Kado Terindah Dalam Hidupku

Tuesday, January 13, 2015
Tahu ngga, waktu kecil  saya punya cita-cita yang lain dari yang lain. Sebelum saya mengerti kalau ada cita-cita yang disebut dokter, pilot, presiden dan lain-lain itu, saya punya satu cita-cita mulia, yaitu Ingin dapat piala biar bisa dipajang di lemari rumah dan membuat ibu saya bangga hahaha. Mulia banget kan.

Makanya kalau ada lomba-lomba tujuh belasan, saya walau malu-malu kucing tapi pasti ikutan satu dua perlombaannya. Entah itu makan kerupuk, lomba lari atau balap karung. Tujuannya cuma satu, pengen juara, dan dapet piala biar cita-cita mulia di atas bisa terwujud. Tapi ternyata, tak satu pun lomba tujuh belasan pernah saya menangkan , nasiblah punya postur imut-imut. Ikut lomba makan kerupuk kalah rakus, lomba lari kalah cepat, balap karung kalah gesit.


Sadar diri ngga bisa membanggakan ortu dari cabang olahraga dan permainan, saya cari cara lain, dengan berusaha jadi juara di kelas. Syukurnya untuk yang satu ini, sejak jaman SD sampai SMA, minimal bisa lah masuk-masuk juara. Tapii sayangnya yang namanya juara kelas itu ngga pernah dapet piala. Hadiahnya kalau ngga buku tulis, pensil, crayon, paling banter tas sekolah. Walau demikian, saya tahu, ibu saya senang sekali melihat rapor saya.

Tapi, tetep cita-cita saya untuk memajang piala di lemari rumah belum kesampaian. Kelas 4 SD saya ikut sanggar tari. Ibu saya yang daftarin, soalnya kata ibu saya memiliki bakat disitu. Senengnya bukan kepalang, karena selain saya memang suka menari, saya pun punya kesempatan buat ikutan berbagai lomba dan tampil sana sini. Beberapa kali ikut lomba, kadang menang kadang ngga. Ngga masalah, yang penting saya senang ibu senang.  Sekalinya menang, yang nyimpen piala malah pelatihnya, huhuhu.

Masih belum putus asa, saya ikutan lomba menggambar. Walau ngga bagus-bagus amat, tapi saya lumayan juga kalau disuruh melukis gunung, pohon beserta padi di sawah. Dan sayangnya saya ngga pernah menang, Aduuuh malang nian nasibku.

Tapi ya gitu, karena memang pada dasarnya saya punya jiwa juang yang tinggi, mau kalah berkali-kali juga ngga pernah kapok, kalau ada kesempatan berkompetisi ya mau-mau aja ikutan. Hanya saja, semakin kesini, hadiah perlombaan kebanyakan sudah diganti dengan bentuk lain, tidak melulu berupa piala.

Detik beranjak, bulan berganti, tahun berlalu. Impian itu tetap ada.

Dua tahun lalu, saya membaca sebuah lomba jurnalistik yang diselenggarakan sebuah brand air mineral ternama. Tanpa ragu saya mengikutinya. Sebuah tulisan dari hati saya kirimkan ke panitia. Harapan untuk menang tentu ada, namun tidak berharap terlalu muluk. Berbulan-bulan pengumuman lomba tak jua tiba. Saya pun mulai melupakannya. Sampai di suatu siang, saat sedang sibuk di kantor sebuah telepon saya terima.

" Halo Selamat siang, Dengan mba Windi Widiastuti?"
" Iya Benar"
" Saya dari Aqua Danone mba. Berhubungan dengan event AJA , kami ingin mengundang dan menanyakan kesediaan mba Windi untuk datang di acara malam penganugerahan Jurnalistik Aqua di bala bla bla....... Hari Kamis Tgl 18 April"

Hwaa, senang bukan kepalang mendengarnya. Walau belum dipastikan sebagai pemenang, namun sudah membuat hati berbunga-bunga. Namun karena pada saat itu, kondisi saya sedang hamil tua, dilema sempat menghampiri. Antara mupeng pengen eksis di acara itu tapi khawatir dengan keselamatan janin.

Singkat cerita, setelah konfirm ke panitia, akhirnya kehadiran saya bisa diwakili oleh ibu saya. Bukan main senangnya beliau waktu saya minta kesediaannya untuk berangkat ke Jakarta.

Saat tiba sesi pengumuman pemenang lomba, ternyata nama saya keluar sebagai salah satu pemenangnya. Dengan gegap gempita diiringi riuh tepuk tangan penonton, ibu  melangkah ke panggung acara. Sebuah piagam, plakat dan uang tunai diterima ibu saat itu. Acara tersebut diliput media dan disiarkan di televisi.  Ibu saya juga berkesempatan berbincang dan berfoto bersama menteri lingkungan hidup, sesuatu yang merupakan hal istimewa bagi ibu saya yang notabene seorang guru.

Itu emak saya yang di Tengah
Bersama Menteri Lingkungan Hidup ( Kiri) dan yang punya Aqua ( kanan)

Saat menonton acara tersebut di you tube saya tak kuasa menahan haru. Melihat binar bahagia di mata ibu, sesuatu yang selalu saya impikan dari dulu, akhirnya tercapai juga. Dan walau sebuah piala atau piagam tak bisa menggantikan senyum manis ibu, tapi melihat piagam tersebut kini berada di lemari rumah kami, rasanya seperti memperoleh kado terindah yang saya impikan. Bukan piagam tersebut, atau uang tunai yang saya peroleh, atau kepuasan bisa menjadi seorang pemenang yang mejadikannya indah. Tapi bisa membuat ibu saya tampil di muka umum karena prestasi yang saya lakukan, memberi rasa bangga di hatinya itulah yang membuat penghargaan Jurnalistik Aqua kemarin menjadi kado terindah untuk saya dan mungkin untuk ibu saya. Sampai hampir sebulan kemudian, tak henti ibu menceritakan hal ini kepada teman-temannya. Sungguh merupakan kebahagiaan seorang anak bisa membuat perempuan yang melahirkannya ke dunia ini tertawa senang bukan karena suatu materi.








Hadiah-hadiah yang membuat Tambah Indah :)

Anyway, semoga di masa mendatang, saya masih diberi kesempatan memperoleh kado-kado indah di hidup saya, yang tidak hanya terasa indah untuk diri saya tapi juga indah untuk orang-orang yang saya sayangi.

Nah, kalau kalian, kado terindah apa yang pernah kalian peroleh dalam hidup. Sharing dong.






26 comments on "Kado Terindah Dalam Hidupku"
  1. ahhh, kapan yaa bisa punya piala hihihi..impianku juga ntuh maak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha iya maaak,dpt piala itu sesuatu ya asal ga pake bayar2an :)

      Delete
  2. Waaa serius kece mak kadonya. Wah kapan yaa aku bisa kayak gitu :)
    Sukses buat GA nya yaaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukannya udh sering ya maaak.dikau kan sering bgt menang lomba :)

      Delete
  3. saya aja ikut terharu... kado yg tak ternilai harganya...

    ReplyDelete
  4. wuih hadiahnya bikin ngiler kakak, ibu kakak pasti bangga sekali ya :)

    ReplyDelete
  5. Keren mak. Moga tahun ni n selanjutnya bs dapet kado2 indah nan luar biasa lg. Amiinn. Jgn lupa traktir eikeh ya mak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ya rabbal alamiin.sini mak ke medan biar ane traktir hahaha

      Delete
  6. Selamat selamat ya... Jadi ingat teman dekat ku. Orang tuanya punya trik untuk nyenengin anaknya dan menyemangati dia berprestasi. Jadi tiap kali lomba mewakili sekolah kalo dpt pialanya. Orang tuanya bikin pialanya duplikat untuk anaknya. Yang asli di sekolah yang duplikat ia bawa pulang meski ga ada bedanya sih hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah boleh juga tuh idenya mas.jd bisa dipajang di rumah yaaaa

      Delete
  7. Kado terindah saya...hihih suami yang hafal Alquran, lulusan universitas di Jepang dan sekarang lanjut kuliah di luar negeri juga. Sabar, super baik dan bisa jadi suami dan sahabat sejati sekaligus. Tambah bahagia karena menantu yg kyk gt yg diinginkan Ibu saya. Hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah itu emang kado terindah maaak untuk seorang istri lgsg dr yang Kuasa ya maaak

      Delete
  8. Widiiih iya bener ini mah kado terindah banget. Bangga pasti jadi ibunya mbak Windi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbaaa seneng dan bangga bgt.jarang2 sy berprestasi hahahaha

      Delete
  9. wowww... keren euy, akhirnya bisa membuat ibu bangga ya....
    Selamat ya...

    ReplyDelete
  10. Tuh kaaan, dirimu emang cihuuuyyy bingits maaak!
    :))

    ReplyDelete
  11. Bangganya, bisa membahagiakan ibu tercinta. Semoga aku juga bisa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya maaak seneng banget.semoga kita semua jadi anak yang membanggakan ya mak

      Delete
  12. Baru mampir udah suka sama ceritanya :)

    ReplyDelete
  13. Hai Mak...

    Makasih banget yaa sudah ikutan Giveaway Kado Terindah. Semoga menang! :D

    Salam,
    Pungky

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Semoga senang yah main kesini :)

Custom Post Signature