Sebuah Pertanyaan tentang Cinta

Saturday, February 12, 2011



Di sebuah taman di tengah kota.angin sedang bergulat dengan gundahnya.
Sudah berhari-hari ini ia ingin menumpahkan kekesalannya, tapi ia tidak tahu kepada siapa ia harus berbicara . Biasanya pepohonan hanya diam kalau ia bercerita. Rumput-rumput hanya akan cekikikan mendengar keluh kesahnya.

Tiba-tiba ia teringat si Mentari yang hari ini tampaknya sedang bergembira. Ia bersinar hangat menandakan suasana hatinya sedang berbunga-bunga..

“aku ga butuh cinta” kata angin kepada Mentari. Cinta hanya membuat menderita,keluhnya lagi


Mentari mendengarkan sambil bersandar di awan

Kau lihat Tari gadis di tepi kolam sana. Aku mengikutinya dari kemarin.Cinta telah meninggalkannya. ,sekarang dia sendiri.

“Hmmm,”gumam Mentari sambil menoleh ke arah yang ditunjuk angin.

“ aku ga butuh cinta” Angin terus bergerak,kali ini ia berbicara kepada dedaunan.
“ cinta tidak setia. Dia hanya hadir saat dirimu sedang indah.

” Lihatlah mawar disana. Saat ia memerah,menawarkan harumnya,berebut kumbang-kumbang itu membelainya.mencumbunya,bercengkrama dengannya. Tapi sekarang!! lihatlah , tak satupun yang menemaninya,

Mentari mendengarkan takjim,awan-awan mulai bergerak, sinar mentari yang tadinya hangat mulai menyengat.
” ah aku kasihan padanya,sebaiknya kurengkuh saja dia dalam ragaku,agar tak terlihat lagi keputusasaan dalam layunya”

“Kau tau,Tari”,angin masih bercerita,
“kemarin siang aku menyempatkan diri ke pemakaman seorang artis ternama negeri ini. Seolah-olah mendung menggelayuti wajah para pelayatnya.
Kekasihnya begitu bersedih.Air mata tak berhenti membasahi wajah cantiknya, dan kau pasti tau apa yang ditangisinya.

Cinta, Tari.

Cinta itu membuat menderita,dia hanya meninggalkan luka menganga yang entah kapan sembuh.
Coba kalau dia bukan seseorang yang dicintainya,ceritanya pasti lain.Mungkin ia cuma akan menghapus sudut matanya dengan jari-jari lentiknya.

“Kalau begitu,untuk apa ada cinta??“ Tanya Angin . “Bukankah harusnya cinta membuat kita bahagia,? Tapi ,mana ?.aku hanya melihat kehancuran karena cinta.

Atas nama cinta kepada Sang Khalik, Sekelompok ormas membantai saudara sendiri. Apakah itu cinta??

Lalu dimana cinta saat kemarin seorang tukang becak mati kelaparan?? “ teriak angin.
Mentari hanya tersenyum,

“ Tari kenapa kau tersenyum? Apa kau mengejekku? Angin bertiup gusar, menggoyang daun asoka yg dilewatinya.

“Tak ada yang tidak bermanfaat di dunia ini,” sahut mentari

Baiklah akan kuceritakan kepadamu sebuah cerita tentang cinta.

Dahulu kala Tuhan menciptakan dua makhluk bersamaan,yaitu Nafsu dan Akal. Nafsu diberi kebebasan untuk berkeliaran di muka bumi ini,sedangkan Akal ditugaskan untuk selalu mengawal kemana Nafsu melangkah. Namun tampaknya Nafsu tidak suka berdekatan dengan Akal,menurutnya Akal terlalu banyak pertimbangan,kuno, ga asik.

Nafsu selalu berusaha menghindari Akal.terkadang dia pergi saat Akal lagi lengah.Tapi Akal selalu siaga,karena dia sudah berjanji pada Tuhan untuk tidak pernah membiarkan Nafsu tanpa pengawasannya. Nafsu sangat membenci Akal. Dia ingin bebas,Dia selalu memojokkan Akal dengan tipu muslihatnya,. Selama ini Akal selalu bersabar dengan perlakuan Nafsu yang semena-mena terhadapnya.

Hingga suatu hari Akal melihat Nafsu sedang bercengkrama dengan sepasang remaja di sudut taman.Nafsu begitu gembira bersama mereka,tertawa begitu akrab,Akal memperingatkan Nafsu untuk meninggalkan mereka.namun Nafsu tak menggubrisnya.
Mereka bertengkar hebat. Nafsu menghardik Akal,bahkan Akal dihempaskannya hingga terjatuh membentur pinggir kolam. Meninggalkan luka-luka di tubuh Akal .Akal babak belur, harga dirinya tercabik-cabik. Dia tak sanggup lagi. Akal pergi meninggalkan Nafsu.Dia sudah capek menghadapi Nafsu yang semakin lama semakin beringas .

Kemudian Akal mendatangi Tuhan .
” Tuhan,aku minta maaf,aku tak sanggup lagi mengawal Nafsu. Berikanlah aku pasangan hidup yang baru”.keluh Akal kepada Tuhan.

Sambil tersenyum Tuhan membelai Akal,” Aku tau tugasmu begitu berat,tak mudah memang mengawal Nafsu,dia kuciptakan dengan sifat-sifat unik yang lain dengan dirimu,karena itulah Aku menjadikan kalian berpasangan,agar kau bisa menjaganya,bisa membimbingnya, karena kau kuberi kelebihan ilmu darinya.

“ tapi Dia sudah keterlaluan Tuhan, “ kini Akal mulai terisak-isak, Dia tak pernah menghargaiku,aku selalu diacuhkannya. Sering dia mengejek dan menertawaiku. Dia bilang aku udik, aku penakut.” Akal mulai histeris.

Tuhan hanya tersenyum mendengarkan Akal. “ baiklah,kalau itu maumu,akan kuberikan kau jalan keluar. Bagaimanapun juga kau kuciptakan untuk mengawal Nafsu,jadi sampai kiamat kelak tugas itu harus kau laksanakan. Namun untuk menemanimu akan kuberi kau teman baru. Dia akan membantumu karena dia suka berbuat apapun tanpa pamrih. Kau akan bekerja sama dengannya,dia sangat kuat namun kadangkala dia begitu lemah. Aku harap kau cocok dengannya.”

Lalu Tuhan menciptakan Cinta untuk menemani Akal dan Nafsu
Nafsu sangat gembira mendapat teman baru seperti Cinta. Cinta begitu lembut,indah dan tidak suka ngatur seperti Akal.

Hari-hari berlalu ,Nafsu dan Cinta sering pergi bersama. Terkadang bertiga dengan Akal,namun tak jarang mereka hanya berduaan. Sejak ada Cinta,Nafsu mulai berubah,ia tidak seberingas dulu lagi. Cinta dengan kelembutannya selalu membelai Nafsu saat ia marah,menenangkannya saat Nafsu gundah. Namun terkadang Cinta akan sangat keras pada Nafsu jika ia mulai berontak.

Akal juga sangat senang dengan Cinta. Cinta telah membuat tugasnya lebih ringan. Bahkan sejak ada Cinta ia dan Nafsu mulai akrab. Nafsu mulai mau mendengarkannya,walau terkadang masih sering membandel.namun Akal selalu mengingat kata-kata Cinta bahwa memang sudah sifatnya Nafsu itu suka melawan, jadi menghadapinya harus dengan kesabaran.

Begitulah akhirnya persahabatan diantara mereka terjalin. Cinta dan Akal selalu menemani Nafsu kemanapun,dan tidak pernah terpisah. Mereka saling melengkapi. Akal kadang sangat kaku,maka Cinta akan melunakkannya.Demikian juga saat Cinta mulai goyah karena rengekan Nafsu maka Akal akan mengingatkannya.

Hmmmm, Angin masih bertiup,kali ini sepoi-sepoi karena terlena dengan cerita sang Mentari.

“ begitulah cinta itu “ kata Mentari pada Angin.

dia diciptakan untuk mendamaikan perselisihan. Melunakkan kekerasan, menjembatani perbedaan.

Jadi jika sekarang kau lihat bentuk cinta yang tidak seperti itu,maka itu bukan kesalahannya.
Terkadang Nafsu mengalahkan Cinta, maka hancurlah semua.
Suatu saat bisa juga Akal terlalu mendominasi sehingga Cinta harus mengalah.”

Angin mulai terdiam, dipandanginya sang mentari yang sedari tadi tersenyum padanya.

“ terima kasih Tari,kau sudah menyadarkanku,

tak seharusnya aku menyalahkan Cinta, Cinta itu tidak pernah salah,hanya saja terkadang ia berada di tempat yang tidak tepat. Baiklah aku akan menceritakan kisah ini kepada siapa saja yang kutemui,agar mereka lebih bisa menghargai Cinta.”

Angin perlahan meninggalkan taman kota tersebut dengan wajah yang berseri-seri. Orang-orang di taman itu mulai beranjak pergi. Lampu-lampu kota mulai dinyalakan . Mentari pun bangkit menuju ke peraduannya. Tugasnya hari itu telah selesai. Sudah saatnya ia berganti tugas dengan sang rembulan yang akan menceritakan kisah cinta yang baru.

Custom Post Signature