Jejak-Jejak Karbon

Wednesday, February 27, 2013

Jejak-jejak Karbon

Belakangan saat saya menonton televisi, begitu banyak berita-berita mengerikan dan membuat terhenyak berseliweran. Mulai dari kasus korupsi yang melibatkan partai politik, narkoba, pengasuh yang membunuh bayi, sampai ibu yang membunuh anak kandungnya sendiri. Terlalu banyak berita buruk yang kita dengar memenuhi ruang publik dan ruang pribadi. Sangkin banyaknya kita sampai lupa pada masalah lain yang dari dulu sampai sekarang sedang mengancam kita sebagai manusia dan bumi yang kita tinggali ini.

Tengoklah beberapa waktu yang lalu, saat banjir besar menghantam Jakarta yang menyebabkan kerugian jiwa dan materi yang tidak sedikit. Ibukota sempat lumpuh selama beberapa saat. Atau lihat juga hantaman Topan Botchan di Filipina yang menewaskan sekitar 477 jiwa . Belum lagi Topan Nargis di Myanmar, dan yang masih basah diingatan kita bagaimana dahsyatnya Topan Sandy yang memporak porandakan Amerika Serikat pada November 2012 lalu.




Perlu kita ketahui, setiap tahunnya 250 juta orang menjadi korban bencana alam. Bukan hanya angin topan dan banjir, tapi juga bencana kekeringan, kebakaran hutan, kelaparan dan penyakit, yang merupakan imbas dari bencana tersebut. Sejak 1992 organisasi internasional mengeluarkan dana sekitar 2,7 miliar Dollar untuk mengurangi dampak dari bencana alam yang terjadi.

Walter Amman, Ketua Forum Risiko Global  memastikan, bahwa bertambahnya bencana alam akibat ekstremnya cuaca tidak diragukan lagi merupakan dampak dari perubahan iklim.

Salah satu contoh perubahan iklim yang nyata adalah tidak menentunya musim hujan dan musim kemarau. Padahal dulunya kita bisa memprediksi kapan saatnya hujan akan turun dan kapan kemarau tiba. Hal ini juga yang menjadi rambu-rambu para petani dalam memulai bercocok tanam atau para nelayan melakukan kegiatan melaut. Namun sekarang semuanya menjadi anomali.

Perubahan iklim adalah masalah yang mengancam kehidupan tidak hanya manusia, tapi seluruh makhluk hidup yang mendiami bumi ini, dan mungkin merupakan masalah paling rumit yang dihadapi para pemimpin dunia.

Perubahan iklim pada hakikatnya adalah suatu hal yang natural. Iklim bumi bersifat dinamis dan senantiasa berubah melalui siklus alamiah. Perubahan ini dapat dideteksi dan diteliti oleh pakar melalui bukti-bukti ilmiah yang tersimpan dalam lingkaran kambium pohon, inti lapisan es dan endapan lautan. Dari penelitian, diketahui bahwa perubahan iklim dewasa ini memiliki kecenderungan yang bersifat konstan, yakni meningkatnya temperatur global. Atau sering kita sebut dengan pemanasan global.

Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer,laut dan daratan bumi.Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.

Pemanasan global yang merupakan penyebab perubahan iklim memiliki penyebab yang beragam, namun dipercepat secara signifikan oleh aktivitas manusia.

Mengapa?

Karena dari tahun ke tahun, manusia mempermudah aktivitasnya dengan berbagai teknologi dan kemudahan-kemudahan yang sebagian besar melibatkan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara untuk kepentingan industri, konsumsi, dan transportasi. Yang kesemua aktivitas tersebut akan berdampak pada satu hal yaitu meningkatnya produksi dan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer bumi.

Gas-gas yang termasuk dalam gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida,  Dinitrogen oksida dan metana. Disebut efek rumah kaca, karena efek yang ditimbulkan menyerupai lapisan kaca dari sebuah rumah kaca. Matahari tetap leluasa memancarkan radiasi ke bumi, namun pantulan radiasi tersebut oleh permukaan bumi terperangkap oleh gas-gas tadi, sehingga lapisan bawah atmosfer secara lambat namun pasti akan mengalami peningkatan temperatur. Sebenarnya efek rumah kaca ini dibutuhkan bagi bumi, karena tanpanya suhu bumi tidak mungkin dapat ditinggali manusia. Namun seperti semua yang ada di dunia ini, jika kadarnya sudah berlebih maka bisa menyebabkan bencana.

Beberapa contoh signifikan akibat naiknya temperatur bumi adalah mencairnya es di Kutub Utara. Karena es meleleh, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit dibandingkan dengan es. Akibatnya radiasi matahari yang jatuh ke bumi akan semakin banyak yang terserap. Hal ini akan semakin meningkatkan temperatur bumi dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair. Begitu seterusnya


Efek lanjutannya, saat semakin banyak es yang mencair, maka permukaan air laut akan meningkat. Dengan peningkatan permukaan air laut dan volumenya, maka semakin banyak uap air yang akan menguap ke atmosfer. Uap air itu sendiri adalah gas rumah kaca. Uap air tersebut akan membentuk awan. Awan tersebut merupakan cikal bakal hujan, maka efek lanjutannya curah hujan akan semakin bertambah. Secara rata-rata sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.Badai juga akan lebih sering terjadi. Dengan kenaikan permukaan air laut juga, maka erosi akan semakin tinggi. Akibatnya ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, maka sedikit saja terjadi peningkatan air laut, akan menyebabkan banjir akibat air pasang

Selain itu, akibat temperatur bumi yang meningkat maka kandungan air di dalam tanah juga akan semakin mudah dan cepat menguap. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin juga akan bertiup lebih kencang dan bisa jadi dengan pola yang berbeda. Akan terjadi topan badai yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air.

PENYEBAB PERUBAHAN IKLIM

Banyak hal yang menjadi pemicu terjadinya pemanasan global yang berefek pada perubahan iklim, diantaranya  adalah Pelepasan Karbon. Karbon yang dilepas ke atmosfer akan membawa dampak buruk bagi lingkungan. Namun yang paling banyak pengaruhnya adalah :

Bahan bakar fosil
Penggunaan bahan bakar mau tidak mau tidak dapat dihindari. baik untuk transportasi maupun untuk industri. Bahan bakar yang memiliki rantai hidrokarbon, akan menghasilkan CO2 saat mengalami proses pembakaran. CO2 adalah salah satu gas rumah kaca. Semakin banyak konsumsi bahan bakar yang digunakan umat manusia makan konsentrasi CO2 di atmosfer pun semakin tinggi. Hal ini turut menyumbang naiknya temperatur bumi.

Peternakan dan Pertanian
Praktek-praktek pertanian tradisional seperti pembajakan sawah, disamping menggunakan bahan bakal fosil juga melepas CO2 ke atmosfer.
  • Membajak sawah juga membunuh mikroorganisme dalam tanah, ketika mikroorganisme tersebut mati, mereka akan terurai menjadi karbon dioksida.
  • Saat petani menambah pupuk penyubur nitrogen ke dalam tanah, beberapa dari nitrogen tersebut berubah menjadi Dinitrogen Oksida (N2O) yang merupakan gas rumah kaca yang sangat kuat.  
  • Praktek pertanian tradisional juga meninggalkan lahan kosong selama beberapa waktu, karena adanya masa tunggu sebelum menanam kembali. Karena tanaman menyerap karbondioksida dari tanah, maka jika tidak ada tumbuhan, tanah akan melepaskan karbondioksida ke atmosfer. 
  • Tidak itu saja, pemanfaatan lahan gambut yang dialihfungsi menjadi lahan sawit  juga turut menyumbang CO2. Karena selama pembakaran hutan, lapisan atas gambut juga terbakar dan melepas CO2. 
  • Sedangkan sawah yang tergenang akan melepaskan gas methan. Gas methan memiliki kekuatan 23 kali dibanding karbondioksida
  • Dekomposisi dari tumbuhan yang telah mati juga meningkatkan CO2.
Pada peternakan juga demikian,

  • Sapi menciptakan gas methan saat rumput mengalami peragian di dalam perut mereka, yang dikeluarkan dalam bentuk kotorannya.
  • Alih fungsi hutan menjadi lahan peternakan dan pertanian juga turut menyumbang CO2 karena dengan menebangi pohon-pohon berarti menurunkan penyerapan CO2 . 
Pembuangan sampah
Sampah yang kita buang baik sampah makanan, daun akan terkubur di tempat-tempat pembuangan sampah. Saat sampah yang berada paling bawah mengalami pembusukan, terbentuklah gas methan. Begitu juga saat kita membakar sampah. Akan terbentuk CO2.

Selain gas rumah kaca tersebut yang merupakan gas alami, ada juga gas rumah kaca yang tidak terbentuk secara alami namun turut andil dalam pemanasan global yaitu CFC ( Chloro Fluoro Carbon ).CFC tidak terbentuk secara alami. Biasa dipakai untuk proses industri dan dalam kehidupan sehari-hari. Yang paling familiar adalah penggunaan pada pendingin udara, pendingin di lemari es dan bahan pembakar pada aerosol. Hanya ada dalam jumlah kecil di atmosfer namun memiliki 10 ribu kali efek rumah kaca dari CO2. CFC juga menghancurkan ozon- bagian terpenting yang berasal dari lapisan atmosfer.

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

Perubahan iklim yang  terjadi tentu berdampak terhadap hidup kita saat ini dan kelangsungan hidup kita dan anak cucu di masa datang. Tanpa kita sadari perubahan iklim mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan, diantaranya :

Lingkungan
Banjir, topan, badai, erosi adalah dampak nyata dari perubahan iklim terhadap lingkungan. Seperti dijelaskan sebelumnya, mencairnya es di kutub Utara membawa serentetan pengaruh terhadap lingkungan kita. Mencairnya es di kutub tersebut turut berpengaruh terhadap kelangsungan hidup binatang yang ada disana seperti pinguin, anjing laut dan beruang kutub. Bisa -bisa mereka mengalami kepunahan.

Karena es mencair maka meyebabkan naiknya suhu air laut. Naiknya suhu laut menyebabkan kematian beberapa jenis makhluk hidup di dalamnya, seperti terumbu karang, fitoplankton. Bahkan ikan-ikan pun mengalami penyusutan ukuran akibat suhu laut yang meningkat yang menurunkan tingkat oksigen laut.

Di lingkungan hutan, dengan perubahan cuaca yang ekstrim,berpengaruh terhadap ekosistem hutan yang terancam oleh kebakaran yang terjadi akibat panjangnya musim kemarau. Kebakaran hutan juga dapat menyebabkan terancamnya flora dan fauna yang berada di dalam ekosistem hutan tersebut.

Kesehatan
Dalam bidang kesehatan perubahan cuaca yang ekstrim menimbulkan berbagai macam penyakit. Dari penyakit ringan seperti flu, alergi, hingga heat stroke. Bencana yang terjadi seperti banjir juga turut membawa berbagai penyakit akibat kekurangan air bersih yang menyebabkan diare, disentri , saluran pernafasan dan penyakit kulit. Banjir juga menyebabkan penularan penyakit dari nyamuk malaria akibat air yang tergenang

Tidak hanya saat banjir, saat kemarau pun menimbulkan berbagai macam dampak terhadap kesehatan. Saat udara panas akibat kemarau akan menyebabkan kekeringan yang dapat mendatangkan penyakit saluran pernafasan seperti asma dan alergi. Cuaca panas juga menimbulkan biang keringat, khususnya pada anak kecil dan bayi. Tentu ini pun akan menganggu kenyamanan dan kesehatan orangtuanya pula.

Sosial politik
Berbagai bencana yang terjadi, seperti banjir, topan badai mengakibatkan banyak masyarakat kehilangan tempat tinggal, kehilangan mata pencarian yang berdampak terhadap kemiskinan global. Disamping itu pada kondisi yang ekstrim, dampak dari peruabahan iklim  memaksa mereka untuk mengungsi ke daerah yang lebih aman. Hal ini akan menimbulkan masalah sosial yang serius. Depresi, stress dan rasa tidak nyaman serta trauma akibat apa yang dialami, kehilangan anggota keluarga misalnya akan membawa pengaruh yang berkepanjangan.

Gagal panen juga bisa menyebabkan kelaparan dan malnutrisi yang berpengaruh terhadap kestabilan politik di suatu negara.Kelaparan, kelangkaan bahan makanan, kelangkaan air dan dampak-dampak lain bisa menimbulkan dampak sosial lain berupa kejahatan, kekerasan bahkan pembunuhan

Ekonomi
Kesemua dampak yang disebabkan oleh perubahan iklim diatas ujung-ujungnya bermuara kepada dampak ekonomi. Perubahan iklim bertanggung jawab menyebabkan perubahan cuaca yang ekstrim, mulai dari kekeringan, banjir, hingga topan dan badai. Peristiwa tersebut merusak dan menghancurkan infrastruktur, rumah, jalan, dan melumpuhkan bisnis.

Contoh terdekat lihat saja saat terjadi banjir di Jakarta, berapa besar kerugian material yang harus ditanggung. Mobil-mobil banyak yang rusak, rumah yang harus diperbaiki, fasilitas umum yang harus dibenahi. Terputusnya jalur transportasi juga akan menambah biaya yang harus dikeluarkan. Bukan hanya kepada individu dan pemerintah, bahkan perusahan seperti asuransi pun turut menanggung deritanya.

Perubahan iklim tersebut juga berakibat pada musnahnya pertanian, gagal panen karena curah hujan yang tidak menentu. Gagal panen menyebabkan kelangkaan bahan pangan , imbasnya harga-harga akan meningkat. Di samping hasil pertanian , hasil peternakan juga akan mengalami kenaikan harga



Bencana yang diakibatkan perubahan iklim juga mendatangkan banyak penyakit akibat banjir, kekeringan dan kelaparan. Semua itu dibutuhkan lagi-lagi dana yang tidak sedikit dalam pemulihannya.

Jika tidak diantisipasi dampak dari perubahan iklim dalam hal ini pemanasan global akan membawa masalah sangat serius bagi penduduk bumi ini.

BAGAIMANA KITA MENGHADAPINYA?

Dari uraian diatas, sekarang kita tahu bahwa perubahan iklim nyata terjadi dan merupakan ancaman besar bagi bumi dan penghuninya.Perubahan iklim akan mempengaruhi sebagian besar aspek kehidupan masyarakat, termasuk air,energi,sistem transportasi,, kesehatan dan tentu saja kualitas hidup. Namun sebagai manusia yang diberi akal dan pengetahuan kita tidak harus larut dalam ketakutan ancaman perubahan iklim. Kita bisa tetap bertahan hidup dengan nyaman dengan belajar melakukan adaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.

Adaptasi adalah cara kita menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kalau dalam teori evolusi salah satu contoh adaptasi yaitu paruh burung yang berubah bentuk menyesuaikan dengan ketersediaan makanan. Sedangkan adaptasi terhadap perubahan iklim, bisa dilakukan sebagai berikut :

Terhadap Sumber Daya Air
Adanya dua musim di Indonesia sebenarnya merupakan suatu keuntungan yang harus kita manfaatkan. Banjir disaat curah hujan tinggi dan kekeringan disaat kemarau memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menyiasatinya., dengan cara :
  • Menampung dan menyimpan air yang berlebih kala musim penghujan. Dengan memanen hujan salah satunya, yaitu penampungan pada waduk atau penampungan melalui atap gedung seperti yang telah dilakukan di negara-negara maju. Air dari atap akan mengalir menuju talang air, disitu perlu dipasang semacam saringan untuk memisahkan kotoran yang ada. Selanjutnya air yang sudah bersih melalui pipa disalurkan ke bak penampungan. Sederhananya seperti itu . Jepang adalah negara yang telah menerapkan penampungan air dari atap gedung ke dalam bak penampungan.

          
  • Perbaikan manajemen dan  pemeliharaan sistem penyediaan air yang ada. Seperti di kota-kota besar dimana telah menggunakan air PAM untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan manajemen yang teratur merata dan efisien, maka ketersediaan air dapat diperpanjang masanya.

Pertanian
Jika tidak disiasati, perubahan iklim dapat mengancam ketersediaan pangan kita. Karena itu perlu dilakukan langkah-langkah konkrit, seperti:

  • Memperbarui konstruksi bangunan irigasi dan peyediaan airnya, sehingga tidak terpengaruh terhadap perubahan cuaca. Dengan irigasi yang baik maka lahan pertanian dapat terairi sepanjang tahun. Musim hujan atau musim kemarau tidak akan memperngaruhi hasil panen.
  • Pengenalan jenis tanaman baru yang tahan terhadap perubahan iklim dan cuaca. Bisa juga dilakukan pengembangan jenis tanaman yang ada sehingga toleran dan resisten terhadap kekeringan, hama dan penyakit.
  • Diversifikasi dan intensifikasi tanaman pertanian dan perkebunan.Dengan begitu diharapkan hasil panen lebih optimal dengan kuantitas yang memedai bagi kebutuhan pangan kita.
Kehutanan
Hutan merupakan salah satu ekosistem yang terancam kelangsungannya jika masyarakat tidak siap dalam mengantisipasi perubahan iklim. Karena itu, pihak kehutanan dapat melakukan langkah-langkah berikut :
  • Penciptaan taman, cagar alam dan koridor keanekaragaman hayati
  • Perbaikan sistem manajemen hutan, termasuk deforestasi
  • Perbaikan penyimpanan karbon oleh hutan dengan pengawasan terhadap penebangan hutan liar
  • Memiliki sistem peringatan dini terhadap kemungkinan kebakaran hutan
Cara-cara ini dapat terlaksana jika pemerintah aktif dan turut andil dalam beradaptasi dan mengantisipas dampak dari perubahan iklim yang pasti terjadi.

Pesisir Pantai
Daerah pesisir adalah daerah paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, karena itu perlu dilakukan langkah-langkah adaptasi untuk meminimalkan hilangnya nyawa dan kerusakan materi yang terjadi, meliputi:
  • Adanya jaringan peringatan lokal, regional dan nasional untuk memberi peringatan kepada penduduk sekitar. Contohnya seperti Early Warning System Tsunami, banjir, dan topan. Dengan EWS yang sebelumnya telah dilakukan sosialisasi dan pelatihan, diharapkan jika terjadi suatu bencana  masyarakat akan lebih siap dan tahu apa yang harus dilakukan. Hal ini akan mengurangi jumlah korban dan kerugian yang mungkin terjadi.
  • Perlindungan dan konservasi terumbu karang, rumput laut dan vegetasi pinggir pantai untuk mencegah kepunahan. Karena jika tidak dilindungi, akibat suhu air laut yang meningkat bisa menyebabkan ekosistem laut terganggu dan lama-kelamaan jika tidak ditanggulangi bisa menyebabkan keunahan
  • Penelitian dan pengawasan ekosistem pesisir pantai. Dengan dilakukannya penelitian diharapkan dapat diketahui pola penyebab dan pengaruh perubahan iklim terhadap ekosistem pesisir pantai. Hasilnya dapat digunakan untuk mencegah hal buruk yang mungkin terjadi dan memaksimalkan kemungkinan penyelamatan ekosistem pesisir pantai (6)
Contoh :
Di salah satu desa pesisir di Vietnam, masyarakatnya mengatasi topan dengan menanam pohon bakau. Tanggul yang pernah dibangun saja roboh saat topan datang, namun dengan penanaman bakau, desa mereka terlindungi dari topan yang menghancurkan pinggiran pantai.(7)

Kesehatan
Perubahan cuaca berdampak langsung terhadap kesehatan. Masa pancaroba dimana penyakit banyak berjangkit.Penularan peyakit akibat cucaca yang kurang bersahabat juga turut memperparah dampak kesehatan yang terjadi. Karena itu perlu dilakukan hal-hal berikut:
  • Pembenahan sistem kesehatan lokal dan nasional meliputi fasilitas dan pelayanannya. Saat ini pemerintah sudah memfasilitasi kemudahan layanan kesehatan dengan jamkesnas. Akibatnya jika diterapkan sesuai dengan seharusnya maka masyarakat akan lebih tenang.
  • Penelitian dan pengembangan vaksin dan obat-obatan untuk mengantisipasi berbagai penyakit yang timbul akibat perubahan iklim.Obat dan vaksin untuk penyakit mewabah dan menular sangat mutlak diperlukan. Karena kita tidak tahu kapan bencana akan datang.
  • Perbaikan respon gawat darurat salah satunya dengan sistem peringatan dini, sehingga lebih cepat tanggap
  • Penyuluhan dan sosialisasi penanggulang pertama pada penyakit yang sering mewabah
Ekonomi
Dampak dari semua sektor perubahan iklim berujung pada ekonomi, karena itu, adaptasi ekonomi dilakukan dengan cara
  • Kerusakan infrastruktur yang mungkin terjadi, membuat masyarakat dan pemerintah harus beradaptasi dengan penyebaran resiko keuangan seperti asuransi mikro, obligasi bencana untuk membantu pembangunan kembali dana dan pemulihan setelah bencana cuaca. Menurut pengalaman, berbagai bencana yang terjadi dan mengakibatkan rusak atau hilangnya barang pribadi. Asuransi merupakan salah satu bentuk adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim. Memindahkan resiko kepada perusahana asuransi adalah langkah cerdas utnutk mengamankan ekonomi keluarga dan negara.
  • Dalam membangun sarana dan prasana baru juga perlu diperhatikan kualitas bangunan dan investasi yang ditanam agar lebih tahan terhadap bencana. Seperti tanggul pada pantai yang akan melindungi masyarakat jika terjadi pasang.
Di Kanada, pembanguan infrastruktur sudah disiapkan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim seperti dapat menahan curah hujan ekstrim, tingkat es dan salju serta perubahan permukaan laut.Pemerintah juga sudah menginvestasikan miliaran dolar dalam dekade mendatang untuk proyek-proyek infrastruktur baru yang tahan terhadap perubahan iklim. (8)

Sosial Politik
  • Memajukan hak-hak perempuan dan memberikan pendidikan yang memadai serta melibatkan perempuan dalam perencanaan penganggulangan bencana. Karena biasanya pihak perempuanlah yang ada di lokasi pada saat bencana terjadi. Di India, para wanita diberikan pendidikan untuk penganggulangan pertama pada bencana.
  • Merencanakan jalur evakuasi dan pengungsian pada daerah-daerah yang paling rawan terhadap perubahan iklim. Bahkan di Kiribati Australia pemerintahnya sudah menetapkan Timor Leste sebagai daerah pengungsian terakhir apabila bencana alam mengakibatkan masyarakat harus meninggalkan rumah mereka.(9)
Dengan melakukan adaptasi di semua lini kehidupan, perubahan iklim yang niscaya memang pasti akan berdampak terhadap kehidupan masyarakat dapat diminimalisasi pengaruh buruknya.

Namun, walaupun adaptasi terhadap perubahan iklim dapat membuat kita bertahan hidup di bumi ini, sebenarnya yang paling baik adalah berusaha mencegah perubahan iklim lebih memburuk lagi. Yaitu dengan cara mengurangi penyebabnya. Dengan kata lain pengurangan emisi karbon sebagai bahan penyebab utama pemanasan global mutlak perlu dilakukan.

Sejak tahun 1990 melalui protokol Kyoto, para pemimpin dunia telah berunding untuk membicarakan masalah perubahan iklim yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Protokol Kyoto sendiri berisi tentang perjanjian antarnegara untuk bersama-sama mencegah dan mengurangi perubahan iklim dengan mengurangi emisi karbon di negara masing-masing (10)

Daripada menggantungkan beban pada pemerintah,  ada beberapa hal sederhana yang dapat kita lakukan untuk meminimalkan emisi karbon ke muka bumi. Kalau pernah mendengar Jejak -Jejak Air, maka untuk mengurangi emisi karbon kita perlu tahu Jejak-jejak Karbon dalam keseharian kita. Jejak-jejak karbon ada hampir di setiap kegiatan yang kita lakukan sehari-hari. Dengan mengetahuinya, maka kita dapat meminimalisir produksi karbon sehari-hari.

Caranya?

Apa yang menjadi penyebab, maka bisa menjadi solusi

Kendaraan
Kendaraan merupakan salah satu dari tiga besar penghasil emisi karbon di udara. Hal yang dapat kita lakukan adalah kalaupun perlu membeli kendaraan belilah  kendaraan yang paling efisien. Efisien salah satunya dengan membeli kendaraan sesuai ukuran kebutuhan. Kendaraan ukuran kecil biasanya lebih ekonomis, karena membutuhkan bahan bakar yang lebih sedikit.Untuk menghemat penggunaan bahan bakar, gunakanlah bahan bakar yang sesuai dengan mesin mobil kita, jika memungkinkan pilih bahan bakar dengan angka oktan tinggi sehingga pembakaran di mesin lebih sempurna.

Pastikan Ban Kendaraan Penuh
Pastikan ban tidak kempes. Dalam keadaan ban penuh, jarak tempuh yang bisa dicapai akan semakin jauh untuk penggunaan bahan bakar yang sama.,sehingga akan mengurangi emisi karbon karena pembakaran bensin. Hal ini akan menghemat 150 kg karbon dioksida untuk setiap 10.000 mil bekendara.

Rencanakan Perjalanan Anda
Dalam melakukan perjalanan, akan jauh lebih efisien jika kita mengetahuui rute perjalanan yang akan kita tuju. Dengan begitu kita bisa mencari jarak terdekat dan tercepat untuk mencapai tujuan.Hindari jalan yang membelah kota besar dan dihiasi dengan stoplights, persimpangan dan pejalan kaki. Jalan tol adalah alternatif terbaik. Dapat juga melakukan pengecekan melalui siaran radio untuk mengetahui jalan mana yang sedang ada gangguan, kemacetan, kecelakaan ataupun hal-hal yang menghambat perjalanan.

Sediakan Waktu Yang Cukup
Bahkan untuk pergi bekerja sehari-hari, usahakan berangkat dari rumah tidak mepet jam masuk kantor. Kemanapun tujuan kita, selalu sediakan waktu yang cukup untuk sampai kesana. Tanpa stres terlambat, kita akan berkendara dengan tenang, mengerem dengan lembut menghindari kecepatan tinggi dan kesemuanya itu
akan menghemat penggunaan bahan bakar.

Namun dari kesemua langkah-langkah tersebut, cara yang paling ampuh untuk megurangi konsumsi bahan bakar adalah dengan meminimalkan penggunaan kendaraan bermotor. Berjalan atau bersepeda menghemat 1/2 kg karbon setiap mil kita berpergian.Jika memang benar-benar perlu menggunakan kendaraan  pakalilah kendaraan secara beramai-ramai, menggunakan angkutan umum misalnya. Cara lain adalah dengan mengurangi konsumsi bahan bakar seperti :

Teleconference
Untuk pertemuan kantor, rapat yang mengharuskan pembicaraan antar daerah atau malah antar negara, gunakan telepon atau teleconference. Hal ini akan menghemat waktu, uang dan emisi karbon. Pesawat menghasilkan emisi karbon 12 persen dari total emisi sektor transportasi.

Berfikir Global dengan bertindak secara Lokal
Berbelanja di supermarket mungkin kelihatan keren. Namun bayangkan bisa jadi makanan yang dibeli di supermarket telah melalui perjalanan dengan pesawat dari sisi dunia lain. Pembakaran bahan bakar fosil dalam perjalanan meningkatkan emisi karbon. Berbelanja di pasar tradisional lebih menguntungkan, disamping akan menemukan makanan segar dan sehat juga menyelamatkan iklim kita.



Perubahan paradigma mungkin perlu dilakukan. Di Indonesia belanja di supermarket terkesan mewah dan prestise, padahal di Jenewa orang yang berbelanja di pasar berarti masuk kategori orang mampu karena bahan di pasar pasti lebih segar daripada di supermarket dan itu berimbas kepada harga barang. Namun kalau di kita, belanja di pasar tradisional dianggap tidak keren. Padahal sayur mayur, daging dan buah-buahan di supermarket telah melewati berapa benua, mengalami proses penyimpanan yang lama sampai akhirnya dipajang di supermarket dan kita masukkan ke keranjang belanjaan.

Lampu Hemat Energy
Jika tidak perlu menggunakan lampu, jangan nyalakan. Misalnya pada pagi dan siang hari. Untuk itu konstruksi bangunan juga bisa disiasati sehingga memungkinkan sinar matahari masuk ruangan.Contohnya jangan menggunakan atap yang melengkung ke bawah yang menghalangi sinar matahari,bisa disiasati dengan memperbanyak kaca di ruangan. yang menghadap ke luar.  Jika terpaksa menggunakan lampu, gunakan lampu neon, jangan lampu pijar. Akan menghemat 500 kg karbon untuk setiap lampu pijar yang diganti dengan neon sepanjang umur bohlam

Daur Ulang
Gunakan produk daur ulang. Kertas,kaca,logam dan plastik yang didaur ulang akan mengurangi emisi karbon karena menggunakan energi lebih sedikit untuk memproduksinya. Kertas daur ulang juga menghemat pohon dan memungkinkan pohon tersebut terus mengurangi perubahan iklim karena ia akan menyerap karbon dari atmosfer. Kenyataannya
  • Industri kertas adalah salah satu pemakai energi bahan bakar  terbesar di dunia
  • Untuk memperoduksi 1 ton kertas dibutuhkan 3 ton kayu dan 324 liter air
  • Untuk memproduksi 1 ton kertas dihasilkan 2.6 ton karbondioksida atau setara dengan gas buang yang dihasilkan mobil selama 6 bulan
Bayangkan berapa banyak karbon yang kita hemat jika menggunakan kertas daur ulang.

Beli Peralatan Elektronik Hemat Energy
Misalnya untuk pemanas air di rumah. Jika bisa gunakan pemanas dengan tenaga surya jangan gunakan yang tenaga listrik. Mesin cuci bisa kita pilih yang satu tabung, Air Conditioner yang menggunakan teknologi inverter karena hemat energy. Biasanya pada kemasan dan spesifikasi produk tertulis kansumsi listrik yang harus digunakan.

Pertanian dan Peternakan
Pertanian dan peternakan merupakan sumber emisi gas rumah kaca. Karena merupakan penyebab maka kedua sumber ini bisa menjadi solusi pengurang karbon. Salah satunya dengan penggunaan pupuk organik untuk pertanian, pengurangan konsumsi daging dalam menu sehari-hari,maupun pemanfaatan gas methan yang dihasilkan kotoran sapi sehingga bisa digunakan secara opitmal dan menceagh gas tersebut menyebar ke atmosfir.

Tanam Pohon/tanaman asli
Dari semua langkah untuk mengurangi emisi karbon, yang paling berpengaruh signifikan adalah dengan menanam pohon. Pohon menyerap karbondioksida dari udara dan menggunakannya sebagai sumber energi untuk menghasilkan oksigen untuk kita bernafas.Sebuah pohon dapat menghemat emisi karbon 350 hingga 3500 kg karbon selama hidupnya.Sebuah pohon yang merimbuni rumah juga menyejukkan rumah sehingga mengurangi energi yang dibutuhkan untuk menyalakan AC.

Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan bumi ini. Beradaptasi dengan perubahan iklim dan turut mencegah lebih buruknya dampak dari perubahan iklim. Sama seperti yang dilakukan oleh Oxfam.

Oxfam adalah konfederasi Internasional dari tujuh belas organisasi yang bekerja bersama di 92 negara sebagai bagian dari sebuah gerakan global untuk perubahan. Dengan berfokus pada pembangunan penanggulangan bencana dan advokasi, bekerjasama dengan mitra lainnya untuk menguragi penderitaan di seluruh dunia. Oxfam berdedikasi untuk memerangi kemiskinan dan ketidakadilan di seluruh dunia. Yang mana salah satu penyebab kemiskinan tersebut adalah imbas dari perubahan iklim

Bukan hanya oxfam dan pemerintah yang bisa melakukan gerakan perubahan. Kita pun bisa melakukannya. Mulai dari diri sendiri, mulai dari saat ini.


Judul Terinspirasi dari Jejak-Jejak Air

Gambar : Koleksi Pribadi, Created by windiland

Sumber :
  1. http://www.climatechangesask.com/html/learn_more/Impact_Adaptation/Impacts_expected_doing/Communities_Imp_Adapt/index.cfm
  2. http://www.scientificamerican.com/podcast/episode.cfm?id=how-to-adapt-to-climate-change-12-05-06
  3. http://www.ec.gc.ca/envirozine/default.asp?lang=En&n=3D5D530C-1
  4. http://www.indybay.org/newsitems/2013/02/14/18732020.php
  5. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
11 comments on "Jejak-Jejak Karbon"
  1. keren Wind.. panjang beneerrr.. komplet dah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaaa panjang. Bingung aku menyingkatnya, krn perasaan semua penting xixixi. makasi mba udah nyempetin baca

      Delete
  2. Wahh.. lengkap mbak.. sebab dan akibatnya komplit.
    Gambar sapinya itu lho.. hehehe.. lucu..
    Sukses yo mbak win.. :D
    ayu punya masih tersimpan di draft.. :( mumet mau lanjutin.. baca mbak punya jadi pengen ngelanjutin yg didraft..

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo dilanjutin, mamsih ada waktu. sapinya lucu yaah aku juga suka hehehe

      Delete
  3. panjang dan kumplit kalipun kak. sepektakuler dan patenlah. sukses ya kak.*logat medan.^_^

    ReplyDelete
  4. Waaah bumil ini kuat banget ikut lomba .. napasnya masih panjang :)
    Ini nasihat yang super lengkap :)
    *jadi minder*

    ReplyDelete
    Replies
    1. xixixi ini nulisnya pakai jeda beberapa kali mbaaa, ngga kuat kalo sekali nafas

      Delete
  5. Hebat tulisannya,lengkap semuanya,mohon ijin di copy....

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung. Semoga senang yah main kesini :)

Custom Post Signature