Showing posts with label #SassyThursday. Show all posts
Showing posts with label #SassyThursday. Show all posts

Menemukan Passion

Thursday, June 22, 2017
Kalian kenal Panji Pragiwaksono? Itu lho tim suksesnya pak Anies.

Saya ngga lagi bahas soal cerita tim suksesnya. Tapi saya mau cerita soal bagaimana ia menemukan passionnya sebagai komika stand up comedy. Saya kemarin baca di blog kopikini.com

Ternyata ya, semuanya berawal dari perceraian ortunya. Jadi si Panji ini tinggal berdua bersama ibunya di sebuah rumah kecil. Nah karena rumahnya sering kosong, jadi teman-temannya banyak yang main kesitu. Di rumahnya itu ngga ada apa-apa. Tapi ya masa orang udah main ngga disuguhin apa-apa. Panji yang saat itu kesepian merasa punya kewajiban untuk menyenangkan teman-temannya saat kongkow di rumah. Ia ingin genknya itu betah dan mau balik terus ke rumah, biar dia selalu punya teman. Makanya setiap mereka ngumpul, dia selalu punya cerita lucu yang lama-kelamaan malah orang selalu menanti cerita-ceritanya.

Sebenernya melucu adalah sebuah self defense mechanism di dirinya untuk menghindari pembullyan

Long story short, akhirnya Panji berfikir bahwa ia memiliki bakat untuk menghibur orang ya kenapa ngga dijadiin pekerjaan sekalian. Lalu dia upload tuh video dia ngelawak stand up di youtube sampai akhirnya ia ditemukan oleh Kompas Tivi.

Wow.

Saya selalu suka cerita orang-orang yang menemukan passionnya. Membuat saya semangat dan ketularan energi positifnya.

Panji beruntung yah, tau passionnya di usia yang masih terbilang muda. Ngga semua orang lho tau apa passionnya.



Baca tentang passion lainnya ya.

Gesi:


Icha :

Nahla :


Banyak banget orang yang bahkan sampe usia lanjut baru ngeh apa passion diri dia.

Kolonel Sanderslah contohnya. Setelah meniti karir dari Sales manlah, tukang parkir, pom bensin, sampai akhirnya ia memulai bisnis rumah makan hanya karena seorang gelandangan mengatakan bahwa di Kentucky tidak ada rumah makan enak yang membuat orang bisa makan dengan nyaman di dalamnya.

Karena ia suka ayam goreng, maka ayam gorenglah yang jadi menu andalannya. Karena kecintaannya dengan ayam goreng tersebut, sampe nyobain ratusan resep agar ketemu cita rasa ayam goreng sesuai yang diinginkannya. 11 bumbu rahasia Sanders, jadi temuan penting abad ini

Wow, keren ya....

Pasti bahagia sekali. Bekerja dan menghasilkan uang dari passion yang kita miliki seperti Panji dan Kolonel Sanders.

Iyalah, makanya ada pepatah yang mengatakan, pekerjaan paling menyenangkan di dunia ini adalah pekerjaan yang sesuai dengan passion. Karena ngga dibayar aja kita mau mengerjakannya, eh ini udah kitanya hepi, dibayar pulak, double combo.

Sebenernya passion itu apa sih?

Kalau menurut saya passion itu adalah sesuatu yang amat kita senangi saat mengerjakannya. Pokoknya ngga bosen melakukannya, senang saat mengerjakannya. Ya kalaupun bosen udah lama gitu menggelutinya, semangat untuk selalu mencari tahu dan belajar tentang hal tersebut. Kasarnya, dibayar ngga dibayar kita hepi melakukannya.

Maka itulah passion.

Kalau dipikir-pikir, saya termasuk salah seorang manusia yang agak telat menemukan passionnya.

Passion saya adalah menulis dan bekerja tentu saja.

Nah saya sadar kalau saya suka banget nulis baru beberapa tahun belakangan ini, sejak tahun 2008 tepatnya, namun semakin menguat di tahun 2011.

Sebelas dua belas sama Panji, saya menemukan passion menulis ya saat saya lagi mellow yellow LDR-an bersama suami.

Saat itu saya lagi pendidikan di BRI di Jakarta dan Mas Teguh di Medan. Hwoaaa bawaannya udah kayak pujangga 45 aja.

Saat sedih nulis
Marah nulis
Kangen nulis
Berantem nulis

Halah, pokoke semua mua ditulis.

Saat itulah saya tau ternyata menulis itu sungguh melegakan. Berawal dari notes-notes singkat di FB, lama-lama jadi tulisan panjang di blog ini, dan beberapa buku antologi yang sungguhlah sebenernya ngga bisa dibanggakan tapi cukup bikin koprol saat bukunya nangkring di rak Gramed. hahahaha.

Perkara menemukan passion ini, ngga semua orang bisa mak ndudul kayak saya dan Panji yang langsung tahu bahwa apa yang kami sukai ini adalah passion kami.

Kalau dalam kasus saya, saya langsung ngeh bahwa menulis itu bukan sekedar hobi tapi passion. Karena saya bener-bener mencintai dunia ini. Makanya mau kondisi gimanapun saya masih bisaaa aja nulis satu dua post di blog ini.

Kadang banyak yang nanya ke saya, " Kok bisa sih saya siang seharian kerja, balik ke rumah ada dua balita, dan blognya masih tetep update"

Nah itulah rahasianya. Ya passion itu.

Karena mau secapek dan sesempit apapun waktu yang dimiliki, untuk hal yang satu ini saya selalu bisa menemukan cara untuk mengatasinya. Mau di mobil, di kasur, pake laptop, pake hape, pake tab, saya selalu bisa menemukan cara untuk ngeblog.

Malah kadang ya, saat lagi kerja gitu, saya udah gregetan banget mau buka laptop dan nulis satu postingan gitu. Kalau udah gitu, biasanya saya langsung nulis di notes untuk mendiamkan ide yang lagi caper.

Sankin cintanya lagi sama tulis menulis, bahkan sampe kebawa ke pekerjaan. Saya mah kalau ngonsep surat, kata-katanya bisa kayak nulis blog hahaa, panjang dan penuh diksi. Lha ngasih instruksi ke bawahan aja bisa 2000 kata lho, LOL.

Maka berbahagialah saya, yang bisa menggabungkan pekerjaan dengan passion saya wahahaha.

Cause kata teman saya Arul yah "Work without Passion is Poison "

Makanya pentinglah menemukan passion untuk membuat hidup lebih bersemangat.


Gimana dengan orang-orang yang belum menemukan passionnya?

Ya ngga gimana-gimana.

Ngga ada batasan waktu kok untuk kita bisa menemukan apa yang paling bikin kita bahagia dalam hidup. Siapa tau kamu kayak Colonel Sanders, nemu passion di masa tua

But

Cara termudah menemukan passion itu ya dengan mencoba banyak hal baru.

Kalau kita masih bingung nih, apa ya passion kita, masak ngga bisa, menjahit kaku, nulis bingung, kerja kantoran ogah, ya coba atuhlah jualan tupperware. Siapa tau passion kita adalah berdagang.

Banyak main dan banyak mencoba hal baru adalah kunci. #sikap.

Gimana cara mengetahui bahwa sesuatu itu adalah passion kita?

Gampang banget, cukup lihat aja seberapa antusias kita kalau ada yang membicarakan hal tersebut.

Kalau ngga nemu juga?

Ya ngga apa-apa genks

Daripada sibuk mencari si passion, mending dalami saja apa yang sedang dikerjakan saat ini. Siapa tau kamu punya passion kayak saya. Bekerja.

Iya selain menulis saya suka banget kerja. bagi saya berada di kantor itu sungguh menyenangkan. Kalau ngga inget punya anak, mungkin saya bakal ngendon di kantor terus.

Nah dalami, dalami dan kuasai. Karena sebenarnya kita bisa hepi melakukan sesuatu salah satunya ya karena kita menguasainya. Setelah menguasai, enjoy, dan tadaaa lama-lama jadi passion kita deh.

Saat kamu akhirnya menemukan passion itu, percaya deh kamu akan bangun pagi lebih semangat dua kalinya dibanding sebelumnya.

Kemudian jangan lupa apa yang dikatakan Benjamin Franklyn:

“Jika passion sudah mengambil alih dirimu, lantas biarkan ‘ia’ tetap memegang kendali”. 
Jadi,sudahkah kamu menemukan passionmu? Siapa tau kamu menemukannua saat lagi patah hati? siapa tau kamu menemukannya saat kondisi kepepet.



Why I Love Medan ( #GesiWindiTalk ft #SassyThursday)

Thursday, May 18, 2017




Sepertinya setahun belakangan ini kota yang paling sering dibicarakan para netizen di dunia maya adalah Jakarta Jakarta Jakarta. Duh sampe orang Sulawesi ngomongin Jakarta, orang Surabaya ngomongin Jakarta, orang Medan ngomongin Jakarta, dan orang Jakarta pun ngga bosen-bosen membahas kota.... Jakarta. Padahal ada banyak banget kota yang bisa dibahas di temlen, kayak kota saya tercinta misalnya .....

Sedih.

Makanya hari ini #GesiWindiTalk colab dengan #SassyThursday mau bahas kota tempat tinggal kita masing-masing aja ah. Biar pengetahuan rakyat Indonesia penghuni dunia fesbuk ngga melulu tertuju ke Jakarta doang.

Baca Ya


Annisast : Why I Love Jakarta


Sebenarnya ngga heran sih banyak yang ngomongin Jakarta, wong saya aja cinta banget sama kota itu, hahahaha .

( Baca : 10 Things I Love About Jakarta )

Tapi marilah kita membicarakan kota yang dari lahir udah saya tinggali ini Medan, Horas bah.

Lahir dan besar di Medan memang membuat saya cinta matilah sama Medan.

Medan itu ya kalau kalian tahu, beuuugh ngga ada yang bisa menyamai kota ini. Walaupun di Medan ini katanya orangnya kasar-kasar, ngomongnya keras, ngga sabaran, pemarah, dan seabrek stereotype lain, saya tetep cinta mati sama kota ini #pasang iketkepala.

Kenapa?

Duh, banyak banget alasannya.

1. Kulinernya Dahsyat

Ini sebenarnya ngga perlu saya jelaskan. Medan mah udah terkenal banget dengan kulinernya. Kalian jangan heran yah kalau di Medan ini rumah makan atau restoran bangunannya bisa segede-gede gaban. Sangkin cintanya masyarakat Medan dengan kegiatan yang bernama makan, lol.

Ada beberapa resto yang punya gedung sendiri lho dengan luas lahan yang kalo kita pikir kayak ngga penting gitu untuk rumah makan doang dan dengan bangunan yang super besar.

Sebut saja Istana Koki, Restoran Ria, Lembur Kuring, Ayam Kalasan, dan hampir semua masakan padang bermerk.

Pokoke di Medan , makan adalah suatu kegiatan yang patut disakralkan. Makanya ngga heran mau segede apapun tempat makannya kalau memang udah enak ya bakal sumpek juga, kebanjiran pelanggaran.

Sebaliknya kamu juga bisa geleng-geleng kepala melihat warung kecil, jelek, reyot, dengan pelanggan yang berjubel kayak ikan asin, rela antri hanya buat makan, karena memang rasanya yang membius orang.

Beberapa dari sedikit yang saya tahu, Kedai Bi Asih, Kedai Ikan Sombam Rel Kereta, Kedai Ikan goreng pengadilan, Kedai nasi kampung Melati, Wajir Seafood,  Ini kalau kita lihat kedainya buluk banget tapi wow digemari penduduk lokal Medan maupun pendatang.

Lho emang beda gitu dengan kota lain?

Beda

Beda banget.

Suami saya yang notabene orang Jawa juga pernah mengatakannya. Blio bilang, baru di Medan dia melihat orang gampang banget ngeluarin duit buat makan, hahahaha.

Makan is everything disini.

Maksudnya tuh ya, di Medan ini orang mau aja berburu makanan enak dimanapun berada dan semahal apapun harganya. Kamu bisa menemukan tempat makan yang kumuh banget disini tapi yang ngantri makan sampe mengular keluar warung sekaligus kamu akan takjub lihat rumah makan segede bagong besarnya, penuh juga sama orang yang mau makan.

Saya love love dengan Medan, karena disini perut dan lidah saya dimanjakan banget.

kalian harus coba makan pake nasi putih, sayur daun ubi tumbuk, sambel teri Medan dan sambal terasi. Jamin nambah sampe berpiring-piring.


2. Di Medan Perempuan Bernilai Tinggi

Saya ngga mau bahas soal suku atau adat istiadat daerah lain ya. Tapi satu hal yang membuat saya cinta dengan kota ini ya salah satunya dengan adat istiadatnya yang memposisikan perempuan itu di derajat yang tinggi.

Kalau mau nikah sama perempuan Medan itu aduh ribetnya. Ribet dalam arti positif ya. Karena prosesnya panjang banget. Mulai dari meresek, martupol, sampai pernikahan.

(Baca : Sinamot )

Yang istimewa itu soal sinamotnya hahahah, dasar cewek matre kau.

Disini kalo mau melamar gadis si pria harus serius banget, ya gimanaaaa kalo ga serius wong uang lamarannya bisa bikin nangis 😂😂😂 . Ini jangan dibahas serius ya, jangan dihubung-kan nilai perempuan dengan duit,😜


3. Medan kota paling toleran

Yup kamu ga salah baca. Medan itu kota paling toleran menurut saya, Disini berbagai suku nyampur jadi satu dengan berbagai agama dan kami baik-baik saja.

Isu-isu agama yang sering dihembus-hembuskan ga mempan disini hahaha.

Ada gereja hari ini dibom, masyarakatnya mah ga reaktif kalo soal beginian , paling celetukan yang bakal muncul di warung kopi gini

" Alaaah paling besok mesjid yang diserang"

Jadi ya ngerti aja kalo yang begitu-gitu itu adalah kelakuan para oknum yang mau mengadu domba.

Makanya di kantor saya dulu satu ruangan saya yang muslim 4 orang yang kristen 4 orang. Ya biasa aja, saat puasa mereka ya ngga makan sembarangan di ruangan. Kalaupun mereka makan, ya cukup bilang " Kak aku makan ya lapar"

Dan bakal dijawab " Makanlah sukak-sukakmu, pingsan pulak kau nanti"

Dan yang lain tenang-tenang aja hahahaha.

Makanya kadang heran kalo lihat orang ribut-ribut soal toleransi. Sini-sini ke Medan, biar praktek langsung gimana toleransi itu berjalan.


4. Cuma di Medan Kamu bisa akrab sama inang-inang sekali ketemu

Saya yakin stereotype bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah itu pasti karena orang Medan, lol.

Disini kamu naik angkot sendirian, bakal diajak ngobrol sama inang-inang di angkot atau mamak-mamak yang lagi bawa anak. Ngobrol kayak di ruang tamu keluarga hahaha.

Pokoknya disini orang gampang banget ngajak ngobrol orang lain. Walau kadang jadi annoying kalo kebetulan kita mau tidur di jalan ,lol

5. Kamu ngga perlu Berpura-pura disini

Iyes, ini sebenarnya mungkin alasan utama kenapa saya suka banget tinggal di Medan. Karena saya orangnya blak blakan , jadi kayaknya habitat saya itu paling pas ya di Medan.

Saya pernah kuliah di Jawa selama 4 ahun, kerja di Jakarta 2 tahun dan banyak banget orang yang salah paham dengan saya. Dikira saya marah padahal cara bicara saya memang seperti itu, agak keras dan meledak-ledak.

Makanya kadang putus asa hahaha, berasa kok jadi orang kasar sama orang lain padahal beneran karena bawaan doang. Dan di Medan , karakter saya ini jadi biasa aja, padahal kalo di Jawa orang udah nganggap saya serem xixixi.

I love be my myself. Dan saya rasa Medan adalah kota yang paling mengerti saya, halah.

6. Medan is my love

And the last but not the least, di kota ini semua kesayangan dan kecintaan saya berada. Keluarga saya disini semua, saya ketemu suami disini, bahkan setelah bertahun-tahun ngga hamil, akhirnya saya hamil setelah kembali ke tanah tercinta ini, kehamilan kedua pun disini, dan semuanya membuat saya bahagia.

Yes, Medan adalah kota yang memberi berjuta kebahagiaan kepada saya. Disini saya merasa berarti, halah.



Kalian , ada ga yang mencintai kotanya seperti saya?, Ayo tulis dong soal kota masing-masing biar info seluruh kota ada di internet, biar taunya ga Jakarta doang 😆



Pernah Puitis": GesiWindiTalk Ft SassyThursday

Friday, January 6, 2017


Ada satu masa dalam hidup saya dimana semua hal yang saya dengar,  saya lihat, bisa terangkai dalam kata-kata Indah bagai puisi.

Mungkin ngga banyak yang tahu, bahwa gaya menulis saya di blog saat ini dibanding dulu itu jauuuuuh banget berbeda.

Seorang teman sekaligus pembaca blog saya pernah mengirim pesan ke inbox

" Win kenapa tulisanmu sekarang berubah ya, ngga kayak dulu. Dulu itu penuh perenungan, sekarang kamu banyak ketawa ketiwinya", LOL

Lha iya, memang dalam menulis, menulis apapun, mau lomba, postingan biasa bahkan status di fesbuk, sangat dipengaruhi oleh suasana hati.

Kalau saya lagi menye-menye, maka kemungkinan besar saya lagi PMS.

Kalau saya banyakan teriak-teriaknya, kemungkinan lagi hectic di kantor trus harus nulis untuk Geswin misalnya, ya udah isinya gitu karena kebawa suasana.

GesiWindiTalk Ft SassyThursday : #TeamRealistis

Thursday, December 15, 2016
#GesiWindiTalk minggu ini collab lagi dengan #SassyThursday

Kali ini kami ngomongin soal perbedaan sifat Saya, Gesi, Icha dan Nahla. Yang ternyata, kalau ngomongin sesuatu atau ngomenin suatu kejadian itu beda banget reaksinya.

Saya dan Icha reaksinya hampir sama, kami cenderung ngomenin sesuatu pake logika, dan memandang segala sesuatu lebih realistis, makanya kami bersatu di #TeamRealistis.

Catatan Aksi Bela Islam 212

Sunday, December 4, 2016




Sejujurnya saya bukanlah orang yang setuju jika sebuah aspirasi dituangkan dengan cara pengumpulan massa.

Di kantor, jika misalnya saya kurang setuju dengan atasan, atau melihat sebuah ketidakadilan, alih-alih memilih mencari orang yang sependapat dengan saya, saya lebih memilih membicarakannya langsung ke atasan.

Baca punya icha :


Baca punya Nahla :




Yah gimana pun juga , atasan kan bukan cenayang yang bisa tahu apa isi hati kita.

Tapi menurut pengalaman memang tidak semua hal yang kita tidak sukai atau tidak kita amini harus terang-terangan kita tunjukkan.

Ada kalanya diam adalah pilihan terbaik, atau menunggu saat yang tepat untuk membicarakannya. Karena bagaimanapun, yang namanya manusia memiliki keterbatasan. Ada banyak pertimbangan yang melatarbelakangi sebuah keputusan.Tidak mungkin seorang pemimpin bisa memuaskan semua pihak.

Yang bisa dilakukan hanyalah meminimalisir ketidakpuasan itu sendiri.

Nah terkait dengan aksi bela Islam beberapa hari lalu, sikap saya pun demikian.

Terlepas dari pro kontra soal Ahok, saya tetap di pemahaman, bahwa sebuah aspirasi tidak melulu harus dituangkan dengan cara pengumpulan massa.

Tapi itukan menurut saya. kalau ternyata menurut sebagian orang pengumpulan massa adalah sebuah media komunikasi yang dianggap paling efektif saat ini, ya monggo aja sih.

Kebetulan seharian kemarin pas tanggal 2, di kantor ada beberapa hal yang perlu dikerjakan, jadi saya ngga ngikutin aksi damai dari pagi. baru lihat televisi setelah jam 6 sore. Buka efbe sih sesekali, tapi sambil lalu aja.

Isinya berhamburan status haru dan ada banyak asma Allah dan takbir bertebaran.

Alhamdulillah, sebagai umat Islam tentu saya bahagia dan bangga melihat begitu banyak saudara seiman berkumpul dan tidak menimbulkan kerusakan bagi lingkungan.

Yah kalaupun ada beberapa berita miring, ya wajar-wajar ajalah, namanya juga orang ramai, pasti ada percik-percik api disana sini, yang untungnya memang tidak sempat jadi kobaran api.

Paling yang agak saya sayangkan adaaa aja teman yang terpancing untuk membuat status "pembelaan diri", " Nyinyir tanpa maksud nyinyir (mbuhlah iki) hingga penghakiman dan pelabelan",  yang sebenarnya sama sekali tidak perlu dilakukan (menurut saya lho, menurut saya).

Karena apa?

Ya karena, seperti kata Ali Bin Abi Thalib

" Tak Perlu terlalu Keras menjelaskan siapa Dirimu
Yang menyukaimu tak membutuhkannya
Yang membencimu Tak mempercayainya"

Nah, seharian mengikuti temlen, membaca status yang lewat, gambar-gambar yang dishare, nonton youtube, saya terharu dan saya takjub, ada begitu banyak orang dan aksi berjalan tertib dan rapi.

Dari yang saya lihat, ada banyak hal yang sangat patut diapresiasi terkait aksi 212 kemarin.


1. Rumput Yang Aman Dari Injakan Massa


Saat SMA dulu, banyak halaman sekolah saya yang ditutupi rumput.

Plang-plang bertuliskan " Rumput jangan diinjak" pasti ada dimana2.

Dasarlah anak abege, udah ada tulisan gitu pun ya diinjek juga, alasannya biar cepet sampe, xixixi soale memang ada beberapa tempat yang kalo ga nginjek rumput, muternya jadi jauh.

(Baca : Warna Warni Sekolah Kenangan )

Melihat aksi 212 kemarin di televisi dan gambar-gambar yang berseliweran di temlen, saya langsung fokus pada ijo-ijo yang terpampang nyata baik dari foto udara dari atas, atau dari siaran di youtube.

Dari begitu banyak orang, ternyata rumput selamat dr diinjak-injak itu sungguh WOW menurut saya.

Angkat topi deh untuk seluruh peserta aksi.





Perkara menginjak rumput ini bukan hal sepele sih menurut saya, ini tentang menetapkan sesuatu sesuai fungsinya,tentang menaati aturan dan tentang menjaga lingkungan yang ada tanpa dirusak atas kehadiran kita.

Bukankah islam memang mengajarkan untuk menjaga lingkungan ?

Sekali lagi, bagi saya ini hal yang mengagumkan. Iya, saya mah anaknya mudah dibuat kagum sama hal remeh tapi penting.


2. Aparat Yang Berbaur dan Membantu Para Peserta Aksi

Fungsi aparat memang itu. Sebagai pengayom masyarakat, sebagai pelayan rakyat. 

Tapi entah sudah begitu lama, aparat ditempeli sterotype negatif yang selalu bersebrangan dengan rakyat.

Nah kemarin tuh saya melihat betapa para polisi benar-benar menjalankan fungsinya sebagai pengaman, dan pelindung peserta, sehingga aksi bisa berjalan dengan aman.

Apalagi melihat para TNI yang membantu peserta asal Ciamis untuk menumpangi bis sehingga bisa selamat sampai di Jakarta.

Melihat tidak ada bentrok antara aparat dan peserta aksi itu suatu hal yang menggembirakan bagi saya pribadi.



3. Orang-Orang Baik Masih Banyak di Sekeliling Kita

Para penjual roti dengan gerobak-gerobak bertuliskan " Gratis Untuk Para Mujahid"
Penjual dawet dengan gerobak bertuliskan " Gratis Untuk Peserta Aksi Super Damai 212"



Melihat mereka, saya langsung yakin, bangsa ini masih punya harapan seterang bintang kejora (kalau perumpaan salah, mohon dimaafkan).

Orang-orang baik di sekitar kita, adalah tanda bahwa bumi masih layak dihuni.

Dalam setiap keramaian, hal yang lumrah jika pedagang bakal mendapat keuntungan dari banyaknya peluang transaksi yang bakal terjadi. Namun, kali ini yang terlihat adalah keinginan untuk melayani, bukan mencari keuntungan.

Semoga kalian mendapat keuntungan berlipat ganda di lain waktu.


4. Para Difabel Yang Hadir

Oooh kalau ini membuat mrebes mili sih. Iya saya mah anaknya ngga mudah trenyuh biasanya, tapi melihat mereka, saya merasa makin optimis bahwa keterbatasan itu sebenarnya tidak ada.


Para Tuna Netra







Mereka luar biasa.

Ada malu yang diam-diam menyelinap ke relung hati.

(Baca: Semerbak Wangi Diantara Guyuran Hujan Aksi Bela Islam 212)

5. Presiden Yang Dirindukan

Ah iya, jangan protes dulu saat saya bilang presiden yang dirindukan. Karena memang kehadirannya adalah yang dinantikan para peserta aksi.

Kehadiran presiden , menurut saya semacam puncak dari aksi 212 kemarin.

Jokowi, seperti bagaimana ia biasanya, hadir di tengah ribuan atau jutaan rakyat yang ingin menyampaikan aspirasinya.

Tanpa seremonial, tanpa pengawalan berlebih, tanpa atribut kepresidenan. Dengan baju putih, menembus hujan, dia hadir sebagai jamaah sholat Jumat seperti yang lain.


Ini katanya fotonya editan sih, karena hujannya kok bisa keliatan banget gitu.
tapi tetep ini foto keren menurut saya ;)

Ini dialog yang saya kutip dari status Ainun najib

Trivia menarik dari ring 1 barusan:

  • Presiden bilang ke Mensesneg: "Saya yakin kita akan bisa menyelesaikan masalah ini, (tandanya) tahajud saya akhir-akhir ini terasa enak sekali."

  • Presiden ketika naik ke panggung di Monas hari ini melepaskan sepatu. Ditanya oleh Paspampres, kenapa pak? "Ini panggung dipakai tempat sholat."



Sudahlah, tak perlu memperdebatkan, " Nah kan bisa datang, kenapa yang aksi 411 ngga bisa datang".

Justru ini menunjukkan bahwa dia bukan orang yang gegabah dalam bertindak. sesimpel itu kok.

Atau ngga suara sumbang " Datang sih datang, tapi ngga menjawab tuntutan umat"

Duuuh budeeee, banyak maunya yah, serba salah semua.

Kalau niat baik dan perbuatan baik orang pun tak bisa memuaskan hatimu, maka pertanyakan kembali apa niatmu sebenarnya.


6. Monas Tetap Bersih dan Cantik Seperti Sedia Kala

Sholat Jum'at selesai, peserta aksi beranjak pergi, monas seperti tak pernah didatangi ribuan atau jutaan orang.

Bersih, bahkan lebih bersih dari saat sebelum aksi.

Two Thumbs Up.




Beberapa akhwat menyapu jalan, mengutip sampah, menyiram air di bekas koran yang lengket.

Yup, seperti saya tulis di atas tadi, tak perlu menjelaskan, cukup apa yang terlihat saja.

Islam itu cinta kebersihan, dan saya melihat itu kemarin di Monas.

***

6 hal istimewa dari aksi 212 yang bagi saya merupakan sebuah gambaran dan harapan, bahwa umat ini menginginkan kebaikan bagi negeri tercinta.

Bahwa sang pemimpin juga menginginkan yang terbaik.

Melihat aksi ini, saya jadi ikut terharu. Melihat wajah-wajah mereka , ah saya yakin mereka melakukannya Lillahi Taala.

Siapapun yang ingin memanfaatkan keikhlasan mereka, biarlah Allah yang membalas. Allah maha tahu isi hati setiap makhluk.

Namun, ada juga beberapa catatan yang bisa menjadi pengingat diri dan tidak boleh dianggap angin lalu.

Ditunjukkan bukan untuk mencela, bukan untuk mengingkari kebaikan yang ada, tapi sebagai bahan introspeksi.

1. Pencekalan Wartawan

Iya, ada beberapa video yang cukup mengganggu saya yang lewat di temlen, yaitu, video pencekalan terhadap para reporter Tivi.



Saat melihatnya, duh saya langsung menarik ke diri sendiri.

Membayangkan gimana kalau ada nasabah misalnya ngga puas dengan pelayanan di bank saya kerja, trus saat tau kalau saya pekerjanya, saya langsung dikata-katai.

Karena terkadang sebagai pekerja, ada hal-hal yang kita tau mungkin tidak menguntungkan nasabah, tapi namanya aturan perusahaan ya sebagai pekerja kita harus menjalaninya.

Saya ingat, dulu saat di Medan , jamannya PLN byar pet kayak minum obat, sehari bisa sampai 8 jam mati listrik, saat itu orang-orang yang bekerja di PLN kerap mendapat bullying dari masyarakat.

Saya tahu, karena adik saya kerja di PLN.

Betapa saat itu mereka bahkan menghindari memakai seragam kantornya demi tidak dikenali sebagai pekerja di perusahaan itu. Bahkan ada rumah pegawai PLN yang dilempari masyarakat sankin kesalnya mereka karena pemadaman listrik yang warbiasyak menjengkelkan.

Coba, coba bayangkan hal tersebut.

Seberapa kesalnya pun pada pemberitaan di tivi, si media, rasanya ngga pantas para pekerjanya mendapat perlakuan seperti itu.

Mereka sedang menjalankan tugas.

Maka, komen-komen seperti

" Siapa suruh mereka membuat berita yang selalu memojokkan muslim"

Atau

" Tidak ada asap maka tidak ada api, harus ngerti dong kenapa mereka berbuat demikian"

adalah sebuah bentuk ketidakdewasaan dalam bertindak, dan mengotori kedamaian yang diusung oleh aksi kemarin.

" Bagaimana Orang lain Bersikap Bukanlah Tanggung Jawabmu
Namun bagaimana kamu Bereaksi atas Hal tersebut, itu menunjukkan siapa dirimu"

Kendali toh tetap ada di tangan kita. Mau percaya pada media mana. Jangan biarkan tindakan orang lain memperngaruhi perilaku kita.

Lagian jangan meremehkan intelektual orang ah. Emangnya kalinn pikir, cuma kalian doang yang bisa tahu mana media yang beritanya berimbang mana yang ngga. Jadi ngga perlu mengkhawatirkan " Nanti masyarakat bisa salah kaprah dengan Islam"

Justru perilaku seperti itu yang bikin masyarakat bisa salah kaprah.

Biarkan mereka bekerja, menyajikan berita. kendali ada di tangan kita.


2. Status Baperan 


Kalau yang ini sih, ngga cuma terjadi saat ini, di situasi apapun pasti ada kaum baperan.

Merasa paling benar
Merasa paling punya ghirah, sehingga yang lain dianggap kurang beriman.
Berprasangka buruk bahwa orang lain berprasangka buruk terhadap aksi (nah lho mbulet kan)

Sampai bersusah payah sekali menjelaskan ke orang yang entah siapa.

" Pahami ya ini aksi damai, bukan politik, bukan soal etnis, bukan soal agama, bukan soal suku"

Lha makin dijelaskan malah makin membuat orang berfikir, ada apa?

Udahlah, jangan sampai gara-gara status kita, yang tadinya orang mulai membatin " Oooh bisa juga yah aksi ribuan /jutaan orang itu tertib" malah jadi berubah " Dih, apaan sih, nyolot amat "

Atau ngga status baperan berikutnya

" Ada jutaan orang, bukan ribuan "

Aduh, napa sih mba mas. 

Kalau memang jumlah bukan masalah, kenapa harus diributkan. Yang meluruskan dengan penjelasan secara logis juga jangan dibully atuh. 

Perkara jumlah memang bukan untuk eker-ekeran atau tanding-tandingan. Tapi ga ada salahnya pakai pendekatan paling logis sehingga ga gampang dipatahkan.

Sabar, pan pengakuan manusia ngga penting, yang penting Allah mencatat setiap langkahmu, bukan begitu?

Kembali ke Ali Bin Abi Thalib

" Tak Perlu terlalu Keras menjelaskan siapa Dirimu
Yang menyukaimu tak membutuhkannya
Yang membencimu Tak mempercayainya"

Masa kamu mau maksa semua orang mengerti dan memaklumi dan ngga boleh membiarkan orang berprasangka ?

Biarlah, biar orang menilai sendiri. jangan buang energy untuk sesuatu yang tidak bisa kau kendalikan.

Cukuplah Allah yang menilai.

***

Tak Ada gading yang tak retak

Pepatah kuno yang selalu didengungkan untuk pemakluman sebuah ketidaksempurnaan.

Tidak perlu defensif untuk sebuah cela. karena ketidaksempurnaan adalah sebuah pengingat dan peredam kejumawaan.

Saya percaya, masih ada harapan untuk bangsa ini.

Masih banyak orang baik di negeri ini

Masih ada pemimpin yang punya visi membangun negeri.

Terima kasih atas aksi yang sungguh di dalamnya terdapat banyak pelajaran dan hikmah.

Terima kasih untuk selalu mengingatkan dalan kebaikan.

Seperti firman Allah

" Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS.Yusuf :111)

Dan Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian.

" Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman allah)". (QS.Al-Baqarah:269)

Dan pada akhirnya saya harus minta maaf pada teman semua, jika ada kata kata atau status saya yang mungkin menyakiti hati siapapun.

Indonesia hebat
Islam rahmatan Lil alamin

Tonton videonya ini ya, sejuk banget melihatnya




Note: Foto-foto dari FB, kalau ada yang tidak berkenan, mohon memberitahu, akan saya hapus

#GesiWinditalk:Tentang Nama Beken (Ft SassyThursday)

Thursday, September 29, 2016


Menurut kalian, penting ngga sih punya nama yang menjual di dunia maya? Apakah seharusnya kita tetap pakai nama asli pemberian orangtua saja, atau cari nama yang lebih eyecatching biar mudah diinget. Personal branding istilahnya.

Custom Post Signature