Penggunaan Kata Jangan dalam mendidik anak
Dulu setahu saya ngga pernah ada yang bahas soal ini, hingga kemudian muncul teori bahwa kata JANGAN sebaiknya dihindari dalam pola asuh anak.
Kalau saya baca-baca artikel parenting rata-rata menyebutkan bahwa sebaiknya dalam mendidik anak hindari kalimat negatif dan usahakan pakai kalimat preventif. Karena menurut penelitian, otak anak susah mencerna kata " JANGAN". Jadi alih-alih mengartikan kata " Jangan nakal" - misalnya sebagai larangan untuk tidak nakal, malah yang terekam adalah kata nakalnya.
Gesi :
Makanya secara teori parenting orangtua disarankan untuk mencari alternatif kata "Jangan" dalam mendidik anak.
Contohnya :
" Jangan Lari "
Sebagai gantinya
" Jalan pelan-pelan aja nak"
Atau
" Jangan berisik"
Bisa diganti dengan " Bicaranya pelan-pelan ya"
Awalnya sih saya pikir ya memang masuk akal aja teori tersebut, " Ah apa susahnya sih mencari alternatif kata jangan, ada ribuan kalimat yang bisa menggantikannya" .
Haahhahahah ternyata susah ya sis. Setelah menjadi orangtua dan dihadapkan dengan makhluk lucu sungguhan bernama anak, dalam kondisi tertentu kita ngga bisa mikirin kata lain selain "JANGAN" untuk melarang dia melakukan sesuatu.
( Baca : Ekspektasi vs Realita Setelah Jadi Ibu)
Misalnya saat Tara udah mulai bisa jalan, trus mulai tuh mengeksplore seluruh rumah. Waktu itu dispenser dirumah kami masih yang model pencetan di luar. Gitu anaknya menuju ke dispenser dan bersiap memencet tombol air panas, ya otomatis keluarlah teriakan " Jangan Taraaaa......".
Atau saat anaknya main lompat-lompatan dari atas kursi ke lantai yang sungguhlah bisa bahaya kalau jatuh, maka otomatis yang keluar " Jangan lompat-lompat nak, nanti jatuh,kakinya sakit lho"
Nah jadi, dalam kondisi tertentu memang mau ngga mau kata Jangan pasti keluar.
Misal nih, saat Tara saya lihat main sama adeknya,trus mereka rebutan mainan. Maka kalimat yang bisa saya sampaikan adalah
" Tara, mainnya gantian ya sama adeknya"
Oke, sampai situ masih bisa dihindari kata jangan, alih-alih mengatakan " Tara, jangan rebutan".
Nah, tapi saat kemudian Tara udah kelihatan mau ngetok adeknya pakai mainan, ya saya akan langsung pilih kalimat " Tara, adeknya JANGAN dipukul, kasihan nanti sakit"
Jadi, soal penggunaan kata jangan dalam mengasuh anak, bagi saya sih fine-fine aja.
Walau katanya penggunaan kata jangan bisa menghambat kreativitas anak, bisa juga membuat anak terbatasi ruang lingkupnya, kalau menurut saya sih ngga begitu.
Kata jangan itu perlu kok, untuk mengajarkan kepada anak mana yang boleh mana yang tidak.
Mengajarkan pada anak bahwa memang ada yang boleh dilakukan dan ada yang tidak boleh dilakukan dalam hidup ini (halah , berat).
Kalau anak ngga pernah terpapar kata negatif malah dia ngga tau ntar mana yang baik mana yang buruk. Padahal di kehidupan nyata kita juga sering dihadapkan pada larangan-larangan yang dibuat dengan tujuan untuk kebaikan bersama.
Namun, kalau di saya, penggunaan kata jangan, sebaiknya selalu diikuti dengan keterangan kenapa kata jangan itu ada.
Maksudnya, saat kita mengatakan sesuatu kepada anak, maka sertakan alasannya. Biar anak tahu juga konsep sebab akibat.
Misal , saat anak kita lari-lari di jalanan berbatu.
" Jangan lari-lari Tara, nanti jatuh sakit lho"
Jadi anaknya dikasih juga alasan kenapa dia dilarang melakukan itu.
Biasanya kalau saya bilang gitu, anak saya Tara bakal menjawab " Ngga jatuh bunda, Tara larinya hati-hati"
Nah, malah anaknya jadi mengerti kalau lari-lari itu boleh asal dia hati-hati, dan lari-lari dilarang bunda karena bisa jatuh, bisa sakit, bisa berdarah.
IMHO ya, itu sih menurut pendapat dan pengalaman pribadi aja.
Pernah juga saat Tara lagi hobi-hobinya corat-coret dinding. Karena saya ngga anti dengan kata JANGAN, ya saya bilang aja begini " Tara, dindingnya jangan dicoretin, nulisnya di kertas aja ya"
Nah si Tara bakal jawab " Ngga boleh coret-coret dinding ya nda, tulisnya di kertas ya nda, iya"
Sepertinya cara seperti itu efektif sih untuk anak saya, makanya dinding di rumah saya walau ya masih adalah jejak-jejak coretan Tara, tapi yang ngga banyak banget sampai penuh gitu, cuma di beberapa bagian yang saat itu Tara belum nalar.
Apa jadi menghambat kreativitas anak?
Ngga juga ah, kan pindah ke kertas, ya sama aja.
Satu lagi deh contohnya. Ini sering banget sih terjadi. Saat adeknya udah tidur di kasur, trus si Tara suka banget lompat-lompat di kasur, kan bisa bangunin adeknya.
" Tara, jangan lompat-lompat, nanti adeknya bangun"
" Tara lompat-lompatnya di sebelah sini ya nda, biar adek ngga bangun"
Trus dia pindah ke kasur kecil di sebelahnya, hahahaha, lucu ngga sih, jadi anaknya malah kreatif mencari alternatif lain lho.
Intinya, kata JANGAN menurut saya sah-sah aja digunakan untuk melarang anak melakukan sesuatu atau menunjukkan bahwa itu TIDAK BOLEH dilakukan. Tapi biasakan untuk selalu menyertakan alasan di belakangnya.
Sekarang setelah beneran menjadi orangtua, walau tetaplah ya belajar ilmu parenting, tapi saya ngga saklek-saklek amat menerapkan apa yang dikatakan para pakar parenting.
Karena menurut saya gaya pengasuhan orangtua tetap harus disesuaikan dengan masing-masing anak, ngga bisa plek ketiplek dengan buku parenting.
Menurut emak-emak disini bagaimana, boleh ngga menggunakan kata "Jangan" dalam mengasuh anak?. Share ya.
Mantap :D
ReplyDeletepokok jangan kasar dengan anak kecil, meskipun dengan ucapan... harus lembut jika memberlakukan anak..
ReplyDeleteSecara teori sepertinya mudah untuk menghidari kata "jangan" tp pd prakteknya susaaah...hehehe.krn kita sudah terbiasa menggunakan kata tsb. Kdg pake alternatif bahasa, kayak mengganti jangan dgn no. Pdhl sih sama aja
ReplyDeletememang sih tapi aku masih suka pakai jangan kalau untuk sesuatu yang berbahaya, dan akhirnya anak mengerti kalau sudah pakai jangan artinay sesuatu yang bahaya
ReplyDeleteaku sepakat mba, dan mungkin kita penyampaianya harus santai...bukan marah marah
ReplyDeleteaku mah ttp pake kata2 JANGAN mbak... kata2 itu memang msh diperluin anak kok, supaya mereka ngerti apa yg sbnrnya boleh dan tidak boleh mereka lakukan.. aku juga bilang JANGAN, tp dgn penjelasan kenapa itu aku larang, supaya si anak ngerti.. ;)
ReplyDeleteThe student, guys, found a cool service that helps the guys cope with writing essays and articles https://essaysrescue.com/grademiners-review/. I turned to them for an essay, and I am very pleased with my choice. The guys are responsible for their work. Everything is very cool, I'm happy.
ReplyDelete