Showing posts with label Chit Chat. Show all posts
Showing posts with label Chit Chat. Show all posts

Steve Harvey, Jokowi dan Tere Liye

Wednesday, March 2, 2016


Wajah Miss Kolombia, Ariadna Gutierrez bersinar bak purnama saat namanya ditasbihkan oleh MC menjadi Miss Universe 2015. Mahkota disematkan, gelar diselempangkan, buket bunga diserahkan.

Sesaat  kemudian, belum hilang euforia kebahagiannya,  sang MC Steve Harvey tiba-tiba meminta permohonan maaf. Yup, baru pertama terjadi di ajang paling penting bagi wanita-wanita cantik seluruh dunia, MC salah mengumumkan pemenang.

Tentang Diet Kantong Plastik

Thursday, February 25, 2016
Beberapa tahun lalu, bank tempat saya bekerja mengeluarkan peraturan baru.

" Pengambilan uang tunai di kasir , di bawah Rp 5 juta, dikenakan biaya"

Kalau saya ngga salah ingat, saat awal dulu, dikenakan biaya Rp 2.000 per transaksi pengambilan , CMIIW (lupa-lupa inget soalnya).

Sontak para nasabah protes

" Ih apa-apaan sih, duit-duit guweh , mau diambil kok pake bayar"

Selain banyak yang protes, banyak juga yang langsung nuduh 

" Wah Rp 2000,- dikali berapa nasabah tuh per hari, per transaksi, per kanca, se Indonesia Raya, udah berapa tuh. Jangan-jangan pendapatan bank-nya cuma dari biaya-biaya ngga jelas gitu"

Wajar saja sih banyak yang protes, namanya peraturan baru, dimana-mana kan memang demikian.

Pada saat itu, perusahaan lagi gencar-gencarnya membangun infrastruktur yang non konvensional, seperti ATM dan EDC. Karena berdasarkan itung-itungan, ternyata jauh lebih hemat biaya transaksi di ATM or EDC dibanding harus menggaji seorang Teller. Ke depannya, malah diharapkan sudah tidak akan ada lagi penambahan unit-unit kerja baru yang tentunya harus diikuti dengan penambahan pekerja.

Kalau semua bisa dilakukan mesin, kenapa harus membayar mahal untuk manusia.

Mungkin kira-kira seperti itu.

Namun ternyata, walau sudah disediakan ATM dimana-mana, karakter nasabah yang memang suka melakukan segala sesuatu secara tradisional belum bisa dihilangkan. Antrian di depan teller masih mengular setiap hari. Sementara itu penggunaan ATM tidak maksimal, beberapa malah tidak bisa mencapai BEP sesuai target, padahal di unit kerja tersebut volume transaksi tarik tunai sangat tinggi.

Maka, untuk memaksa nasabah menggunakan chanel lain selain Teller, bank pun mengeluarkan aturan di atas tadi.

Apakah setelah ada aturan tersebut, transaksi tarik tunai di kasir berkurang?

Awalnya sih, masih banyak juga nasabah yang tetap kekeh, biarin deh bayar Rp 2000 , males ke ATM, antriannya panjang. Padahal, ya ngantri di teller juga sama panjangnya. 

Namun, edukasi yang terus-menerus dilakukan ke nasabah akhirnya kelihatan juga hasilnya. Transaksi di ATM meningkat. 

Seiring perkembangan jaman, masuklah era digital. Perbankan pun mau ga mau harus ngikut arus kalau ngga mau ketinggalan. Dimunculkan layanan-layanan baru yang berbasis teknologi, SMS banking, mobile banking, internet banking, rekening ponsel dan lain-lain.

Dan lagi-lagi, ternyata semua transaksi melalui piranti digital tersebut menelan biaya per transaksi lebih sedikit dibandingkan dengan menggaji teller atau bertransaksi di ATM. Maka dikeluarkan lagi kebijakan agar nasabah tidak hanya mengalihkan transaksinya di teller tapi juga beralih dari ATM dengan membuat biaya transaksi di mobile dan internet banking lebih murah atau malah gratis dibanding transaksi di ATM.

Semuanya itu tujuannya selain untuk memudahkan nasabah ya untuk menguntungkan perusahaan juga. Karena investasi dengan membangun kantor baru itu jauh lebih mahal ketimbang menambah jaringan berupa e-chanel. 

Jadi, tidak sepenuhnya benar, kalau nasabah menganggap pengenaan biaya-biaya receh itu supaya pemasukan bank nambah dari situ.

Tujuan utamanya bukan itu. Utamanya agar nasabah mengalihkan kebiasaan bertransaksiya. Kalaupun ada yag tetep kekeh, lebih milih bayar biaya ketimbang harus bertransaksi di mobile banking, atau internet banking, ya tentu saja biaya yang dibayar menjadi pendapatan untuk bank. Tetapi sebenarnya tetap lebih besar lagi lho biaya yang dikeluarkan bank dibanding pemasukan itu.

Sama kayak kebijakan pemerintah yang lagi hot-hotnya di bahas di sosmed.

" Belanja di supermarket, mini market, hypermarket, kantong plastiknya tidak gratis, alias bayar"

Iya, mulai tanggal 21 Februari kemarin, kebijakan kantong plastik berbayar mulai diuji coba di beberapa kota di Indonesia.

Seperti biasalah timbul pro dan kontra. Yang paling ngeheits status seorang bapak yang banyak dishare di FB. Blio mempertanyakan hal-hal berikut :

Kemana tuh duit yang 200 perak?
Kok kita masyarakat yang disuruh bayar untuk kresek, pemerintah zalim
Kenapa bukan para produsen yang membungkus produknya dengan aneka plastik tebal yang susah terurai itu yang ditekan, kok malah kita yang disuruh bayar.
Kenapa plastik yang mudah terurai pun harus bayar

Kok... kok... kok...

dan kenapa-kenapa yang lain pun dipertanyakan.

Trus tadi malam, di grup WA yang saya ikuti juga lagi dibahas masalah ini, ditambah lagi pertanyaan

" Kenapa cuma di supermarket, di pasar tradisional dan toko kelontong plastik gratis-gratis aja tuh"

Dan pertanyaan lain juga seputar, kemana itu duit 200 perak yang dibayar konsumen, bentuk kezaliman baru pemerintahkah?

Menurut saya sih, pertanyaan dan dugaan-dugaan itu persis sama dengan kejadian di bank saya kerja yang saya ceritain di atas.

Orang-orang masih mikirin dari segi duit 200 peraknya. Bukan melihat lebih dalam, apa tujuan utamanya.

Jelaslah tujuan pemerintah bukan untuk jualan plastik, jadi ngga perlu dicurigain itu uang 200 peraknya masuk kemana. 

Tujuan utamanya :  diet plastik
Caranya : memaksa orang bayar untuk dapat plastik
Proses yang akan terjadi : masyarakat keberatan bayar, bawa kantong dari rumah, plastik beredar lebih sedikit.
Akhirnya: masyarakat akan sadar lingkungan.

Coba lihat poster ini biar lebih jelas





Semua pasti ada prosesnya.

Saya rasa kebijakan pemerintah ini sudah baik. 

Ada juga yang mempertanyakan, kenapa ga dijual aja kantong kain kayak yang dilakukan sebuah hypermarket itu. Kan jadi masyarakat ga perlu bayar kresek.

Nah lho, disini malah berpikirnya kebalik. Kok orang yang mau menjaga lingkungan yang malah disuruh bayar, sementara yang lain malah digratisin.

Syukurlah sekarang udah dibalik, yang mau kresek silahkan bayar, yang ngga mau ya bawa kantong sendiri. Jadi lebih adil.

Kenapa harus bayar, kok ngga pakai cara ngga usah disediain kresek aja sekalian?

Yaela brooo, mau punya anak aja ada prosesnya apalagi buat nyadarin orang yang lagi pingsan.

Sabaaar, ada prosesnya. Namanya sosialisasi, jadi kudu bertahap. 

Kok cuma di supermarket sih, di toko kelontong kok ngga?

Lebih gampang sih ya ngaturnya, karena terdaftar. Dan lagian kembali, ada prosesnya, menurut berita yang saya bava ntar ritel tradisional juga diberlakukan kok

Kenapa itu supermarket ga disuruh nyediain kantongan kertas aja biar ramah lingkungan,kayak di luar negeri itu.

Karena kantong kertas juga kurang ramah lingkungan. Kertas kan dari pohon. Kalo banyak pohon dijadiin kertas bisa gundul ntar hutan kita. Makanya semua berproses.

Tapi, beda dong masyarakat luar negeri dengan masyarakat Indonesia. Disana kesadarannya udah tinggi, disini masyarakatnya masih pingsan.

Padahal dulunya di luar negeri juga melalui proses yang kayak sekarang kita alami. Bedanya mereka udah dari dulu melakukannya, sekarang tingal menjalani menjadi kebiasaan. Lha kita baru mulai, jangan pesimis ah. 

Ah, cuma 200 perak, ngga ngaruh, pasti orang bakal lebih milih bayar daripada repot bawa kantongan sendiri?

Siapa bilang? Tuh ternyata ada yang protes , xixixi.

Kalau saya baca berita, sih awalnya mau diterapkan Rp 5000 per kantong, tapi putusnya jadi minimal Rp 200 per kantong. Di beberapa kota ada yang nerapin Rp 1.500 lho.

E... tapi saya setuju sih, 200 perak terlalu murah. Mungkin bisa dinaikin tuh harganya (tapi ntar diprotes maning)

Menurut beritanya sih, kalau uji coba berhasil, ntar bakal diterapkan harga Rp 5000 per kantong untuk ritel modern, dan Rp 500 untuk ritel tradisional

Trus 200 perak dikali sekian dikali sekian itu untuk siapa?

Kalau menurut poster di atas sih, diharapkan bakal kembali ke masyarakat. Kayak untuk beli truk sampah, atau untuk daur ulang sampah. Ntar kalau berhasil uji cobanya, bakal dibuat peraturan khusus untuk ini.

Tapi kalau pun saat ini duitnya itu masuk ke kantong si penjual, emang napa?. Simpel banget sih ya sakjane, kalau memang kita keberatan duit kita yang 200 perak dikali sekian sekian itu jadi menguntungkan pedagang ritel , yo wis lah jangan mau beli kreseknya. Pan tujuannya memang itu. Bawa kantong sendiri aja atau ngga masukin tas, gitu aja repot.
Tapi kan orang ga kemana-mana bawa kantongan sendiri, jadi tetep dong bakal ada kresek berserak walau harus bayar mahal sekalipun

Hmm, kalau saya sih, mau belanja yang banyakan gitu kayak belanja bulanan, biasanya udah direncanain. Jadi seharusnya bisa dong bawa kantongan dari rumah. Kalau belanja dadakan, biasanya kan kecil-kecil dan ngga banyak. Ya udahlah ga udah pakai kantongan, masukin di tas aja, atau tenteng aja.

Jadi, menurut saya, dari pada meributkan dan buru-buru menolak kebijakan yang baik ini, kenapa ga diikuti saja dulu. Ntar kan bakal ada evaluasinya. Dan kita sama-sama mengawasinya.

Padahal gerakan go green udah dari kapan tau lho dilakukan orang-orang. Nah ini yang ribut' ribut dari dulu kemana aja

Percayalah, segala sesuatu itu ala bisa karena biasa. Kalau belum bisa ditahap itu, maka perlu diterapkan ala bisa karena terpaksa.

Nah, sekarang, tergantung kamunya. Mau terus berdebat soal kezaliman pemerintah, atau ikut mendukungnya. Simpel kok, kita cuma dipaksa diet kresek bukan disuruh beli kresek.

Ya... namanya diet, mana ada sih yang ga ada godaannya.

Kalo ga semua perempuan di muka bumi ini udah singset lah kayak Melody jkt48.

Lain halnya kalau disuruh diet nonton drakor atau diet nonton drama India,.... bàru deh kita somasi yang buat aturan ^_^


















Gara-Gara si Fomo Lewat

Tuesday, January 5, 2016
Sebagai orang yang suka ngomentarin hal-hal yang lagi panas di timeline FB, ngga seru dong kalo saya ngga ikutan kekinian.

Iya nih lagi rame di FB tentang Fomo alias penyakit berbahaya yang bisa mengidap siapa saja. Yaitu rasa takut ketinggalan dengan berita berita kekinian, yang berujung dengan selalu update hal-hal penting ga penting yang kalo dikaitkan dengan blogger adalah kebiasaan pamer- pamer kegiatan sampai pamer hadiah yang didapatnya dari berkah ngeblog.

Fomo juga bisa berakibat timbulnya rasa iri akibat sering lihat status orang- orang yang ujung-ujungnya membuat kita pun ga mau kalah untuk melakukannya.

Warna Warni Sekolah Kenangan

Tuesday, December 29, 2015

Waktu menginjakkan kaki di pintu gerbang sekolah itu, air mata saya masih menggenang-genang mau tumpah.

" Aku ngga mau sekolah disini mak"
" Loh kenapa? tengok tu sekolahnya bagus, ini SMA plus lho"
" Ngga mau, jauh kali, aku sekolah di Medan aja"
" Udahlah test aja dulu. Ini sekolah anak-anak berprestasi, usahakan lulus di unggulan A ya nak "

Muka saya langsung bertekuk tekuk. Ogah-ogahan melangkahkan kaki ke arah gedung sekolah.

Isi Toples 2015

Monday, December 28, 2015

Biasalaaaah mau akhir tahun, sok bikin koleidoskop gitu apa-apa saja yang sudah terjadi plus pencapaian-pencapaian di tahun 2015 ini.

Kemarin, kebetulan pas awal tahun saya bikin semacam toples berisi kertas untuk nyimpen apa saja prestasi dan rezeki yang saya peroleh selama setahun ini.

Hasilnya?

Bagaimana Rasanya Menjadi Anak dari Ibu Bekerja?

Friday, December 18, 2015

Tentang Menjadi Anak Dari Ibu Bekerja
Gambar dari Sini 

Bagaimana rasanya jadi anak yang dibesarkan oleh ibu bekerja?

Hmmm, ditengah banyaknya status-status dan war-war an antara ibu bekerja dan ibu yang di rumah soal pengasuhan anak, kayaknya yang paling tepat itu ditanyakan langsung deh ke anak -anaknya. Ya ngga sih?. Percuma kan buibu itu udah perang opini, lha yang merasakan enak ngga nya masing-masing peran bukannya si anak yah.

Tentang Orang-Orang Baik di Sekitar Kita

Wednesday, December 2, 2015
Kemarin dikasih link blog yang kece-kece sama para blogger. Abis jalan-jalan kesono jadi kepikiran mau nulis ini setelah baca postingannya si Baginda Ratu tentang kesan pertama.

Samaan sih ya, orang-orang juga sering banget salah persepsi kalau kenal saya pertama kali. Mungkin karena bentuk mata dan bibir saya yang cocok banget untuk peran-peran antagonis, makanya suka salah kaprah.

Buat Para Suami, Ini Lho Rahasia Agar Istri Awet Muda

Thursday, November 26, 2015
Dooh judulnya macem acara tivi modern mommy ya, xixixi. 

Eh tapi memang acara modern mommy itu bagus lho, sering ngasih tips-tips simpel yang bisa diaplikasikan oleh mommy-mommy di rumah tanpa ribet.

Nah, kali ini saya juga mau ngasih tips ala-ala modern mommy, biar kekinian. 

Rahasia Istri Awet Muda????

Aw... aw... aw... kok kepedean banget sih neng dibilang awet muda, xixixi

Perlu Ngga Berteman dengan Mantan di Akun Sosmed ?

Wednesday, November 18, 2015
Jadi tiba-tiba ada yang nanya ke saya.

Bagaimana relasi dengan mantan setelah putus.


" Perlu ngga nge-add mantan di akun sosmed kita?"

Tentang Jodoh

Thursday, November 12, 2015
Di kantor saya banyak banget pekerja yang masih unyu-unyu, fresh graduate lah istilahnya,dengan usia di range 21-25 tahun. Hwaaa berasa tua deh gw. Kadang berasa gimana gitu kalo dipanggil dengan sebutan mba.. mba. Padahal saya kan masih kinyis-kinyis jugaa hahaha.

Nah gara-gara dianggap dewasa aka tua, saya tuh sering dicurhatin mereka-mereka ini. Apalagilah topik yang paling menarik bagi anak muda selain masalah.... jodoh. Yup jodoh.....jodoh.... jodoh... jodoh #saup-sayup terdengar suara manis manja group.

Me Time

Thursday, October 22, 2015



" Kalau harus me time trus ninggalin anak di rumah, itu mah namanya ibu-ibu egois. Bagi saya sih me time seorang ibu ya ngabisin waktu sama anaknya. Saya ikhlas kok melakukannya ngga terbebani sama sekali. Kalau udah punya anak itu, ya jangan egois, harus mikrin keluarga"

" Setujuuuu bun, aku juga gitu ngapain pake me time- me time -an"

" Setuju bund, main sama anak kan udah jadi me time yah"


Dan kemudian komen si ibu disambut gegap gempita bunda-bunda lain yang merasa terwakili.

Finally, Day Care

Thursday, October 8, 2015
Capek menghadapi drama ART, akhirnya dua mingguan yang lalu saya putuskan untuk survey-survey daycare yang ada di Medan. Huuuuft, lumayan lelah hati adek baaaang menghadapi kelakuan ART yang ngga ada matinya bikin kepala senut senut.

( Baca : Drama ART)

Sebenarnya saya suka banget pakai jasa ART. I Looove my ART so much. Soalnya kan saya dan suami dua-duanya kerja, jadi maunya kalau pulang kerja gitu rumah sudah rapi, masakan sudah siap di meja, jadi tinggal santai-santai saja. Sabtu Minggu bisa jalan-jalan dengan tenang. 

Drama ART

Friday, September 4, 2015
Alohaaaa, wuih dah lama banget ngga curhat di blog #kibas-kibas kemoceng. Ada yang kangen dengan saya ngga??????...... Ngga ? Yo wis lah gpp.Ngga diinget juga gpp, dah aku mah apa.

Jadi, kemana aja neng ngga nongol sekian lama?

Arisan Ganteng

Saturday, June 27, 2015

Yah namanya tinggal di Indonesia tanah air beta, kayaknya ngga mungkin ngga bersinggungan dengan yang namanya arisan. Kenapa yah? Kayaknya karena orang Indonesia itu jiwa kekeluargaannya tinggi banget . Apa-apa maunya ngumpul. Seneng banget sama segala acara yang berbau ngumpul-ngumpul.

Seingat saya, malah saya udah kenal arisan sejak SD. Waktu SD tuh saya selalu ketiban jadi bendahara. Mulai dari bendara kelas, bendahara OSIS (jaman SMP), bendahara Pramuka sampai bendahara arisan. Mungkin wajah saya ini type wajah orang yang dapat dipercaya kali yah (face palm).

Malu Dong Sama Test Pack

Saturday, January 24, 2015
Terkadang saya suka mikir, kenapa negara kita ini susah majunya. Kenapa selalu ketinggalan dengan negara lain. Bahkan sama negara tetangga Malaysia, Singapura yang notabene dari segi geografis, kebudayaan, ngga jauh-jauh amat bedanya pun kita tetap tertinggal. 

Dan pagi ini saya tahu jawabannya.

Kado Yang Aku Mau

Friday, January 9, 2015


Dari jaman kuliahan sampai sekarang, sukaaa banget sama empat emak kece di atas. Heran deh, lihat serial-serial Hollywood itu kok bisa yah bikin karakter-karakter yang menarik, yang berbeda-beda tapi ngga bikin kita membenci salah satunya. Bree yang perfeksionis, Susan yang ceroboh, Lynette yang keras kepala, bahkan Garielle yang gila belanja dan matre malah membuat jalan cerita makin asik untuk diikuti, Jadi semuanya fair gitu, punya sisi baik dan sisi buruk, punya alasan di balik kisah masing-masing, keren lah. Beda banget dengan sinetron kita, karakternya pasti yang satu baiiiik baget sampe cenderung bego dan bikin pengen garuk-garuk lantai sangking gemesnya kita, dan yang lain pasti juahat banget sampe buat para ibu-ibu pengen ngejambak dan ngelemparin beliau kalau ketemu di dunia nyata.

Penting Proses Atau Hasil?

Friday, September 26, 2014


Jadi………….. 4x6 itu sama ngga dengan 6x4?

Topik yang lagi happening banget di social media, bahkan sampai dibahas di surat kabar, melibatkan para pakar matematika, dibahas dari segi ilmu alam, ilmu logika sampai dari tinjauan budaya.

Kalau menurut saya pribadi, 4x6 jelas sama dengan 6x4, absolutely jika kita membicarakan hasil, yaitu sama-sama 24.


Namun 4 x 6 tidak sama dengan 6 x 4 jika yang kita bicarakan adalah cara menjabarkannya dalam bentuk penjumlahan berulang.

4 x 6 ( empat kali enam) = 6+6+6+6


6 x 4 ( enam kali empat) = 4+4+4+4+4+4


Walaupun hasilnya sama, namun pembelajaran tentang konsep dasar, baik itu perkalian, penjumlahan, pengurangan maupun pembagian sangat diperlukan oleh anak-anak kita. Agar mereka tidak tumbuh menjadi generasi yang hapal mati,generasi instan tanpa tahu filosofi ilmu yang dipelajari.

Kemarin saya membuat status di facebook yang isinya menanyakan mana yang lebih penting hasil atau proses?. Dan semua teman yang komentar menjawab bahwa proseslah yang paling penting.


Mari kita bicara kenyataan. Contohnya di dunia kerja, bagaimananpun kerasnya kita bekerja, pergi pagi, lembur sampai tengah malam kalau ternyata tidak menghasilkan apa-apa, penjualan tidak naik, laba tidak tercapai, maka penilaian terhadap kinerja kita di atas kertas tidak sebanding dengan kerja keras yang kita lakukan. Jadi yang dilihat bukan seberapa lama waktu yang kita habiskan di kantor tapi seberapa besar hasil yang bisa kita berikan ke perusahaan.


Tidak hanya di perusahaan yang laba oriented, perusahaan jasa pun memiliki service level agreement yang baku. Kita dianggap bekerja dengan baik saat SLA yang ditetapkan terpenuhi. Saya ambil contoh pak pos, sebagai pelanggan terkadang kita tidak peduli apa halangan yang dihadapi beliau saat mengantarkan paket kita. Mungkin saja kejebak macet, motornya rusak, atau halangan-halangan lain. Pokoknya kita menilai bagus tidaknya pelayanan pos dari seberapa cepat paket tiba ke si penerima.

Ambil lagi contoh lain, seorang dokter misalnya. Sebagai pasien kita akan kembali ke dokter yang sebelumnya kita datangi apabila telah terbukti bahwa setelah berobat dengan beliau penyakit kita sembuh. Tak peduli betapa baiknya si dokter, lemah lembut, sabar mendengar kita bercerita, kalau ujung-ujungnya penyakit kita tidak sembuh, maka sangat kecil kemungkinan kita akan kembali kepada dia. Bahkan seorang dokter kandungan terkenal sekalipun, jika ternyata tidak berhasil membuat pasiennya hamil, kemungkinan besar si pasien tidak akan merekomendasi dan mengakui kehebatan si dokter.

Kalau dihubungkan ke dunia pendidikan, saat UN digelar, atau saat UMPTN jamannya saya dulu. Setelah belajar selama 12 tahun dari SD hingga SMA, akhirnya penentuan masa depan itu ( kata sebagian orang) ditentukan dalam ujian selama 2 hari saja.

Kenyataannya, beberapa teman saya yang saat di SMA begitu pintar, selalu bisa menjawab pelajaran, rangking dari kelas 1 sampai 3 ada yang tidak lulus UMPTN. Apakah adil hanya melihat hasil test 2 hari saja, padahal selama 12 tahun sebelumnya mereka adalah pelajar berprestasi. Nah, bagaimana ini?. Yang penting proses atau hasil sih?.

Masih banyak contoh lain di kehidupan nyata yang menegaskan bahwa bagaimanapun prosesnya, semua tetap bermuara kepada hasil.

Sebagai orangtua apa yang harus kita ajarkan kepada anak kita. Proseskah atau hasil oriented?.

Menurut saya keduanya harus seimbang dan sejalan. Memisahkan dan menempatkan salah satunya di posisi lebih penting, sama seperti memisahkan opor ayam dengan ketupat saat lebaran, akan hambar.

Saya sependapat bahwa proses itu sangat penting, karena dalam berproses itulah kita belajar. Penanaman konsep kepada anak seperti meletakkan pondasi yang kuat untuk tempat ia berpijak. Namun yang tak bisa diabaikan, bahwa di kehidupan nyata, hasil tetap merupakan hal yang dinilai, dan hasil juga yang kita nikmati. Sunatullahnya kalau prosesnya baik, maka hasilnya juga akan baik.

Mengajarkan pentingnya hasil pada anak, bukan berarti kita menggiring anak untuk menjadi matrealistis atau menjadi generasi instan. Hanya saja, orangtua juga perlu memberitahu anak kenyataan yang terjadi di kehidupan sehari-hari, tidak hanya berkutat pada kondisi ideal. Biar nantinya ia siap menghadapi kejamnya dunia.

Lagipula dalam agama,kita kerap dianjurkan berbuat baik (proses) namun jg diminta untuk selalu berdoa agar mengakhiri hidup dalam keadaan khusnul khotimah (hasil)


Jadi, kalau menurut kamu, penting mana nih, Hasil atau proses?




Menjadi Nenek Yang Cantik dan Sehat

Sunday, March 9, 2014
" Papa, ntar kalau Tara nikah, bunda maunya pernikahan Tara itu yang simpel aja, ngga pake ribet, ngga ngundang banyak-banyak orang, biar Tara ngga capek dan suasana pernikahannya lebih sakral"

" Papa, kalau Tara kuliah nanti, bunda mau ngikut kemana Tara pergi, biar bisa deket terus sama Tara dan jagain Tara"

" Sayaaaang, Tara itu masih bayi, menghayalnya kok yaaa kebangetan" Jawab suami saya




Hahahaha, kata orang saya memang lebay banget kalau udah ngomongin si buah cinta, permata hati, si cimunk-cimunk bunda yang bernama lengkap Lalitavistara itu. Percakapan di atas terjadi saat umur Tara belum genap 3 bulan. Banyak doa dan harapan berhamburan dari mulut bawel saya. Kata orang sih pamali, tapi bagi saya membicarakan masa depan Tara membuat argo kebahagaiaan saya meroket tajam. Jadi tambah semangat menjalani hidup, dan bertekad untuk selalu sehat demi melihat Tara tumbuh besar dalam pengasuhan saya.

Menjadi seorang ibu sekaligus perempuan bekerja memang bukan hal yang mudah dijalani, tapi tidak berarti sulit. Banyak hal yang harus diseimbangkan, banyak hal yang harus dibagi. Mulai dari waktu, pikiran, perhatian sampai tenaga. Tak jarang kita dihadapkan pilihan antara karir atau keluarga.Alhamdulillah sampai saat ini saya masih bisa menjalaninya tanpa harus mengorbankan salah satunya.


Setiap hari saya bekerja dari jam delapan pagi sampai jam lima sore. Itu berarti saya harus bangun pagi maksimal jam setengah enam pagi setiap harinya. mandi, beberes, main sama Tara sebentar baru kemudian meninggalkan rumah tepat jam tujuh. Stamina yang prima sangat mendukung peran saya sebagai seorang banker, seorang ibu dan seorang istri, agar begitu sampai di rumah pada sore hari saya masih memiliki tenaga ekstra untuk bercengkerama bersama keluarga dan si buah hati tercinta.

Kata orang, tuntutan pekerjaan, stress, macet di jalan, tanpa disadari bisa memperpendek umur lho.Waduh, padahal itu yang saya hadapi setiap hari. Padahal lagi, saya punya cita-cita ingin mengantarkan anak saya Tara ke pelaminan kelak. Pengen nimang-nimang cucu kayak yang ibu saya lakukan. Ibu saya itu, di usianya yang sudah setengah abad lebih masih leluasa kesana-kemari, main sama cucu dan yang pasti sukses mengantarkan saya dan saudara-saudara saya ke mahligai rumah tangga masing-masing. Sudah terbayang di benak saya, bagaimana rupa cantik dan bahagia Tara saat mengenakan pakaian pengantin. Saya dan papanya Tara sudah beruban namun tetap eksis, duduk bergenggaman tangan dengan mata berkaca-kaca Tuh kan, kumat lagi lebaynya saya, hahahaha.

Makanya saat membaca salah satu artikel di tanyadok.com yang berjudul Menjadi Nenek yang “ Cantik” saya langsung senyum-senyum sendiri.

Duh ribetnya menjadi wanita. Udah jadi nenek-nenek aja masih dituntut cantik plus seabrek tuntutan lain. Mulai dari harus mandiri lah, harus tahu dirilah sampai harus menjadi nenek yang sehat biar ngga merepotkan anak cucu. Huhuhuhu…..

Dari artikel itu, saya jadi mikir, ternyata seorang wanita itu bukan saja harus cantik tapi juga harus sehat, biar ntar pas jadi nini nini ngga merepotkan siapapun, trus bisa bahagia di masa tua, soalnya kalau terus cantik dan terus sehat, insyaAllah di kakek bakal betah disamping terus xixixixi.

Demi angan-angan mulia di atas, sedari kini saya sudah mengusahakan agar cita-cita menjadi nenek Cantik dan Sehat bisa terwujud #pasang ikat kepala.

  1. Sayangi Tubuhmu
    • Hindari segala hal yang merusak tubuh, merokok ,alkohol, kafein berlebihan, operasi-operasi ngga jelas, pakai krim berbahaya.

    • Sayangi tubuh dengan cara merawatnya. Luluran, creambath, massage adalah salah tiga contoh yang bisa membuat kulit kita cerah terawat.
    • Pakai pelembab biar kulit tetap sehat walau terpapar matahari, AC, polusi
  2. Konsumsi makanan Sehat
Gara-gara baca blog seseorang yang doyan banget mempromosikan food combining, saya jadi ketularan semangatnya. Sudah hampir sebulan ini saya mengatur pola makan dan asupan nutrisi. Soalnya berat badan saya setelah melahirkan belum turun-turun jua. Disamping perasaan ngga enak setiap lihat cermin, dompet pun terimbas akibatnya, gara-gara hampir seluruh pakaian kerja saya jadi kekecilan, huhuhuhu mau ngga mau harus beli yang baru.

Pola makan sehat dan seimbang ala food combining bukan semata demi tubuh yang langsing, tapi juga agar pencernaan saya baik ( baca sendiri aja yah soal food combining ). Kalau pencernaan baik, insyaAllah penyakit jadi enggan mampir. Pernah dengar kan, kalau sebagian besar penyakit itu bermula dari perut. Mudah-mudahan dengan cara ini, tubuh yang diberi sama sang pencipta lebih lama daya tahannya.

  1. Jangan memaksakan Diri, Istirahat Yang Cukup
Ibarat mesin, saya ini type orang yang kalau udah panas , motor mesinnya kenceng banget kerjanya. Makanya kalau ngga diingatkan,saat serius kerja bisa lupa segalanya. Termasuk lupa istirahat. Dulu saya suka banget bergadang kalau udah asik menulis. Namun setahun ini kebiasaan itu sudah saya tinggalkan.

Memiliki bayi, membuat saya benar-benar harus cermat mengatur waktu. Waktunya isitirahat saya manfaatkan semaksimal mungkin. Ngga ada lagi cerita bergadang kalau bukan karena Tara bangun. Saya sadar bahwa tubuh kita pun punya hak untuk istirahat. Jadi, saatnya kerja ya kerja, saat makan ya makan, Waktunya tidur ya tidur. Jangan dibolak-balik.

  1. Perbanyak Tertawa
Selain dari perut, ternyata sumber segala penyakit adalah pikiran. Kalau pikiran sudah ngga sehat, bisa dipastikan tubuh pun akan ikut drop.

Berkumpul bersama orang-orang tersayang yang bisa membuat kita tertawa lepas menjadi agenda rutin saya. Makanya, setiap minggu saya bakal sempatkan ngumpul bersama keluarga atau teman. Melihat ulah ponakan, Melihat Tara berebut mainan bersama sepupu-sepupunya bisa membuat hari saya berwarna merah,kuning hijau.

Tidak hanya bersosialisasi, saat ini memilih film atau tontoan pun saya lebih selektif. Ngga mau ah nonton film yang membuat kening berkerut. Pilihan tontonan saya pokoknya yang bisa membuat tertawa lepas  dan rileks. Serial Friends ( jadul amat yah ), How I met Your Mother, film-film komedi romantic menjadi favorit saya saat ini.

Tertawa itu memang menyehatkan dan membuat kita tambah cantik lho?. Soalnya saat kita tertawa, otot wajah dan otot perut bekerja eksta. Inilah sebabnya tertawa baik untuk mengencangkan kulit wajah. Tertawa juga membuat jantung memompa darah lebih kencang dan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Oksigen kan baik untuk tubuh kita. Dan yang pasti, saat kita tertawa tubuh memproduksi hormone endorphin yang mempengaruhi sinyal nyeri akibat sakit fisik atau stress psikologi ke otak sehingga secara alami nyerinya akan berkurang. Hormon ini juga dihasilkan saat kita berolah raga. Jadi banyak tertawa tentu saja membuat kita sehat plus cantik

  1. Menikmati Hidup, Jangan Pelit sama diri Sendiri
Tentu saya setuju dengan pepatah “ Hemat Pangkal kaya”, namun tidak berarti kita harus pelit terhadap diri sendiri. Sesekali beli baju agak mahalan ngga apa-apa kok. Atau beli perhiasan yang kita idamkan, sah-sah saja kalau memang ada anggarannya. Kalau saya sendiri, karena bukan penggila barang mewah, jadi menikmati hidup versi saya adalah dipijat sama si mbok langganan, hahahaha, Seratus ribu udah pijet plus luluran. murah meriah kan???.  Badan segar, rileks dan jadi cantik, tentu saja

  1. Cerdas dalam berpenampilan
Mau tampil cantik itu ngga harus mahal kok. Saya punya tips khusus agar penampilan oke dimanapun berada. Kuncinya adalah pilih pakaian yang sesuai karakter kita, ngga usah neko-neko. Kalau kita orangnya sederhana ngga usah maksa pakai baju yang bling-bling. Percaya diri itu bisa meningkatkan penampilan kita sampai level 80 persen. Gimana mau percaya diri kalau kita ngga nyaman sama apa yang kita pakai.

Saya suka pakai baju terusan dan cocok dengan satu merk baju tertentu. Daripada pusing, saya langsung beli merk itu dengan model yang sama tapi aneka warna, hitam, kuning, merah,biru,ungu. Tinggal padu padan jilbab, tambahin belt, tampil nyaman percaya diri.

Memilih tas atau sepatu pun,ngga perlu punya banyak-banyak. Cukup punya warna netral, hitam, coklat atau krem. Bisa dipakai dengan baju warna apa pun, simple.

  1. Jadilah orang yang positif, berkumpul dengan orang baik, dan always positive thinking
Jangan kotori pikiran dengan prasangka. Untuk itu berkumpullah dengan orang-orang baik, biar ketularan yang baik-baik. Ingat penjual parfum, nyipratin wangi ke orang yang deket-deket dia. Seperti hukum azas black, dimana kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepas, maka lepaskanlah energy positif agar kita menerima hal yang positif. Istilah modernya sih inner beauty, kecantikan dari dalam bakal terpancar ke luar.

Dan hindari menggosip. Salah satunya dengan tidak menonton infotainment. Kalau internetan juga mending baca tanyadok.com deh daripada gossip artis yang membuka-buka aib orang.

Dan ini nih yang terakhir tapi yang terpenting.

  1. Temukan alasan Mengapa kita Ingin Cantik dan Sehat
Penting banget bagi seorang wanita yang biasanya berjiwa labil, mudah terpengaruh, emosional untuk memiliki alasan kuat terhadap tujuan hidupnya. Dengan alasan itu, tampil cantik dan sehat bukan hanya slogan tapi akan terwujud dengan sendirinya.

Tua itu pasti. Namun Menjadi tua dengan tubuh yang sehat dan cantik itu pilihan. 

 

Artikel kesehatan di : http://www.tanyadok.com/lombablogcantik/

Anak Saya Minum Sufor, Memangnya Kenapa?

Wednesday, December 18, 2013
"Anaknya usia berapa nih mba" 

Tanya seorang ibu di lift sebuah mall di Medan beberapa bulan yang lalu. Hari itu kebetulan ngga ada undangan, jadi weekend bisa jalan-jalan, refreshing sambil cuci mata bareng si papah dan Tara.

" Tiga bulan bu " jawab saya
" Wah tiga bulan kok keliatan gede banget ya mba, berapa tuh beratnya" tanya si ibu lagi
" Lima kilo" jawab saya sambil tersenyum
" Iiiih anak saya udah 7 bulan aja beratnya baru 7 kilo lo" lanjut si ibu yang membuat hidung saya kembang kempis menahan rasa bangga di hati. Yess, anak guweh sehat, lebih gede dari anak seumurannya, kata hati saya sambil senyam senyum.

Jangan Takut Untuk Berbagi

Tuesday, October 22, 2013
Sabtu kemarin kantor saya mengadakan acara FPK ( Forum Peningkatan Kinerja) di Danau Toba dengan tema 80-an. Demi untuk memeriahkan acara dan menghormati panitia yang telah bersusah payah merancang acara saya pun berusaha mengikuti tema yang telah ditentukan. Hmm sebenarnya baju tema 80-an itu agak susah sih, soalnya yang namanya mode kan berulang. Saat ini pun banyak pakaian era 80-an keluar lagi. Saya jadi bingung mau memakai pakaian gimana.

Akhirnya daripada pusing, saya disarankan teman untuk memakai pakaian emak saya saja saat tahun 80-an dulu. Xixixix maka jadilah saya dengan semangatnya berdandan ala 80-an dilengkapi dengan pakaian bling-bilng kepunyaan emak teman saya. Untuk lebih menghayati tema saya pun memakai lipstik merah menyala dan kaca mata hitam. Pokoke total abis lah. Harapannya bisa memenangkan the best costume, soalnya hadiahnya lumayan boooo duit 2 juta rupiah.

Saat acara berlangsung saya sudah pede sekali bakal menang, melihat sebagian besar teman yang lain mengenakan pakaian hampir seragaman , legging warna-warni, kaos warna-warni dilengkapi dengan bandana dan gelang aneka warna, plus sepatu kets. Iiiih perasaan bagusan sayah kemana-mana. Apalagi saat saya masuk ke ruangan tempat acara berlangsung, langsung disambut oleh tepuk tangan saat melihat penampilan saya.








Acara berlangsung meriah. 

Tibalah saat pengumuman pemenang the best Costum. Teriakan-teriakan memenuhi ruangan. Sebagian besar menjagokan nama saya sebagai pememenangnya. Tentu saja saya geer bukan kepalang. Sudah kebayang 2 juta bakal di tangan

Dannnnnnnnnnn................ 

Hiyaaaa ternyata saya bahkan juara 3 pun tidak. 

SEBEL ?................. PASTI
GONDOK ? ..... BANGET
KECEWA? ..................... YA iya lah

Saat itu ada bisikan di hati saya

" Itulah gunanya orang lain, untuk menilai dari luar"

Haduuuuuh ya sudahlah, mau ngga mau suka ngga suka akhirnya saya mengikhlaskannya.

Tiba giliran doorprize....
Saat nama saya disebut, ternyata saya dapat kompor gas ( lagi). Huuuuu jujur saja terbersit rasa kecewa di hati, soalnya kan saya baru dapat hadiah kompor gas dari Toshiba. sebenarnya saya pengen banget dapet blender karena blender saya rusak dan sayang banget mau beli baru xixixixi.

Saat pengambilan hadiah, seorang cleaning service kantor menanyai saya
" Kakak dapet apa?"
" Kompor gas"
" Aku dapet box makan kak"
" Wah bagus dong box makannya kan stainless"
" Iya, tapi enakan kakak dong dapat kompor gas, tukaran dog kak"

Dan entah kenapa, saya langsung mau aja tukaran. Kompor gas ditukar box makan, hiyaaaaa. Beberapa teman bilang, sayang sekali saya menukarnya ngga sebanding harganya. Saya sih ngga mikir demikian, saolanya saya memangg ngga butuh itu kompor gas, daripada mubazir mending dikasih sama yang butuh, apalagi ini kan gratisan jadi ngga ada itung-itungan untung rugi. Jadilah kompor gas ditukar dengan box makan. Ntar kan box makannya bisa buat bekal Tara xixixi.

Menjelang siang, saat ngobrol-ngobrol sama wapinwil, bapak itu cerita kalau dia dapat doorprize berupa blender. Iiiiiih langsung mupeng, saya kan butuh blender. Waktu saya bilang saya lagi butuh blender, eh sama si bapak blendernya dikasih ke saya. Wow Wow wow langsung koprol

Aseeek saya malah dapet blender plus box makan yang tahan panas itu ;))

Makanya, jangan takut berbagi, jangan takut rezeki tertukar. Dan ngga usah ngotoT kalau memang bukan rezeki kita. Ingat rezeki ngga pernah salah alamat , ngga pernah datang telat dan ngga pernah salah ukuraN


SETUJUUUUUUUUUUU!!!!!




Custom Post Signature