Su karena memang dari dulu cintanya hanya untuk si Kakak.



Nah di serial itu kita sebagai penonton sama sekali ga menyalahkan Ensu atau kakaknya. Padahal disitu ada hati yg tersakiti yaitu pacar si kakak dan pacar Ensu yg ditinggalkan.

Kenapa?

Karena sang sutradara sama sekali tidak menggambarkan bahwa pacar mereka berdua memiliki kesalahan sehingga pantas untuk ditinggalkan.

Ceritanya hanya fokus bahwa akhirnya masing masing mereka memilih meninggalkan pacarnya dan memutuskan bersama kembali.



Sebagai penonton kita dibawa ke suasana yang membuat kita berfikir. Iyalah ga apa si pacar ditinggalkan. Toh En Su dan kakaknya saling mencintai. Kasihan si pacar tapi mau gimana lagi,namanya udah cinta.

Iyep, sama sekali ga ada digambarkan kejelekan si pacar, sehingga kita tidak diberi ruang  untuk mencibir si pacar " tuh pantes lu ditinggalin rese sih misalnya"

Tidak ada digambarkan mereka mencari cari alasan bahwa dia memilih EnSu dibanding pacar, karena si pacar begini begitu. Just, i love her, so i choose her.that' s it.

Nah,kisah cinta Selma Haqy sebenarnya sangat bisa berakhir kayak endless love itu.

Sebagai penonton yang tiba2 disuguhkan cerita cinta yang katanya luar biasa ini,kita bisa banget jadi penonton endless love versi endonesia.

Tapi sayang, gagal sodara-sodara.

Yah kita harus puas disuguhi tontonan ala sinetron indonesia. Dimana si peeran utama trying too hard ingin muncul menjadi si peri baik, maka harus ada peran antagonis menyertainya.

Jadi di sinetron indonesia tuh ga bisa banget ceritanya,si pemeran utama baik,dan ga ada peran yang jahat.

Makanya ga heran ya kisah cinta SelQi ini pun ya akhirnya jadi seperti cerita cerita sinetron pada umumnya.

SelQi si pemeran utama yang happy ending,dan Senna si pemeran antagonis yang ketiban sial nerima komentar " Makanya jadi cowok jangan suka menggantung, kasih kepastian dong" lol

Padahal yah,cerita bisa banget lho dibuat ala korea gitu

Sini saya kasih skenarionya.

Pilihan mba S untuk memilih H dibanding Senna menurut saya super realistis.

Iyalah,ada cowok ganteng,anak orang terkemuka, mapan, soleh, plus kita punya perasaaan sama dia (walaupun cuma seujung kuku-bullshitlah kalo ngga) trus bilang cinta,ngajak nikah dan mau menjadikanmu ratu di istananya.

Ada setidaknya 6 K di diri Haqy yang ngga hanya Selma, mungkin perempuan lain pun sulit menolaknya : Kemapanan, Ketampanan, Kesolehan,Kepintaran, Keluarga, dan Kepastian

Wanita mana sih yang sanggup menolak paket kombo super komplit seperti itu.

Dicari-cari belum tentu ketemu, eh ini nongol mak ndudul di depan idung. Ya maulaaaah.

Dear mba Selma,percayalah . Siapapun wanitanya. Ngga cuma mba Selma pastilah langsung bilang yes kalau si Haqy nongol di depan mata.

Ngga ada yang salah sama sekali. Bukan sesuatu yang luar biasalah ini.

Wazaar banget.

Dari jzman Cinderella juga sudah terjadi.

So not inspiringlah.

Maka di posisi ini kita ngga boleh ngga setuju kalau bilang Selma adalah perempuan beruntung yang tepat dalam mengambil keputusan. No wonder.

Sip,Selma benar, Selma tidak salah. Selma hanya bertindak selayaknya wanita pada umumnya.

Not special.

Beda cerita kalau tadi doi menolak Haqy,judul cerita jadi " Seorang wanita cantik menolak lamaran putra Amin Rais demi kekasih yang sedang berjuang menyongsong masa depan" misalnya.

Nah kalau gitu mungkin ada nilai inspiringnya berupa KESETIAAN.

But, apa Selma Salah?

Off course not.

Haqi juga benar dan wajar wajar saja. Seorang pria mencintai Selma yang cantik, pintar dan dari keluarga baik baik.

Even Selma saat itu sedang berpacaran dengan seseorang. Yang penting janur kuning belum melengkung,cincin belum disematkan di jari manis. Menyatakan cinta kepada seorang gadis plus dengan berani memberi kepastian untuk menikahi harus kita akui adalah perbuatan yang laki banget, gentlemen.

Inget ya Selma belum jadi istri orang dan belum tunangan,jadi masih available sih statusnya.

Maka Haqi pantas mendapat applause. Apalagi disertai dengan memberi Selma pilihan. "Kalau mau, kita lanjut,kalau kamu tidak mau saya akan berhenti disini". Setidaknya dia mengembalikan pilihan ke tangan Selma. So good.

Bagaimana dengan mantan Selma?

Dia bisa banget menjadi seseorang yang innocent. Ngga bersalah dan ngga bisa disalahkan.

Ya gimana,namanya orang lagi kuliah ( hasil kepo ternyata doi lagi pendidikan Taruna, ya jelaslah ga bisa menikah saat ini), tentu punya pertimbangan sendiri kenapa ngga memutuskan menikahi Selma di saat itu.

Menuntut ilmu kan juga bagian dr mempersiapkan masa depan.

So cerita seharusnya, harapan penonton adalah , Selma tidak salah memilih orang yang memiliki kriteria sempurna untuk dijadikan pasangan hidup.

Ya iyalah ini Haqy gengs.

Haqi ga salah karena dengan gentle melamar seorang gadis,dan Senna sang mantan juga ga salah menuntut ilmu demi mempersiapkan masa depan bersama Selma yang waktunya sebenarnya pasti sudah terplanning namun tidak dalam waktu right time right now (napa gw agak dejavu ya xixixi).

Ngga ada yang salah.

Teman teman Cinta juga ga salah,eh.

Nah kalau begini kan jadi semua senang semua bahagia ya. Palingan kita cuma bakal puk puk mas Senna. Karena bagaimanapun benar kata neng Selma. Yang namanya patah hati itu pasti sakit,tapi akan sembuh seiring berjalannya waktu.

Dan neng Selma juga ga salah saat mengatakan bahwa cinta datang karena terbiasa. Witing tresno jarane seko kulino.
(Kalo saah dikoreksi,malas googling).


Bukankah itu sudah dipraktekkan dan dibuktikan orang orang sejak jaman dulu kala?

Palingan penonton cuma komen,yaaa yang datang lebih pasti sih. Udah paling gitu doang.

Namun cerita jadi ga asik,ga fair saat ada pihak yang pengen jadi si Cinta  di aadc sehingga harus menghadirkan sosok Banyu Biru yang entah gimana kok jadi dia yang salah.

Padahal ya its oke bangetlah memilih yg terbaik untuk teman hidup.

Its oke banget memilih sesuatu yang ada di depan mata ketimbang harus bersabar menunggu.

No problema

But napa harus membuat kisah yang berpotensi indah ini jadi cacat.

Napa harus playing victim.

Di caption ini nih. Harus banget pake capslock di beberapa kata.



Dengan captionnya ini penonton digiring untuk menganggap si mantan:

Tidak punya tujuan hidup yang jelas
Tidak memberi kepastian
Membiarkan wanitanya menunggu sia sia
Tidak beriman

Duh puk puk mas mantan.

Padahal simpel banget yah.

Kalau emang tujuannya dari dulu mau langsung menikah muda mencari lelaki yang to the point ngajak ke pelaminan mengapa menghabiskan waktu dengan pacaran,LDR an pulak. Plus ternyata si mantan adalah taruna yang pastilah udah diketahui dari awal berapa lama pendidikannya.

Kalau memang ngga suka menunggu, seperti kalimatnya yang quotable banget, "wanita berhak membuat keputusan". Termasuk keputusan untuk tidak menunggu seseorang yg jelas jelas lagi study.

Iyes itu bisa banget dilakukan sejak kapan tau, sebelum ketemu sama pangeran tampan berkuda putih. Tanya ke mas mantan, kapan mau nikahi aku. Kalau masih lama,ya putuslaaaah.

Lha ini kan udah sepakat LDR-an pacaran napa tiba tiba ada kata "terpaksa" dan "menunggu sia sia", " setengah hati".

Tambahan lagi si mas mantan dibilang ga punya tujuan hidup. Huhu sejak kapan study taruna dianggap tidak punya tujuan hidup.

Waah kalau dijembrengin bisa panjang banget nih.

Jadi ga heran sih banyak penonton kecewa. Kecewa karena si pemain sekaligus penulis cerita banyak ngelesnya.

Too hard to explain.

Bahkan pakai kalimat "semoga menginspirasi "

Menginspirasi di bagian mananya 😜

Seorang perempuan memilih menikah dengan pemuda dengan 6 K yang saya sebut di atas,mah biasa.

Beruntung , mungkin
Jodoh,iya
Realistis,banget.
Menginspirasi? 😳

Padahal sekali lagi ga ada salahnya memilih seseorang yang lebih baik dr seseorang yg menjadi pacar kita untuk dijadikan pasangan hidup.

Yaelah namanya juga nyari pasangan seumur hidup, ya harus sepaketlah sampai hati dan otak bilang yess. Until your both head and heart say yes kata mba jihan.

But ga mesti juga si mantan jadi pihak yang salah.

Ini ibaratnya, lu yang ninggalin gw, napa jadi gw yang dibilang kurang keimanan?.

Lu yang mendua hati napa gw yang disebut tidak memberi kepastian?. (Gw lagi pendidikan cuy)

Ah si mba, playing victim banget.

Apa susahnya bilang "Iya gw pilih Haqy karena dia yang terbaik untuk gw"

" Iya gw pilih Haqy, krn Haqy memenuhi semua syarat suami impian saya"

Titik habis.

Ibaratnya , mulia tanpa menjelekkan.

Jadi pahlawan tanpa ada yang jadi penjahat juga bisa lho.

(Tapi disini ga ada yang jadi pahlawan sih)

Memutuskan tanpa harus merendahkan.


So ladies, kalo saat ini kamu lagi menunggu seseorang trus tiba tiba ada orang lain yang menurutmu lebih baik drpada yang kamu tunggu, your head and your heart say yes,go ahead. Kendali hidup ada di tanganmu.

But jangan sampe ah melukai harga diri si dia yang mungkin saat ini menyesali karena tak bisa memililkimu.

Cukuplah dia merasa kehilanganmu seraya mendoakan kebahagiaanmu tanpa harus menjadi pihak yang dipaksa bersalah.

Ga semua film kok harus ada peran jahatnya.


Huuuft ga heranlah serial korea lebih asoy geboy dibanding sinetron kita.

Buat mas senna, stop being sad and be awesome instead.

Buat mba selma, selamat berbahagia yaaaaa.

Buat mas haqy, coba ngomong gini


Bagi para pria pria kesepian, udah ga perlu langsung buru buru mau nikung jodoh yang lagi dijaga orang. Kamu bukan mas Haqy, dan yang mau kamu tikung juga bukan mas Senna,jangan bikin perkara,😂😂😂

Ini tadi hasil kepo di IG,caption - caption dari sohib Senna sang mantan,inspiratif menurut saya.





Biar ga salah paham dengan tulisan saya ini,sepertinya perlu saya buat kesimpulan :

Bahwa menurut saya (dan ini ga penting sih,siapa gw), Keputusan Selma memilih Haqy itu TEPAT dan sangat REALISTIS.

Tapi, menjelaskan di publik secara panjang lebar sembari menyudutkan sang mantan disana sini seolah olah dia begitu karena si mantan yang tak kunjung memberi kepastian,tidak gentle dst dst itu sungguhlah seharusnya tak perlu dilakukan.


Btw kalian setuju ga sih,jodoh itu di tangan Tuhan?

( Baca : Tentang Jodoh )


Menertawakan Musibah

Tuesday, February 21, 2017



Tahun 2004, saat tsunami menerjang Aceh dan sekitarnya, banyak spekulasi bermunculan. 

Kaum agamais menyebut bencana tersebut sebagai murka Tuhan. Bahkan di awal bencana terjadi penyanyi cilik Sherina menyanyikan lagu dengan lirik yang menyatakan bahwa semua ini adalah murka Tuhan.

" Tuhan marahkah kau padaku
Sungguh besar .....murkamu..
Kau hempaskan jarimu di ujung Banda"

Namun, akhirnya lirik tersebut diganti. Kalimat kedua yang berisi kata murka diganti menjadi "Inikah akhir duniaku"

DP KPR 0 %?

Saturday, February 18, 2017



Rame-rame soal DP 0% yang kemaren sempet disinggung-singgung bakal diterapkan dalam pembiayaan KPR, membuat banyak orang bertanya-tanya.

Bener ngga sih DP 0% itu bisa dilakukan?

Awal mendengarnya, saya agak mengernyit, Haaaah emang ada pembiayaan KPR dengan DP 0 %.

0 % lho bukan 0 rupiah.

Lho beda ya?

Beda lah.

Yuk mari kita bahas.

Karena Menikah Bukan Tujuan Hidup

Thursday, January 26, 2017


Dear wanita Indonesia

Sadarkah kalian bahwa hidup di negara kita ini sungguhlah berat.

Iya berat bagi makhluk bernama wanita.

Yang cantik kena sterotype cantik = bego
Yang jelek, apalagi, udahlah bisa dipastikan bakal dihina, dicibir dan paling sedih, kurang dihargai.

Wanita mandiri dikatain bikin pria takut
Wanita lemah dibilangin manja, disuruh lebih tegas.

Kita bekerja dibilang haus eksistensi
Jadi ibu rumah tangga, dinasehatin harus bisa memiliki kebebasan finansial.

Custom Post Signature