# BahagiaDiRumah adalah Saya

Tuesday, May 31, 2016
Sejak kecil hidup berpindah-pindah membuat saya butuh definisi yang tepat untuk sebuah kata "rumah".

Dulu saya pikir, rumah adalah tempat dimana kita paling banyak menghabiskan waktu.

Tapi nyatanya, saat SMA, hanya satu minggu dalam empat bulan saya bisa merasakan tidur di rumah orangtua saya, selebihnya saya habiskan waktu di sebuah asrama nun jauh di tepian kota Sibolga.

Niatnya Jujur, Malah ........

Friday, May 27, 2016

Kata ibu saya, dalam hidup itu kita harus selalu jujur. Karena kejujuran membuat hidup tenang. Saya selalu berusaha mengikuti kata-kata ibu saya tersebut.

Sewaktu saya SD saya dikenal sebagai anak yang jujur. Apa sebab? . Ceritanya saya pernah makan mie di kantin sekolah. Selesai makan, saya pun main lompat karet bersama teman-teman. Pas giliran saya main, dari kantong saya terjatuh uang seratus perak. Saat itu uang jajan saya memang seratus rupiah. Wah saya kaget, “ lho kok uang saya masih utuh sih, kan tadi udah jajan”.  Pikir punya pikir, saya berkesimpulan bahwa pasti tadi saya jajan dan lupa bayar.

Dengan berlari-lari saya kembali ke kantin sekolah. Saya pun segera meminta maaf kepada ibu tukang warung dan memberikan uang seratus perak milik saya tadi. Si ibu seneng banget. Saya pun bahagia sekali, berasa sudah berbuat suatu kebajikan yang sangat besar.

Sore hari, saya lanjut sekolah ibtidaiyah, saat saya mau membeli es lilin baru saya sadar, ternyata uang seratus perak yang tadi pagi saya kira uang jajan yang lupa dibayar itu adalah uang jajan buat sekolah madrasah. Oalah, jadinya sore itu saya gak punya uang buat jajan, jadi bengong.

Namun sejak hari itu, si ibu penjual mie cerita-cerita ke anak-anak lain,kalau saya tuh jujur banget, lupa bayar ngaku dan kembali buat bayar. Sampai-sampai tukang jualan lontong yang sudah tua di sekolah saya selalu meminta saya menghitungkan jualannya yang laku terjual, termasuk kue yang dititipkan di warungnya. Soalnya dia sudah rabun dan gak terlalu mahir berhitung. Wah saya senang sekali bisa membantunya, apalagi setiap selesai ngitungin saya biasanya dikasi dua biji bakwan.

Kejadian yang sama terulang kembali saat saya sudah berkeluarga. Suatu hari saya dan suami berbelanja untuk kebutuhan bulanan di sebuah minimarket . Saya belanja ini itu, shampoo, sabun, telur, gula sampe dua gallon air mineral. Setelah membayar di kasir, kami pun kembali ke rumah. Sampai di rumah, saya periksa lagi bon belanjaan, eh ternyata dua gallon air mineral yang saya beli belum terbayar alias gak kehitung. Soalnya di mini market kan biasa tuh air mineral galon ditaruh di depan pintu toko, jadi tadi langsung masuk mobil, gak sempet dibawa ke kasir. Sayanya lupa, si mba pelayannya juga lupa. Berhubung jarak rumah saya dan mini market tersebut lumayan jauh, ya sudahlah, saya niatkan besok saja balik kesitu.

Esoknya, saya mampir ke minimarket tersebut dan mengatakan ke si kasir yang ternyata adalah pemilik minimarket bahwa saya kelupaan bayar air mineral kemarin saat belanja. Si ibu seneng banget, bolak-balik bilang terima kasih ke saya. Namun setelah saya pergi ,saya mendengar si ibu memarahi pelayannya. 

“ Eh dasar kamu ya kerja gak becus, bisa-bisanya ada pembeli yang gak bayar, untung ibu itu jujur, kalau ada berapa orang yang gak bayar dan ga jujur kaya gitu, bisa bangkrut saya”

Waduh kasihan banget saya melihat si mba dimarah-marahi gitu. Ia hanya bisa nunduk sambil minta maaf sama majikannya. Dan saya jadi merasa bersalah, kok gara-gara saya orang lain jadi dimarahi.

Kejadian lain saat saya makan di restoran seafood di Medan bersama suami. Setelah selesai makan dan si pelayan menyerahkan bill, saya pun membayar sesuai dengan jumlah tagihan. Sebelum beranjak dari meja, saya periksa kembali bon pesanan tadi. Dan ternyata, ada dua pesanan saya yang tidak dimasukkan ke bill , mungkin pelayannya lupa pikir saya. Segera saya memanggil pelayan yang berdiri terdekat dengan meja saya, kebetulan supervisor pelayanannya. Setelah saya jelaskan kemudian saya bayar kekurangan tagihannya. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada saya. Namun lagi-lagi, saat berjalan keluar dari restoran tersebut saya sempat mendengar si supervisor memarahi si pelayan yang lalai mencatat pesanan saya ke tagihan.

Duh, kok mau jujur aja malah nyusahin orang ya. Heran saya, kenapa sih mereka gak cukup berterima kasih aja, gak perlu pake marah-marah sama pegawainya. Saya sempet takut, jangan-jangan gara-gara saya si pelayanan bisa dipecat atau bisa ga nerima bayaran. Wah gawat.

Kesini sini saya sempat bingung kalau menghadapi kejadian serupa lagi, jadi trauma, takut niat baik saya malah mungkin bisa berdampak buruk bagi orang lain. 

Tips dari saya sih, pokoke sebelum membayar sesuatu pastikan jumlahnya sesuai dengan yang kita beli, bukan saja agar kita tidak dirugikan tapi juga demi menghindari kayak kejadia. saya di atas.

Ga hanya soal bayar-bayaran saat membeli sesuatu, saat melakukan transaksi apapun juga, seperti nabung atau ngambil uang di bank,  biar sama-sama aman.

Walau demikian, jangan pernah takut untuk jujur dimanapun yah, karena kejujuran itu  adalah pondasi dari integritas.

Kalau kamu pernah ga mengalami hal kayak saya? 








Tanggal Tua Masih Merana?. Segeralah Bertobat Kawan

Tuesday, May 24, 2016
Berbahagialah orang yang masih bisa mengeluh saat tanggal tua


Lho kok?

Iyalah, berarti minimal dia pernah merasakan tanggal muda, alias masih ada penghasilan yang bisa diharapkan. 

Samalah kayak orang yang mengeluh kalau makan dimsum di pinggir jalan kagak enak, lha karena dia udah pernah makan dimsumnya Nelayan, jauuuuh rek jauuuh.

Jadi, tanggal tua itu patut disyukuri.

Akankah Nasib Eno Sama Dengan Junko Furuta?

Saturday, May 21, 2016
Junko Furuta, seorang siswi SMA di Jepang bertahun silam telah disiksa selama 44 hari hingga meregang nyawa.

44 hari yang lebih mengerikan dari neraka. Ia disiksa dengan teramat sadis. Diperkosa lebih dari 400 kali, dijatuhi barbel di perutnya, jari tangannya dihantam dengan benda keras sampai gepeng. Tak cukup sampai disitu, kemaluannya dijadikan asbak rokok, dimasuki segala benda dari yang kecil sampai batangan besi. Anusnya dimasukkan petasan dan disulut. Hingga akhirnya ia dibakar, dimutilasi, dimasukkan ke dalam drum, disemen dan dibuang begitu saja di Tokyo.

Pilih Pilih Dokter Spesialis Anak

Wednesday, May 18, 2016


Jadi wanita memang kerempongannya tidak berakhir setelah melahirkan aja ya bok. Setelah nikah dulu heboh nyari dokter spesialis kandungan dan andrologi yang yahud. Gitu hamil juga pilih-plih dokter kandungan sempet bikin pusing. Giliran anaknya udah brojol, dapet pe-er baru lagi, nyari dokter spesialis anak yang cocok

Baca Punya Gesi disini :


Kenapa harus yang cocok, bukan yang oke?

Ya, karena menurut saya memilih dokter spesial anak itu beda dengan saat milih dokter kandungan.

(Sponsored Post ) #MajuTanpaBatas Bersama Binus Online Learning

Sunday, May 15, 2016
#Majutanpa batas bersama binus online learning



Pengen kuliah lagi, tapi ga punya waktu?

Ih itu mah guweh banget. 

Iya, dari dulu pengen banget bisa meneruskan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. Pengen ambil magister ekonomi gitu, atau magister hukum, biar makin kumplit ilmunya. Sempat diskusi sama suami, tapi belum dibolehin. Karena apa?, Karena ya mau kapan lagi ngurus anak, kalau pagi sampai sore kerja, trus malam harus ke kampus atau Sabtu Minggu ke kampus?, Beuugh bisa-bisa ntar dipanggil tante sama anaknya.

Memilih Kado untuk Suami Ternyata Ada Triknya Lho

Thursday, May 12, 2016
Memilih Kado untuk Suami Ternyata Ada Triknya Lho

Hubungan mesra dengan suami memang harus dibina dengan baik setiap saat. Tak hanya memanjakan suami dengan masakan yang enak, ada hal lain yang tak kalah penting bagi suami istri. Salah satu yang seru adalah menyiapkan kado ulang tahun untuk suami.

Yang Berubah Setelah Punya Anak Dua

Wednesday, May 11, 2016

Selamat hari Rabu bu ibu. Minggu ini #GesiWindiTalk mau ngomongin tentang hal-hal yang berubah setelah kita punya anak kedua.




Apaa???? Belum tahu ya kalau kita sudah punya dua anak, xixixi, memang sih kalau dilihat sepintas ga ada bedanya sama anak gadis. Kita memang samaan sih sama si Dian Sastro, punya dua anak tapi masih singset gituuu #disambit massa.

FYI, saya punya dua anak, cewe-cewe lucu. Sementara Gesi udah sepasang , kaka Ubi sama dek Aiden. 

AADC2, Antara Ekspektasi dan Realita

Sunday, May 8, 2016


AADC hadir 14 tahun lalu di kehidupan saya, saat saya sedang kuliah di Semarang. Romantisme AADC membius saya kala itu, karena alasan yang sangat klise, saya nontonnya bareng si mantan, uhuk.

Tak kurang dari 15 kali, mungkin saya sudah menontonnya, sampai hapal seluruh dialognya, sampai hapal gerak-gerik cinta, sampai mungkin saya berhalusinasi jadi si Cinta, tapi saya gagal untuk menghadirkan tokoh Rangga di kehidupan asmara saya, halah.

Tentang Berbagi Tugas Dengan Suami

Wednesday, May 4, 2016

Yeaay, udah masuk minggu ke-2 nih #GesiWindiTalk nya. Oya sekalian mau infoin, kalau jadwal postingan barengan ini diubah jadi hari Rabu, ngga jadi Kamis, biasalah emak galau banyak pertimbangan.


Kenapa atuh harus berbagi tugas sama suami?

Ya, karena kalau udah berkeluarga, suami itu memang tempat berbagi, masa berbaginya sama tetangga mana ada yang mau ^_^.

Mengapa Wanita Harus Bisa Masak?

Tuesday, May 3, 2016


Mengapa Wanita Harus Bisa Masak ?

Bisa lho ya, bukan jago ala chef Marinka.

Jadi inget dulu pernah ada teman yang nanya sama saya

“ Win kamu bisa masak ngga”

“ Bisa sih, tapi ngga enak” jawab saya

“ Yeee, kalau gitu, namanya kamu ngga bisa masak”

Tentang Suami Selingkuh dan Istri Yang Minta Dimengerti

Monday, May 2, 2016
Belakangan lagi heboh meme-meme dear mantan dear mantan. Aaaah kayaknya gara-gara AADC nih, jadi pada mau dear-dear-an sama mantannya. Udah mantan ngapain jugaaa di dear-dear in.

Custom Post Signature