Berteman dengan Mantan

Wednesday, January 4, 2017


Pernahkah kalian diam-diam mengetikkan nama seseorang di masa lalu di mesin pencari google?

Pernahkah kalian di tengah perjalanan, sembunyi-sembunyi melihat akun sosmed dia yang pernah di hati?

Menelusuri postingan demi postingannya, tersenyum melihat dia sekarang.

Iya hanya tersenyum.. tersenyum saja . Tersenyum melihat dia bahagia. Tersenyum melihat dia berdiri di samping seseorang yang membuat kalian berkata di hati " DEM, She's so beautiful", untuk kemudian kalian bersyukur, dia mendapatkan seseorang yang memang pantas ia dapatkan.

Haaah ngga tersenyum, tapi malah memaki dalam hatj?

hahahaha karepmulah

Atau pernahkah dada kalian berdegup kencang, saat melihat namanya berkedip di layar hapemu, padahal itu di grup WA yang isinya ada berpuluh orang.

Jika ya, tak perlu malu, karena ada semilyar manusia di dunia ini yang pernah melakukannya.

Itu namanya apa yaaaa.... ehhm... ehhmmmm. yeah sebutlah apa saja.

Nostalgia mungkin.

Penasaran?

Bisa jadi.

Atau Gagal Move on?

Halah


Oke, jadi, #GesiWindiTalk minggu ini mau ngomongin hubungan kita dan suami dengan mantan pacar.

Gesi nih yang punya ide.

Baca punya Gesi :


Sebenarnya saya udah pernah nulis sih di Alumni Hati  dan Tentang Mantan. Baca dong baca










aaa.

Yah namanya orang hidup ya pastilah punya masa lalu.












m



Salah satu masa lalu yang bisa jadi masalah di keluarga itu, yaitu itu. si mantan #sayup-sayup terdengar lagu afgan

Kalau di keluarga saya sih, yang punya mantan cuma saya, soale mas Teguh ngga punya mantan samsek, jadi amaaaaan. Saya adalah yang pertama dan terakhir (katanya)

Nah, berbeda dengan saya, karena saya punya mantan segambreng.

Eh ngga segambreng jugalah, tapi lebih dari satu. Maklum saya dulu memiliki masalah kepercayaan diri akut.

Mungkin ada pengaruh keluarga, mungkin juga pengaruh sifat introvert saya. atau mungkin semata karena saya mencari orang yang bersedia memberi puja dan puji.

Sebut sajalah sesuka hati, saya ngga keberatan.

Iya saya dulu introvert, suka menyendiri, dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam dengan diri sendiri tanpa merasa perlu berinteraksi dengan orang lain.

Prinsip hidup saya saat remaja, mending ngga punya teman daripada ngga punya pacar.

Ngga heran teman saya seuprit tapi mantan bisa dibuat tim basket.

Ini bukan bangga, apalagi pamer. Ini namanya bercerita.

Hey jangan mencibir begitu. Percayalah untuk kasus saya, kehadiran pacar pada saat itu setidaknya memberi energi positif di diri saya, membuat saya bisa tersenyum setiap hari, walau pada akhirnya mereka juga yang membuat saya menangis, dem.

Iya, salah sendiri keasyikan memaintain pacar dibanding memaintain teman, maka saat patah hati, rasanya seperti jatuh tertimpa tangga, kepeleset dan membentur dinding, sakit nian.

Sakit yang sampai seolah-olah nafasmu tercekik di tenggorokan.

Sakit yang sampai kau berharap tak pernah mengenalnya.

Sakit yang sampai berandai-andai, suatu saat kau akan jadi dokter spesialis jantung, dan dia menjadi pasienmu yang berharap sambungan nyawanya ada di tanganmu.

Yup seperti itu.

Tapi anehnya, dengan mudah saya bisa melanjutkan hidup, move on, dan kembali mendapat kekasih hati.


Karena bagaimanapun, bagi saya, diri ini terlalu berharga kalau harus tertatih-tatih karena perasaan, walaaah ngga saya banget.

( Baca : Tim Realistis)

Nah, kalau sekarang ditanya, gimana pandangan saya soal berteman dengan mantan pacar?, yay or nay?

Saya bakal jawab langsung NAY.


Why?

Because bisa bikin baper. maafkan sayah.

Karena mantan pacar adalah orang yang sangat sangat bisa memicu kecemburuan pasangan. ya jadi ngapain juga masih temenan.

Tapi bukan berarti musuhan sih.

Temenan disini maksudnya masih intens berhubungan, masih sapa-sapaan, bahkan masih sering ketemuan.

Nay

Karena mereka adalah sebuah masa lalu
.

Bagi saya, masa lalu itu ibarat sebuah kotak berisi aneka barang yang menjadi kenangan. Untuk barang-barang tersebut, saya akan memperlakukannya ya seperti barang kenangan pada umumnya. Memilih mana yang bisa dibuang, mana yang masih bisa disimpan.

Lalu akan saya masukkan ke dalam kardus kosong, dilakban bersama kenangan lain, untuk kemudian ditutup, dan disurukkan di kolong tempat tidur, atau di sudut gelap rumah atau di gudang penuh debu.

Yup, seperti itulah masa lalu, kenangan. Hanya untuk disimpan jika memang tak kuasa dibuang.

Tidak dibuang bukan karena masih sayang, tapi karena jika dibuang malah kepikiran, mending disimpan saja, toh akhirnya bakal lupa sendiri. Tapi untuk melihatnya kembali, rasanya merupakan sebuah kesia-siaan.

Meski tak bisa dipungkiri, terkadang, ada rasa penasaran yang menyelinap diam-diam, ingin tahu apa kabarnya. Cuma ingin tahu saja.

Makanya bahaya. Dan saya ngga mau bersusah payah mencari-cari si kardus di sudut gudang.

Iyalah daripada membongkar gudang untuk menemukan kotak kenangan, saya lebih memilih membuat kenangan baru bersama pasangan.

Di kehidupan berkeluarga, saya kadang melakukan hal ekstrim yang bisa saja disebut orang lebay, jika saya tahu sesuatu itu worthed untuk dilakukan.

Sebut saja seperti mengganti nomor hape, bahkan mengganti nama di semua akun sosmed, demi menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pasangan.

(Baca : Masa Lalu )

Iya, sampe seekstrim itu.

Bukan, bukan karena kegeeran dicariin para mantan, tapi demi menjaga diri juga dari godaan say hello dengan orang-orang dari masa lalu. Sekaligus, demi menjaga perasaan dan menjaga kepercayaan suami dan tentu menjaga perasaan pasangan dari para mantan.

Hey siapa bilang ini hanya tentang diri kita.

Berinteraksi seminimal mungkin dengan para mantan tidak hanya tentang diri pribadi, tapi tentang orang-orang yang terhubung dengannya.

Karena para mantan itu hanyalah masa lalu, sedangkan pasangan hidup adalah masa depan. Orang yang akan menemani hari-harimu, yang akan menemani tidurmu dan kelak akan menggenggam tangan keriputmu saat rambut sudah memutih.

Jadi sama sekali ngga boleh berteman dengan mantan ?

Terserah sih. Tapi saya lebih milih ga usah.

But kalo pengen tetep berteman...

Bertemanlah, saat kamu sudah bisa berdamai dengan rasa sakit yang mungkin saat diingat akan menimbulkan ngilu kembali.

Bertemanlah saat kita sudah bisa menertawakan cerita itu bersama pasangan, bahkan saling meledek untuk sebuah kisah yang dulu terlihat begitu indah.


"Cieeee.... cieeeee mantannya nikah nih yeeee, ngga pengen datang dek "

Yup, walau awalnya saya sempat menutup diri dengan mereka-mereka itu, pada akhirnya saya memang kembali berteman, kembali membuka komunikasi, sebatas grup WA saja, tidak lebih. Dan itu butuh waktu berpuluh tahun bagi saya untuk bisa nganggap mantan itu jadi temen biasa. Piye yooo soale pas nginget kelakuan dia alih-alih pengen ngajak temenan,pengen nampol iya.

Kalaupun ada yang masih bertegur sapa, maka semata karena kedudukannya di hati tidak di kasta mantan, tapi sahabat yang hilang. Ini ada juga sih yang kayak gini. Jadi pas pacaran ngga cinta-cinta amat. Awalnya dari sahabat, jadi pas putus ya kasta dia tetep ada di kasta sahabat. halah ribet mak mak.

Tapi tentu dengan sepengetahuan suami.

Dan itu boleh dilakukan, saat dirimu tahu, bahwa yang ada di sampingmu saat ini, yang mengikat janji suci denganmu,  terlalu berharga untuk dikompare dengan orang-orang dari masa lalu.

Maka masa lalu, biarlah menjadi masa lalu.

Mereka pernah mengukir cerita indah di hati. Mungkin juga pernah menorehkan luka. Cukuplah sampai disitu.

Cukup hanya menjadi kenangan yang bisa kau tertawakan bersama sahabat karibmu.

Seperti kata Rangga "Detik tidak pernah melangkah mundur dan pagi selalu menawarkan cerita baru"

Untuk setiap kenangan, biarlah menjadi kenangan, bukti bahwa sutradara kehidupan tidak pernah salah.

Lupakan untuk kembali melongok kardus berdebu di sudut gudang rumahmu.

Cukup lambaikan tangan dan ucapkan terima kasih atas rasa yang mendewasakanmu.




19 comments on "Berteman dengan Mantan"
  1. Aku malah berteman dengan mantanku dan mantan suami, pun dengan suamiku dia juga berteman dengan mantannya dan mantanku juga. Aku sama suami juga ga pernah sensi ato jeles soal ini, soalnya emang ga pernah macem2 si. Menurut Windi, ini aneh ga? haha..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga aneh juga mba. Berarti kalian udah tahap dewasa super, hahahaha. Uda sampe percaya mantan hanya remah2 mi gemez hahahaha

      Delete
  2. Dulu nikah, samsek enggak ngundang mantan-mantan kami. Tapi ngundang geng-nya. Terserah mantan pada mikir gimana. Hahahaha..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha aku juga ga undang samsek. Ga ada niat juga sih.

      Delete
  3. Jangankan sesudah menikah, pas masih pacaran sama yang baru pun menurutku gak boleh berteman dengan mantan.. Walaupun selama hubungan dengan mantan dulu gak ada kontak fisik tetep aja canggung, gak ada gunanya, dan malah memicu pertengkaran.

    ReplyDelete
  4. Mbaaa..aku suka banget sama tiap kalimatnyaaa.. Love love love deeehh..

    *komen macam apa iniii.. Tapi beneran lho Mbaa.. Daleeemmm...

    Aku juga Nay sih. Bener, demi menjaga banyak hati. :)

    Tapi mantanku itu ha suamiku sih..hahaha.. Dan ada 1 yg lain. :p

    Cuma dikit koq. Ngga bisa jadi tim basket. :v

    ReplyDelete
  5. Saya dong nggak punya mantan *sombong *tapibohong ����
    Tp nggak berteman lagi sih di sosmed

    ReplyDelete
  6. Kalau emang udah nikah sih sebaiknya jangan ditengok-tengok ya Mbak, yang ada malah memicu kecemburuan hehehe
    Lain cerita sama Rangga yang balikan sama Cinta di AADC2 hehe.. duh jadi rindu sama Cinta #dih #apaacoba #ngaco

    ReplyDelete
  7. kalau saya sih hampir sama semuanya juga masih berteman, toh rasa sakitnya sudah pada hilang lagian berteman lebih baik dari pada bermusuhan.. hhe

    ReplyDelete
  8. Tema yang menarik. Kalau sebuah pernikahan bahagia biasanya tidak memikirkan atau kepo soal mantan. Biasanya lho, karena tidak ada waktu untuk itu. jika hal itu terjadi, yang perlu ditengok dulu ada apa dengan kehidupan dan pernikahan yang sekarang. Berteman dengan mantan bisa saja tapi seseorang tidak akan pernah tahu pikiran orang yang lain...

    ReplyDelete
  9. Huaaaa sayaaaa sayaaaa, dulu masih suka stalking mantan, dulu waktu jaman masih Friendster aja dia ngeview profileku bikin hati kelepek2 senang, padahal cuma view doang, hahahah. Sebelum nikah sering banget lihat2 dia lewat medsos, kadang cemburu lihat ceweknya hahahahh. Tp itu duluuu, sebelum nikah. Setelah nikah udh lupa deh stalking2, eehh pernah deng iseng aja pengen tahu dan ternyata dia udah nikah juga, Alhamdulillah ikutan senang juga :)

    ReplyDelete
  10. mantanku cuma beberapa mbak, tapi gebetannya bisa lebih dari kumpulan beberapa #halah
    Anehnya aku masih berteman dengan mereka semua, dan selalu geli setiap ingat bahwa aku pernah suka sama mereka, "idih nggak banget deh.." Begitu kalimatku kira-kira. hahaha. Apa aku sudah sampai ke tahap kedewasaaan seperti komennya Mbak Ika?
    Hihi, tapi btw aku pernah baca saat kita deg-degan, bisa jadi itu karena tubuh kita merespon "ADA BAHAYA" tapi baca kalimat pertamanya Mbak Windi jadi berpikir.. ng...

    ReplyDelete
  11. Sebatas komunikasi, group WA saja, potongan itu langsung kepikiran mantannya dibikinin group wa gitu mbaaa, hahaha. Tricky emang masalah temenan sm mantan, tp biasanya aku yang lebih sensi soal ini si, ahahaha..

    ReplyDelete
  12. mantanku hanya beberapa Mbaa, kalo dihitung jumlahnya gak sampe jumlah jari di satu tangan.

    Dulu saya malu karena pacarku sedikit soalnya teman-temanku pacarnya segudang. Saat itu banyaknya mantan menjadi tolak ukur kecantikan seseorang, semakin banyak mantannya berarti semakin cantik orangnya hihihi

    tapi setelah nikah, saya jadi bersykur mantanku hanya sedikit, justru saya menyesal mengapa dulu capek-capek pacaran sama para mantan itu kalo akhirnya yang jadi jodohku adalah suami??

    ReplyDelete
  13. Bukaaan mba hahaha. Jd mantanku temen sma jd ya ada di grup sma. Masa buatin grup khusus mantan hahahaha bisa perang dunia lah

    ReplyDelete
  14. Bagus kak artikelnya... sukaaaa hehe tapi kalau soal berteman lagi sama mantan ya why not? karena memutus tali silaturahmi juga kan ga boleh ya hehe... asalkan kitanya gak macem2 aja.


    Paling suka sama kutipan dari rangga di sini.

    mampir ke blog aku yuk di hirenanotes.blogspot.com
    tapi isinya hal2 random sih hahaa mending jangan mampir xD

    ReplyDelete
  15. Aq masih ada kontak mereka *tsaaaah mereka, berarti ngga satu doang 😝* tapi setelah nikah udah ngga kontak. Ada sih yg aq undang waktu nikah, tapi ku undang orang tuanya juga.. bahkan orang tuanya ada yg dtg pas aq nikah. Lebih k respect aja sih karena mereka dulu baik banget.

    ReplyDelete
  16. Kalau aku tim yay untuk temenan sama mantan �� tapi mantanku pada gak mau temenan ma aku. Mungkin masih baper kali *sombong* terus pacarku *iya belum nikah hiks* juga sama beberapa mantannya masih baik. Malahan aku akrab juga sama mantan dia haha. Ini gimana yaa...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Semoga senang yah main kesini :)

Custom Post Signature