Bisa
ngga sih kita hidup tanpa Air?
Sepertinya semua orang setuju kalau yang namanya makhluk hidup itu tidak bisa hidup tanpa air. Air sumber kehidupan.
Nah, sekarang pertanyaannya diganti.
Bisa aja ya. Dulu-dulu juga ngga ada listrik masih bisa hidup. Masak nasi pakai kompor, nyetrika pakai setrika arang, nyuci pakai tangan, kalau kepanasan tinggal buka jendela. Hmmm kira-kira kehidupan seperti itu masih relevan ngga di zaman sekarang ?.
Yup, jaman berubah, kehidupan berubah, teknologi pun berubah. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan manusia akan hidup sehari-hari sebenarnya tidak berubah. Dari dulu sampai sekarang pun kita masih butuh makan, mandi, nyuci, tidur, rekreasi. Hanya saja makin lama yang namanya manusia ingin hidup lebih nyaman, lebih gampang dan lebih cepat. Mungkin ini yang disebut evolusi dan revolusi kehidupan.
Memasak dengan menggunakan kukusan di kompor sih ngga ada salahnya. Tapi jauh lebih cepat kalau memasak dengan menggunakan rice cooker, ngga perlu ditungguin, bisa sambil nyambi pekerjaan lain.
Sumber penerangan di malam hari juga dulu-dulu cukup dengan lampu teplok dan lilin, namun kegiatan yang bisa dilakukan pun terbatas. Apalagi kegiatan belajar dan membaca, wah kalau terlalu lama bisa merusak mata.
Bagi penulis, dulu pun tidak adahambatan , bisa menulis dengan tangan atau ngga dengan mesin ketik. Namun dengan adanya komputer, laptop, pekerjaan menulis menjadi lebih mudah. Salah ketik tinggal edit, ngga perlu mengulang dari awal. Kecepatan menulis pun berubah, kalau dengan mesin ketik satu hari mungkin hanya dapat 3 halaman, dengan komputer bisa dua sampai tiga kali lipatnya.
Yup penemuan teknologi tersebut sungguh-sungguh sangat membantu mempermudah hidup kita.
Tapi, di balik semua itu, ternyata ada primadonanya. Tanpa adanya Listrik, semua penemuan tersebut hanya berupa onggokan mesin-mesin saja.
Benar sekali, itu adalah slogan perusahaan listrik di negara kita ini. PLN, Perusahaan Listrik Nasional.
Tidak bisa kita sangkal, bahwa dengan adanya listrik, kehidupan menjadi lebih baik. Masak jadi lebih cepat, mengetik lebih mudah, belajar lebih asyik, malam menjadi terang. Bahkan suasana kota jauh lebih menarik di malam hati daripada di siang hari, karena adanya lampu-lampu yang menghiasi. Lampu-lampu itu bisa menyala karena ada listrik.
Jadi, walaupun kita bisa hidup tanpa listrik, nyatanya dengan adanya listrik, kita bisa memperoleh hidup yang lebih baik. Setuju Ngga??
PLN sebagai perusahaan listrik monopoli di Indonesia, tentu menjadi tumpuan harapan masyarakat Indonesia dalam hal penyediaan listrik. Slogan perusahaan tersebut sangat indah di dengar telinga kita. " Listrik Untuk Hidup Yang Lebih Baik". Itulah harapan kita.
Pertanyaannya, apakah slogan tersebut sudah memenuhi harapan masyarakat Indonesia?
Hmm Coba dengar cerita saya.
Sebagai seorang ibu, yang paling saya rasakan manfaat dari adanya listrik adalah kualitas hidup yang lebih baik yang bisa saya berikan kepada buah hati. Kok bisa?
Iya, sebagai ibu bekerja, kemungkinan saya memberi ASI kepada anak saya sepanjang hari rasa-rasanya menjadi sesuatu yang mustahil. Namun dengan adanya lemari es, saya bisa memerah ASI saya untuk kemudian disimpan menjadi ASIP, dan bisa dikonsumsi bayi saya walau saya tidak ada di sampingnya.
Dikarunia rezeki ASI yang tidak semelimpah ibu-ibu lain membuat saya harus berjuang keras untuk mengumpulkan ASIP.
Saya pikir memerah ASI merupakan tantangan terberat bagi ibu bekerja, ternyata saya SALAH BESAR. Susah payah mengumpulkan tetes demi tetes ASIP, ternyata masih lebih susah lagi memastikan ASIP yang tersimpan di lemari es aman sampai dikonsumsi bayi saya.
Abaikan Modelnya :) |
Seperti kita tahu, ASIP bisa tahan selama 6 bulan jika disimpan dalam kondisi beku. ASIP yang telah cair tidak dapat dibekukan kembali, karena akan merusak kandungan gizi di dalamnya.
Bermukim di Medan, dengan ancaman pemadaman listrik berjam-jam ( 3-8) jam setiap hari sungguh membuat hari-hari saya tidak tenang. ASIP yang saya kumpulkan sebotol demi sebotol sepanjang cuti melahirkan dengan berat hati terpaksa diminumkan ke bayi saya, daripada mubazir. Duuuh gemes sekali rasanya.
Di samping masalah ASIP, pemadaman listrik yang berulang dan dalam waktu lama juga membuat banyak peralatan listrik rusak, bahkan karena adanya pemadaman listrik, kemudiAN masyarakat menggunakan genset di malam hari, banyak terjadi kecelakaan karena kelalaian. Baik peristiwa kebakaran karena genset yang meledak, atau kematian karena terhirup gas buang yang dihasilkan genset. Oh Oh..... menyedihkan sekali.
Kalau sudah demikian, slogan " Listrik Untuk Hidup yang Lebih baik" yang digadang-gadang PLN hanya menjadi angan-angan belaka.
Sering saya berfikir dan membatin dalam hati, : Kenapa sih PLN ini, mentang-mentang perusahaan monopoli jadi ngga serius memenuhi kebutuhan konsumen. Masa masalah kebutuhan listrik seperti ini tidak bisa diatasi selama bertahun-tahun. Padahal mantan Dirutnya, Bapak Dahlan Iskan sangat terkenal dengan Manufacturing Hope-nya. Padahal lagi Dirut PLN saat ini, Nur Pramuadji juga bukan orang sembarangan. Apa susahnya sih membangun pembangkit baru untuk menyuplai kebutuhan listrik.
Usut-punya usut ternyata, permasalahan listrik tidak segampang yang saya sangka.Bukan seperti memenuhi kebutuhan pasar, dimana semakin tinggi kebutuhan maka teorinya perusahaan akan semakin senang karena akan semakin menguntungkan mereka.
Masalahnya, produksi listrik oleh PLN saat ini tidak mencukupi kebutuhan konsumsi listrik masyarakat. Jadi bukan berati kamu punya uang, maka bisa beli listrik sesukanya.
Kenapa baru beberapa tahun belakangan saja terjadi defisit listrik?, Dulu-dulu ngga?
Sebenarnya kenyataan ini di satu sisi menggembirakan. Karena dengan meningkatnya kebutuhan listrik, berarti negara kita mengalami peningkatan pembangunan di berbagai aspek. Lihat saja . berapa banyak mall berdiri beberapa tahun belakangan ini. Dulu di Medan cuma ada dua mall, Thamrin Plaza dan Deli Plaza, sekarang, aduuuh udah banyak banget, SUn Plaza, Medan Fair Plaza, Medan Mall, Center Point, Palladium, gede-gede lagi, bayangin aja sehari bisa makai berapa watt listrik.
Tidak itu saja, perumahan yang menjamur, pabrik-pabrik baru, yang semuanya itu meningkatkan konsumsi listrik kita. Sementara itu, pembangkit listrik yang notabene sebagai penghasil listrik tidak bertambah secepat pertumbuhan kebutuhan listrik. Makanya terjadi defisit listrik. Itulah kenyataan yang ada saat ini.
Bangun saja Pembangkit Listrik
Sebagai orang awam, kita mikirnya simpel, kok ngga dibangun saja pembangkit listrik lagi. Yaa... itu pasti sudah dipikirkan PLN, masalahnya membangun pembangkit listrik itu tidak gampang booo. Dananya mahal.Untuk menambah pasokan listrik, PLN membutuhkan dana sebesar Rp 143 Trilyun per tahun. Padahal kemaMpuan PLN hanya sekitar Rp 5.7 Trilyun per tahun. Waaah, besar sekali gap nya ya.
Kok bisa sih PLN ngga punya uang, jadi kemana selama ini uang pembayaran listrik dari pelanggan?
Nah itu juga masalahnya. Soalnya PLN menjual listrik ke pelanggan di bawah harga produksinya, atau dengan kata lain jual rugi. Makanya jangan dibayangkan PLN itu punya pabrik uang dari pembayaran listrik.
Jadi, kalau ada masyarakat yang berfikir , agar menyerahkan pengelolaan listrik kepada swasta, mungkin perlu dikaji lagi, siap ngga kita dengan harga listrik yang harus kita bayar nantinya. Gampangnya, coba saja hitung biaya untuk menghidupkan listrik dengan menggunakan genset. Berapa yang harus kita keluarkan per satu malam saja, kalikan 30 hari. Nah lho.
Banyak lagi permasalahan lain, bukan hanya masalah dana saja.
Contohnya di Sumatera Utara. Selama bertahun-tahun, pemerintah daerah sampai ke tingkat pusat tidak mampu membebaskan lahan di Pangkalan Susu untuk transmisi dari pembangkit ke distribusi. Hal itu membuat listrik yang dihasilkan pembangkit Pangkalan Susu berkapasitas 200 MW tidak bisa disalurkan ke masyarakat. Penyebabnya karena masyarakat meminta ganti rugi yang tidak wajar. Nah lho nah lho.
Belum lagi proyek pembangkit litrik tenaga air (PLTA) sigura-gura Asahan 3 yang masih mandek terkendala izin pakai hutan. Trus di Jawa Tengah, pembangkit listrik tenaga uap ( PLTU) dengan kapasitas 2 x 1.000 MW juga mengalami kendala karena mendapat penolakan sebab adanya kekhawatiran masalah pencemaran lingkungan.
Banyak banget masalah baik internal maupun eksternal yang menghambat pertumbuhan produksi listrik Indonesia.
Daripada kita terus-terusan menghujat PLN, nah sekarang nih saatnya memberi ide dan masukan kepada PLN agar ke depan bisa melayani lebih baik lagi.
Sebagai penduduk Sumut yang kerap didera pemadaman bergilir,
saya mau kasih ide ke PLN nih.
1. Penggunaan Listrik Bergilir Di saat beban Puncak
Setahu saya penggunaan listrik itu tidak merata sepanjang hari. Siang hari tentu lebih sedikit dibanding malam hari. hari libur pun tentu lebih sedikit dibanding hari kerja. Pemakain tertinggi itu ada pada saat beban puncak, yaitu antara jam 17.00 wib sampai dengan jam 23.00 WIB. Di saat ini pemakaian listrik di masyarakat memasuki tahap maksimal, rumah-rumah menyalakan lampu, lampu jalan pun dinyalakan, penggunaan alat listrik pun maksimal di jam ini. Tak hanya rumah tangga, mall pun turut menyumbang konsumsi listrik terbesar.
Saya sarankan , agar PLN mengeluarkan aturan, saat beban
puncak, mall-mall tidak boleh menggunakan listrik dari PLN, mereka harus
mengusahakan listriknya sendiri, dengan menggunakan genset atau pembangkit
sendiri. Dengan demikian, kebutuhan listrik rumah tangga akan tercukupi,
sehingga tidak akan ada lagi pemadaman di malam hari.
2.Memaksa Masyarakat Hemat Listrik
Kondisi saat ini, antara suplly listrik dan masyarakat mengalami kejomplangan. Hibauan penghematan listrik di masyarakat
sepertinya kurang berdampak sistemik. Toh walaupun dilakukan penggunaan listrik
bergilir seperti ide pertama, pemadaman bergilir di siang hari tetap tidak
terelakkan selama jumlah pasokan listrik tidak ditambah. Saatnya masyarakat
dipaksa untuk menghemat listrik.
Artinya. listrik yang ada saat ini, mau tidak mau harus
dipaksa untuk tercukupi, kalau mau tidak ada pemadaman bergilir. Caranya dengan
menjatah listrik per rumah tangga. Jadi setiap rumah dijatah, misalnya untuk
rumah dengan daya 900 kwh, jatah listriknya sehari hanya 700 watt, untuk rumah
dengan daya 1300 kwh, jatah listriknya sehari 1000 watt. Jadi saat pemakaian
melebihi 700 watt, listrik akan otomatis mati. Cara ini berbeda dengan sistem
listrik prabayar, dimana saat pulsanya habis, maka bisa diisi ulang. Dengan
sistem pemaksaan ini, jika jatah listrik habis kita tidak bisa isi ulang,
masyarakat mau ngga mau harus mengatur sendiri pemakaian listrik di rumahnya
kalau tidak mau listrik padam. Tentu dengan memperhitungkan antara kebutuhan
wajar dengan ketersediaan listrik setiap harinya. Setelah satu bulan, jatah
listrik akan kembali penuh lagi, begitu seterusnya.
Di masa awal mungkin akan banyak komplain, tapi toh saat ini
juga setiap hari selalu mati listrik. Kalau sudah terbiasa, masyarakat akan
bisa mengatur penghematan listrik dengan sendirinya. Sama saja seperti saat
ini, di Sumut, masyarakat sudah terbiasa untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang
membutuhkan listrik secepatnya saat listrik lagi menyala. Ala bisa karena biasa.
Sebenarnya
saat ini PLN sudah melakukan banyak perubahan signifikan. Salah satunya dengan
program PLN bersih yang menjadi budaya kerja perusahaan. Dengan membuka call
center 123 untuk melayani pemasangan baru, tambah daya maupun menampung keluhan
dan pertanyaan pelanggan, PLN telah berusaha menjangkau masyarakat lebih dekat
lagi.
Terkait
dengan ide di nomor dua tadi, PLN bisa mulai memasuki pelayanan dengan
memaanfaatkan teknologi informasi, baik melalui internet maupun melalui gadget.
Seperti
di bank, yang memiliki mobile banking, PLN juga bisa menggunakan mobile PLN.
PLN cukup membuat aplikasi seperti aplikasi mobile banking yang bisa didonlot
secara langsung di App store, Google play, atau BB world. Aplikasi ini berisi
Info tentang saldo listrik kita, status pelanggan, status permohonan (kalau
ada). Jadi cukup masukkan no pelanggan, semua info bisa di dapat.
4.
SMS Blast
Masih
terkait ide di atas. PLN juga bisa mengirimkan SMS blast ke semua pelanggan,
terkait info -info PLN. Diharapkan dengan ide no 1 dan 2 tidak ada pemadaman
bergilir lagi, jadi info di SMS blast bukan tentang pemadaman bergilir.
5.
Mengundang Investor
Cara-cara
di atas, dilakukan untuk masa PLN masih mengalami keterbatasan produksi
listrik. Tentu kita tidak ingin kondisinya seperti itu terus menerus. Karena
itu perlu dipikirkan juga untuk menerbitkan obligasi guna mengundang investor
menanamkan dananya ke PLN. dengan demikian kendala dana yag menjadi
penghambat dalam pembangunan infrastruktur listrik bisa teratasi. Tentu saja
dengan dukungan pemerintah agar peraturan yang ada tidak menghambatnya.
6.
Sosialisasi Tentang Kelistrikan
Salah
satunya dengan mengadakan lomba blog seperti yang berlangsung saat ini. Dengan
mengundang para blogger, untuk berpartisipasi mensosialisasikan program-program
PLN seperti lomba blog PLN Sehat yang lalu akan membuat PLN lebih dikenal dari pewarta amatir
yaitu para blogger yang biasanya menulis dengan bahasa yang lebih mudah
dimengerti oleh orang awam.
Itu enam ide saya utuk PLN. Nah sembari menunggu swasembada listrik terpenuhi,
sekarang ini sebagai masnyarakat Indonesia dan pelanggan PLN, kita dukung
program-program baik PLN, seperti PLN bersih itu, Bisakan juga menghemat penggunaan
listrik dan membayar listrik tepat waktu. Percayalah yang namanya perusahaan
itu pasti mempunyai tujuan untuk membuat pelanggannya puas.
Listrik
Untuk Hidup Yang Lebih Baik, semoga segera terwujud.
Sumber :
http://listrikindonesia.com/kelistrikan_swasta_ditantang_pln__401.htm
http://bisnis.liputan6.com/read/2029017/indonesia-terancam-krisis-listrik
artikel ideku Untuk PLN untuk Hidup Yang Lebih Baik sangat menginspirasi.
ReplyDeleteini artikel untuk lomba blogdetik PLN itu ya?
iyaaa. ikutan juga kan yaaaa. udah pengumuman dan ngga masuk xixixi
Deletetapi ga menang, hahahaha. salam kenal juga mas idrus. ntar saya BW ah ke blognya
ReplyDelete