Tentang Penerbangan dan Perjuangan LDM

Tuesday, October 30, 2018


Kecelakaan Lion Air kemarin kembali membuat kita terhenyak ya. Betapa hidup mati itu beneran ga bisa diprediksi. Aku baruuu aja kemarin nulis postingan soal kematian di instagram, trus sesiangan bacain berita soal Lion.

Ada yang menarik di beberapa perbincangan linimasa. Terkait si maskapai tersebut.

Siapa lah ya yang ga kenal Lion Air. Bahkan mungkin hampir semua orang yang nyobain naik pesawat pertama kali punya pengalaman dengan si maskapai ini. Alasan simpel, harga cenderung terjangkau dan yang paling penting itu jadwal terbangnya banyak banget. Membuat kita para customernya bisa memilih jam paling pas dengan kebutuhan.

Tapi belakangan, memang ga bisa dipungkiri banyak banget keluhan-keluhan di media terkait pelayanan mereka. Delay. Itu komplain yang paaaaling banyak disuarakan.  Seperti kondisi bisnis pada umumnya sih menurut aku. Semakin banyak cabang, semakin banyak yang dilayani, semakin banyak customer, maka potensi komplain ya mengikuti. Aku bisa bayangin banget gimana kondisi di perusahaan tersebut.

Aku lagi ga mau bahas soal pelayanan mereka.

Tadi malam itu semalaman aku scroll-scroll timeline pengen tau kabar-kabar terbaru, sembari baca-baca status temen-temen. Dan yah seperti biasa di setiap kejadian menyedihkan, adaaaa aja terselip status-status non empati.  Kayak yang malah bilang, "Makanya aku ga mau naik Lion", sampe yang bertanya-tanya " Kok orang kementrian keuangan naik Lion sih, kayak ga ada penerbangan lain aja".



Sebagai mantan pejuang LDM selama 5 tahunan, aduh aku rasanya relate banget sama masalah penerbangan. FYI aku udah 5 tahun ga pernah naik lion samsek. Sejak lulus dari universitas LDM, aku kalau pergi-pergi ya menggunakan maskapai yang menurutku lebih nyaman untuk diriku. Apalagi kalo perginya sama anak-anak.

Tapi memang, maskapai satu ini, bagi para pejuang LDM merupakan maskapai yang paling pengertian. Buat kami yang LDM-an, budget pulang pergi tempat kerja ke rumah itu ga bisa dianggap sepele, bener-bener harus diperhitungkan. Selisih 100 ribu aja bisa bikin aku pilih jam yang lebih murah. Karena 100 ribu itu bisa buat ongkos taxi. Apalagi beda jam penerbangannya cuma sejam bahkan ada yang cuma beda setengah jam doang, ya pilih yang lebih murah pastinya.


Bayangin kalau dalam sebulan kamu harus PP Jakarta-Medan. Berarti ada 4 tiket pesawat yang harus kamu beli. 4 x 700 ribu aja udah 2,8 juta. Itu harga yang masih bisa pas sama kantong banget, dibanding naik maskapai lain kayak Garuda yang udah pasti seminim-minimnya tuh udah di angka 980 ribuan. 980 ribu x 4 = 3.9 juta. Wow selisihnya bisa sejuta sendiri.


Sejuta ini udah bisa banget untuk beli tiket bulan depannya.

Itu kalo beruntung lho, seringnya harga tiket ya di atas itu, karena kita balik ke rumah pasti pas weekend kan. Kalo bisa dari Jakarta Jumat sore yang mana ini harga tiket lagi lucu-lucunya, dan balik kalo bisa hari minggu penerbangan paling malam. Ini juga gemaz banget harganya.

Jadi, memang pertimbangan harga terkadang membuat aku tuh samsek ga mikirin kenyamanan. Bodo amat, cuma 2 jam ini di pesawat, aku bisa tidur, aku bisa baca buku, yang penting aku bisa ketemu sama suamiku , ketemu sama keluargaku sesering mungkin.

Itu masih masalah harga, belum lagi soal jamnya.

Seingatku dulu, kalo dari Medan tuh cuma dua maskapai yang punya jam penerbangan malam banget. Lion ada di jam 22.00, Garuda di jam 21.00 an . Lupa tepatnya.

Bayangkan. Itu jam yang paling nyaman untuk pejuang-pejuang LDM. Berarti masih bisa seharian di rumah. Ke bandara bisa jam 8 nan yang artinya anggap aja kayak udah waktunya bobo. Jadi bisa full dua hari penuh sama keluarga ( Sabtu full, dan Minggu sampe malam). Waktu tersebut ga tergantikan sama sekali. Ga bisa banget dibandingkan dengan kenyamanan penerbangan, karena menurutku saat LDM-an itu, kenyaman entah udah kucampakkan ke nomor berapa dalam hidup. Lhaa LDM nya sendiri aja bikin mata berair terus, boro-boro ngomongin soal kenyamanan..

Ada hitungan waktu dan hitungan rupiah yang menjadi pertimbangan mengalahkan soal kenyamanan.

Tapi kan ini masalah nyawa, masa gegara selisih harga mau aja bertaruh nyawa?

Well, aku masih heran sama yang ngomong seperti ini.

Karena kayaknya semua orang taulah ya, tanpa perlu diucapkan lagi, yang namanya nyawa itu, mau bobo-bobo aja di kasur pun kalo waktunya diambil sama yang punya ya diambil aja. Ga di pesawat, di mobil, di kereta, jalan kaki aja juga bisa kejadian.

Dan kalau mau searching di google, coba deh, kalian akan kaget kalo ternyata maskapai lain yang dianggap lebih safety justru lebih banyak mengalami kecelakaan yang sampai menewaskan orang dibanding Lion. Ini bukan soal membanding-bandingkan mana lebih banyak memakan korban, tapi beneran di samping memang ada hal-hal teknis kayak kondisi pesawat dsb, ya yang paling utama itu memang ajal. Kalo udah ngomongin ajal, siapalah kita ini, ya kan.

Jumawa dengan kemampuan financial yang sanggup membeli kenyamanan? Ah.

Semoga seluruh korban pesawat Lion Air JT 610 diberi tempat yang sebaik-baiknya, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi keikhlasan.

Bagi para pejuang LDM, selalu sematkan doa-doa untuk keselamatan orang-orang tersayang. Siapkan hati bahwa saat hape dimatikan, roda pesawat diangkat, saat itu hanya Allahlah tempat sebaik-baik memohon perlindungan. Semoga segera dikumpulkan bersama keluarga.










4 comments on "Tentang Penerbangan dan Perjuangan LDM"
  1. Sediiiihh banget baca bagian ini; Siapkan hati bahwa saat hape dimatikan, roda pesawat diangkat, saat itu hanya Allahlah tempat sebaik-baik memohon perlindungan. Semoga segera dikumpulkan bersama keluarga...

    Amiiiiiiinn yang panjang

    ReplyDelete
  2. Pengen mewek baca ini,iya aku juga ngerasain lebih baik sampe di rumah dengan fasilitas dan kemyamanan minim tapi harga murah daripada pilih harga yg mahal. Bekasi bandung aja minimal habis 100 ribu,itu kalo pake bus ekonomi yg ga ada nyaman2nya dgn jalur yg lebih jauh. Kalo pake eksekutif bisa 150 ribu PP. Apalgi naik travel atau kereta 😭. Semoga masalah ini cepet selesai dan yang ditinggalkan diberi kekuatan. Amiiin

    ReplyDelete
  3. Selamat mbak udah lulus universitas LDM ���� Aku baru 1 tahun nih..entah sampai berapa tahun..yang jelas secepatnya harus lekas seatap. Makasih sharingnya..bakal sering mampir ke sini :)

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Semoga senang yah main kesini :)

Custom Post Signature